Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I.
Klarifikasi Istilah
1. Ekstrasistole
a) Gangguan irama dimana timbul denyut jantung prematur
yang berasal dari fokus yang terletak di ventrikel. (Aru,
2009)
b) Komplek ventrikel yang timbul secara dini disalah satu
ventrikel
Papaver
somniverum
dan
juga
berkhasiat
10. Kreatinin fosfokinase adalah jantung ,otot skelet dan otak. Nilai
normal untuk laki-laki adalah 38 174 U/L dan wanita adalah 26
140 U/L. (Marzuki, 2014)
II.
Identifikasi Masalah
1. Bagyo 62 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan nyeri dada.
2. Nyeri seperti tertindih beban berat serta menjalar ke lengan kiri.
3. Bagyo terbiasa merokok sampai 20 batang tiap hari.
4. Pada pemeriksaan fisik dan Vital Sign didapat:
a. Pucat
b. Kulit dingin
c. Berkeringat
d. Nadi lemah sekali-kali ekstrasistole
e. Tekanan darah 90/75 mmHg
f. Bunyi jantung normal
5. Pada pemeriksaan penunjang
a. EKG: gelombang Q besar dan elevasi segmen ST
b. Analisis
plasma:
dehidrogenase,
peningkatan
enzim
kreatinin
fosfokinase,
aminotransferase)
6. Penatalaksanaan:
a. oksigen dan morfin.
b. Infus streptokinase telah disiapkan.
c. aspirin dosis rendah.
jantung
(laktat
aspartat
III.
Analisis Masalah
1. Bagaimana patofisiologi nyeri dada?
Ada 2 macam jenis nyeri dada menurut (Price, 2005) yaitu:
A. Nyeri dada pleuritik
Nyeri dada pleuritik dapat disebabkan oleh difusi pelura akibat
infeksi paru, emboli paru, keganasan atau radang subdiafragmatik ;
pneumotoraks dan penumomediastinum.
1) Nyeri dada pleuritik biasa lokasinya posterior atau lateral.
2) Sifatnya tajam dan seperti ditusuk.
3) Bertambah nyeri bila batuk atau bernafas dalam dan berkurang bila
menahan nafas atau sisi dada yang sakit digerakan.
4) Nyeri berasal dari dinding dada, otot, iga, pleura perietalis, saluran
nafas besar, diafragma, mediastinum dan saraf interkostalis.
Kardial
A. Iskemik miokard
2.
3.
4.
5.
II.
Perikardikal
Saraf sensoris untuk nyeri terdapat pada perikardium parietalis
diatas diafragma. Nyeri perikardial lokasinya di daerah sternal dan
area preokordinal, tetapi dapat menyebar ke epigastrium, leher,
bahu dan punggung. Nyeri bisanya seperti ditusuk dan timbul pada
waktu menarik nafas dalam, menelan, miring atau bergerak. Nyeri
hilang bila penderita duduk dan berdandar ke depan. Gerakan
tertentu dapat menambah rasa nyeri yang membedakannya dengan
rasa nyeri angina. Radang perikardial diafragma lateral dapat
menyebabkan nyeri epigastrum dan punggung seperti pada
pankreatitis atau kolesistesis.
III.
Aortal
Penderita hipertensi, koartasio aorta, trauma dinding dada
merupakan resiko tinggi untuk pendesakan aorta. Diagnosa
dicurigai bila rasa nyeri dada depan yang hebat timbul tiba- tiba
atau nyeri interskapuler. Nyeri dada dapat menyerupai infark
miokard akan tetapi lebih tajam dan lebih sering menjalar ke daerah
interskapuler serta turun ke bawah tergantung lokasi dan luasnya
pendesakan.
IV.
Gastrointestinal
Refluks
geofagitis,
kegansan
atau
infeksi
esofagus
dapat
V.
Muskuloskeletal
Trauma lokal atau radang dari rongga dada otot, tulang kartilago
sering menyebabkan nyeri dada setempat. Nyeri biasanya timbul
setelah aktivitas fisik, berbeda halnya nyeri angina yang terjadi
waktu exercise.
VI.
Fungsional
Kecemasan dapat menyebabkan nyeri substernal atau prekordinal,
rasa tidak enak di dada, palpilasi, dispnea, using dan rasa takut
mati.
VII.
