Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KARSINOMA MAMMAE
NAMA
: Dita Putri
NIM
: 2007730039
PEMBIMBING
STASE BEDAH
RSUD CIANJUR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2011
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama
: Ny. T
Usia
: 52 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
No. CM
: 03 472650
Ruang/Bed
: I.7
Tanggal
: 18 Juli 2011
ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS)
KU
RPS
menurun, berat
badan
RPK
R.Pengobatan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran
Tanda Vital
Nadi
Tekanan Darah
: 130/90 mmHg
Pernapasan
: 20 x / menit
Suhu
: 36,6 0 C
Status Generalis
Kepala
: Normocephal
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
: Mukosa bibir lembab, stomatitis (-), faring hiperemis (-), tonsil T1/T1
Leher
:KGB (-)
Tiroid (-)
Thoraks
-
Inspeksi
Palpasi
kiri
-
Perkusi
Auskultasi
Jantung
-
Inspeksi
Palpasi
Auskultas
Abdomen
-
Inspeksi
Auskultasi
: BU (+) normal
Palpasi
Perkusi
Ekstremitas atas
-
Akral
: Hangat
Edema
: -/-
RCT
: < 2 detik
Ekstremitas bawah
-
Akral
: Hangat
Edema
: - /-
RCT
: < 2 detik
Status Lokalis
Inspeksi
Perubahan kulit :
Kemerahan (-)
Dimpling (-)
Edema (-)
Gambaran kulit jeruk (-)
Ulserasi (-)
Puting susu :
Tertarik (-)
Erosi (-)
Cairan (-)
Palpasi
Massa Tumor
Massa I
Lokasi
Ukuran
: 3 cm
Permukaan
: Rata
Konsistensi
: Keras
Batas
: Tegas
Mobile
Nyeri tekan
: (-)
Massa II
Lokasi
Ukuran
: 5 cm
Permukaan
: Tidak Rata
Konsistensi
: Keras
Batas
: Tegas
Terfiksir
Nyeri tekan
: (-)
Resume
Berdasarkan anamnesis:
52 tahun datang dengan keluhan benjolan dipayudara kiri sejak 10 bulan
SMRS. Awalnya benjolan sebesar kelereng dan dirasakan makin membesar sehingga
sampai sebesar bola tenis, nyeri (+),tidak ada kelainan permukaan kulit diatas benjolan,
luka(-),keluar cairan dari puting (-) ,selain dipayudara timbul juga benjolan diketiak kiri
awalnya benjolan sebesar kelereng kemudian membesar sehingga sampai sebesar telur
bebek, nyeri (-), benjolan terasa keras dan tidak bisa digerakkan, benjolan di atas
klavikula (-), dan tidak ada benjolan di tempat lain.Demam (-), batuk (-), nafsu makan
menurun, berat badan menurun.Pertama haid usia 11 tahun ,sekarang sudah tidak haid
sejak 9 tahun yang lalu, sebelumnya haid lancar,memiliki 2 orang anak dan keduanya
diberikan ASI sampai anak usia 6 tahun. pernah pakai KB selama 1 tahun,
Dari pemeriksaan fisik:
Status lokalis :
Inspeksi
Perubahan kulit :
Kemerahan (-)
Dimpling (-)
Edema (-)
Gambaran kulit jeruk (-)
Ulserasi (-)
Puting susu :
Tertarik (-)
Erosi (-)
Cairan (-)
Palpasi
Massa Tumor
Massa I
Lokasi
Ukuran
: 3 cm
Permukaan
: Rata
Konsistensi
: Keras
Batas
: Tegas
Mobile
Nyeri tekan
: (-)
Massa II
Lokasi
Ukuran
: 5 cm
Permukaan
: Tidak Rata
Konsistensi
: Keras
Batas
: Tegas
Terfiksir
Nyeri tekan
: (-)
Diagnosis Banding
Tumor Mammae
Fibroadenoma Mammae
Tumor Phyllodes
Dysplasia Mammae
Karsinoma Mammae
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 9 Juli 2011
Parameter
WBC
Hasil
Tanda
Unit
Nilai Normal
7,8
103/l
4.8-10.8
Neut %
51,8
40-70
Lym %
33,4
20-40
MXD %
14,8
0-11
Neut #
4,0
103/l
1.8-7.6
Lym #
2,6
103/l
1-4.3
MXD #
1,2
103/l
0-1.2
RBC
4,9
106/l
4.2-5.4
HGB
14,3
g/dl
12-16
HCT
44.2
42-52
MCV
91,1
Fl
80-94
MCH
29,5
Pg
27-31
MCHC
32
g/dl
33-37
PLT
259
103/l
150-450
RDW-CV
12,7
10-15
PDW
9,0
Fl
9-14
MPV
8,5
Fl
8-12
P-LCR
12,9
15-13
Kimia Darah
GDP
92 mg
( 70 110 )
Ureum
11,6 mg %
(10 50)
Kreatinin
0,6 mg %
SGOT
28 mg%
SGPT
18 mg %
Natrium
142,8 mEq/L
135 148
Kalium
4,33 mEq/L
3,50 5,30
Klorida
110,3 mEq/L
98 107
Elektrolit
: 7 Juli 2011
Sediaan aspirasi I dan II menunjukkan gambaran yang hampir sama yaitu mengandung
sel-sel tumor terdiri dari sel-sel bentuk bulat-oval- yang tersebar dan berkelompokkelompok polimorfi, hiperkromatis , kromatin kasar dan ratio inti : sitoplasma
meningkat. Juga mengandung sel limfosit yang tersebar.
