Вы находитесь на странице: 1из 12

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

PEWARISAN GEN GANDA


PENENTUAN POLA DAN JUMLAH SULUR JARI TANGAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum Genetika

Dosen pengampu :
Drs. Yustinus Ulung Anggraito, M.Si.,
Ir. Tuti Widianti, M.Biomed

disusun oleh:
1; Pujiasih
2; Elita Kurnianti
3; Futikhatul Fitriana

(4401412001)
(4401412037)
(4401412043)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

13 November 2014

PEWARISAN GEN GANDA


PENENTUAN POLA DAN JUMLAH SULUR JARI TANGAN
A; TUJUAN
1; Mengetahui pola sulur jari tangan pada mahasiswa jurusan Biologi
2; Menghitung jumlah sulur per individu dan rata-rata pada populasi
3; Menguji perbandingan genetik pola sulur mrnggunakan Chi-Kuadrat
B; PERMASALAHAN
1; Samakah pola sulur kesepuluh jari tangan saudara? Jika tidak pola mana yang
paling banyak?
2; Pola apa yang terbanyak dari kelas saudara dan berapa persentase frekuensi
masing-masing pola?
3; Bagaimana kesimpulan hasil uji frekuensi setiap pola dalam kelas dengan Chisquare ?
C; DASAR TEORI
Dermatoglifi
Dermatoglifi merupakan gambaran tentang sulur dan alur pada ujung jari dan
telapak tangan serta ujung jari dan telapak kaki. Gambaran ini khusus sehingga dapat
digunakan sebagai alat bantu identifikasi. Dermatoglifi diyakini memiliki pautan dengan
beberapa penyakit dan karakteristik lain yang diturunkan (Triana dalam Beatrice,2009).
Dermatoglifi diturunkan secara poligenik. Sekali suatu pola dermatoglifi telah
terbentuk, maka pola itu tetap selamanya, tidak dipengaruhi oleh umur, pertumbuhan
dan perubahan lingkungan. Pola dasar dermatoglifi manusia semuanya berpola loop
ulnar, tetapi ada tujuh gen lain yang turut berperan sehingga terjadi variasi pola
dermatoglifi. Dermatoglifi sangat kuat ditentukan secara genetik tapi selama periode
kritis, dermatoglifi dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan prenatal (Hall dan Kimura
dalam Beatrice,2009).
Distribusi dermatoglifi berbeda oleh jenis kelamin maupun ras. Pria memiliki lebih
banyak pola whorl daripada wanita dan wanita memiliki pola arch yang lebih sederhana
dari pria (Jones dalam Sintaningtyas,2010).
Sidik Jari
Sidik jari tampak pertama pada minggu ke-14 kehamilan dan berkembang ketika
bulan ketiga kehamilan. Lingkungan fetus terbukti berpengaruh pada pola sidik jari
(Okajima dalam Sintaningtyas,2010). Hal itu terbukti dengan adanya perbedaan pola
sidik jari tangan kanan dan tangan kiri dan pada orang kembar hanya ada sedikit
perbedaan. Modifikasi lingkungan fetal dapat diinduksi substansi-substansi teratogenik.
Walaupun ketika dilihat secara mendetail pola sidik jari manusia satu berbeda dengan
yang lain namun pola skala besarnya memiliki beberapa persamaan dan dapat
diidentifikasi dengan mudah. Berdasarkan klasifikasi, pola sidik jari dapat dinyatakan
secara umum ke dalam bentuk arch (garis melengkung), loop (garis melingkar), dan
whorl (garis memutar).