Pulmonal
Obstruksi saluran nafas atas seperti pada penderita infeksi laring
kronis dapat menyebakan nyeri dada, terutama terjadi pada waktu
menelan. Pada emboli paru akut nyeri dada menyerupai infark
miokard akut dan substernal. Bila disertai dengan infark paru sering
timbul nyeri pleuritik.
dada
yang
dirasakan
pasien
menyebar
ke
lengan
sensorik
yang
sama
(misalnya
sel
proyeksi
rahang.
penimbunan
Nyeri
metabolit
diperkirakan
dan
defisiensi
disebabkan
oleh
oksigen,
yang
merangsang ujung-ujung saraf sensorik di miokardium. Seratserat saraf aferen naik ke SSP melalui cabang-cabang kardiak
trunkus simpatikus dan masuk ke medulla spinalis melalui akar
dorsalis lima saraf torakalis paling atas (T1-T5). Nyeri jantung
tidak dirasakan di jantung tetapi beralih ke bagian kulit
(dermatom) yang dipersarafi oleh saraf spinalis (somatik) yang
sesuai, karena itu, daerah kulit yang dipersarafi oleh lima saraf
interkostalis teratas dan oleh saraf brachialis interkostal (T2)
akan terkena. Di dalam SSP tentunya terjadi sejumlah
penyebaran impuls nyeri karena nyeri kadang-kadang terasa di
leher dan rahang. (Makmun, 2007)
dengan
akibat
timbulnya
adhesi
trombosit
Nikotin
Viskositas darah
Pelepasan noradrenalin
Arterosklerosis
Terbentuknya trombus
Iskemia
arterosklerosis
hingga
infark
miokard
yang
dapat
dibawah
nodus
AV
sehimgga
terjadi
3) Ventrikel Fibrilasi
a) Aritmia ventrikel yang sangat ekstrim, terjadi karena, ventrikel
mengalami depolarisasi yang cepat dan kacau, sehingga
ventrikel tidak berkontraksi dengan 1 unit tapi secara in efektif.
b) Ventrikel fibrilasi ditandai dengan tidak menghasilkan curah
jantung. Tekanan darah tidak teratur. Gelombang P tidak ada.
QRS lebar tidak teratur. (Lily, 2008)
Ini
menyebabkan
kedua
ventrikel
berkontraksi
EKG normal
Elektrokardiogram adalah rekaman potensial listrik yang timbul
sebagai aktivitas oto jantung , yang dapat direkam adalah potensialpotensial listrik yang timbul pada waktu otot-otot jantung
berkontraksi. Rekaman EKG biasanya dibuat pada kertas yang
berjalan dengan kecepatan standar 25mm/ detik dan defleksi 10mm
sesuai potensial 1mV. Gambaran EKG normal terdiri dari :
1) Gelombang P
Gelombang ini berukuran kecil dan merupakan hasil dari
depolarisasi dari atrium kanan dan kiri. Nilai normal
interval P adalah kurang dari 0,12 detik.
2) Segmen PR
Segmen
ini
merupakan
garis
iso-elektrik
yang
ini
merupakan
garis
iso-elektrik
yang
b.
c.
d.
e.
2) CKMB
(Creatinkinase
label
dan
B)
b.
c.
Klinis:
a) Peningkatan kadar CPK dapat terjadi pada penderita
AMI, penyakit otot rangka, cedera cerebrovaskuler.
Peningkatan iso enzim CPK-MM, terdapat pada
penderita distrofi otot, trauma hebat, paska operasi,
latihan berlebihan, injeksi I.M, hipokalemia dan
hipotiroidisme.
b) Peningkatan CPK-MB pada AMI, angina pectoris,
operasi
jantung,
iskemik
jantung,
miokarditis,
CPK-BB
terdapat
pada
cedera
didalam
mengandung
apparatus
sub
unit
kontraktil
dengan
miosit
tanda
C,
dan
I,
T.
5) SGOT
(Serum
glutamik
oksaloasetik
transaminase)
amino
transferase)
katalisator-katalisator
Nilai normal:
a.
b.
6) SGPT
(serum
glutamik
pyruvik
transaminase):
juga
ALT
(alanin
aminotransferase).
b.
2.
sindrom
reye,
dan
infark
miokard
(AST>ALT).
3.
Kelas I
a.
prekordial
atau
sekurang-kurangnya
sandapan ekstremitas.
b.
2.
Kelas IIa
a.
b.
Jika
tidak
ada
kontra
indikasi,
dipertimbangkan
IV.
