Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
METODE KONSTRUKSI JEMBATAN
I.1.
Konstruksi jembatan adalah suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana trasportasi jalan
yang menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lainnya, yang dapat dilintasi oleh sesuatu benda
bergerak misalnya suatu lintas yang terputus akibat suatu rintangan atau sebab lainnya, dengan cara
melompati rintangan tersebut tanpa menimbun atau menutup rintangan itu dan apabila jembatan
terputus maka lalu lintas akan terhenti. Lintas tersebut bisa merupakan jalan kendaraan, jalan kereta
api atau jalan pejalan kaki, sedangkan rintangan tersebut dapat berupa jalan kenderaan, jalan kereta
api, sungai, lintasan air, lembah atau jurang. Jembatan juga merupakan suatu bangunan pelengkap
prasarana lalu lintas darat dengan konstruksi terdiri dari pondasi, struktur bangunan bawah dan
struktur bangunan atas, yang menghubungkan dua ujung jalan yang terputus akibat bentuk rintangan
melalui konstruksi struktur bangunan atas.
Jembatan adalah jenis bangunan yang apabila akan dilakukan perubahan konstruksi, tidak
dapat dimodifikasi secara mudah, biaya yang diperlukan relatif mahal dan berpengaruh pada
kelancaran lalu lintas pada saat pelaksanaan pekerjaan. Jembatan dibangun dengan umur rencana100
tahun untuk jembatan besar, minimum jembatan dapat digunakan 50 tahun. Ini berarti, disamping
kekuatan dan kemampuan untuk melayani beban lalu lintas, perlu diperhatikan juga bagaimana
pemeliharaan jembatan yang baik.
Karena perkembangan lalu lintas yang ada relatip besar, jembatan yang dibangun, biasanya
dalam beberapa tahun tidak mampu lagi menampung volume lalu lintas, sehingga biasanya perlu
diadakan pelebaran. Untuk memudahkan pelebaran perlu disiapkan desain dari seluruh jembatan
sehingga dimungkinkan dilakukan pelebaran dikemudian hari, sehingga pelebaran dapat dilaksanakan
dengan biaya yang murah dan konstruksi menjadi mudah.
Bagian-bagian struktur utama dari konstruksi jembatan adalah struktur pondasi, struktur
abutment, struktur pilar, struktur lantai jembatan, struktur kabel, dan struktur oprit. Bagian metoda
konstruksi terpenting dalam konstruksi jembatan adalah proses erection lantai jembatan, dimana
banyak metoda dimungkinkan untuk melakukan erection tersebut.
I.2.
Klasifikasi Jembatan
I.3.
yang memiliki tanah pendasar atau pondasi yang curam. Dengan adanya gaya horizontal pada
pondasi, maka gaya geser vertikal pada tanah pondasi bisa diimbangi oleh gaya horizontal,
sehingga bahaya longsoran dapat dikurangi.
o Faktor peralatan dan tenaga teknis
Perencanaan jembatan gelagar sederhana, tidak memerlukan keahlian khusus dalam bidang
tertentu. Peralatan berat harus dipikirkan dalam perencanaan sebuah jembatan beton yangdicor
di tempat lain. Jembatan beton pratekan (pre-cast) dengan bentang 20 meter, yang akan
dibangun di daerah pedalaman atau pegunungan tentunya kurang relevan karena akan sulit
dalam pengangkutan dan pelaksanaannya yang akan melalui jalan berliku.
o Faktor bahan dan lokasi
Ada kalanya di sungai tertentu, bila akan dibangun jembatan, dijumpai banyak sekali batu
kerikil yang baik untuk beton dan juga pasir dan batu koral yang bermutu tinggi. Di sana mungkin
akan sangat ekonomis bila jembatan di buat dari beton bertulang, pondasi dari pasangan batu
koral dan sebagainya. Di daerah pantai laut, dimana udara sekeliling mengandung garam, maka
perlu dipertimbangkan pemakaian konstruksi baja apakah masih sesuai mengingat faktor
perkaratan.
