Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
besar
daripada
benchmarking memiliki
1,96.
pengaruh
Dengan
yang
demikian dapat
signifikan
disimpulkan
terhadap keunggulan
bahwa
bersaing.
melakukan
benchmark
mengenai kualitas
ke
perusahaan
mitra
benchmark, maka dari hasil benchmark tersebut akan diperoleh informasi mengenai
kualitas dan dari informasi tersebut perusahaan bisa membangun produk yang memiliki
kualitas yang lebih baik lagi sehingga bisa menjadi keunggulan bersaing dari perusahaan
tersebut sendiri.
Latar Belakang
Bagaimana suatu perusahaan mengukur pencapaian kinerjanya dengan baik,
khususnya agar mampu bersaing dalam industri, kalau tidak melakukan studi
perbandingan dengan aktivitas bisnis pada perusahaan lain yang sejenis. Benchmarking
adalah sebuah metode peningkatan kinerja secara sistematis dan logis melalui pengukuran
dan perbandingan kinerja dan kemudian menggunakannya untuk meningkatkan kinerja
Best practices merujuk pada praktik bisnis yang dilakukan dengan sangat baik melebihi
apa yang dapat dilakukan perusahaan lain dalam suatu industri tertentu. Dengan kata lain,
tak ada perusahaan lain yang melakukannya lebih baik. Best practices dapat diraih
melalui inovasi di dalam perusahaan. Namun, kalau kita perhatikan akan ada banyak
sekali inovasi yang dilakukan dan diterapkan oleh banyak perusahaan di mana saja.
Karenanya untuk mencapai best practices di dalam suatu industri, sebaiknya kita melihat
ke luar dinding perusahaan untuk melihat apa yang sesungguhnya sedang terjadi.
Di makalah ini kami akan bicara tentang Konsep Benchmarking yang merupakan
salah satu metodologi yang membantu untuk melakukan seperti itu, benchmarking
mengukur proses atau praktik yang sangat penting bagi peningkatan kinerja
perusahaan,dan melakukan hal itu di seluruh industri. benchmarking ini mengidentifikasi
best practices yang digunakan, lepas dari posisi anda di dalam industri, dan selanjutnya
mempelajari dengan sungguh-sungguh proses tersebut dan menerapkan proses terbaik itu
di perusahaan anda. Benchmarking bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dilakukan.
Pengalaman beberapa perusahaan menunjukkan hanya kalau direncanakan dan dilakukan
dengan baik, ia dapat berhasil membuka perusahaan terhadap metode dan ide-ide baru.
A. Defenisi Benchmarking
Banchmarking adalah proses pengukuran operasional terhadap bisnis sebuah
perusahaan
(kualitas
produksi-jasa
layanan)
dengan
membandingkannya
keperusahaan/ institusi lain yang mempunyai produksi/ jasa layanan yang lebih baik.
Pengertian benchmarking menurut para ahli:
1. Gregory
H.
Watson
Bencmarking
sebagai
pencarian
secara
B. Jenis-Jenis Benchmarking
Pada dasarnya terdapat empat jenis benchmarking (Dale, 1994 dalam Nasution, 200), yaitu:
1) Internal benchmarking
Internal benchmarking merupakan infestasi asumsi yang paling mudah diterapkan
yaitu dengan membandingkan operasi diantara fungsi-fungsi dalam organisasi itu
sendiri.