Kesimpulan
Diagnosa
Tumor Mammae sinistra suspect keganasan dengan metastase KGB Sinistra
Tindakan
Radikal Mastektomi Sinistra
DO: KGB Axilla 5 buah
Terapi:
Diet bebas
Cefriaxone 1 x 1 gr i.v)
Ketorolac 2 x 30 mg i.v)
TINJAUAN PUSTAKA
Embriologi Payudara 1
Pada minggu ke-5 atau 6 pembentukan fetus, payudara dan milk lines telah
nyata pada embrio. Pada kebanyakan mamalia, bagian payudara terbentuk sepanjang
tonjolan yang memanjang dari bagian depan aksila hingga daerah inguinal. Tonjolan ini
tidak menetap pada embrio manusia, dan menghilang dalam waktu singkat, kecuali
bagian kecil yang tetap ada pada regio pektoris. Duktus dan lobus terbentuk dari
pertumbuhan kedalam ektoderm dari permukaan puting, sehingga payudara berasal dari
organ dermal.
Tunas primer, memulai pengembangan 15 sampai 20 tunas sekunder. Epitel
berkembang dari tunas sekunder dan memperpanjang ke mesenkim sekitarnya. utama
dangkal mammae.
Setiap kelenjar mammae terdiri dari kira-kira 15-20 lobulus, setiap lobulus memiliki
duktus laktiferous yang terbuka pada areola.
Terdapat ligament yang terbentang sepanjang fascia pektoralis profunda sampai lapisan
fascia superfisialis di dalam dermis yang berfungsi menyokong mammae, disebut
sebagai Ligamentum Coopers.
Terbagi dalam 4 kuadran, garis vertikal dan horizontal yang menyeberangi puting :
kuaran dalam atas (UIQ), kuadran dalam bawah (LIQ), kuadran luar atas (UOQ), dan
kuadran luar bawah (LOQ).4
pubertas, pigmen menjadi lebih gelap, dan bentuk puting semakin naik. Saat hamil,
Keterangan:
A : duktus laktiferous
B : Lobulus/kelenjar susu
C : bagian duktus yang menahan air susu/sinus laktiferous
D : puting susu
E : jaringan lemak
F : otot pectoralis mayor
G : tulang rusuk
Enlargement:
A : normal sel duktus
B : membrane sel
C : lumen (center of duct).
Vaskularisasi
Drainase Limfatik 1
Batas-batas untuk drainase limfe aksila tidak baik ditandai, dan ada variasi dalam
posisi kelenjar getah bening aksila. Enam kelompok kelenjar getah bening aksila:
vena aksilaris (lateral), yang terdiri dari 4-6 kelenjar getah bening yang terletak
medial atau posterior vena dan menerima sebagian dari drainase dari ekstremitas
atas,
Kelompok payudara eksternal (anterior atau pectoral), yang terdiri dari 5 atau 6
kelenjar getah bening yang terletak di sepanjang batas bawah dari otot pectoralis
minor berdekatan dengan pembuluh toraks lateral dan menerima sebagian dari
drainase limfe dari aspek lateral payudara
kelompok skapulae (posterior atau subskapularis), yang terdiri dari 5-7 kelenjar
getah bening yang terletak di sepanjang dinding posterior aksila di perbatasan lateral
skapula
A : m. pectoralis mayor
B : axillary lymph nodes : levels I (low axilla)
C : axillary lymph nodes: levels II (mid axilla)
D : axillary lymph nodes: levels III (apical axillary)
E : supraclavicular lymph nodes
F : internal mammary lymph nodes.
