Вы находитесь на странице: 1из 9

Evaluasi Program Pemberantasan Diare UPTD Puskesmas Wanakerta Periode Januari 2013

sampai dengan Desember 2013


Vita Nova Latuheru
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Abstrak
Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
bahkan di beberapa daerah dengan kondisi tertentu dapat timbul dalam bentuk Kejadian Luar
Biasa (KLB) disertai angka kematian yang tinggi. Diperkirakan kasus diare di Puskesmas
rata-rata 150.000 kasus setiap tahunnya. Dari hasil survei Subdit diare, angka kesakitan diare
pada semua umur tahun 2010 adalah 411/1000 penduduk. Evaluasi program pemberantasan
diare dilakukan di Puskesmas Wanakerta periode Januari 2013 sampai dengan Desember
2013 dengan metode pendekatan sistem didapatkan hasil angka kesakitan 12/1000, angka
kematian 0/1000, dan tidak pernah terjadinya KLB dalam periode ini. Cakupan penemuan
penderita diare secara pasif 57%, distribusi logistik oralit tiap penderita sebesar 50%,
cakupan oralit tiap kader 0%, cakupan kebutuhan oralit 26,70%, cakupan kegiatan
penyuluhan mengenai PHBS dan diare sebesar 25%. Ditemukan dua prioritas masalah yaitu
cakupan penemuan penderita diare secara pasif dan penyuluhan kelompok mengenai PHBS
dan diare hanya 3 kali per tahun . Penyebab masalah adalah Kurangnya kesadaran masyarakat
karena rendahnya tingkat pendidikan dan pendapatan yang pada akhirnya mencari
pengobatan ke tempat selain tenaga kesehatan, banyaknya pasien yang melakukan
pengobatan dengan membeli obat sendiri ke warung atau apotek, kurangnya kerjasama
dengan pihak lain seperti bidan dan mantri dalam pendataan penderita diare, dan banyaknya
pasien yang langsung berobat ke rumah sakit di daerah kota besar, dan tidak ada struktur
organisasi tertulis yang terinci dan jelas dalam pembagian tugas dan pelaksanaan tugas untuk
program P2Diare. Pihak Puskesmas disarankan untuk melakukan penyuluhan kelompok yang
dijadwalkan sebanyak minimal satu kali per bulan, menyusun pembagian tugas secara jelas
dan tertulis serta penting dilakukan pemantauan terhadap berjalannya kegiatan program oleh
Kepala Puskesmas atau koordinator Pemberantasan Penyakit Menular (P2M).
Kata Kunci : Diare, KLB, angka kesakitan diare, angka kematian diare.

I.
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penyakit diare sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia dimana hal ini
dapat dilihat dengan meningkatnya
angka kesakitan diare dari tahun ke
tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak
meninggal setiap tahun karena diare,
sebagian kematian tersebut terjadi di
negara berkembang. Menurut World
Health Organisation (WHO), di negara
berkembang
pada
tahun
2003
diperkirakan 1,87 juta anak balita
meninggal karena diare, 8 dari 10
kematian tersebut pada umur kurang
dari dua tahun. Rata-rata anak usia
kurang dari tiga tahun di negara
berkembang mengalami episode diare
tiga kali dalam setahun.1,2
Kematian diare pada anak balita
75,3 per 100.000 balita dan semua
umur 23,2 per 100.000 penduduk
semua umur (hasil SKRT, 2001). Diare
merupakan penyebab kematian nomor
empat (13,2%) pada semua umur
dalam kelompok penyakit menular.
Proporsi diare sebagai penyebab
kematian nomor satu pada bayi
postneonatal (31,4%) dan pada anak
balita (25,2%) (hasil Riskesdes,
2007).Walaupun
angka
kematian
karena diare telah menurun, namun
angka kesakitan karena diare tetap
tinggi baik di negara maju maupun
negara berkembang. Di Indonesia,
dilaporkan bahwa tiap anak mengalami
diare sebanyak 1,3 episode per tahun
(Depkes, 2003).Hasil survei Subdit
diare, angka kesakitan diare semua
umur pada tahun 2003 adalah 374 per
1000 penduduk, tahun 2006 adalah 423
per 1000 penduduk, tahun 2010 adalah
411 per 1000 penduduk dan tahun
2012 adalah 214 per 1000 penduduk 1,2
. Virus penyebab utama diare
adalah Rotavirus dan Adenovirus yang
merupakan agen etiologi sebanyak
70% kasus diare akut pada anak-anak
sedangkan infeksi karena bakteri hanya

