Вы находитесь на странице: 1из 3

Dasar Teori

Flebotomi (bahasa inggris: phlebotomy) berasal dari bahasa yunani phleb


dan tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti
mengiris/memotong (cutting). Dahulu dikenal dengan istilah venasectie
(Belanda), venesection atau venisection (Inggris). Phlebotomy secara umum
dapat diartikan sebagai pengambilan sampel darah dengan cara melubangi
pembuluh darah vena subcutis ( PATELKI KALTIM,2010)
Praktek pengeluaran darah (bloodletting) sudah dikenal sejak lama oleh
manusia, dan menjadi bagian dari kegiatan pengobatan pasien. Teknik
pengeluaran darah yang pertama (tahun 100 SM) dilakukan oleh dokter-dokter
Syria dengan menggunakan lintah (Patelki,2010)
Flebotomi cara kuno yaitu dengan cara cupping menggunakan makhluk
khusus dengan alat hisapnya, dihisap sebelum kulit ditoreh (dry cupping) atau
setelah kulit ditoreh (wet cupping), ada juga dengan cara penorehan vena
(venesection) dan ditampung pada mangkuk . Selain itu, dengan cara gigitan
lintah (leeches biting) darah akan mengalir dan lintah dilepaskan dengan abu
atau garam. Flebotomi masa kini yaitu dengan tusukan vena (venipuncture)
menggunakan lancet atau alat lain.
Spesimen yang diperoleh dengan flebotomi dapat berupa darah vena dan
darah kapiler. Tujuan umum flebotomi terdiri dari :
1. Diagnostik :
laboratorium.
2. Terapeutik
infuse.

untuk

pengambilan

specimen

darah

pemeriksaan

: untuk menusukkan obat intravena atau cairan melalui

3. Donor darah dan transfuse darah.


Flebotomist adalah seorang tenaga medis yang telah mendapatkan latihan
untuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh darah
vena. Seorang phlebotomist harus melaksanakan tugasnya dengan kompeten
yaitu pada saat mengumpulkan sampel darah harus dengan sikap terampil,
aman dan dapat dipercaya. Tujuan phlebotomi adalah mendapatkan sampel
darah dalam volume yang cukup untuk pemeriksaan yang dibutuhkan, dengan
memperhatikan pencegahan interferensi preanalisis, memasukkaannya ke dalam
tabung yang benar, memperhatikan keselamatan (safety), dan dengan sesedikit
mungkin menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien. Agar dapat diperoleh
spesimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium, maka prosedur
pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan benar, mulai dari persiapan
peralatan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan sampai dengan pelabelan.
(Hendro, 2010)
Phlebotomis memiliki kompetensi adalah tenaga kesehatan yang memiliki
pengetahuan seputar phlebotomi dan mampu melakukan pengambilan darah
efisien (daya guna), efektif (hasil guna). (Wiradewi,2010)

Profesi flebotomis biasanya dilakukan oleh dokter, perawat, bidan dan


analis kesehatan. Dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia belum
diatur tenaga kesehatan yang disebut sebagai teknisi phlebotomy, oleh karena
itu teknisi phlebotomy belum sah sebagai salah satu tenaga kesehatan. Didalam
tindakan phlebotomi, seorang phlebotomist perlu mengetahui darah apa yang
akan diambil, peralatan apa yang akan digunakan, dibagian anatomi mana
mengambilnya, bagaimana mencegah infeksi , bagaimana mencegah dan
mengurangi rasa sakit, bagaimana berkomunikasi dengan pasien, prosedur
pelaksanaan yang benar, dan faktor keselamatan. (Riswanto,2010)
Untuk dapat memperoleh specimen darah yang memenuhi syarat uji
laboratorium maka prosedur pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan
benar, mulai dari persiapan peralatan, pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan
letak vena, teknik pengambilan sampel sampai dengan pelabelan. (Hendra,
2011)
Adapun alat-alat yang dipergunakan untuk pengambilan darah vena
antara lain:
1. Spuit
2. Torniquet
3. Kapas alkohol
4. Needle,Blood Collection Set
5. Vacuum tube
6. Blood container
7. Plester
(Hendra,2011)
Pemilihan ukuran semprit dan jarum, jenis lancet, jenis dan tipe vacuntainer.
Ukuran penggunaan vacuntainer, yaitu :
1. Vacuntainer untuk biakan
2. Vacuntainer tanpa antikoagulasi
3. Vacuntainer untuk tes koagulasi
4. Vacuntainer dengan antikoagulant
(Wiradewi,2010)
Seorang phlebotomis menjadi orang yang sangat penting karena menempati
posisi awal dalam rangkaian pemeriksaan. Phlebotomis harus menyiapkan diri
dalam banyak hal : (Wiradewi,2010)
1. Memahami anatomi dan fisiologi

2. Memahami situasi pasien


3. Memahami teknik komunikasi
4. Memahami peralatan, prosedur pengambilan
5. Memahami penyiapan, pengiriman bahan
6. Memahami proses pengendalian mutu

Kompetensi Phlebotomi meliputi:


1. Pemahaman dan pelaksanaan SOP
2. Persiapan peralatan dan pasien
3. Komunikasi
4. Menjaga kebersihan

Hendro.2010.Pengenalan
Alat
http://hendrosmk.wordpress.com

Sampling

Darah.

Online.

Diakses pada 12 September 2014


Riswanto.2010.Laboratorium
http://labkesehatan.blogspot.com

Kesehatan.Online.

Diakses pada 12 September 2014


Wiradewi,A.A. 2010. Pengenalan Phlebotomi. Denpasar : Modul Kuliah
Semester II Mata Kuliah Phlebotomi.
Riswanto.2009.
Pengenalan
Spesimen.
http://labkesehatan.blogspot.com/2009
/12/13/PengenalanSpesimen.html
Diakses pada 12 September 2014

Вам также может понравиться