Persyarafan
Otot/area persarafan
Defisit fungsional
Serratus anterior
Winging scapula
N. torakodorsalis
Latissimus dorsi
mayor
Fisiologi Payudara 1
a. Perkembangan dan fungsi payudara
Perkembangan dan fungsi payudara dimulai dari variasi rangsangan hormonal,
termasuk estrogen progesteron,prolaktin, oksitosin, hormon tiroid, kortisol dan growth
hormon. Estrogen, progesteron, dan prolaktin khususnya, memiliki efek yang dalam
dan penting untuk perkembangan dan fungsi payudara normal. Estrogen mewakili
Kanker payudara merupakan kanker spesifik pada wanita yang paling sering
terjadi dan penyebab kematian akibat kanker pada wanita usia 20 hingga 59 tahun.
Sekitar 26 % dari semua diagnosis baru kanker pada wanita dan bertanggung jawab
untuk 15% kematian yang terkait kanker pada wanita. Diperkirakan sekitar 182.460
serbuan kanker payudara telah didiagnosis pada wanita di Amerika tahun 2008 dan
40.480 meninggal akibat kanker payudara. Kanker payudara adalah penyebab penting
kematian yang diakibatkan oleh kanker pada wanita sejak tahun 1987.
Etiologi
1. Mutasi Gen
Kanker payudara dapat berasal dari mutasi satu atau lebih gen penting dalam tubuh.
Gen-gen tersebut yaitu:
2. Terpapar Radiasi
Penyebab kanker payudara yang paling tidak bisa dipungkiri terutama pada wanita
muda. Hasil penelitian membuktikan wanita muda yang menjalani terapi radiasi
karena limfoma Hodgkin memiliki resiko terkena kanker payudara 75 kali lebih besar
pada wanita seusianya yang tidak terpapar radiasi.1
3. Alkohol
Penelitian menunjukkan bahwa risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang
mengkonsumsi alkohol. Komsumsi alkohol meningkatkan kadar serum estradiol yang
ikut meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh. 1
4. Hormon
Ada bukti yang melibatkan hormon sebagai penyebab kanker payudara. Kadar
prolaktin yang tinggi jelas berhubungan dengan perkembangan kanker payudara pada
hewan percobaan, tapi bukti epidemiologi masih kontroversial, dan hubungan antara
kadar prolaktin dengan kejadian kanker payudara pada manusia masih belum dapat
dibuktikan. Jenis kontrasepsi oral baik estrogen tunggal maupun kombinasi dengan
progestin juga diperhatikan. Studi jangka pendek menunjukkan tidak ada peningkatan
risiko kanker payudara pada penggunaan kontrasepsi oral, meskipun penelitian lain
mengatakan bila penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang mungkin meningkatkan
risiko kanker payudara wanita muda.
5. Diet
Penyebab kanker payudara pada wanita juga disebabkan konsumsi makanan tinggi
lemak dan gula. Penelitian mengatakan bahwa diet tinggi lemak atau obesitas
berhubungan
dengan
peningkatan
sekresi
hormon
adrenal
yaitu
konversi
Patologi 2
Tumor jinak
Fibroadenoma
Definisi : stroma jaringan ikat yang mengelilingi saluran berepitel dan membentuk
tumor jinak yang halus, putih, dan berbatas tegas.
Faktor resiko : lebih banyak ditemukan pada wanita kulit hitam dibandingkan
wanita kulit putih.
Insiden : biasanya terjadi pada remaja muda sampai akhir usia 30th. Dipengaruhi
estrogen.
Tanda dan gejala : halus, mempunyai ciri-ciri tersendiri, sirkuler, masa mobile.
Diagnosis : FNA.4
Penatalaksanaan :
Pengangkatan
seluruh
fibroadenoma
sudah
dianjurkan,
terlepas
dari
Sebagian besar fibroadenoma bisa sembuh sendiri, dan banyak yang tidak
terdiagnosis, sehingga pendekatan konservatif lebih masuk akal. Pemeriksaan
Ultra sound dengan biopsi jarum inti akan memberikan diagnosis yang akurat.