Gambar 1. Contoh Pola Dermatoglifi


Pola sidik jari (gambar 1) dapat diperiksa secara langsung dan cara untuk
mendapatkannya dengan mudah adalah dengan mencelupkan tangan ke dalam
genangan tinta kemudian ditempelkan di atas kertas. Pola sidik jari terdiri dari baris-baris
milimeter selebar setengah milimeter dari kelenjar keringat. Pola yang kompleks ini
terdiri atas dua pola utama yang disebut loop dan triradius. Loop dibentuk saat arah alur
paralel membelok 180 derajat ketika masuk dan keluar pada sisi jari yang sama dan
penamaannya sesuai dengan arahnya. Jika mengarah ke tulang radius dinamakan tipe
radial, jika mengarah ke tulang ulna dinamakan tipe ulnar.
Untuk setiap manusia identitas (dermatoglifi) yang terbentuk di bawah lapisan
kulit atau dermal papilae, pola dasarnya tidak berubah, selama lapisan papilae masih
berada dikulit dan sidik jari akan selalu ada. Variasi pola dermatoglifi satu spesies
berbeda dengan spesies lain dan menunjukkan kekhasan pada setiap spesies tersebut.
Pola guratan-guratan sidik jari tidak hanya bermanfaat untuk identifikasi tetapi juga bisa
bermanfaat untuk menemukan adanya abnormalitas dermatoglifi yang khas yang
seringkali berhubungan dengan banyak kelainan kromosom (Graham dan Brown dalam
Sintaningtyas,2010).
Menurut Francis Galton (1822-1916) tidak ada sidik jari yang identik di dunia ini
sekalipun di antara dua saudara kembar. Jika ada 5 juta orang di bumi, kemungkinan
munculnya dua sidik jari manusia yang sama baru akan terjadi lagi 300 tahun kemudian.
Sidik jari merupakan poligen, dimana sekali terbentuk maka akan tetap untuk
selamanya, tidak akan berubah oleh apapun kecuali apabila terjadi kerusakan pada jari
tangan seperti kebakaran (Kimura dalam Beatrice,2009).
Sistem sidik jari yang dipakai sekarang berasal dari Sir Richard Edward Henry,
seorang asisten magistrate kolektor di Barat Daya India. Henry dilahirkan pada 26 Juli
1850 di Shadwell, Wapping, London, Inggris. Sistem Henry berasal dari pola ridge
(sulur/ garis-garis paralel) yang terpusat pada pola jari tangan, jari kaki, khususnya
telunjuk. Pola ridge ini dibentuk selama embrio dan tidak pernah berubah dalam hidup
kecuali diubah secara kebetulan akibat lukaluka, terbakar, penyakit atau penyebab lain
yang tidak wajar (Saha et al, dalam Sintaningtyas, 2010 ).
Sidik jari telah terbukti cukup akurat, aman, mudah dan nyaman untuk dipakai
sebagai identifikasi karena sifat yang dimiliki sidik jari antara lain :

a. Perennial nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada kulit
manusia seumur hidup.
b. Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah kecuali mendapatkan
kecelakaan yang serius
c. Individuality, pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang (Elvayandri,
dalam Sintaningtyas 2010).
Menurut Suryo(dalam Beatrice,2009), bentuk sidik jari terbagi atas tiga bagian
dasar:
a; Pola arch atau lengkung
Pola ini sering dinamakan pola A, initial dari Arch. Bentuknya melengkung, melintang
terhadap arah jari. Bentuk sidik jari ini merupakan bentuk yang paling sederhana, tidak
mempunyai triradius sehingga tidak dapat dilakukan perhitungan rigi. Pola ini memiliki
frekuensi kehadiran hanya 5%, bahkan tidak semua individu memiliki pola ini. Menurut
Soma(dalam Beatrice,2009), ada dua macam pola arch yaitu plain arch dan tented arch.
b; Pola Loop atau Pola Sinus
Bentuknya seperti tali untuk menjerat, mulai dari pinggir menuju ke tengah, balik lagi ke
pinggir, terbuka ke arah kiri atau kanan jari. Ciri utama pola ini adalah terdapat satu
triple-as yakni satu titik dengan tiga sumbu.Menurut Soma (dalam Beatrice ,2009), pola
loop dapat dibedakan atas 2 yaitu:
; Loop radial, yaitu bagian yang terbuka dari bentuk sosok menuju ke arah ujung jari.
; Loop ulnar, yaitu bagian yang terbuka menuju ke pangkal jari. Bentuk loop kira-kira
65%-70% terdapat pada setiap individu. Bentuk loop ini sering ditemukan pada sidik
jari. Frekuensi kehadiran yang sering ditemukan membuat bentuk loop lebih banyak
dikenal daripada bentuk yang lainnya.
c; Pola Whorl atau Pusaran
Bentuk pola ini seperti pusaran air, terdapat pusat di tengah, melingkar, makin lebar
makin ke pinggir. Ciri utama adalah terdapat dua tripel-as yakni dua buah titik yang
masing-masing dengan tiga sumbu. Frekuensi kehadiran pola ini 25%-30%.

