Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SEMESTER V
TAHUN AKADEMIK 2014-2015
BLOK 3.5.9
BLOK 3.5.9
BUKU PRAKTIKUM SKILLS LAB
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
ORTODONSI 2
SEMESTER V
TAHUN AKADEMIK 2014-2015
Penyusun :
Editing :
Sekretariat Blok
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
perkenanNya buku petunjuk Praktikum/Skills Lab Ortodonti II Blok 3.5.9 bagi
mahasiswa semester V PSPDG FKUB dapat diselesaikan.
Buku ini disusun sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan oleh
KKI dan diharapkan dengan adanya praktikum / Skills Lab Ortodonti II
mahasisiwa dapat meningkatkan ketrampilan serta pemahaman tentang teori
teori dasar yang telah dipelajarinya
Semoga buku ini bermanfaat bagi mahasiswa dan staf pengajar
dalam proses pendidikan dokter gigi Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
1. Tata tertib praktikum / skills lab
1.1 Persiapan sebelum praktikum
1.2 Selama praktikum
1.3 Setelah praktikum
2. Tujuan
2.1 Tujuan umum
2.2 Tujuan khusus
3. Fasilitas yang disediakan
4. Alat yang harus dipersiapkan mahasiswa
5. Materi Skills Lab
6. Metode
7. Tahapan
8. Jadwal skills lab
Daftar pustaka
1.
TATA TERTIB PRAKTIKUM / SKILLS LAB
1.1. Persiapan sebelum praktikum
- Bacalah buku petunjuk praktikum sehingga dapat menguasai hal
yang harus dikerjakan atau dipahami
- Memakai baju praktikum lengkap dengan name tag, dan membawa
perlengkapan yang diperlukan
- Setiap kali akan mengerjakan / memulai praktikum, periksa dulu
kelengkapan praktikum yang disediakan apakah dalam keadaan baik
atau tidak. Jika ada kekurangan segera lapor kepada instruktur
1.2. Selama praktikum
- Selama praktikum mahasiswa tidak diperbolehkan merokok, makan,
atau memasukkan jari/benda lain ke dalam mulut
- Apabila terjadi kecelakaan sekecil apapun (misal mendapat luka atau
biakan kuman tumpah dalam jumlah cukup banyak) segera lapor
kepada instruktur
1.3. Setelah praktikum
- Bersihkan meja praktikum dan semua peralatan yang dipakai
- Buatlah laporan praktikum secara individu sesuai dengan form dan
dikumpulkan satu minggu sesudahnya.
2.
TUJUAN
2.1. Tujuan umum :
Mahasiswa mampu membuat komponen aktif dan pasif, mengaktivasi
komponen aktif sesuai fungsi yang diinginkan, menganalisa model
studi, mendiagnosa suatu kasus maloklusi, menentukan rencana
perawatan, membuat desain peranti alat lepasan.
2.2. Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu memahami dan membuat macam-macam
komponen aktif dan retentif pada peranti ortodonti lepasan
2. Mahasiswa mampu melakukan aktivasi peranti ortodonsi lepasan
3. Mahasiswa mampu menganalisa model studi, menganalisa dan
mempelajari anatomi gigi, kurva of spee, bentuk lengkung rahang,
mendeteksi adaya kelainan, termasuk pembesaran lokal dan
asimetri lengkung, mengevaluasi hubungan intercusp/interdigitasi
4.
5.
MATERI
- Membuat komponen aktif (pegas cantilever tunggal dan busur labial)
dan komponen pasif (cengkeram adams) dari peranti lepasan
ortodonti
- Mengisi Rekam Medik (Melakukan analisis umum, lokal, fungsional,
radiografi model studi , menghitung kebutuhan ruang, menentukan
diagnosa, menentukan rencana perawatan, membuat desain peranti
lepasan ortodonti).
6.
METODE
- Demonstrasi
- Praktek membuat komponen aktif dan pasif dari peranti lepasan
ortodonti
- Praktek cara mengaktivasi komponen aktif dan sekrup ekspansi
- Mengisi rekam medik (Melakukan analisis umum, lokal, fungsional,
radiografi model studi model studi , menghitung kebutuhan ruang,
menentukan diagnosa, menentukan rencana perawatan)
- Membuat desain peranti lepasan ortodonti sesuai kasus
- Ujian
7.