o Faktor lingkungan
Sebaiknya bentuk jembatan harmonis dengan sekitarnya, agar indah dipandang. Ketentraman
bathin menentukan dalam ruang gerak kehidupan manusia. Bentuk dan warna alam sekitar
mempengaruhi ketentraman jiwa. Selain faktor di atas, maka perlu dipertimbangkan prinsip
pemilihan konstruksi jembatan, sebagai berikut :
1. Konstruksi Sederhana (bisa dikerjakan masyarakat)
2. Harga Murah (manfaatkan material lokal)
3. Kuat & Tahan Lama (mampu menerima beban lalin)
4. Perawatan Mudah & Murah (bisa dilakukan masyarakat)
5. Stabil & Mampu Menahan Gerusan Air
6. Bentang yang direncanakan adalah yang terpendek
7. Perencanaan abutment yang dihindari terlalu tinggi
Tipe jembatan umumnya ditentukan oleh faktor seperti beban yang direncanakan, kondisi
geografi sekitar, jalur lintasan dan lebarnya, panjang dan bentang jembatan, estetika, persyaratan
ruang di bawah jembatan, transportasi material konstruksi, prosedur pendirian, biaya dan masa
pembangunan
I.4.
Jembatan box girder adalah sebuah jembatan dimana struktur atas jembatan terdiri dari balokbalok penopang utama yang berbentuk kotak berongga. Box girder biasanya terdiri dari elemenbeton
pratekan, baja structural, atay komposit baja dan beton bertulang. Bentuk penampang dari box girder
umumnya adalah persegi atau trapesium dan dapat direncanakan terdiri atas 1 sel atau banyak sel.
Ketinggian bervariasi biasanya digunakan pada jurang yang dalam dan pada sungai besar.
Untuk struktur dengan bentang utama dengan panjang 65/70 m ,gelagar dengan ketinggian
konstan lebih umum digunakan karena lebih ekonomis.Karena adanya penghematan dalam
pembuatan bekisting untuk deck. Pada bentuk ini,ketinggian gelagar antara 1/20 dan 1/25 dari panjang
bentang maximum.Akan tetapi minimal 2,2 m dibutuhkan untuk memudahkan pergerakan didalam
box girder tersebut.
Pada bentang utama melebihi 65/70 m akan terjadi beban yang sangat beban yang sangat
besar pada cantilever,dan akan membutuhkan ukuran box girder yang sangat besar pada bagian pier
nya,sedangkan ukuran ini sangatlah berlebihan jika digunakan pada bagian lain dari bentang.Karena
hal ini akan lebih ekonomis jika digunakan box girder dengan ketinggian bervariasi. Standarnya
ketinggian box girder pada bagian pier ( hp ) antara 1/16 dan 1/18 dari panjang bentang maksimum.
Dan pada bagian tengah ( hc ) biasanya berukuran 1/30 dan 1/35 dari panjang bentang maksimum.
1.
Terdapat beberapa jenis metoda konstruksi untuk metoda balance kantilever ini :
Metoda balance cantilever dengan launching gantry
Metoda ini digunakan untuk pengecoran beton di tempat (insitu).padametoda ini digunakan
form traveler yang digunakan sebagai alat untuk membetuk segmen jembatan sesuai kebutuhan.
Urutan metode konstruksi kantilever dengan form traveler adalah sebagai berikut:
a) Install dan atur gantry
b) Install dan letakkan form traveler dan bekisting menurut elevasi yang tepat
c) Tempatkan penulangan dan saluran duck dari tendon
d) Pengecoran segmen
e) Install tendon penarikan dan lakukan stressing
f) Lepaskan bekisting
g) Majukan gantry pada posisi selanjutnya dan mulailah cycle yang baru.
10
BAB II
METODE KONTRUKSI JEMBATAN LAUNCHING GANTRY
II.1
Metode ini digunakan untuk balok yang adalah hasil precast dan bukan hasil pengecoraninsitu.
Pada metode ini digunakan satu buah gantry atau lebih yang digunakan sebagai peluncur segmen
segmen mox girder yang ada.
Kelebihan metoda ini :
a. tidak menggganggu lalu lintas yang ada di bawah pengerjaan jembatan tersebut
b. tidak memerlukan perancah
c. tidak memerlukan banyak tenaga kerja untuk pemasangan di lapangan
Untuk konstruksi jembatan dimana lantai jembatannya berupa struktur beton precast
segmental-box, maka penggunaan alat launching gantry umumnya dapat digunakan, dimana sistem
ini mempunyai kecepatan erection tinggi yang didukung sistem feeding segmental dari sisi belakang
alat (tidak dari bawah karena pertimbangan lalu lintas, misalnya).
Langkah-langkah pelaksanaan metode konstruksi launching gantry
1. Pertama, semua pilar jembatan ditempatkan di lokasi yang dijadikan sebagai penyokong
launching gantry.
