Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH :
KELOMPOK 3
Beatriks Lindra Ayu Puspa
(201302059)
(201302065)
BAB 1
BENDA ASING PADA TELINGA
1.1.Pengertian
Pada keadaan normal rongga telinga tidak terdapat benda-benda yang
terletak di dalamnya. Benda asing ini adalah benda-benda yang tidak
sengaja maupun secara sengaja masuk ke dalam telinga. Benda asing ini
dapat berasal dari dalam maupun dari luar tubuh itu sendiri.
Benda asing yang dapat masuk ke dalam telinga dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Benda hidup seperti serangga, contonya : semut, nyamuk, dll
b. Benda mati :
-
1.2.Etiologi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan benda asing dapat masuk ke
tenggorakan atau saluran napas yaitu :
a. Faktor kesengajaan, biasanya terjadi pada anak-anak balita.
b. Faktor kecerobohan sering terjadi pada orang dewasa sewaktu
menggunakan alat-alat pembersih telinga misalnya kapas, tangkai
korek api atau lidi yang tertinggal di dalam telinga.
c. faktor kebetulan terjadi tanpa sengaja dimana benda asing masuk
kedalam telinga contoh masuknya serangga, kecoa, lalat dan nyamuk.
1.3.Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala yang sering dikeluhkan adalah sebagai berikut:
a. Nyeri
b. Terasa geli di rongga telinga
c. Telinga seperti terasa penuh/ buntu
d. Terdengar suara mendengung di telinga
e. Pendengaran berkurang
f. Terasa ada benda yang bergerak di telinga.
1.4.Komplikasi
a. Tuli konduktif
b. Vertigo
c. Perforasi membrane timpani
d. Perdarahan
e. Disrubsi tulang-tulang pendengaran
1.5.Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan dengan Otoskopik
Diagnosis dapat ditegakkan dengan mengumpulkan informasi tentang
riwayat kejadian atau disebut anamnesa. Pada serumen obturan terjadi
penurunan intensitas pendengaran, tinnitus (suara berdenging) bahkan
vertigo. Untuk pemeriksaan fisik dapat melalui otoskopi. Adanya
serangga atau mainan akan terlihat jelas dengan otoskopi.
Khusus pada serumen obturan, pemeriksaan otoskopi menunjukkan
adanya penyumbatan liang telinga (meatus acusticus eksterna) oleh
massa yang berwarna kekuningan sampai hitam.
b. Pemeriksaan Ketajaman
-
1.
2.
Uji satu telinga secara bergiliran dengan cara tutup salah satu telinga
3.
4.
5.
Uji weber
1.
2.
3.
4.
Tanyakan pada pasien, letak suara dan sisi yang paling keras.
Interpretasi
1.
2.
Tuli kondusif: suara akan lebih jelas pada bagian yang sakit (obstruksi:
otosklerosis, OM) akan menghambat ruang hampa.
3.
Uji Rine
1.6.Penatalaksanaan
Ada tiga metode standar pengambilan benda asing yaitu:
PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Usia
Benda-benda asing bisa terjadi pada semua usia
Jenis kelamin
Benda-benda asing bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan
Pekerjaan
Pekerjaan yang berhubungan dengan (renang, penyelam)
2. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri, geli, telinga terasa penuh atau buntu, ada suara
mendengung, kurang dengar, terasa ada benda bergerak ditelinga
Nutrisi
Nutrisi dari pasien tidak mengalami gangguan.
Hygene personal
Pasien dengan benda asing di telinga mampu memenuhi hygiene
personalnya secara mandiri.
Eliminasi
Eleminasi dari pasien tidak mengalami gangguan.
6. Psikososialspiritual
Klien mengalami kecemasan atas kondisinya, cemas benda asing yang
masuk ke telinganya akan menimbulkan ancaman bagi keadaan
biologisnya.
7. Pemeriksaan fisik
B3
Benda asing yang menyumbat telinga akan menurunkan
kemampuan pasien untuk mendengar, jika benda asing berupa
benda hidup maka pasien akan merasa nyeri.
8. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada membrane tympani
2. Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan
obstruksi benda asing di telinga
9. NCP
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada membrane tympani
Tujuan : Pasien dapat melaporkan nyeri berkurang setelah dilakukan
tindakan keperawatan .x 24 jam dengan kriteria hasil :
Menunjukkan ekspresi wajah/ postur tubuh rileks, skala nyeri 0-1
Intervensi :
a. Jelaskan penyebab nyeri, rasa geli, dan rasa penuh ditelinga
R/ Nyeri disebabkan karena iritasi membrane tympani. Geli
disebabkan karena gerakan serangga. Rasa penuh ditelinga
disebabkan karena adanya obstruksi benda asing tersebut.
b. Ajarkan tehnik relaksasi progresif, dan nafas dalam
R/: Membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri atau
mangalihkan perhatian klien dari nyeri.
c. Kolaborasi:
Berikan
obat
analgetik
sesuai
indikasi
Intervensi :
1. Jelaskan pada pasien penyebab gangguan persepsi sensori
pendengaran
R/ gangguan persesepsi sensori pendengaran disebabkan karena
benda asing yang masuk ke telinga sehingga telinga mengalami
obstruksi.
2. Hilangkan suara bisisng atau stimulus yang berlebihan sesuai
kebutuhan
R/ menurunkan ansietas, respons emosi yang berlebihan atau
bingungyang berubungan dengan sensorik yang berlebihan.
3. Berikan stimulasi pebdengaran yang bermanfaat (denagn tape,
televise, radio, pengunjung, dan sebagainya). Hindari isolasi
baik secara fisik atau psikologis.
R/ pilihan masukkan sensorik secara cermat bermanfaat untuk
menstimulasi pasien dengan baik dan melatih kembali fungsi
kognitifnya.
Intervensi :
1. Lakukan segala tindakan keperawatan pada fasilitas kontrol infeksi,
streilisasi, dan prosedur atau kebijakan aseptic.
R/ Tetapkan mekanisme yang dirancang untuk mencegah infeksi.
2. Identifikasi gangguan pada teknik aseptik dan atasi dengan segera
pada waktu terjadi.
R/ Kontaminasi dengan lingkungan atau kontak personal akan
menyebabkan daerah yang steril menjadi tidak steril sehingga dapat
meningkatkan resiko infeksi.
3. Kolaborasi dalam melakukan irigasi pengeluaran benda asing
dengan menggunakan larutan salin.
R/ Dapat digunakan dalam tindakan irigasi untuk mengurangi
jumlah bakteri pada lokasi telinga saat mengeluarkan benda asing.
kembali
mengenai
kondisi
yang
dialami
dan
serta
usaha
penanganan
untuk
mencegah
kekambuhan.
2. Jelaskan penyebab benda asing dapat masuk ke dalam telinga
10
Intervensi :
1. Identifikasi persepsi pasien tentang ancaman yang ada dari
situasi.
R/ mendefinisikan lingkup masalah individu dan mempengaruhi
pilihan intervensi.
2. Dorong pasien/orang terdekat untuk untuk mengakui dan
menyatakan rasa takut
R/
memberikan
kesempatan
untuk
menerima
masalah,
11
3.
12
BAB 2
BENDA ASING PADA HIDUNG
2.1. Pengertian
Merupakan masalah yang sering dianggap enteng oleh dokter, karena
walaupun acapkali benda-benda asing di hidung dapat dikeluarkan dengan
mudah, adakalanya pula sukar dikeluarkan dan membahayakan. Bendabenda asing endogen, termasuk gigi tambahan,tulang,serpihan tulang rawan
yang berasal dari pembedahan intranasal atau trauma wajah. Benda-benda
asing eksogen merupakan benda yang berukuran cukup kecil untuk dapat
kesasar masuk ke hidung atau sengaja dimasukan ke hidung oleh penderita
gangguan jiwa atau anak-anak. Benda asing di hidung pada orang dewasa
biasanya terjadi secara tak sengaja. Serangga atau larva lalat, dapat
merupakan benda asing yang cukup menyulitkan. Benda asing dihidung
dapat bertahan selama bertahun-tahun sehingga diliputi deposit kalsium dan
menimbulkan rinolit
2.2. Etiologi
a. Faktor endogen, gigi tambahan,tulang,serpihan tulang rawan yang
berasal dari pembedahan intranasal atau trauma wajah
b. Faktor eksogen, benda berukuran kecil yang kesasar masuk hidung
misalnya serangga atau larva lalat.
f. Bersin
g. Destruksi dan infeksi tulang/tulang rawan
h. Mukosa nasal bengkak
i. Terdapat aliran seroskwamus atau purulen
2.4. Komplikasi
a. Infeksi yang menetap
b. Kerusakan luas pada tulang dan tulang rawan
c. Pembengkokan posterior
d. Obstruksi jalan nafas dan kematian
2.6. Penatalaksanaan
a. Pemberian anastesi topikal dan pembersihan mukosa
b. Pemberian anastesi lokal untuk benda yang diambil dengan alat
c. Pemberian anastesi umum untuk anak yang tak kooperatif dan pada
benda asing yang besar
d. Penggunaan forsep(kait yang tumpul) untuk mengambil benda asing
yang berbentuk bulat agar benda tak terdorong lebih jauh kedalam
e. Rinotomi lateral pada benda asing yang sangat besar atau sangat
tertanam.