Sistematika Masalah
V.
Learning Objective
1. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai STEMI dan non STEMI.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan diagnosis banding dari skenario
yaitu Penyakit Jantung Koroner dan Sindrom Koroner Akut.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai enzim jantung.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan Infark Miokard Akut.
5. Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan EKG khususnya
sadapan.
VI.
Belajar Mandiri
VII.
Berbagi Informasi
1. Infark Miokard terbagi menjadi:
a) Infark Miokard Akut Q wave (STEMI)
b) Infark Miokard Akut non-Q (NSTEMI)
c) Angina Pektoris tidak stabil (UAP)
I.
Epidemiologi STEMI
Infark miokard akut merupakan salah satu diagnosis rawat inap
tersering di negara maju.Laju mortalitas awal (30 hari) pada
IMA adalah 30% dengan lebih dari separuh kematian terjadi
sebelum pasien mencapai rumah sakit.Angka kejadian
NSTEMI lebih sering di bandingkan dengan STEMI.
(Bassand, 2007)
mendadak
setelah
oklusi
trombus
pada
plak
sebagian
besar
kasus,
infark
terjadi
jika
plak
seperti
hipertensi,diabetes
melitus,
dislipidemia,
ektremitas
pucat
di
sertai
keringat
2) Terapi farmakologis
a. Fibrinolitik
b. Antitrombotik
c. Inhibitor ACE
d. Beta-Blocker
I.
Epidemiologi NSTEMI
Gejala yang paling sering di keluhkan adalah nyeri dada,
yang menjadi salah satu gejala yang paling sering di dapatkan
pada pasien yang datang ke IGD , di perkirakan 5,3 juta
kunjungan / tahun. Kira-kira 1/3 darinya di sebabkan oleh
unstable angina / NSTEMI, dan merupakan penyebab
tersering
kunjungan
ke
rumah
sakit
pada
penyakit
II.
Patofisiologi
NSTEMI dapat disebabkan oleh penurunan suplai oksigen
dan atau peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang
diperberat oleh obstruksi koroner. NSTEMI terjadi karena
trombosis
akut
atau
proses
vasokonstriksi
koroner.
III.
b. T inverted
c. Q pathologis
IV.
Penatalaksanaan NSTEMI
Pasien NSTEMI harus istirahat ditempat tidur dengan
pemantauan EKG untuk deviasi segmen ST dan irama
jantung.
Empat
komponen
utama
terapi
harus
otot,
dan
tegangan
dinding
ventrikel.
Untuk
B. Etiologi
Aterosklerosis pembuluh darah koroner merupakan penyebab
tersering penyakit jantung koroner. Aterosklerosis disebabkan
oleh adanya penimbunan lipid di lumen arteri koronaria
sehingga secara progresif mempersempit lumen arteri tersebut
dan bila hal ini berlanjut, maka dapat menurunkan kemampuan
pembuluh
darah
untuk
berdilatasi.
Dengan
demikian,
1) Endapan
lemak,
merupakan
tanda
awal
terbentuknya
gangguan
akibat
kalsifikasi,
nekrosis
sel,
C. Klasifikasi
Terdapat 3 klasifikasi penyakit jantung koroner menurut:
1) Asimtomatik (Silent Myocardial Ischemia)
Penderita silent myocardial ischemia tidak pernah
mengeluh adanya nyeri dada (angina) baik saat istirahat
maupun beraktivitas. Ketika menjalani EKG menunjukkan
Adalah
rasa
nyeri
yang
timbul
karena
iskemia
dan
lain-lain
menimbulkan nyeri
dada.
tidak
Nyeri
tangga
lantai
dengan
menimbulkan
angina,
A. Periksaan Fisik
Sering normal pada kebanyakan pasien. Pemeriksaan fisik
yang dilakukan pada waktu nyeri dada dapat menemukan
adanya
murmur,
split
S2
B. Pemeriksaan Lab
Beberapa
pemeriksaan
diperlukan
disini:
Hb,
Ht,
C. Diagnosis
Diperlukan pada pemeriksaan:
a.
b.
Foto Thorax
c.
d.
Ekokardiografi
e.
Stress Imaging
D. Penatalaksanaan
1) Farmakologis
a.
Aspirin
b.
Penyekat beta
c.
d.
e.
f.
g.