8,4%.1,3 Penyakit diare merupakan


salah satu dari penyakit yang dikenal
sebagai Water Borne Disease.1,3,4
Penggunaan sumber air bersih yang
masih rendah mengakibatkan pajanan
masyarakat terhadap sumber air yang
tercemar masih tetap tinggi. Selain itu,
pencemaran
sumber
air
juga
diperburuk oleh rendahnya kesadaran
masyarakat untuk berperilaku hidup
yang bersih dan sehat misalnya
masyarakat masih tidak menggunakan
jamban sehat dan masih bergantung
pada air sungai untuk kegiatan seharihari.4 Selain sanitasi perorangan dan
lingkungan yang buruk, terdapat juga
faktor lain seperti keadaan gizi,
kependudukan,
pendidikan,
dan
keadaan sosio-ekonomi.1,5,6
Penyebab utama kematian akibat
diare adalah tata laksana yang tidak
tepat baik di rumah maupun di sarana
kesehatan. Untuk menurunkan angka
kematian karena diare perlu tatalaksana
yang cepat dan tepat.Rehidrasi bukan
satu-satunya cara untuk mengatasi
diare tetapi memperbaiki kondisi usus
serta mempercepat penyembuhan atau
menghentikan diare dan mencegah
angka kekurangan gizi akibat diare
juga menjadi cara untuk mengobati
diare, untuk itu Kementrian Kesehatan
telah menyusun Lima Langkah
Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE),
yaitu rehidrasi menggunakan cairan
oralit osmolaritas rendah, zinc
diberikan selama 10 hari berturut-turut,
teruskan pemberian ASI dan makanan,
antibiotik selektif, dan nasihat kepada
orang tua atau pengasuh.1
Pada tingkat provinsi Jawa Barat,
diare masih merupakan penyakit yang
berpotensial wabah. Diperkirakan
kasus diare di Puskesmas rata-rata
150.000 kasus setiap tahunnya.Untuk
mengatasinya
pemerintah
telah
mengembangkan
program
pemberantasan penyakit diare dan
mewajibkan
semua
puskesmas
menjalankan
program
tersebut.1,2

Program ini mempunyai target agar


angka kesakitan akibat diare turun
menjadi 50 per 1000 penduduk dan
angka kematian akibat diare menjadi
0% pada tahun 2006.2 Pada tingkat
Kabupaten
Karawang,
penemuan
penderita diare pada tahun 2012
meningkat menjadi 79.522 orang
dibandingkan tahun 2011 yaitu 73.857
orang.7
B. Permasalahan
1. Diare merupakan salah satu
penyebab angka kematian dan
kesakitan tertinggi pada anak,
terutama pada anak berumur
kurang dari lima tahun (balita) dan
merupakan penyebab kematian
nomor empat (13,2%) pada semua
umur dalam kelompok penyakit
menular.
2. Dari hasil survei Subdit diare,
angka kesakitan diare semua umur
meningkat dari tahun ke tahun dan
ditemukan pada tahun 2012 angka
kesakitan diare semua umur adalah
214 per 1000 penduduk.
3. Penyebab utama diare adalah
Rotavirus dan Adenovirus yang
merupakan agen etiologi sebanyak
70% kasus diare akut pada anakanak sedangkan infeksi karena
bakteri hanya 8,4%.
4. Masyarakat di Indonesia masih
belum sepenuhnya menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Pada tingkat provinsi Jawa Barat,
diare masih merupakan penyakit
yang berpotensial wabah dengan
diperkirakan kasus diare di
Puskesmas rata-rata 150.000 kasus
setiap tahunnya
C. Tujuan umum
Untuk mengetahui hasil kegiatan
program pemberantasan diare dan
masalah yang ditemukan serta
terselesainya masalah yang ada
pada
perlaksanaan
Program
Pemberantasan Diare di UPTD
Puskesmas Wanakerta periode