2. Baja pada launching gantry digerakkan dan mempunyai derek untuk penempatan beton.
3. Memindahkan segmental blok. Pemindahan segmental blok ke bangunan cukup mudah
karena segmental blok dibuat dengan berat tertentu dan rata rata dalam ukuran kecil.Alat
transport yang biasanya digunakan adalah truk yang digunakan untuk mengantar segmental
blok melalui jalan atau menyeberangi bangunan jembatan yang hampir jadi.
4. Segmental blok selanjutnya diputar 90 derajat dari posisi semula dan di puncaknya diberi
selang air. Selang air ini digunakan untuk menentukan apakah segmental blok beradadi posisi
yang benar.
5. Semua segmental blok diletakkan pada launching gantry setu per satu sampai rentangannya
lengkap.
6. Salah satu sisi jembatan kemudian diberi tendon baja di segmental bloknya yang kemudian
ditarik.
7. Kabel kabel baja tadi kemudian diberikan semacam pemberat. Launching gantry kemudian
dipindahkan ke sisi jembatan yang akan dibangun. Terakhir ujung dari tendon ditanam.
11
II.2
12
Roller
Roller merupakan bagian dari gantry yang berfungsi sebagai pijakan yang menghubungkan
gantry dengan pier. Roller tersebut dapat berpindah pada saat launching.
Leg
Leg gantry atau dapat disebut juga sebagai kaki dari gantry yang memiliki 2 buah kaki, yaitu
kaki depan dan kaki belakang. Kaki tersebut berguna ketika akan melaksanakan launching,kaki
tersebut menyangga gantry ke segmen jalan layang non- tol ketika roller dipindahkankedepan.
Winch
Winch atau disebut juga dengan Lifting Winch berfungsi sebagai alat pengangkut benda-benda
yang dibutuhkan. Sistem katrol dipakai untuk memindahkan material.
13
II.4
Main Girder
Main Girder adalah bagian terbesar dari bagian-bagian gantry yang lainnya, dan juga
merupakan badan dari gantry. Main Girder berfungsi juga sebagai track dari winch.
Mekanisme Pelaksanaan Launching Gantry
14
II.5
Keuntungan dan Kelemahan Metode Launching Gantry
Keuntungan Metode Launching Gantry
1. Berat sendiri yang ringan serta kemampuan membawa beban yang besar. Hal ini dikarenakan
Launcher Gantry memiliki struktur rangka batang sehingga menciptakan struktur yang rigid atau
kaku sehingga mampu membawa beban yang cukup besar.
2. Perletakkan launcher gantry dan Winch yang fleksibel. Perletakkan launcher gantry yang fleksibel
dapat meningkatkan efektivitas dalam pengerjaan sebuah struktur jembatan.
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
15
3. Sambungan antar Launcher Gantry yang sederhana dan handal . Sambungan yang sederhana
memudahkan dalam perakitan launcher gantry sehingga waktu yang dibutuhkan untuk merakit
Launcher Gantry tergolong cepat.
4. Memiliki kecepatan erection yang tinggi dan sangat cocok untuk jembatan dimana lantai
jembatannya berupa beton precast segmental box.
Kelemahan Metode Launching Gantry
1. Membutuhkan lahan yang cukup luas dikarenakan ukuran Gantry yang cukup besar dan banyak
memakan tempat.
2. Membutuhkan kondisi lahan rata sebagai dasar perletakan Gantry. Hal ini dilakukan untuk menjaga
keseimbangan Gantry supaya tidak terjadi pergeseran Main Girder Gantry pada saat proses
pengangkatan.
II.6
16
Nama Jembatan
Lokasi Jembatan
Jenis Jembatan
Panjang Jembatan
Panjang Tiap Span
Metode Pelaksanaan
Fungsi Jembatan
Nilai Proyek
Waktu Pelaksanaan
17
18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1
Kesimpulan
Dari pembangunan Deep Bay Link yang menggunakan metode pelaksanaan Launcher Gantry
III.2
Saran
Pemilihan metode launching gantry pada pembangunan Deep Bay Link dirasa sangat cocok
mengingat kondisi geografis Hongkong yang sangat padat selain itu juga didukung keberadaan SDM
yang sanggup menangani permasalahan konstruksinya. Keberadaan jembatan ini diharapkan dapat
menunjang mobilitas penduduk serta miningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
19