Klopidogrel
untuk
pengganti
aspirin
uang
terkontraindikasi mutlak.
h.
i.
2) Non farmakologis
Edukasi agar pasien merubah gaya hidup seperti
mngurangi rokok, olahraga teratur, penurunan BB, dan
penyesuaian diet.
b.
Beratnya angina:
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Adanya
serangan
angina
waktu
Keadaan klinik:
Kelas A
Kelas B
Kelas C
Angina
yang
timbul
setelah
1) Ruptur plak
a. Biasanya terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima
yang normal atau pada bahu dari timbunan lemak.
b. Keretakan timbul akibat lemahnya dinding plak karena adanya
enzim protease yang dihasilkan makrofag.
c. Terjadinya ruptur menyebabkan aktivasi, adhesi, dan agregasi
platelet dan menyebabkan aktivasi terbentuknya trombus.
d. Bila trombus menutup 100% pembuluh darah infark miokard.
Sedangkan jika trombus tidak menyumbat pembuluh darah 100%
stenosis berat angina tidak stabil.
3) Vasospasme
a. Disfungsi endotel dan bahan vasoaktif yang diproduksi platelet
berperan dalam perubahan dalam tonus pembuluh darah dan
menyebabkan spasme.
b. Adanya spasme seringkali terjadi pada plak yang tidak stabil dan
mempunyai peran dalam pembentukkan trombus.
A.
2.
3.
B.
C.
Pemeriksaan penunjang
1.
Elektrokardiografi (EKG)
2.
Uji latih
3.
Ekokardiografi
4.
Pemeriksaan laboratorium
Nitrat
Dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh vena dan arteriol
perifer.
Nitrat
juga
menambah
oksigen
suplai
dengan
Penyekat beta
Dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokardium melalui efek
penurunan denyut jantung dan daya kontraksi miokardium.
c.
Antagonis kalsium
Terdapat 2 golongan yaitu golongan dihidropiridin (nifedipin)
dan golongan nondihropiridin (diltiazem dan verapamil). Kedua
golongan tersebut dapat menyebabkan vasodilatasi koroner dan
menurunkan tekanan darah.
Aspirin
b.
Tiklopidin
c.
Klopidogrel
d.
3) Obat antitrombin
a.
Unfractionated heparin
b.
D. Faktor risiko
Tiga factor risiko biologis yang tidak dapat yaitu; usia, jenis
kelamin laki-laki dan riawayat keluarga (genetic). Sedangkan
factor risiko yang dapat diubah, yaitu; adanya peningkatan
kadar lipid serum, hipertensi (kategori ringan dengan sistolik
140-159 mmHg dan diastolic 90-99 mmHg, kategori sedang
dengan sistolik 160-179 mmHg dan distolik 100-109 mmHg
dan kategori berat dengan sistolik 180 mmHg dan diatolik
110 mmHg), merokok (perokok aktif dan pasif), diabetes
mellitus (tipe I dan II), olahraga kurang, obesitas (IMT > 30
kg/m2), serta peningkatan kadar homosistein. (Sylvia, 2005)
E. Manifestasi klinik
Gejala klinis akan timbul apabila sudah terjadi obstruksi pada
arteri koronaria, dapat diakibatkan olek plak yang sudah
menutupi pembuluh darah atau plak terlepas membentuk
thrombosis sehingga perfusi darah ke miokard menjadi sangat
minim dan dapat menimbulkan tanda-tanda infark miokard.
Tanda-tanda tersebut adalah sebagai berikut (Sylvia, 2005):
a.
Nyeri
dada
(angina
pectoris),
jika
miokardium
tidak
c.
d.
e.
F. Patofisiologi
Berkurangnya
kadar
oksigen
miokardium
mengubah
fungsi
ventrikel
dalam
memompa
darah,
b.
a.
2) Epidemiologi
Mortalitas in hosptal, infark miokard dengan eleasi segmen ST
dibanding tanpa elevasi segmen ST adalah 7% vs 5% tetapi
pada follow up jangka panjang (4 tahun), angka kematian
paien infark miokard tanpa elevasi segmen St lebih tinggi 2
kali lipat dibanding dengan elevasi segmen ST. (Tapan, 2005)
b.
c.
d.
e.
f.
4)
Plak akan mengalami erosis/ ruptur (dicetuskan oleh adanya perlukaan pada plak)
5)
Penegakan Diagnosis
6)
Xantelasma
b.
Pucat/ anemis
c.