TAHAPAN PEKERJAAN
1. Membuat desain komponen aktif dan retentif (di lembaran ) pada
gambar oklusal gigi RA/RB
2. Masing-masing mahasiswa mendapat 1 model RA atau RB dari gips
keras/stone
3. Membuat komponen aktif (pegas cantilever tunggal dan busur labial)
dan komponen pasif (cengkeram adams) pada model gips
4. Memfiksasi komponen aktif dan pasif peranti lepasan di model gips
5. Peragaan dan latihan cara mengaktivasi komponen aktif dan sekrup
ekspansi
6. Mengisi rekam medik (Melakukan analisis umum, lokal, fungsional,
radiografi model studi model studi , menghitung kebutuhan ruang,
menentukan diagnosa, menentukan rencana perawatan ruang,
membuat desain peranti lepasan ortodonti sesuai kasus).
I.
Gambar :
10
11
Uniform spacing of 1mm, with a foot Occlusal view: Notethat U-loop follows
at the end of tag.
contour of arch.
12
U-loop position
Should lie approx. 1mm away from
tissue
13
d.
1.2
Cara aktivasi :
- Digunakan tang pembentuk lup untuk mengaktifkan busur labial
- Lup dipegang dengan tang, tekuk kaki depan lup atau sempitkan lup
dengan tang
- Dengan melakukan ini kaki horizontal busur akan bergerak kea rah
insisal
- Kaki busur perlu dibetulkan dengan menahan lup dan menempatkan
kaki horizontal busur di tengah gigi
14
Gambar :
15
Cara aktivasi :
- Dengan menarik lengan pegas kearah pergerakan gigi /
dengan memencet koil sehingga lengan pegas bergerak
kearah yang diinginkan
- Perlu diperiksa apkah posisi pegas dan titik kontak dengan
gigi sudah benar
- Pada kunjungan pertama dilakukan aktifasi ringan saja yaitu
defleksi antara 1-2 mm
- Pada kunjungan berikutnya defleksi dapat sampai 3 mm
16
17
Gambar :
18
19
1.4
SEKRUP EKSPANSI
Terdapat berbagai macam sekrup ekspansi yang dapat
digunakan untuk menggerakkan gigi. Ada yang mempunyai guide pin
tunggal maupun ganda. Sekrup dengan pin ganda lebih stabil, pin
tunggal lebih berguna apabila tempatnya sempit, misal di rahang
bawah.
a. Fungsi :
- Melebarkan / mengekspansi lengkung geligi
- Menggerakan satu gigi / beberapa gigi kearah mesio distal
- Menggerakan satu gigi / beberapa gigi kearah bukal / labial
b. Bahan :
Stainless steel
c. Bagian-bagian sekrup ekspansi :
20
d.
Cara Pemasangan :
1. Ekspansi transversal anterior
Sekrup dipasang :
- Sejauh mungkin ke anterior
- Setinggi mungkin di palatum
- Membentuk sudut 90 terhadap garis median
- Bagian posterior diberi kawat penahan diameter 0.9 mm
Gambar :
21
e. Cara aktivasi :
- Dilakukan pemutaran dengan kunci yang tersedia, sesuai
dengan arah perputaran yang biasanya berupa tanda panah
- Apabila pada sekrup tidak ada arah pemutaran , sebaiknya
pada lempeng akrilik diberi tanda arah pemutaran
- Sekrup diputar seperempat putaran seminggu sekali
- Operator perlu mengajari pasien atau orang tua cara memutar
sekrup dengan benar
22
23
24
25
Cara pengukuran
pasien di dudukkan kemudian dilihat dr belakang
Indeks kepala = Lbr kepala (B) (jrk bizigomatik supramastoideus) x 100
Panjang kepala (A) (Jarak Gl Oc)
26
(1976)
Profil muka : Menurut Graber (1972) dikenal tiga tipe profil muka yaitu :
Cembung (convex), bila titik petemuan Lcb-Lca berada didepan garis
Gl-Pog
- Lurus (straight ), bila titik petemuan Lcb-Lca berada tepat pada garis
Gl-Pog
- Cekung (concave), bila titik petemuan Lcb-Lca berada dibelakang
garis Gl-Pog
Untuk menentukan profil muka digunakan 4 titik anatomis sebagai acuan
:
- Glabella (Gl) : Titik terendah dari dahi terletak pada tengah-tengah
diantara alis mata kanan dan kiri.