Januari 2013 sampai


Desember 2013.

dengan

D. Tujuan khusus
1. Diketahuinya cakupan penemuan
kasus diare secara pasif di UPTD
Puskesmas Kecamatan Wanakerta
periode Januari 2013 sampai
dengan Desember 2013.
2. Diketahuinya penegakan diagnosis
penyakit diare di UPTD Puskesmas
Wanakerta periode Januari 2013
sampai dengan Desember 2013.
3. Diketahuinya cakupan pengobatan
terhadap penyakit diare yang sesuai
SOP
di
UPTD
Puskesmas
Wanakerta periode Januari 2013
sampai dengan Desember 2013.
4. Diketahuinya cakupan surveilans
diare
di
UPTD
Puskesmas
Wanakerta periode Januari 2013
sampai dengan Desember 2013.
5. Diketahuinya cakupan distribusi
logistik oralit, zink, dan antibiotik
di UPTD Puskesmas Wanakerta
periode Januari 2013 sampai
dengan Desember 2013.
6. Diketahuinya cakupan kegiatan
pojok oralit di UPTD Puskesmas
Wanakerta periode Januari 2012
sampai dengan Desember 2013.
7. Diketahui pelatihan para kader
khusus penanganan diare di UPTD
Puskesmas Wanakerta periode
Januari 2013 sampai dengan
Desember 2013.
8. Diketahuinya cakupan frekuensi
penyuluhan
perorangan
atau
kelompok
yang
dilaksanakan
ditujukan
kepada
masyarakat
mengenai Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) dan tentang
diare
di
UPTD
Puskesmas
Wanakerta periode Januari 2013
sampai dengan Desember 2013.
9. Diketahuinya data-data mengenai
angka kesakitan dan kematian
diare, angka pengobatan diare, data
demografi dan data geografi di
UPTD Puskesmas
Wanakerta

periode Januari 2013 sampai


dengan Desember 2013.
10. Diketahuinya cakupan pencatatan
dan pelaporan di UPTD Puskesmas
Wanakerta periode Januari 2013
sampai dengan Desember 2013

E. Sasaran
Seluruh penduduk dari semua
golongan umur di wilayah kerja
Puskesmas Wanakerta khususnya
mengutamakan pada golongan balita.

II.
Materi dan Metode
A. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program
ini terdiri dari laporan bulanan
puskesmas
mengenai
Program
Pemberantasan Diare di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Wanakerta periode
Januari 2013 sampai dengan Desember
2013 yang terdiri dari:
1) Penemuan kasus penderita
diare secara pasif.
2) Penentuan diagnosis.
3) Pengobatan diare.
4) Surveilans diare
5) Distribusi logistik.
6) Penyuluhan perorangan dan
kelompok.
7) Pelatihan kader.
8) Pojok URO (Upaya Rehidrasi
Oral).
9) Pencatatan dan pelaporan.
B. Metode
Evaluasi program ini dilakukan dengan
cara
melakukan
pengumpulan,
pengolahan, analisis, dan intepretasi
data yang didapatkan di UPTD
Puskesmas Wanakerta periode Januari
2013 sampai dengan Desember 2013
dan membandingkan cakupan Program
Pemberantasan Diare tersebut terhadap
target yang ditetapkan dari Puskesmas
dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Karawang serta Buku Pedoman
Pengendalian Penyakit Diare dengan
pendekatan sistem.

