Вы находитесь на странице: 1из 2

Batuk Berdahak

November 11, 2009


oleh panmedical
Pada kesempatan kali ini kita dihadapkan seorang pria datang ke poli Penyakit Dalam
dengan keluhan batuk berdahak kental dan banyak sejak 3 bulan dan tidak berkurang
meski sudah diobati dengan berbagai macam obat batuk. Batuk sudah berlangsung
selama 2 tahun namun kadang mereda, dan kali ini bertambah berat. Sebelumnya
penderita seorang perokok berat dan bekerja di pabrik kimia. Pada pemeriksaan fisik:
kesan bentuk thorax emfisematous dan hasil foto thorax kesan hiperlusen.
Batuk merupakan gejala penyakit pernapasan yang paling umum, berfungsi, terutama
untuk pertahanan paru terhadap masuknya benda asing. Baik orang sehat maupun orang
sakit, batuk dapat dengan disadari (volunteer) maupun tak disadari (involunter). Batuk
yang disadari merupakan respon terhadap perasaan adanya sesuatu dalam saluran napas.
Batuk yang tak disadari terjadi akibat reflex yang dipacu oleh perangsangan pada reseptor
sensorik laring, trakea, atau bronchi sampai alveolus yang besar atau hilangnya
compliance paru. Batuk dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak dan tidak
sesuai atau terbentuk sputum. (Stark, 1990; Rumende, 2007)
Sputum merupakan materi yang diekspektorasi dari saluran napas bawah oleh batuk,
yang bercampur ludah. Sekresi bronkus normal tak cukup banyak untuk diekspektorasi,
biasanya dialirkan ke laring oleh aksi silia lalu ditelan. Gambaran sputum mungkin dapat
membantu diagnosis, meskipun makanan atau minuman yang baru saja ditelan mungkin
mengkontaminasi sputum. Sputum bisa dibedakan dari ludah. Ludah (saliva) akan
membentuk gelembung jernih di bagian atas cairan dalam penampung sputum, sedang
pada sputum hal ini jarang terjadi kecuali pada edema pulmonal. (Stark, 1990)
Pada kasus kali ini, hipotesis penulis cenderung penderita mengalami bronchitis kronik.
Hal ini ditemukan pada batuk berdahak kental yang terus-menerus, bertambah parah
meski sudah diobati. Batuk kronis (batuk perokok) dan sputum mukoid (dahak kental)
merupakan satu-satunya gejala bronchitis kronis (stark, 1990). Kemungkinan jika dicari
tentang gejalanya lebih teliti, sifat batuk Bronchitis kronik berupa batuk dengan dahak
yang persisten tiap pagi hari pada seorang perokok dan sputum bronchitis bersifat mukoid
dengan sputum jernih keabu-abuan (Rumende, 2007). Pada keadaan tertentu lumen
bronkiolus yang sempit dapat menjadi menyempit karena mucus dan kontraksi otot
bronkus. Mukus disekresi untuk mengambil patogen yang terperangkap dan partikel
kotor. Mukus ini dibawa silia dari lapisan epitel ke kerongkongan untuk ditelan. Karena
silia tidak dapat mendorong mukus yang kental, larutan elektrolit biasanya juga
dikeluarkan untuk mendorong mukus dari silia sehingga mucus dapat bergerak maju ke
kerongkongan dalam lapisan cairan yang encer. Lumen dapat menyempit karena kerja
otot bronkus, yang meningkatkan kemungkinan patogen ditangkap oleh mukosa. Tetapi
kerugiannya menyebabkan resistensi meningkat (penyakit paru obstruktif) (Lang, 2007).
Bronchitis merupakan gangguan klinis yang ditandai oleh pembentukan mucus yang

berlebihan dalam bronkus dan bermanifestasi sebagai batuk kronik dan pembentukan
sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dalam 2 tahun
berturut-turut. Temuan patologis pada bronchitis kronik adalah hipertrofi kelenjar mukosa
bronkus dan peningkatan jumlah dan ukuran sel goblet dengan infiltrasi sel-sel radang
dan edema mukosa bronkus. Pembentukan mucus yang meningkat mengakibatkan gejala
khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus
tampaknya mempengaruhi bronkiolus kecil hingga menjadi rusak dan dindingnya
melebar. Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara industri. Polusi udara
yang terus menerus merupakan predisposisi infeksi rekuren karena polusi memperlambat
aktivitas silia dan fagositosis, sehingga timbunan mucus meningkat dan mekanisme
pertahanan melemah (Wilson, 2006). Diagnosis ini sebaiknya diduga pada perokok lama
(Stark,1990). Pada pemeriksaan fisik thorax kesannya emfisematosa karena terdapat
kumpulan udara secara patologis (Dorland, 2009). Thoraks emfisema (barrel-shape)
mempunyai ciri berupa: (1) Dada menggembung; (2) Diameter antero-posterior lebih
besar dari diameter latero-lateral; (3) Tulang punggung kifosis dan angulus costa
>90(Rumende, 2007). Foto thorax kesan hiperlusen karena banyaknya udara yang
terkumpul dalam paru melebihi normal.
Sputum: Bahan yang didorong keluar dari trakea, bronki, dan paru melalui mulut
Mucus: Lendir bebas membran mukosa, terdiri dari sekresi kelenjar, berbagai garam, sel
yang berdeskuamasi, dan leukosit.
Kifosis: Curvatura vertebra melengkung secara berlebihan kearah anterior.
Mukoporulen: Mengandung mucus maup

Вам также может понравиться