Gambar 2. Pola dermatoglifi Galton(Arrieta, dalam Rosida 2006)


Klasifikasi dari bentuk sidik jari didasarkan atas banyaknya triradius, yaitu titiktitik darimana rigi-rigi menuju tiga arah dengan sudut kira-kira 120 derajat atau
merupakan titik pusat dari bentuk segitiga yang menyebar membentuk sulur-sulur di jari
tangan dan kaki, serta di telapak tangan dan kaki. Pancaran inilah yang mempunyai arti

klinis karena spesifik untuk tiap-tiap orang (Penrose dalam Sintaningtyas,2010).


Triradius selalu ditemukan pada sisi radial dari ulnar loop dan sebaliknya. Dua loop yang
saling berlawanan dapat membentuk whorl (garis memutar) yang variasinya dapat
menjadi bentuk spiral, cincin konsentris (elips), loop yang saling bersambungan maupun
membentuk celah dalam loop. Ada dua triradius yang berhubungan dengan whorl, satu
di tiap-tiap sisi jari. Saat tidak ada pola yang tampak, bidang dari garis paralelnya
tersebut disebut bidang terbuka. Jika ada garis yang menunjukkan kurvatura kecil,
susunannya dapat membentuk arch. Jika konfigurasinya membentuk arch (garis
melengkung) maka tidak ada pola triradius di sidik jarinya, tapi jika polanya tented arch
maka pola triradiusnya ditemukan di bawah tent yang dibentuk oleh garis melingkar
yang tegas (Naffah, dalam Sintaningtyas 2010). Untuk mendapatkan jumlah perhitungan
rigi, rigi dari kesepuluh jari dijumlahkan. Pada wanita normal 144 (Suryo dalam
Beatrice,2009). Menurut (Penrose dalam Rosida,2006) , jumlah sulur total pada jenis
kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan.
Analisis sidik jari tangan terhadap 571 orang Habbanit yang dilakukan oleh
Slatis, Katznelson dan Bonne-Tamir pada tahun 1976 menunjukkan kesimpulan
mengenai pola penurunan sidik jari. Sebuah teori genetik telah dikembangkan. Teori ini
menyatakan bahwa pola sidik jari dasar pada manusia adalah ulnar loop dan variasi gen
menyebabkan deviasi (penyimpangan) dari pola sidik jari dasar ini menjadi pola-pola
lain. Gen-gen yang berpengaruh antara lain:
a. Gen semidominan untuk pola whorl pada ibu jari tangan (satu orang homozigot
mempunyai pola whorl pada kedua ibu jari, yang lainnya mempunyai ulnar loop pada
kedua ibu jari dan 288 orang heterozigot biasanya mempunyai dua pola
ulnar loop atau satu ulnar loop dan satu whorl),
b. Gen semidominan untuk pola whorl pada jari manis yang bekerja seperti gen untuk
pola whorl pada ibu jari,
c. Gen dominan untuk pola arch pada ibu jari dan seringkali pada jari tangan lain,
d. Satu atau lebih gen dominan untuk pola arch pada jari tangan,
e. Gen dominan untuk pola whorl pada semua jari tangan kecuali untuk pola ulnar loop
pada jari tengah. Gen dominan untuk radial loop pada jari telunjuk, seringkali
berhubungan
dengan pola arch pada jari tengah,
g. Gen resesif untuk pola radial loop pada jari manis dan kelingking. Gen-gen ini dapat
bekerja secara independen maupun epistasis (Slatis et al, dalam Sintaningtyas 2010).
Frekuensi pola sidik jari sangat bervariasi dari satu jari dengan jari lainnya. Hasil
penelitian skripsi Sintaningtyas (2010) sesuai dengan penelitian Suryo (1997) yang
mengatakan bahwa pada umumnya kira-kira 5% bentuk sidik jari pada ujung jari tangan
adalah tipe archus, bentuk loop kira-kira 65-70% dan tipe whorl kira-kira 2530%.Menurut Penrose (dalam Sintaningtyas,2010), jumlah sulur total pada jenis kelamin
laki-laki lebih banyak dari perempuan. Frekuensi kehadiran setiap pola sidik jari baik
pola sidik jari loop, arch, dan whorl tidak sama. Pada orang normal frekuensi kehadiran
pola sidik jari untuk pola loop lebih banyak daripada frekuensi kehadiran pola sidik jari
whorl dan arch, inilah yang sering digunakan para ahli untuk mengidentifikasi
karakteristik sifat seseorang ( Suryo, dalam Beatrice 2009). Kemudian penelitian yang
dilakukan oleh Panghiyangani et al. (2006), membuktikan bahwa pola sidik jari pada
Suku Dayak mempunyai gambaran loop ulna 67.07%, whorl 25.54%, arch 4.62%, dan
loop radial 2.77%.