- Lip contour atas (Lca) : Titik terdepan bibir atas.
- Lip contour bawah (Lcb) : Titik terdepan bibir bawah
-
27
28
29
30
III.
3.1
Pengertian :
Model studi adalah replika dari keadaan gigi geligi dan jaringan lunak
di sekitarnya yang digunakan sebagai catatan diagnostik penting dalam
membantu mempelajari oklusi dan gigi geligi, yang berupa cetakan
reproduksi dalam bentuk tiga dimensi.
3.2
31
7.
8.
Kelainan Gigi
a. Kelainan Posisi Gigi
Supra Oklusi/supra posisi : gigi yang erupsinya melebihi bidang
oklusal.
Infra Oklusi/infra posisi : gigi yang erupsinya tidak sampai
mencapai bidang oklusal.
Untuk mengetahui apakah gigi mengalami supra posisi/supra
oklusi atau infra posisi/infra oklusi, harus berpedoman pada
dataran oklusal. Yang dimaksud dengan dataran oklusal yaitu
suatu bidang yang ditarik melalui oklusal gigi molar pertama
atas dan bawah, dan gigi-gigi insisivus atas dan bawah.
Mesioversi : posisi gigi lebih ke mesial dari posisi normal
Distoversi : posisi gigi lebih ke distal dari posisi normal
Linguoversi : posisi gigi lebih ke lingual dari posisi normal
b. Kelainan Bentuk Gigi
- Peg shaped adalah kelainan bentuk gigi menyerupai sebuah
pasak, biasanya didapatkan pada insisivus lateral.
- Geminasi adalah satu benih gigi yang tumbuh membentuk
seperti dua mahkota yang menjadi satu, tetapi dengan satu
buah akar.
- Fusi adalah dua benih gigi yang mahkota tumbuh menjadi satu
berukuran besar, tetapi dengan dua akar.
- Dilserasi adalah akar gigi yang tidak normal bentuknya /
bengkok.
c. Kelainan Jumlah gigi
- Hiperdontia : gigi kelebihan. Umumnya mesiodens, terletak
diantara kedua insisivus sentral.
- Hipodontia : kekurangan jumalah gigi. Umumnya berupa
agenisi atau tidak ada benih gigi, biasanya terjadi pada insisivus
lateral.
32
2.4
33
pergeseran garis median pada rahang atas, maka garis yang ditarik
pada midline rahang tadi akan berada tepat pada interdental gigi
insisivus pertama atas kanan dan kiri.
Cara menentukan garis median :
RA : menghubungkan titik pertemuan rugae palatine kedua kiri kanan
dengan titik tengah pada Fovea palatine pada daerah psterior
palatum.
RB : membuat titik pada perlekatan frenulum labial dan lingual dan
titik ini melewati titik kontak insisivi sentral bawah
Gambar :
2.6.
Diastema
Adalah ruang antara 2 gigi yang berdekatan.
Gambar :
2.7
Kurva Spee
Adalah lengkung yg menghubungkan antara insisal insisive dengan
bidang oklusal molar terakhir pada rahang bawah.
Berikut beberapa tahap penentuan kurve spee :
34
Gambar :
Relasi gigi
Adalah hubungan gigi atas dan bawah dalam keadaan oklusi .
a. Relasi gigi anterior
Jurusan sagital
35
Jurusan Sagital
Netroklusi, distoklusi, mesioklusi, gigitan tonjol, tidak ada
relasi
2.9
Jurusan Transversal
Normal
: gigitan fisura luar rahang atas
Tidak normal
: gigitan fisura dalam atas, gigitan tonjol
Jurusan vertical
Gigitan terbuka : tidak ada kontak gigi atas dan bawah pada
saat oklusi
36
3.