14
PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Usia
Terjadi pada semua usia
Jenis kelamin
Terjadi pada laki-laki dan perempuan
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri
15
Nutrisi
Tidak ada penurunan nafsu makan
Hygiene Personal
Pasien dengan benda asing di hidung mampu memenuhi hygiene
personalnya secara mandiri.
Eliminasi
Pasien dengan benda asing di hidung tidak mengalami gangguan
eliminasi.
6. Psikososialspiritual
Pasien mengalami gangguan kecemasan karena adanya ancaman
biologis dari masuknya benda asing.
7. Pemeriksaan Fisik
B1
Pasien mengalami dispnea karena oksigen yang masuk ke dalam
tubuh terhalang oleh benda asing yang masuk ke dalam hidung,
retraksi dada berat
B2
Takikardi karena kompensasi tubuh untuk mengikat oksigen
lebih banyak karena oksigen yang masuk tidak adekuat terhalang
oleh benda asing di dalam hidung, sianosis
B3
Jika benda asing tajam dan menimbulkan luka dalam mukosa
hidung maka akan menimbulkan nyeri. Skala VAS nya lebih
dari 2
16
8. Diagnosa Keperawatan
1. NCP (Nursing Care Planning)
1. Perubahan pola nafas berhubungan dengan obstruksi pada
saluran nafas utama
2. Nyeri berhubungan dengan cidera biologis
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman integritas biologis
4. Gangguan sensasi
penumpukan secret.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan terbatasnya informasi.
4. Gangguan sensasi
penumpukan secret
Tujuan:
Pasien mampu menunjukan kemampuan pembauan setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam dengan
criteria hasil:
19
mampu
membedakan
bau
dengan
benar
5.
Pasien
mampu
mengulang
kembali
penjelasan
yang
diberikan
dapat
meyakinkan
kita
dan
pasien
untuk
20
BAB 3
BENDA ASING PADA TENGGOROKAN
3.1.Pengertian
Benda asing yang masuk dalam tenggorokan atau lebih umumnya di
saluran pernapasan mungkin tersangkut di larings trakea, karina,
bronkus kanan atau kiri serta cabang-cabangnya, tergantung dari besar
kecilnya benda tersebut.
Benda asing yang menyebabkan sumbatan jalan napas dapat berasal
dari :
a. Luar tubuh (eksogen) : kacang, paku, gigi palsu, dll.
Benda asing yang eksogen dibagi lagi atas sifat kimianya, yaitu :
-
3.2.Etiologi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan benda asing dapat masuk
ke tenggorakan atau saluran napas yaitu :
a. Kegagalan mekanisme proteksi yang normal, antara lain pada saat
tidur, kesadaran menurun, alkoholisme, dan epilepsi.
b. Faktor fisik, adanya kelainan fisik dan penyakit neurologic seperti
retardasi mental, CVA, dll
c. Faktor kesengajaan, biasanya terjadi pada anak-anak balita.
21
3.3.Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala pada tenggorokan atau saluran napas akan tampak
berbeda-beda tergantung pada letak sumbatan benda asing tersebut
berada :
a. Bila benda terletak di laring terlihat tanda-tanda penyumbatan
laring seperti : sesak napas, stridor, suara serak, dan sianosis
b. Bila penyumbatan di trakea maka akan terjadi batuk-batuk, napas
akan berbunyi seperti asma, dan waktu penderita batuk dengan
mulut terbuka akan terdengar suara benda yang mengenai pita
suara
c. Bila benda asing terletak di karina dan menutupi kedua bronkus
maka dapat menyebabkan sesak napas hebat, sianosis dan berakhir
dengan kematian.
d. Bila benda asing menutupi salah satu bronkus maka dapat
menimbulkan emphysema atau atelektasis.
e. Bila benda asing menutupi bronkiolus, maka kelainan akan timbul
pada satu segmen lobus atau segmen paru-paru.