D; ALAT DAN BAHAN


Penentuan Sidik Jari Tangan

Tinta stempel
Bak stempel
Kertas tulis
Kaca pembesar

Penghitungan Jumlah Sulur atau Jumlah Rigi pada Jari Tangan

Pensil/pulpen
Kertas HVS
E; PROSEDUR KERJA
Mengenakan 10 jari tangan pada tinta stempel dan mengusahakan bagian
ujung jari terkena tinta semuanya
Menempelkan masing-masing ujung jari tangan pada kertas yang tersedia
Mengamati bekas sidik jari pada kertas menggunakan kaca pembesar
Menentukan pola sulur kesepuluh jari tangan
Menghitung frekuensi masing-masing pola dan menggabungkan frekuensi
masing-masing pola pada seluruh anggota kelas baik perempuan dan lakilaki
Menghitung jumlah rigi setiap jari dan jumlah sulur semua jari (JSS/ Total
Menguji dengan chi-square dengan taraf signifikasi 5%
Membuat kesimpulan apakah frekuensi pola sulur sesuai dengan frekuensi
pola sulur pada umumnya.

F; HASIL PENGAMATAN
Tabel 1 . Tipe Pola Sulur 10 Jari Tangan Pada Kelompok Alel.
Tangan
kiri
Nama
mahasiswa

Ibu jari

Telunjuk

Jari tengah

Jari manis

Kelingking

Puji Asih

Tipe pola / Jumlah


sulur

Loop/ 16

Loop/ 8

Loop/ 10

Loop/ 17

Whorl / 14

Whorl / 13

Loop/ 13

Loop/ 12

Loop/ 9

Loop/ 12

Loop/ 10

Loop/ 12

Loop/ 12

Loop/ 12

Loop/ 9

Elita Kurnianti

Tipe pola / Jumlah


sulur

Futikhatul Fitriana

Tipe pola / Jumlah


sulur
Tangan
kanan
Nama
mahasiswa

Ibu jari

Telunjuk

Jari tengah

Jari manis

Kelingking

Puji Asih

Tipe pola / Jumlah


sulur

Loop/ 10

Loop/ 10

Loop/ 12

Whorl / 17

Loop/ 19

Whorl / 14

Loop/ 10

Loop/ 9

Loop/ 9

Loop/ 13

Whorl / 16

Loop/ 8

Loop/ 10

Loop/ 11

Loop/ 10

Elita Kurnianti

Tipe pola / Jumlah


sulur

Futikhatul Fitriana

Tipe pola / Jumlah


sulur

Tabel 2 . Tipe Pola dan Jumlah Sulur Pada Populasi Kelas.