Bruit carotis
d.
e.
f.
g.
h.
Bruit femoralis
i.
Glikosuria
j.
k.
l.
7)
b.
c.
d.
Gagal jantung
e.
EKG abnormal
f.
g.
h.
i.
Gejala klinis
Pemeriksaan
Terapi
penunjang
Nyeri
Infark
dada
EKG:
Aspirin
miokar
iskemik berat
elevasi
Morfin
d akut
berlangsung
segmen
Trombolisis :
20 menit
ST pada
Berkeringat
daerah
Mual
dengan
Riwayat PJK
blok
atau
ada
SK atau tPA
Beta Bloker
arteri
faktor resiko
PJK
Sama dengan
Sindro
Depresi
Aspirin
infark
segmen
Morfin
koroner
miokard
ST
Beta bloker
Bisa disertai
akut
Gelomba
Hepari LMW
riwayat
ng
Klopidogrel,
angina yang
terbali
Enzim
semakin
berat
baru-
jantung:
baru
ini
troponin
(angina
bisa
kresendo)
meningka
t
8)
atau
Komplikasi SKA
a.
Syok kardiogenik
b.
Aritmia Malignant
c.
Gagal Jantung
d.
Gangguan Hantaran
angiografi
pada
kasus
resiko tinggi
3. Enzim Jantung
Sejumlah enzim dan protein lain deibebaskan ke dalam sirkulasi
oleh sel miokardium yang sekarat. Pengukuran kadar sebagian
molekul ini dalam serum bermanfaat untuk diagnosis MI.
A. Kreatinin kinase (CK) meriakan suatu enzim yang konsentrasi
di otak, miokardium, dan otot rangka. Enzim tersebut terdiri
atas dia dimer yang dinamai M dan B. CK-MB terutama di
miokardium, walaupun bentuk ini juga terdapat di otot ranga
dalam jumlah bervariasi. Aktivitas CK total mulai meningkat
dalam 2-4 jam setelah onset MI, memuncak pada 24 jam, dan
kembali normal dalam waktu sekita 72 jam. Wlaupun aktivitas
CK total merupakan salah satu determinan paling sensitif
untuk nekrosis mmiokardium akutm, pemeriksaan ini tidak
spesifik, karena CK juga meningkat pada penyakit lain, seperti
cdera
otot
rangka.
Spesifisitas
untuk
mendeteksi
MI
B. ETIOLOGI
Menurut (Alpert, 2010) dalam (Aru, 2009), infark miokard
terjadi oleh penyebab yang heterogen, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
C. Patofisiologi
Infark miokard akut terjadi aliran darah koroner menurun
secara
mendadak setelah
oklusi
trombus
pada
plak
sebagian
besar
kasus,
infark
terjadi
jika
plak
Pada
STEMI,
gambaran
patologis
klasik
terdiri
selanjutnya
akan
memproduksi
danmelepaskan
koagulasi
diaktivasi
oleh
pajanan
Faktor
VII
tissue
dan
D. FAKTOR RESIKO
Ada empat faktor resiko biologis infark miokard yang tidak
dapat diubah, yaitu usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat
keluarga. Resiko aterosklerosis koroner meningkat seiring
bertambahnya usia. Penyakit yang serius jarang terjadi
adalah
peningkatan
tekanan
darah
sistolik
secara
konsisten
meningkatkan
resiko
terkena
E. PEMERIKSAAN FISIK
Pada fase awal infark miokard, tekanan vena jugularis normal
atau sedikit meningkat. Pulsasi arteri karotis melemah karena
penurunan stroke volume yang dipompa jantung. Volume dan
denyut nadi cepat, namun pada kasus infark miokard berat nadi
menjadi kecil dan lambat. Bradikardi dan aritmia juga sering
dijumpai. Tekanan arteri bervariasi; pada kebanyakan pasien
infark transmural tekanan sistolik menurun kuraang lebih 10
sampai 15 mmHg dari keadaan sebelum infark.
Dari ausklutasi prekordium jantung, ditemukan suara jantung
yang melemah. Pulsasinya juga sulit dipalpasi. Pada infark
daerah anterior, terdengar pulsasi sistolik abnormal yang
disebabkan oleh diskinesis otot-otot jantung. Penemuan suara
jantung tambahan (S3 dan S4), penurunan intensitas suara
F. PEMERIKSAAN LAB
Tes laboratorium yang berguna untuk tes infark miokard dibagi
menjadi empat:
1) Indeks nonspesifik nekrosis jaringan dan radang
Terdapat leukosit PMN, yang tampak dalam beberaa jam
setelah nyeri., bertaham selama 3-7 hari dan seringkali
mencapai kadar 12000 sampai 15000 leukosit mikroliter.