Dengan demikian, internal bnchmarking dapat dikatakan sebagai suatu paket upaya
perbaikan terus menerus untuk mengidentifikasi praktis bisnis terbaik yang ada dalam
lingkungan perusahaan sendiri. Sebagai contoh, bila praktik bisnis disalah satu anak
perusahaan atau unit bisnis setelah diteliti memiliki performa terbaik, maka sifat-sifat
tertentu yang unggul ini kemudian ditularkan pada anak perusahaan lain atau unit
bisnis lain yang berada dalam kelompok perusahaan yang sama. Dengan melakukan
internal benchmarking dapat diperoleh informasi yang lebih jelas,kritis dan objektif
tentang adanya kesenjangan performa antar unit bisnis atau bagian didalam
perusahaan, serta penyebab terjadi kesenjangan tersebut. Selanjutnya dengan
memahami informasi tersebut, berbagai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan
kesenjangan dapat dilakukan. Implementasi internal benchmarking akan mendorong
makin berkembangnya komunikasi internal dan pemecahan masalah secara bersama
diantara unit bisnis atau bagian yang ada dala organisasi. Dalam melakukan
perbandingan perlu ditetapkan benchmarktargets. Untuk jenis internal benchmarking,
yang menjadi target adalah unit bisnis atau fungsi-fungsi dalam perusahaan yang
diketahui memiliki performa terbaik atau memiliki keunggulan tertentu pada sifatsifat tertentu, sehingga patut diteladani oleh unit bisnis atau fungsi-fingsi lain dalam
perusahaan.
2) Competitive Benchmarking
Competitive benchmarking merupakan tingkatan yang lebih lanjut dari internal
benchmarking. Competitive benchmarking berfungsi untuk memposisiskan produk
perusahaan terhadap produk persaing. Competitive beancmarking terapkan produk
untuk menciptakan atau meningkatkan daya saing serta mampu memperbaiki posisi
produk dalam pasar yang kompetitif. Melalui competitive beanchmarking akan
diperoleh informasi tentang penampilan terbaik dari pasang, di mana informasi ini
dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk menciptakan produk yang lebih baik dari
yang baik, Upaya mencari model dan praktik-praktik bisnis terbaik yang ada dipasar
global, dan memiliki pengaruh langsung terhadap pratik bisnis yang dilakukan
perusahaan akan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar global. Dalam
competitive beancmarking, target pembanding berada diluar perusahaan dan bersifat
flesibel, bergantung pada tujuan competitive
C. Proses Bechmarking
Kegiatan benchmarking dilakukan melalui beberapa tahapan, yang dimulai dari
perencanaan, analisis, integrasi, implementasi, sehingga kematangan (Camp, 1989:
17, 259 dalam Nasution, 2001: 195-197).
1)
Perencanaan
Pada umumnya, karakteristik perusahaan yang unggul/terbaik dalam kelasnya yang akan dibenchmarking adalah, sebagai berikut (Karlof and Osblom, 1993:63):
1. Fokus pada persepsi, perbaikan kualitas produktivitas.
2. Kesadaran atas biaya
3. Memiliki hubungan yang dekat dengan para pelanggannya.
4. Memiliki hubungan yang dekat dengan para pemasok
5. Memanfaatkan teknologi mutakhir.
6. Fokus pada core business.
2)
Analisis.
Setelah data terkumpul, kemudian diolah dan dan analisis untuk mengetahui kenerja suatu
proses yang nantinya akan menemukan kesenjangan/ perbandingan antara kedua pihak
(perusahaan dan mitra benchmarking), serta menentukan perbaikan target kinerja yang ingin
dicapai. Apabila ternyata proses mitra benchmarking lebih unggul, maka diadakan analisis
kelayakan implementasi dengan menghitung biaya serta pengaruhnya terhadap proses-proses
lainnya yang berkaitan.
3)
Integrasi.
Apabila hasil analisis menunjukan bahwa perubahan untuk menerapkan proses baru tersebut
layak, dan mendapat dukungan setiap manajer, maka disusun perencanaan implementasinya
guna mencegah timbulnya hambtan dan gangguan, sehingga pelaksanaanya akan dapat
bejalan lancar dan berhasil. Dalam menyusun perencanaan, dapat ditargetkan kinerja proses
yang lebih unggul dari perusahaan mitra benchmarking. Untuk maksud tersebut diperlukan
pelatihan karyawan untuk mengembangkan keterampilannya. Pengembangan keterampilan
yang dibutuhkan dalam bencmarking meliputi empat faktor, yitu sebagai berikut:
a. Pengetahuan, terutama yang berkenaan dengan aspek proses dan praktik suatu
pekerjaan yang diperoleh dari hasil penelitian benchmarking.