37
38
selalu dengan
pencabutan gigi permanen
39
X =
Keterangan :
X
= Lebar
Y
= Lebar
X
= Lebar
Y
= Lebar
gigi
gigi
gigi
gigi
X . Y
Y
permanen penggantinya
sulung pada model studi
permanen pada foto roentgen
sulung yang terlihat pada foto roentgen
7.0 mm
40
41
42
43
44
Grup
Ruang
A
B
Gijo Lt 2
B
A
Gijo Lt 2
A&
B
SL. A
SL. B
A
B
Gijo Lt 2
45
Rabu
17-9-2014
08.00-11.00
Kamis
18-9-2014
12.00-15.00
Jumat
19-9-2014
08.00-11.00
Selasa
23-9-2014
08.00-11.00
12.00-15.00
Rabu
24-9-2014
08.00-11.00
12.00-15.00
Jumat
26-9-2014
08.00-11.00
ruang pada
mixed dentition
dengan tabel
prediksi Sitepu
& Moyers)
Prosedur
Diagnosis 5:
Analisis Model
(analisa
pengukuran
ruang pada
permanent
dentition)
Prosedur
Diagnosis 5:
Analisis Model
(analisa
pengukuran
ruang pada
permanent
dentition)
Prosedur
Diagnosis 6:
Etiologi
Maloklusi
Prosedur
Diagnosis 7:
Desain Peranti I
Prosedur
Diagnosis 8:
Desain Peranti II
(Presentasi )
Pre-test 3:
Komponen
peranti lepasan
& Aktivasi ???
Gijo Lt 2
SL. A
A&
B
SL. A
SL. B
A
B
Gijo Lt 2
B
A
Gijo Lt 2
SL.A
A&
B
SL. A
SL. B
46
10
Selasa
30-9-2014
08.00-11.00
12.00-15.00
11
Rabu
1-10-2014
08.00-11.00
Kamis
2-10-2014
12.00-15.00
12
Jumat
3-10-2014
08.00-11.00
13
Selasa
7-10-2014
08.00-11.00
12.00-15.00
14
Jumat
24-102014
08.00-11.00
15
Selasa
08.00-12.00
Peranti Lepasan
1: membuat
cengkeram
adam
(permanent
dentition)
Peranti Lepasan
2: membuat
cengkeram
adam
(permanent
dentition)
Peranti Lepasan
3: membuat
busur labial
(permanent
dentition)
Peranti Lepasan
3: membuat
busur labial
(permanent
dentition)
Peranti Lepasan
4: Membuat
pegas cantilever
tunggal
(permanent
dentition)
Aktivasi Peranti
Lepasan
Prosedur
Diagnosis 9:
Review RM &
Presentasi
Ujian SL
A
B
Gijo Lt 2
Gijo Lt 2
SL.A
SL.A
A&
B
SL. A
SL. B
A
B
Gijo Lt 2
Gijo Lt 2
A&
B
SL. A
SL. B
Gijo
47
28-102014
16
Senin
3-11-2014
Ortodonsia
08.00-11.00
Ujian Remidi SL
Ortodonsia
Lt.2,
SL A,
SL.B
Gijo
Lt.2,
SL A,
SL.B
Daftar Pustaka
1. Rakosi, T., dkk. Color Atlas of Dental Medicine, Orthodontic-Diagnosis.
Edisi I. Germany: Thieme Medical Publishers. 1993. hal. 3-4, 207-235.
2. White, L.W. Modern Orthodontic Treatment Planning and Therapy. Edisi
I. California: Ormco Corporation. 1996. hal. 24-27.
3. Moyers, R.E. Handbook of Orthodontics. Edisi IV. Chicago : Year Book
Medical Publisher. 1988. hal 221-246.
4. Proffit, W.R., dkk. Contemporary Orthodontic. Edisi III. St. Louis : Mosby,
Inc. 2000. hal. 163-170.
5. Chen, Hsing Yen. Computer Aided Space Analysis. J of Clinical
Orthodontic. 1991; 25: 236-238.
6. Santoro, M., dkk. Comparison of Measurement Made on Digital and
Plaster Models. Am J Orthod. 2003; 57 : 101-105
7. Staley, R.N. Textbook f Orthodntic. Edisi I. Philadelphia : W.B. Saunders.
2001. Hal 134-145.
8. Graber, T.M., Orthodontic Current Principles and Techniques. Edisi II.
Philadelphia : Mosby Year Book. 1994. hal. 56-60, 297.
9. Pambudi Rahardjo : Peranti Ortodonti Lepasan, Surabaya : Airlangga
University Press, 2009
10. K.G.ISAACSON .J.G.MUIR.R.T.REED:Removable Orthodontic
Appliance,2002
48