Kemudian, pasien akan diberikan penjelasan tentang hasil biopsi dan eksisi
fibroadenoma dapat dihindari.1
- jika diagnosis ditegakkan dengan FNA dan pasien berumur dibawah 30 tahun,
maka observasi bergantung pada beratnya gejala dan ukuran (<3cm).
- Jika FNA nondiagnostik, pasien berumur lebih dari 30 tahun, atau bergejala,
masa harus dikeluarkan. Masa yang berkapsul dan dapat dikupas akan mudah
untuk dioperasi.4
Fibrocystic disease
- Faktor resiko : Biasanya didiagnosis pada usia 20 40 tahun.
- Tanda dan gejala : Breast swelling/ payudara bengkak (sering ditemukan
bilateral), tenderness, dan atau nyeri.
- Pemeriksaan fisik : terdapat daerah benjolan yang terpisah dalam jaringan ikat
payudara. Ukuran dapat berubah yaitu menjelang menstruasi terasa lebih besar
dan penuh serta rasa sakit bertambah, bila setelah menstruasi maka sakit
hilang/berkurang dan tumorpun mengecil (etiologi hormonal).
- Beberapa bentuk kelainan fibrokistik mengandung risiko untuk berkembang
menjadi karsinoma payudara, tetapi umumnya tidak.
- Tumor jenis fibrokistik umumnya tidak berbatas tegas, konsistensi padat
kenyal dan dapat pula kistik.
- Penatalaksanaan :
Konservatif management : - NSAIDs
-
Danazol
Atau Tamoxifen
berdasarkan
pemeriksaan,eksisi
biopsi
dilakukan
untuk
Cystosarcoma Phyllodes
- Tumor yang mirip dengan fibroadenoma dengan stroma seluler yang tumbuh
dengan cepat.
- Sebagian besar jinak.
- Pasien datang biasanya dengan fibroadenoma yang sudah bertahun-tahun (> 30
tahun).
- Karakteristik : tidak dapat dibedakan dari fibroadenoma menggunakan
ultrasound atau mammogram. Keduanya dapat dibedakan berdasarkan
gambaran histologinya ( tumor phylloides memiliki aktivitas mitotic lebih
banyak). Lebih banyak jinak dan memiliki prognosis yang baik.
- Pemeriksaan fisik : massa besar (5 - 40 cm), dapat digerakkan (mobile) dengan
jaringan sekitar kulit.
- Diagnosis : diagnosis pasti memerlukan biopsi.
- Penatalaksanaan : - Tumor kecil : eksisi luas lokal setidaknya 1 cm dari tepi
tumor.
-
Intraductal papilloma
- Proliferasi lokal yang jinak dari sel epitel duktus.
- Keluar discharge darah pada puting.
- Diagnosis : evaluasi patologi spesimen.
- Penatalaksanaan : pengangkatan ductus yang tekena.4
Gynecomastia
- Definisi : perkembangan jaringan payudara pada laki-laki seperti payudara
perempuan.
Tumor ganas
Klasifikasi Kanker Mammae Primer
Non Invasive Ephitelial
Cancer
- Lobular Carcinoma In
Situ (LCIS)
- Ductal Carcinoma In
Situ (DCIS)
- Tipe papillar,
cribriform, solid
dan comedo.
- NOS (50%-70%)
- Tubular carcinoma
(2%-3%)
- Mucinous/colloid
carcinoma (2%-3%)
- Medullary
carcinoma (5%)
- Invasive cribriform
carcinoma (1%-3%)
- Invasive papillary
carcinoma (1%-2%)
- Adenoid cystic
carcinoma (1%)
- Metaplastic
carcinoma (1%)
Karsinoma mammae noninvasif secara luas dibagi menjadi dua jenis utama: LCIS
dan DCIS (atau karsinoma intraductal). LCIS, pernah dianggap sebagai lesi ganas,
kini dianggap lebih sebagai faktor risiko perkembangan kanker mammae. Dinamakan
LCIS jika terjadi pada lobulus diperluas sampai asini dan isinya. DCIS adalah lesi
lebih heterogen, dan dibagi menjadi empat kategori luas: papiler, cribriform, solid
(padat), dan comedo. DCIS dianggap sebagai ruang yang dikelilingi oleh membran
yang dipenuhi dengan sel ganas dan berlapis yang terdiri dari sel-sel myoepithelial
walaupun masih ada kemungkin normal. Empat kategori morfologi adalah prototipe
dari lesi murni, namun pada kenyataannya tipe tersebut menyatu satu sama lain. Tipe
papillary dan cribriform dapat berubah menjadi kanker invasif dalam waktu yang
lama dan stadium yang lebih rendah. Berbeda dengan tipe solid dan comedo, lesi
umumnya dengan cepat dapat berubah menjadi lesi invasive dengan stadium yang
tinggi.