kesatuan
organisasi
dalam
upaya
menghasilkan
sesuatu
yang
telah
ditetapkan.
1. Masukan (input), adalah kumpulan
bagian atau elemen yang terdapat
dalam sistem dan yang diperlukan
untuk dapat berfungsinya sistem
tersebut.
2. Proses (process), adalah kumpulan
bagian atau elemen yang terdapat
dalam sistem dan yang berfungsi untuk
mengubah masukan menjadi keluaran
yang direncanakan.
3. Keluaran (output), adalah kumpulan
bagian atau elemen yang dihasilkan
dari berlangsungnya proses dalam
sistem.
4. Lingkungan (environment), adalah
dunia di luar sistem yang tidak dikelola
oleh
sistem
tetapi
mempunyai
pengaruh besar terhadap sistem.
5. Umpan balik (feedback), adalah
kumpulan bagian atau elemen yang
merupakan keluaran dari sistem dan
sekaligus sebagai masukan bagi sistem
tersebut.
6. Dampak (impact), adalah akibat yang
dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

III.

Kerangka Teoritis

B. Tolak Ukur Keberhasilan


Tolok ukur terdiri atas variabel variabel : Masukan, Proses, Keluaran,
Lingkungan, Umpan balik dan Dampak
yang digunakan sebagai pembanding atau
target yang harus dicapai dalam Program
Pemberantasan Diare.

A. Metode Pendekatan Sistem


Menurut Ryans, sistem adalah
gabungan dari elemen-elemen yang saling
dihubungkan oleh suatu proses atau
struktur dan berfungsi sebagai salah satu

IV.

Hasil
serta
Pembahasan
Masalah
Dari
hasil
evaluasi
program
Pemberantasan Diare yang dilakukan
dengan cara pendekatan sistem di

Puskesmas Wanakerta periode Januari


2013 sampai dengan Desember 2013
didapatkan hasil yang bermasalah:

Tabel 4. Lingkungan

Tabel 1. Keluaran

Tabel 2. Masukan

Tabel 3. Proses

Dari hasil diatas ditemukan masalah


masalah utama (dari keluaran) dalam
Evaluasi Program Penanggulangan
Penyakit Tuberkulosis paru di
Puskesmas Tirtajaya periode Januari
2013 sampai dengan Desember 2013.
A. Cakupan penemuan penderita diare
secara pasif sebesar 57% dari target
90%.
B. Cakupan distribusi logistik oralit
yang tersedia untuk tiap penderita
sebesar 26,70% dari target 100%.
C. Cakupan distribusi logistik oralit
yang tersedia pada setiap kader 0%
dari target 100%
D. Cakupan pelatihan kader khusus
penanganan diare 0% dari target
100%.
E. Cakupan penyuluhan kelompok
mengenai PHBS dan diare 25%
dari target 100%.
V. Penyelesaian Masalah
1. Cakupan penemuan penderita diare
secara pasif sebesar 57% dari target
90%

Penyebab Masalah:
i.

Kurangnya kerjasama lintas sektoral


dengan tenaga kesehatan lain dalam
pendataan penderita diare.
ii.
Tidak ada perencanaan tugas dalam
melakukan pendataan penderita diare
yang ditangani di sentral pengobatan
lain, seperti rumah sakit, klinik
praktek
dokter
umum,
balai
pengobatan 24 jam, setiap kader
posyandu, maupun apotek di wilayah
kerja puskesmas.
Penyelesaian Masalah:
i.
Menyusun pembagian tugas yang
jelas, rinci, dan tertulis mengenai
petugas
yang
bertanggungjawab
dalam melakukan pendataan pasien
diare di tempat-tempat pelayanan
kesehatan lainnya
ii.
Bekerjasama lintas sektoral dengan
fasilitas kesehatan dan tenaga
kesehatan di luar puskesmas dalam
pencatatan dan pelaporan pasien diare.
iii.
Bekerjasama lintas sektoral dengan
ketua RW dan organisasi di bawahnya
dalam membantu penuam pasien diare
dan mengajak warganya untuk
mencari pengobatan ke puskesmas.
iv.
Pengawasan dan pemantauan lebih
ketat dari kepala puskesmas mengenai
pelaksanaan penemuan pasien diare
dengan cara rapat bulanan atau dengan
pelaporan dari koordinator program
P2M.
v.
Membentuk kader khusus diare untuk
membantu penemuan pasien diare.
2.