LED meningkat lebih lambat daripada hitung sel darah putih,
dan meningkat pada puncaknya selama minggu pertama dan
kadang kadang terus meningkat selama 1- 2 minggu.
(Harrison, 2000)
2) Elektrokardiogram
3) Perubahan enzm serum
4) Imaging jantung (Harrison, 2000)
5. Pemeriksaan EKG
Untuk menilai EKG digunakan 2 jenis sadapan, yaitu sadapan
ektermitas dan sadapan precordial
A. Sadapan Prekordial
B. Sadapan Ektermitas
Bidang Vertikal/Frontal :
a. Tiga buah bipolar standard leads atau sadapan Einthoven, yaitu
Lead I, II, dan III. Sadapan ini merekam perbedaan potensial
dari dua elektroda yang digambarkan sebagai sebuah segitiga
sama sisi, segitiga Einthoven.
b. Tiga buah unipolar limb leads atau sadapan Wilson yang sering
disebut juga sadapan unipolar ekstrimitas, yaitu Lead aVR, aVL,
dan aVF. Sadapan ini merekam besar potensial listrik pada satu
ekstrimitas, elektroda eksplorasi diletakkan pada ekstrimitas
yang akan diukur.
Bidang Horizontal :
Enam buah unipolar chest leads atau sering disebut juga sadapan
unipolar prekordial, yaitu lead V1, V2, V3, V4, V5, dan V
Deviasi kiri
Normal
Deviasi kanan
Kesimpulan
Dari skenario didapatkan kesimpulan bahwa pasien tersebut menderita infark
miokard akut. Karena untuk penegakan diagnosis dari infark miokard terdiri dari
nyeri yang khas pada dada yang menjalar ke lengan, kemudian dilihat dari
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran Q patologis dan terdapat segmen ST
yang elevasi itu menandakan infark miokard STEMI dan selain itu didapatkan
juga pemeriksaan laboratorium enzim jantung CKMB meningkat.
Infark miokard adalah nekrosis miokardium besar yang disebabkan oleh interupsi
aliran darah ke area itu, hampir selalu disebabkan oleh aterosklerosis arteri
koroner,sering tumpang tindih dengan trombosus koroner. Infark miokard akut
terjadi aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi trombus
pada plak aterosklerosis yang sudah ada sebelumnya. Stenosisarteri koroner
derajat tinggi yang berkembang secara lambat biasanya tidak memicu IMAkarena
berkembangnya banyak kolateral sepanjang waktu. IMA terjadi jika thrombus
arteri koroner terjadi secara cepat pada injuri vaskular, dimana injuri ini
dicetuskan olehfaktor seperti merokok, hipertensi, dan akumulasi lipid.Pada
sebagian besar kasus, infark terjadi jika plak aterosklerosis mengalami
fisur,ruptur, atau ulserasi, dan jika kondisi lokal atau sistemik memicu
trombogenesis,sehingga terjadi trombus mural pada lokasi ruptur yang
menyebabkan oklusi arteri koroner. Penelitian histologis menunjukkan bahwa
plak koroner cenderung mengalami ruptur jika mempunyaifibrous capyang tipis
dan inti kaya lipid (lipid rich core). Pada STEMI, gambaran patologis klasik
terdiri dari fibrin rich red thrombus, yang dipercaya menjadi alasan pada STEMI
memberikan respon terhadap terapi trombolitik. Selanjutnya pada lokasi ruptur
plak, berbagai agonis (kolagen, ADP, epinefrin,dan serotonin) memicu aktivasi
trombosit.
SARAN
Hambatan
1. Mahasiswa kurang kritis sehingga kurang mendapatkan informasi lebih
lengkap dan terperinci.
2. Mahasiswa kurang aktif dalam mencari referensi sehingga informasi yang
di dapat kurang beragam.
Harapan
1. Mahasiswa dapat lebih kritis dalam menggali informasi.
2. Mahasiswa dapat lebih aktif dalam mencari referensi sehingga
mendapatkan informasi yang lengkap.
Daftar Pustaka