Karsinoma mammae invasif disebabkan oleh infiltrasi sel ke sejumlah stroma,
atau dengan pembentukan lembaran sel yang terus-menerus dan monoton sehingga
menghilangkan fungsi utama kelenjar mammae. Kanker mammae invasif dibagi
secara histologi menjadi kanker lobular dan duktal. Perbedaan kedua jenis kanker
dapat dilihat memalui mamogram, kanker lobular cenderung menyerang payudara
tunggal dan secara klinis tidak terlihat adanya massa sampai stadium lanjut. Kanker
duktal cenderung tumbuh sebagai massa yang lebih koheren, membentuk kelainan
diskrit pada mammogram dan muncul lebih awal seperti benjolan pada payudara.5
Pagets disease
- Kejadiannya 2 % dari seluruh kanker payudara invasive.
- Tanda dan gejala : nyeri, gatal pada puting dengan atau tanpa discharge darah,
dengan atau tanpa teraba masa pada subareolar.
- Penatalaksanaan : biasanya membutuhkan radikal mastektomi.4
Inflammatory carcinoma
- 2-3% dari seluruh kejadian kanker payudara invasive.
- Kanker payudara yang mematikan.
- Invasi vaskular dan limfatik dapat terlihat pada evaluasi patologi.
- Tanda dan gejala : eritema, peau dorange, dan retraksi puting.
- Penatalaksanaan : terdiri dari chemoteraphy diikuti dengan pembedahan dan
atau radiasi, bergantung pada respon dari chemoteraphy.4
Cara Penyebaran
Kanker mammae menyebar secara perkontinuitatum, melalui jalur lifatik, dan
secara hematogen. Metastasis kanker mammae paling sering terjadi di kelenjar limfe,
kulit, tulang, hati, paru-paru dan otak.6
Metastasis ke kelenjar limfe axilla terjadi pada 55% - 70% pasien yang terdeteksi
dengan screening mammography. Prognosisnya tergantung dari jumlah kelenjar limfe
yang
terkena
menurut
pemeriksaan
histologi.
Biasanya
neoplasma
yang
<1
25
1-2
35
2-3
50
>3
55-65
Kanker mammae adalah penyakit heterogen yang tumbuh dengan variasi berbeda
pada setiap pasien dan sering menimbulkan penyakit sistemik lain pada saat
ditegakannya diagnosis.6
1. Kanker Mammae Primer
Lebih dari 80% kanker mammae menunjukkan proses fibrosis aktif yang
menyerang jaringan epitel dan stroma payudara. Akibat dari pertumbuhan kanker dan
invasi sel kanker ke jaringan payudara menyebabkan tertariknya ligamentum
Coopers sehingga dapat terjadi retraksi pada kulit mammae (dimpling). Peau
dorange (edema yang terlokalisasi) juga dapat terjadi ketika drainase cairan limfe
dari kulit terhambat sehingga menarik folikel rabut ke dalam dan memberikan
gambaran kulit jeruk. Semakin tumbuhnya sel kanker maka akan semakin besar
kemungkinan terjadinya invasi pada kulit, yang akan menimbulkan ulserasi karena
terjadinya iskemik.1
2. Metastasis Kelenjar Limfe Regional
Semakin besar ukuran kanker primer, sel-sel kanker akan masuk ke dalam ruang
interselular dan terbawa aliran limfe menuju kelenjar limfe regional teruma kelenjar
limfe axilla. Tanda awal terjadinya metastasis pada kelenjar limfe berupa nyeri dan
teraba benjolan yang lembut tetapi berubah menjadi keras seiring pertumbuhan sel
kanker.1
3. Metastasis Jauh
Kira-kira pada penggandaan sel kanker yang ke-20, maka sel kanker sudah
mempunyai neovaskularisasi sendiri. Keadaan tersebut juga dapat menyebabkan sel
kanker melaului vena axilla atau vena intercostal yang kemudian menuju vena pleksus
Batson, akan bermetastasi ke organ lain dalam tubuh.1
Diagnosis
Temuan Fisik dan Differential Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksa menentukan usia pasien dan tanyakan riwayat reproduksi, termasuk
usia saat menarche, ketidakteraturan menstruasi, dan usia saat menopause. Tanyakan
apakah pernah operasi payudara sebelumnya, khususnya biopsi payudara dan apa saja
temuan patologisnya. Tanyakan apakah pernah histerektomi. Tanya tentang riwayat
kehamilan dan menyusui. Riwayat penggunaan kontrasepsi oral dan HRT pada
menopause. Tanyakan riwayat kanker khususnya kanker mammae di keluarga.5
Tanyakan tentang keluhan yang dirasakan pasien terutama pada bagian payudara,
apakah ada nyeri payudara, keluar cairan dari puting, dan ada atau tidaknya massa di
payudara. Jika ada massa berapa lama massa itu hadir, apa yang telah terjadi sejak