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Nama Mahasiswa
Annisa Lintang Malinda
Abadia Delima
Noor Inayati
Siti Zubaidah
Windy Oktaviani
Vina Qurrotu Ainina
Agus Safangat
Ros Setiani
Mei Dewi Rohmawati
Arum Nurita
Syukron Fadli Alimi

Sex

Arch
-

Loop
10
10
10
7
8
8
6
6
7
10

Whorl
3
2
2
4
4
3
10
-

Jumlah sulur
121
117
119
142
130
132
187
145
130
172
134

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Felliyana Azmi
Puji Asih
Elita Kurnianti
Futikhatul Fitriana
Nida Gaida
Iis Sutiyani
Dwi Apriyani
Alif Tini Ginti
Intan Indah S
Mery Tantya D
Dian Dwi Hapsari
Nur Halimah
Tesa Aghnes Maudini
Devi Alvitasari
Widya Kusuma A
Lili Astuti Isnaeni
Kusniana
Tri Purwaningsih
Aprilia Putri Astuti
Ariza Naila Safufia
Putri Mei Wahyuni
Yen Lestari Harahap
Zahrina Naila Safufia
Shella Aprilia
Syahrizal Umar Kadafi
Jumlah

6
1
7

7
8
8
9
2
10
7
8
8
8
10
7
10
3
2
5
8
10
9
9
3
5
5
6
3
252

3
2
2
1
8
3
2
2
2
3
7
2
5
2
1
7
5
5
4
7
101

Jumlah seluruh sulur = 4836


Jumlah sulur putra

= 479

Jumlah sulur putri

= 4357

G; ANALISIS DATA
Ho = Tidak ada perbedaan signifikan antara hasil percobaan dengan teori.
Ha = Ada perbedaan signifikan antara hasil percobaan dengan persentase teori.
;

Perhitungan Pola masing-masing sidik jari


a;

loop=

b;

Jumlah keseluruhanloop
x 100
Jumlah keseluruhan sidik jari

252
x 100
360

arch=

70

Jumlah keseluruhan arch


x 100 %
Jumlah keseluruhan sidik jari

7
x 100 =2
360

128
133
112
110
160
134
142
122
131
105
126
166
69
194
57
148
100
148
116
141
177
178
117
135
158
4836

c;

whorl=

Jumlah keseluruhan whorl


x 100
Jumlah keseluruhan sidik jari

101
x 100 =28
360

Tabel 3. Pengujian Chi-Square (X2) Tipe Pola Jari Tangan Pada Populasi Kelas

o
e
d
d2/e

Arch
2%
5%
-3 %
1, 8 %

Loop
70 %
70 %
0%
0%

Whorl
28 %
25 %
3%
0,36 %
hitung=2,16

Jumlah
100 %
100 %
0
2,16 %

db= n-1= 3-1= 2


Taraf signifikansi=5%
X2hitung= 2,16 dan X2tabel(P= 0,05) = 5,99
X2hitung < X2tabel, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.
Kesimpulan: Tidak ada perbedaan signifikan antara hasil percobaan dengan teori.
Tabel 4. Pengujian Chi-Square (X2) Jumlah Semua Sulur Pada Populasi Kelas

Jumlah Sulur
Mahasiswa
Mahasiswi
O
159,6
132,0
E
144
127
d
(144-159,6) = -15,6
(127-132,0) = -5
d2/e
243,36/144 = 1,69
25/127 = 0,19
hitung=1, 88
Jumlah keseluruhan sulur putra
Ratarata jumlah s ulur putra=
Jumlah siswa putra