Cakupan
penyuluhan
kelompok
tentang PHBS dan diare 25% dari
tolok ukur 100%. Besar masalah 75%

Penyebab masalah :
i.

ii.

Penyuluhan kelompok mengenai


diare dan PHBS hanya dilakukan
sebanyak 3 kali per tahun,
padahal direncanakan setiap bulan
yakni 12 kali per tahun
Tidak ada struktur organisasi
tertulis yang terinci dan jelas

dalam pembagian tugas dan


pelaksanaan tugas untuk program
P2Diare, sehingga tidak ada
jadwal pembagian pada petugas
kesehatan untuk penyuluhan pada
setiap bulan
Penyelesaian masalah :
i.
Penyuluhan
kelompok
dijadwalkan sebanyak minimal
satu kali per bulan sehingga target
total 12 kali penyuluhan per tahun
dapat tercapai
ii.
Menyusun struktur organisasi P2
Diare, pembagian tugas yang
jelas, rinci, dan tertulis mengenai
petugas yang bertanggungjawab
dalam memberikan penyuluhan
kelompok tentang PHBS dan
diare, serta membuat jadwal tugas
untuk memberikan penyuluhan
secara teratur kepada masyarakat
minimal sebulan sekali.
iii.
Melakukan
kerjasama
lintas
program dengan program Promosi
Kesehatan /KIA-KB mengenai
PHBS Rumah Tangga pada saat
Posyandu
untuk
melakukan
penyuluhan
kelompok
pada
masyarakat.
iv.
Dibuatnya
pencatatan
dan
pelaporan
bagi
petugas
penyuluhan tentang berapa kali
penyuluhan tentang PHBS dan
diare telah dilakukan dan
dilakukan
pengawasan
dan
pemantauan lebih ketat oleh
kepala puskesmas mengenai
pelaksanaan
penyuluhan
kelompok melalui rapat bulanan
atau dengan pelaporan dari
koordinator program P2M.
VI.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari
hasil
penilaian
Program
Pemberantasan Diare yang dilakukan
dengan pendekatan sistem di UPTD
Puskesmas Wanakerta untuk periode
Januari 2013 sampai dengan Desember
2013,
didapatkan
bahwa
Program

Pemberantasan Diare kurang berhasil


karena masih ditemukan beberapa masalah
yang mempengaruhi keberhasilan program
ini. Adapun dari hasil evaluasi Program
Pemberantasan Diare di UPTD Puskesmas
Wanakerta untuk periode Januari 2013
sampai
dengan
Desember
2013
didapatkan:
1. Cakupan penemuan kasus diare secara
pasif di UPTD Puskesmas Wanakerta
57% dengan besar masalah 33%.
2. Cakupan diagnosis penyakit diare
yang sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP) di UPTD Puskesmas
Wanakerta sudah mencapai 100%.
3. Cakupan pengobatan penyakit diare
yang sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP) di UPTD Puskesmas
Wanakerta sudah mencapai 100%.
4. Cakupan distribusi logistik oralit di
UPTD Puskesmas Wankerta kepada
kader dan penderita masih belum
mencapai target.
5. Cakupan surveilans diare sebesar 100
% dari target 100%
6. Cakupan perlatihan kader 0 kali per
tahun di UPTD Puskesmas Wanakerta
sebesar 0%.
7. Cakupan
penyuluhan
kelompok
tentang PHBS dan diare 25% dari
target 100%
8. Cakupan pojok oralit tidak aktif yaitu
sebesar 0% dari target 100%
9. Cakupan pencatatan dan pelaporan
kasus diare sebesar 100 % dari target
100%
Dari semua masalah yang ditemukan, 2
prioritas masalah yang didapatkan adalah:
1) Cakupan penemuan penderita diare
secara pasif sebesar 57% lebih dari target
90%.
2) Cakupan
penyuluhan
kelompok
mengenai PHBS dan diare sebesar 25%
dari target 100%.
Saran
Saran
untuk
Kepala
Puskesmas
Wanakerta:
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
saran yang ditujukan kepada Kepala