penemuannya, dan apakah ada perubahan dengan siklus haid. Jika mengarah pada
kanker, lakukan penyelidikan tentang gejala konstitusional seperti nyeri tulang,
penurunan berat badan dan perubahan pernapasan.5
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dimulai dengan pasien dalam
inspeksi untuk melihat adanya massa, asimetris, dan perubahan kulit. Puting susu
diperiksa, apakah ada retraksi atau tidak, keluar cairan atau tidak, cairan berwarna apa
dan perhatikan apakah ada retrasi payudara, perubahan warna payudara menjadi
kemerahan, massa pada axilla dan ketidaknyamanan otot sekitar payudara.5
Penggunaan
pencahayaan
yang
tepat
secara
tidak
langsung
dapat
mengobservasi adanya dimpling halus dari kulit atau puting disebabkan oleh neoplasma
menarik ligamen Cooper. Manuver sederhana seperti peregangan lengan ke atas kepala
atau menegangkan otot pectoralis dapat menilai kesimetrisan payudara dan dimpling.5
Edema kulit, sering disertai dengan eritema, menghasilkan tanda klinis dikenal
sebagai peau d'orange. Hati-hati jika ada peradangan dapat keliru dengan mastitis akut.
Perubahan inflamasi dan edema pada kanker disebabkan karena obstruksi saluran
limfatik subkutis oleh emboli sel karsinoma. Kadang-kadang, tumor besar dapat
menghasilkan obstruksi saluran getah bening yang mengakibatkan edema kulit
diatasnya (nodul satelit).5
Sementara pasien masih dalam posisi duduk, pemeriksa mengangkat lengan
pasien dan palpasi ketiak untuk mendeteksi adanya pembesaran kelenjar getah bening
axilla. Ruang supraklavikula dan infraklavikularis sama-sama diraba untuk mengetahui
adanya pembesaran kelenjar limfe. Massa dideskripsikan sesuai dengan ukuran, bentuk,
konsistensi, mobile atau terfiksir, nyeri atau tidak dan lokasi.5
Diagnosis Banding
phyllodes
(bisa
bersifat
ganas),
intraductal
papilloma,
gynecomastia.
-
Fine-Needle Aspirasi
-
Murah.
Aspirasi jarum halus (FNA) telah menjadi bagian rutin dari diagnosis fisik massa
payudara. Hal ini dapat dilakukan dengan jarum 22-gauge. Kegunaan utama FNA ialah
dapat membedakan massa yang solid dari massa kistik, dan dapat dilakukan setiap kali
massa ditemukan pada payudara. FNA akan ditunda jika mamografi atau hasil evaluasi
radiografi lain membingungkan. Dengan menggunakan FNA dalam pemeriksaan rutin
payudara, biopsi terbuka dapat dihindari kecuali jika dibutuhkan pemeriksaan penunjang
yang lain. Karsinoma tidak akan terdeteksi jika biopsi bedah dilakukan ketika (1) aspirasi
jarum tidak menghasilkan cairan kista dan massa padat yang dapat didiagnosis, (2) cairan
kista yang dihasilkan kental dan bercampur darah, dan (3) cairan dapat dihasilkan tetapi
massa tidak terlihat.5
Sensitivitas FNA untuk menentukan kanker mammae 90-99% dan spesifitasnya 98%.6
Biopsy Ultrasound
Teknik ini dilakukan oleh ahli bedah sebagai alternatif dilakukannya biopsy terbuka,
tetapi penggunannya masih sangat jarang.6
Mamografi digunakan sebagai screening untuk wanita dengan keluhan pada mammae
dan mengindikasikan adaanya kanker, juga biasanya digunakan untuk mendeteksi kanker
mammae asimptomatik. Mammografi dapat mengambarkan keadaan payudara dalam 2
posisi, craniocaudal (CC) dan mediolateral oblique (MLO). Posisi MLO merupakan
posisi terbaik untuk menggambarkan kondisi jaringan mammae bagian kuadran atas dan
axillary tail of spence. Sedangkan CC memberikan gambaran yang baik untuk kondisi
jaringan mammae dari aspek medial. Selain itu, mamografi juga digunakan sebagai guide
untuk prosedur pemeriksaan lain seperti FNA.1
Gambaran mamografi yang spesifik untuk kanker mammae adalah massa solid
dengan atau tanpa stellate (massa-massa kecil disekitarnya), penebalan jaringan mammae
yang asimetris, dan mikrokalsifikasi. Gambaran kalsifikasi disekitar lesi atau massa
mengindikasikan adanya kanker mammae pada massa yang tidak dapat teraba dan
mikrokalsifikasi merupakan satu-satunya gambaran kanker mammae pada wanita muda.1
3. MRI
MRI mendeteksi adanya kanker mammae sama seperti mamografi. Karena itu jika
dalam pemeriksaan fisik dan mamografi tidak terlihat adanya kanker, maka saat
dilakukan pemeriksaan MRI kemungkinan ditemukan adanya kanker pun sangat rendah.