b. Motivasi, yaitu agar dapat memotifasi setiap orang untuk terus beljar dan
c. Situasi, yaitu peluang bagi setiap orang untuk menerapkan pengetahuannya dalam
implementasi
Implementasi benchmarking harus sesuai dengan yang telah direncanakan dan sesuai dengan
prosedur baru yang membutuhkan waktu untuk bisa menjadi kebiasaan. Setelah proses baru
digunakan dan berjalan lancar,biasanya kinerja perusahaan akan meningkat dengan pesat.
Dengan
pelaksanaan
perbaikan
yang
berkesinambungan,
maka
perusahaan
dapat
mengungguli mitra benchmarking kesemuanya ini baru dapat tercapai bila dilakukan kegiatan
pemantauan dengan pengendalian proses secara statistik untuk mengetahui kemajuan
perbaikan yang dilakukan. Berdasarkan hasil dari kegiatan pemantauan tersebut, dilakukan
perbaikan secara berkesinambungan, sehingga dapat mengungguli proses dari mitra
benchmarking.
5)
Fase kematangan
Kematangan akan tercapai pada saat praktik-prtik industri digabungkan / disatukan dalam
semua proses usaha. Ini berarti memastikan superioritas. Superioritas dapat diuji dengan
beberapa cara. Kematangan yang tercapai pada saat ini juga harus menjadi aspek yang
berlansung terus berinisiatif sendiri untuk menjadi suatu prose manajement.
Menurut Goetsch dan Davis (1994, pp.416-423) diperinci mejadi 14 langkah (proses)
banchmarking, yaitu :
1. Komitmen manajemen.
2. Basis pada proses perusahaan itu sendiri
3. Identifikasi dan dokumentasi setiap kekuatan dan kelemahan proses perusahaan.
4. Pemilihan proses yang akan di benchmarking.
5. Pembentukan tim benchmarking.
6. Penelitian terhadap obyek yang terbaik di kelasnya (best-in-class).
7. Pemilihan calon mitra benchmarking best-in-class.
d. Kunjungan Langsung.
Melakukan kunjungan ke lokasi mitra benchmarking (cara ini dianggap yang paling efektif ).
Prasyarat Benchmarking :
1.
kesabaran,
karena
merupakan
proses
berpartisipasi.
Riset mengidentifikasi
mitra
yang
keliru.
Perusahaan
benchmarking malas berusaha dan hanya memilih mitra yang lokasinya dekat.
6. Penekanan Yang Tidak Tepat.
Tim terlalu memaksakan aspek pengumpulan dan jumlah data. Padahal aspek
yang paling penting adalah poses itu sendiri.
7. Kekurangpekaan Terhadap Mitra.
Mitra Benchmarking memberikan akses untuk mengamati prosesnya dan juga
menyediakan waktu dan personilnya kuncinya untuk membantu proses
benchmaking kepada organisasi sehingga mereka harus dihormati dan
dihargai.
8. Dukungan Manajemen Puncak Yang Terbatas.
Dukungan total dari manajemen puncak dibutuhkan untuk memulai
benchmarking, membantu tahap persiapan dan menjamin tercapainya manfaat
yang dijanjikan.
DAFTAR PUSTAKA
Agha, S., Alrubaiee, L., & Jamhour, M. (2012). Effect of Core Competence on
Competitive Advantage and Organizational Performance. International Journal of
Business and Management, 7(1), 192-204.
Cassell, C., Nadin, S., & Melanie, O. G. (2001). The use and effectiveness of
benchmarking in SMEs. Benchmarking Journal, 8(3), 212-222. Retrieved 4 april
2013 from http://search.proquest.com/docview/217380287?accountid=45762