Puskesmas Puskesmas Wanakerta yaitu


sebagai berikut :
1. Menyusun rencana penyuluhan
kelompok tentang PHBS dengan
kerjasama lintas program dengan
program Promosi Kesehatan/KIAKB untuk mengadakan penyuluhan
mengenai PHBS pada kegiatan
Posyandu.
2. Menyusun struktur organisasi P2
Diare serta pembagian tugas secara
jelas dan tertulis mengenai petugas
yang bertanggungjawab dalam
penyuluhan kelompok.
3. Menyusun rencana pelatihan kader
agar dapat menemukan penderita
diare, menilai derajat dehidrasinya,
kemudian memberikan oralit dalam
jumlah yang sesuai, dan dapat
melakukan penyuluhan kelompok
pada masyarakat mengenai diare.
4. Puskesmas memanfaatkan ruangan
yang ada di dalam Puskesmas
untuk dijadikan Pojok Oralit.
5. Kerjasama lintas program di
Puskesmas.
Dilaksanakan
pencatatan dan pelaporan di
fasilitas kesehatan dan tenaga
kesehatan
selain
puskesmas
mengenai penemuan pasien diare.
6. Kesehatan
lingkungan
harus
diperhatikan
yang
justru
merupakan antara faktor yang
mempunyai peran yang besar
dalam terjadinya penyakit diare. Di
sini, disarankan juga supaya pihak
Puskesmas bekerjasama dengan
Pemerintah
Daerah
untuk
meningkatkan persentase rumah
sehat yang memenuhi syarat
dengan melakukan pemantauan dan
memberi
masukan
informasi
tentang syarat-syarat jamban sehat
kepada masyarakat, bahkan bagi
keluarga yang tidak atau kurang
mampu dari segi ekonomi dapat
diberikan bantuan dana untuk
pembinaan jamban sehat di setiap
rumah. Selain itu, disarankan juga

untuk
meningkatkan
sistem
pengelolaan sampah yang baik dan
pengelolaan SPAL yang memenuhi
syarat-syarat kesehatan supaya
sumber penularan untuk penyakit
diare ini dapat dicegah.
Kepustakaan
.
1. Buku pedoman pengendalian penyakit
diare. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia,
Direktorat
Jenderal
Pengendalian
Penyakit
dan
Penyehatan
Lingkungan.
Bakti
Husada; 2013: hal.1-56.
2. Anonim. Pengendalian diare di
Indonesia. Dalam: Situasi diare di
Indonesia. Subdit Pengendalian Diare
dan Infeksi Saluran Cerna Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta,
2011.
Diunduh
dari
http://www.depkes.go.id/downloads/B
uletin%20Diare_Final(1).pdf, pada 25
Mei 2014.
3. Zein U, Sagala KH, Ginting J. Diare
akut. Fakultas kedokteran Universitas
Sumatera
Utara.
Diunduh
dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
3456789/3371/1/penydalamumar5.pdf, pada 24 Mei 2014.

4. Marcellus SK, Daldiyono. Diare akut.


Dalam: Gastroenterologi. Sudoyo AW,
Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid I, Edisi 4. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI;2006.hlm.408-13.
5. Winlar W. Faktor yang mempengaruhi
kejadian diare pada anak kurang dua
tahun di kelurahan Turangga. Fakultas
kedokteran
Kristen
Maranatha.
Diunduh
dari
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual
/diare/faktor.pdf, pada 23 Mei 2014.
6. Anonim.
Buku
Saku
Petugas
Kesehatan Lintas Diare, Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesia
Direktorat Jenderal PP dan PL. Jakarta;
2011.
7. Data
Kesehatan
di
Kabupaten
Karawang tahun 2009 dan 2010,
diunduh
dari
http://www.karawangkab.go.id/inform
asi-umum/data-hasilpembangunan/kesehatan.html, diakses
pada 24 Mei 2014.
8. Puskesmas Kecamatan Wanakerta.
2013.
Data
Laporan
Tahunan
Program Pemberantasan Penyakit
Diare.