Biasanya MRI digunakan untuk screening pada wanita muda yang mempunyai riwayat
genetik kanker mammae dan evaluasi dengan mamografi terbatas disebabkan
peningkatan densitas jaringan mammae, pada wanita yang baru saja didiagnosis kanker
mammae dan pada wanita yang punya riwayat kanker mammae kontralateral.1
4. Duktografi
Indikasi utama untuk duktografi adalah keluarnya cairan dari puting termasuk jika
mengandung darah. Sebelumnya kontras disuntikan ke salah satu atau lebih duktus
kelenjar mammae kemudian lakukan mammografi dengan posisi supinasi. Kanker akan
terlihat sebagai massa irregular atau multipel filling defect intraluminal. 1
5. Ultrasonografi
USG merupakan pemeriksaan penunjang kedua yang paling sering digunakan selain
mamografi. USG sangat penting dalam memcahkan masalah temuan equivocal pada
mamografi, medefinisikan kista dan menunjukan keabnormalan lesi solid secara spesifik.
Pada USG kista mammae digambarkan dengan batas halus dengan gambaran echoic.
Massa benigna digambarkan dengan kontur halus, berbentuk lingkaran atau oval, echoic
dan batas jelas. Kanker mammae digambarkan sebagai massa dengan dinding yang
irregular dan batas halus tetapi tidak bisa mendeteksi massa < 1 cm. Usg juga digunakan
sebagai guide FNA.1
6. Tumor Marker
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan tumor marker.
Untuk kanker mammae, tumor marker yang paling spesifik adalah CEA dan CA 15-3,
digunakan untuk mengetahui perjalanan penyakit dan respon terhadap therapi.
Normalnya bernilai < 35 /ml dan bisa meningkat pada kehamilan menjadi 50 /ml.6
Tis
Carcinoma in situ (LCIS atau DCIS) atau pagets disease pada puting tanpa
tumor
T1
Tumor 2 cm
T1a
T1b
T1c
T2
T3
Tumor >5 cm
T4
T4a
T4b
T4c
T4d
Karsinoma inflamatory
N0 (i-)
N0 (i+)
N0
(mol-)
N0
(mol+)
N1
Metastasis ke kel.limfe axilla 1-3 dan atau int. mammary (+) dari biopsy
N1b
N1c
Metastasis ke kel.limfe axilla 1-3 dan kel. limfe int. Mammary dengan
biopsy
N2
Metastasis ke kel.limfe axilla 4-9 atau int. mammary disertai klinik (+)
tanpa metastasis ke axilla
N2a
N2b
N3
N3a
N3b
Klinik int. mammary (+) 1 kel.limfe (+) atau >3 kel.limfe axilla (+) dengan
int. mammary (+) dari biopsy
N3c
M (Metastasis)
M0
M1
Tis N0 M0
Stage I
T1 N0 M0
Invasive karsinoma 2 cm
(termasuk
dengan
karsinoma
insitu
mikroinvasi)
belum
mengenai nodal
dan belum
bermetastasis.
Stage II
IIA : T0 N1 M0
T1 N1 M0, T2 N0 M0
Invasive karsinoma 5 cm
tetapi dengan nodal aksila yang
IIB : T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stage III
IIIA : T0 N2 M0
T1 N2 M0, T2 N2 M0
T3 N1 M0, T3 N2 M0
atau
keterlibatan
ipsilateral
pectoral
dinding
dada,
dan
fiksasi
edema,
atau
metastasis
jauh
tidak
ditemukan.