Ratarata jumlah s ulur putri=

479
=159,6
3

Jumlah keseluruhan sulur putri


Jumlah siswa putri

43 57
=132 ,0
33

db= n-1= 2-1= 1


Taraf signifikansi=5%
X2hitung= 1 ,88 dan X2tabel= 3,84
X2hitung < X2tabel, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.
Kesimpulan: Tidak ada perbedaan signifikan antara hasil percobaan dengan teori.
H; PEMBAHASAN
Berdasarkan data kelompok kami mengenai tipe pola sulur dapat diketahui bahwa
dari 3 praktikan (berarti 30 jari tangan) terdapat 25 bertipe loop, 5 bertipe whorl dan tidak
terdapat tipe jari tangan arch. Sedangkan berdasarkan data kelas mengenai hasil

pengamatan pola sulur jari, dapat diketahui bahwa dari 36 mahasiswa (berarti total jari
tangan yang diamati = 360), jumlah sulur tipe arch hanya berjumlah 7; 252 tipe loop; dan
101 tipe whorl. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa tipe sulur terbanyak
yaitu tipe loop. Pada tipe loop ini terdapat satu triradius yang terdapat pada ujung jari.
Sedangkan pada tipe whorl ditemukan dua triradius pada ujung jarinya. Sedangkan pada
tipe arch tidak ditemukan triradius.
Setelah dilakukan uji Chi-Square (X2) terhadap data kelas didapatkan hasil bahwa
angka deviasi tipe arch yaitu 1,8; tipe loop 0 dan tipe whorl adalah 0,36. Kemudian X2
hitungnya sebesar 2,16 . Tipe pola sulur jari tangan pada manusia ada tiga, maka nilai
db = 3 -1 = 2. Nilai X2 hitung = 2,16 < X2 tabel (P= 0,05) = 5,99 maka Ho diterima dan
Ha ditolak sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil praktikum dengan
teori. Sedangkan pada perhitungan analisis chi-kuadrat pada jumlah semua sulur pada
populasi kelas diperoleh nilai X2 hitung sebesar 0,21. Jumlah semua sulur pada populasi
kelas yang dibandingkan adalah antara laki-laki dan perempuan, maka nilai db = 2-1 = 1.
Nilai X2 dalam tabel X2 yaitu 1,88. Karena X2 hitung = 1,88 < X2 tabel (P= 0,05) = 3,84
maka Ho diterima dan Ha di tolak sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara
hasil praktikum dengan teori.
Pola sulur pada jari memiliki bentuk yang berbeda-beda tiap orangnya, bahkan
dalam jari yang sama ada yang memiliki pola sulur yang berbeda misalnya pada pola
sulur Widya, 6 jari berpola arch, 2 jari berpola loop, dan 2 jari yang lain berpola whorl.
Pada data kelas terlihat bahwa pola sulur terbanyak yaitu loop yaitu 70%, persentase ini
sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa kehadiran pola loop kira-kira 65%-70%
pada setiap individu. Bentuk loop ini sering ditemukan pada sidik jari. Frekuensi kehadiran
yang sering ditemukan membuat bentuk loop lebih banyak dikenal daripada bentuk yang
lainnya. Kemudian frekuensi kehadiran pola whorl pada populasi kelas yaitu 28 %, hal ini
sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa frekuensi kehadiran pola ini 25%-30%.
Kemudian yang terakhir adalah pola Arch yang hanya 2%, sedangkan menurut teori
frekuensi kehadiran pola arch adalah 5%, namun nilai ini masih bisa diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa perbedaan pola sulur bukan hanya terlihat dari orang yang berbeda
saja namun jari yang berbeda walaupun pada tangan yang sama dapat berbeda pula pola
sulurnya.
Jumlah rigi tergantung dari pola sulurnya. Pola sulur loop biasanya memiliki jumlah
rigi yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah rigi pada loop dan arch, karena
lingkaran rigi pada pola whorl lebih besar sehingga jumlah riginya lebih banyak. Selain itu
frekuensi pola sulur ditentukan oleh keturunan ras (suku bangsa), untuk seluruh bangsa
rata-rata pola arch paling kecil. Dari data kelas rata-rata jumlah rigi mahasiswi sebesar
132 tidak terlalu jauh dari jumlah rata-rata standar perempuan sebesar 127. Sedangkan
jumlah rata-rata rigi mahasiswa sebesar 159,6 lebih mendekati standar rata-rata yakni
132. Meskipun penyimpangan yang diberikan pada jumlah rigi mahasiswa terlihat lebih
besar namun setelah di uji dengan chi kuadrat penyimpangan tersebut masih dapat
diabaikan karena nilai X2 hitung masil lebih kecil dibandingkan dengan X2 tabel. Rata-rata
jumlah sulur per individu pada populasi kelas adalah sebesar 132 untuk putri dan 159,6
untuk putra adalah sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa jumlah sulur jari pada
laki-laki lebih banyak jika dibandingkan jumlah sulur jari pada perempuan.
I;

SIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1; Pada populasi kelas rombel dua Pendidikan Biologi ditemukan ada tiga pola
sulur jari mulai dari yang frekuensinya terbanyak berturut-turut adalah loop,
whorl, dan arch.
2; Rata-rata jumlah sulur per individu pada populasi kelas adalah sebesar 132
untuk putri dan 159,6 untuk putra. Hal ini sesuai dengan teori yang

menyebutkan bahwa jumlah sulur putra lebih banyak jika dibandingkan jumlah
sulur putri.
3; Hasil analisis data pola tipe sulur dan jumlah sulur menggunakan uji Chikuadrat, diperoleh hasil pada keduanya bahwa X2hitung < X2tabel akibatnya
Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak
ada perbedaan signifikan antara hasil percobaan dengan teori.
JAWABAN PERMASALAHAN
1; Samakah pola sulur jari tangan Saudara dan pola manakah yang terbanyak?
Jawab :
Tidak sama, pola terbanyak yaitu pola loop
2; Pola mana yang terbanyak dari kelas Saudara dan berapa masing-masing frekuensinya?
Jawab :
Pola terbanya yaitu loop. Dengan frekuensi masing-masing arch = 2%, loop = 70%, dan
whorl = 28%
3; Setelah diuji dengan X2, apakah besar penyimpangan pada data kelas dapat diabaikan
(tidak signifikan)? Apabila penyimpangan tersebut signifikan, kemukakan penyebabnya!
Jawab :
Tidak terjadi penyimpangan yang signifikan pada hasil percobaan , artinya penyimpangan
yang terjadi mungkin kecil sehingga dapat diabaikkan.

DAFTAR PUSTAKA
Beatrice, Eva.2009.Perbandingan Pola Multifaktor Sidik Jari Narapidana Di Lembaga
Pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan dengan Pria Normal Di luar Lembaga
Pemasyarakatan. Skripsi Universitas Sumatera Utara Medan.
Iriane, Vincentia Maria. 2003. Perbedaan Bentuk Lukisan Sidik Jari, Ridge Count, Palmar
Pattern Dan Sudut A-T-D Antara Orang Tua Anak Sumbing Dengan Orang Tua Anak
Normal Di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Maj. Kedok. Unibraw. Vol. XIX.
No.2.
Panghiyangani, et al.2009.Gambaran Dermatoglifi Tangan Pasien Skizofrenia. Jurnal
Kedokteran Indonesia.Vol. 1. No. 2: 115-120.
Rosida, Lena dan Panghiyangani, Roselina.2006. Gambaran Dermatoglifi pada Penderita
Sindrom Down di Banjarmasin dan Martapura Kalimantan Selatan. Jurnal Anatomi
Indonesia. Vol.1. No.2: 71 78.
Sintaningtyas, Linda Jana. 2010. Pola Dermatoglifi Tangan Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Skripsi UNS Surakarta.

Вам также может понравиться