Вам также может понравиться

  • Hasil Mini Project
    Hasil Mini Project
    Документ4 страницы
    Hasil Mini Project
    vitha069
    Оценок пока нет
  • Isi Porto 1
    Isi Porto 1
    Документ17 страниц
    Isi Porto 1
    vitha069
    Оценок пока нет
  • Isi Porto 3
    Isi Porto 3
    Документ19 страниц
    Isi Porto 3
    vitha069
    Оценок пока нет
  • Borang 1
    Borang 1
    Документ17 страниц
    Borang 1
    vitha069
    Оценок пока нет
  • Isi Porto 2
    Isi Porto 2
    Документ19 страниц
    Isi Porto 2
    vitha069
    Оценок пока нет
  • 2
    2
    Документ77 страниц
    2
    vitha069
    Оценок пока нет
  • Kasus Gastroenteritis Akut: Oleh: Dr. Vita Nova & Dr. Eka Yunita
    Kasus Gastroenteritis Akut: Oleh: Dr. Vita Nova & Dr. Eka Yunita
    Документ27 страниц
    Kasus Gastroenteritis Akut: Oleh: Dr. Vita Nova & Dr. Eka Yunita
    vitha069
    Оценок пока нет
  • Guillain Barre Syndrome
    Guillain Barre Syndrome
    Документ29 страниц
    Guillain Barre Syndrome
    vitha069
    Оценок пока нет
  • Kasus Gastroenteritis Akut: Oleh: Dr. Vita Nova & Dr. Eka Yunita
    Kasus Gastroenteritis Akut: Oleh: Dr. Vita Nova & Dr. Eka Yunita
    Документ27 страниц
    Kasus Gastroenteritis Akut: Oleh: Dr. Vita Nova & Dr. Eka Yunita
    vitha069
    Оценок пока нет
  • DR Deddy Case
    DR Deddy Case
    Документ8 страниц
    DR Deddy Case
    vitha069
    Оценок пока нет
  • Case Gbs Final
    Case Gbs Final
    Документ50 страниц
    Case Gbs Final
    vitha069
    Оценок пока нет
  • Otitis Media Supuratif Kronis
    Otitis Media Supuratif Kronis
    Документ9 страниц
    Otitis Media Supuratif Kronis
    Thor Ordinson
    Оценок пока нет
  • PATOFISIOLOGI
    PATOFISIOLOGI
    Документ10 страниц
    PATOFISIOLOGI
    vitha069
    Оценок пока нет
  • Journal Reading
    Journal Reading
    Документ6 страниц
    Journal Reading
    vitha069
    Оценок пока нет
  • Lampiran 1
    Lampiran 1
    Документ10 страниц
    Lampiran 1
    vitha069
    Оценок пока нет
  • Makalah Hipertensi
    Makalah Hipertensi
    Документ9 страниц
    Makalah Hipertensi
    Roy Borjue
    Оценок пока нет
  • Tabel Makanan
    Tabel Makanan
    Документ2 страницы
    Tabel Makanan
    Amelia Putri
    Оценок пока нет
  • Journal Reading
    Journal Reading
    Документ6 страниц
    Journal Reading
    vitha069
    Оценок пока нет
  • Tinjauan BP
    Tinjauan BP
    Документ10 страниц
    Tinjauan BP
    Nabila Putri Astrini
    Оценок пока нет
  • 1
    1
    Документ22 страницы
    1
    Chairul Adilla Ardy
    Оценок пока нет
  • Tugas Bedah Mulut
    Tugas Bedah Mulut
    Документ10 страниц
    Tugas Bedah Mulut
    vitha069
    Оценок пока нет
  • Tugas Bedah Mulut
    Tugas Bedah Mulut
    Документ10 страниц
    Tugas Bedah Mulut
    vitha069
    Оценок пока нет