Stage IV
anyT anyN M1
Kanker
metastasis
payudara
jauh
dengan
(termasuk
92 %
II
87 %
III
75 %
IV
13 %
Screening payudara masih contoversial, karena keuntungan mendeteksi dini lesi yang
masih kecil belum ditetapkan. ACS sangat merekomendasikan deteksi dini kanker
payudara dengan cara:
1. Memeriksa payudara sendiri (sadari) setiap bulan untuk semua wanita di atas 20 tahun
dan postmenopause. Untuk wanita premenopause sebaiknya melakukan pemeriksaan
sendiri 5 hari setelah akhir siklus menstruasi.
2. Pemeriksaan fisik oleh dokter setiap 3 tahun untuk wanita usia 20-40 tahun
3. Mammografi
a. Melakukan mammografi tahunan dilakukan untuk mengurangi angka
kematian akibat kanker payudara pada wanita di atas 50 tahun
b. ACS merekomendasikan mammogram sekali pada usia 35-39 tahun,
mamogram tiap 1-2 tahun untuk wanita di atas usia 40 tahun dan setiap tahun
untuk wanita berusia > 50 tahun.6
Terapi
Terapi pembedahan:
1. Sentinel Lymphe Node Dissection
Metode ini akurat untuk wanita dengan dengan ukuran tumor T3N0 karena hapir 75%
didapatkan metastasis ke kelenjar getah bening axilla pada pemeriksaan histologik.
ASCO merekomendasikan Sentinel Lymphe Node Dissection dilakukan pada pasien
stadium awal kanker mammae.6
2. Breast Conservation Therapy (BCT)
BCT termasuk pada reseksi dari kanker primer regional dengan batas normal jaringan
payudara, terapi radiasi adjuvant, dan penilaian status kelenjar getah bening regional.
Biasanya BCT dilakukan pada kanker mammae stadium I dan II.4
-
Radical mastectomy : reseksi dari semua jaringan payudara, node axilla dan
m.pectoralis mayor & minor.
Lumpectomy dan axillary node dissection : reseksi massa tanpa jaringan normal
dan dilakukan axillary node disection, kosmetika lebih baik.4
Digunakan pada semua stadium kanker payudara tergantung pada apakah pasien telah
menjalani BCT atau mastektomi. Terapi radiasi adjuvant diberikan untuk mengurangi
risiko kekambuhan lokal.
Diberikan apabila ditemukan keadaan sbb. :
Tumor sentral/medial.
2. Kemoterapi
-
Kemoterapi adjuvant
Mengurangi kemungkinan kekambuhan dan kematian pada wanita usia 70
tahun dengan kanker payudara stadium I, IIA atau IIB. Kemoterapi adjuvant
diberikan kepada pasien yang pada pemeriksaan histopatologik pascabedah
mastektomi ditemukan metastasis di sebuah atau beberapa kelenjar. Obat yang
diberikan adalah kombinasi siklofosfamid, metotreksat, dan 5-fluorourasil (CMF)
selama 6 bulan pada perempuan usia pramenopause, sedangkan yang
pascamenopause diberikan terapi adjuvant hormonal berupa pil antiestrogen.
Kemoterapi neoadjuvant
Kemoterapi yang diberikan sebelum dilakukannya operasi.
3. Terapi hormonal
Indikasi pemberian terapi hormonal adalah bila penyakit menjadi sistemik akibat
metastasis jauh.
Tamoxifen : - selektif reseptor estrogen yang memblok pengambilan estrogen oleh
jaringan target.
- Efek samping : hot flashes, menstruasi yang tidak teratur,
thromboemboli, meningkatkan resiko kanker endometrium.
- Untuk lebih efektif kombinasikan tamoxifen dengan kemoterapi.4
DAFTAR PUSTAKA
4. Stead, Latha. G, dkk. The Breast at First Aid for The Surgery Clerkship. Mc Graw
Hill. United State of America. 2003
5. Towsend, M. Jr, dkk. The Breast at Sabiston textbook of Surgery. Elsivier. United
State of America. 2008.
6. Haskell, Charles M and Dennis A. Casciato. Breast Cancer at Manual of Clinical
Oncology Fourth Edition. Lippincott Williams & Wilkins. United State of America.
2000.