3.4.Komplikasi
Komplikasi dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Akibat sumbatan benda asing
-
22
b. Akibat tindakan
-
3.5.Pemeriksaan Penunjang
a. Foto Kepala
b. CT scan
3.6.Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaannya adalah mengeluarkan benda asing dari
saluran pernapasan untuk mencegah asfiksi. Bila sumbatan hebat sekali
sedangkan fasilitas untuk laringoskopi dan bronkoskopi tidak ada,
sebaiknya dilakukan trakeostomi, penderita dibaringkan dalam posisi
trendelenberg. Benda asing dapat dikeluarkan dengan beberapa cara
antara lain :
a. Mencari benda asing melalui stoma dengan spekulum hidung
untuk membukanya.
b. Bila ini gagal, dapat dicoba untuk menghisap keluar benda
tersebut dengan kateter dan bila tak berhasil juga sebaiknya
benda tersebut didorong ke salah satu bronkus kemudian
penderita dikirim ke rumah sakit dimana terdapat fasilitas
bronkoskopi.
c. Jika hal ini tak dapat dilakukan, maka untuk mengeluarkan
benda asing tersebut beberapa ahli menganjurkan fisioterapi
(postural
drainage).
Penderita
23
dibaringkan
dalam
posisi
24
A. Pengkajian
1. Identitas
Usia
Jenis Kelamin
2. Keluhan utama
Keluhan utamanya dapat berupa sesak napas karena benda asing ini
menutup jalan napas sehingga transport oksigen tidak adekuat.
Selain itu, keluhan pasien dapat berupa batuk karena adanya reflek
dari tubuh untuk mengeluarkan benda asing. Terkadang pasien jug
merasa nyeri telan.
25
tenggorokan
menghalangi
makanan
masuk
dan
b. Istirahat Tidur
Klien tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk istirahatnya
dengan baik, karena rasa tidak nyaman dan mungkin
menimbulkan nyeri.
c. Hygiene Personal
Kalau sampai menimbulkan sesak napas, klien pasti tidak
mampu memenuhi kebutuhan hygiene personalnya dengan baik.
Adanya kelemahan karena nyeri telan juga dapat membuat klien
tidak mampu memenuhi kebutuhannya.
26
d. Eliminasi
Bila ada gangguan nyeri telan atau sesak napas maka produksi
urin dapat menurun (oliguri) dan mengalami konstipasi karena
nutrisi tidak dapat dipenuhi dengan baik.
7. Pemeriksaan Fisik
a. B1
Terdapat dispnea karena obstruksi di jalan napas atau
tenggorokan, takipnea, retraksi dada berat, stridor, suara serak,
batuk disertai wheezing jika penyumbatan terdapat di trakea,
suara napas tambahan ronkhi karena peningkatan produksi
secret.
b. B2
Klien mengalami sianosis karena perfusi oksigen ke jaringan
menurun, takikardi, akral dingin, diaphoresis.
c. B3
Klien mengalami nyeri, khususnya nyeri telan pada tenggorokan.
Kesadaran bisa menurun jika sumbatan di tenggorak khususnya
jika tersumbat di trakea, karina atau bahkan bisa sampai di
bronkus.
d. B5
Klien bisa mengalami konstipasi karena makanan yang masuk
terhalangi oleh adanya sumbatan benda asing di tenggorokan,
nyeri dan sesak napas juga menurunkan nafsu makan klien
sehingga nutrisi untuk pencernaan tidak terpenuhi dengan baik.
27
8. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan
pola
pernapasan
berhubungan
dengan
berhubungan
dengan
perfusi
jaringan
9. NCP
1. Ketidakefektifan
pola
pernapasan
berhubungan
dengan
28
Intervensi
Rasional
1. Meningkatkan
sikap
mengatasi
ketidakefektifan pola
pernapasan
2. Memperpanjang
2. Ajarkan
waktu
klien
pernafasan diafragma
dan
pernafasan
dengan
bibir
dirapatkan.
3. Memudahkan
fungsi
pernapasan
dan
meningkatkan
3. Beri
posisi
semifowler
ekspansi
paru
4. Menguatkan
&
mengkondisikan
4. Motivasi melakukan
latihan
otot-
otot
pernafasan.
otot-
otot
pernafasan
seoptimal
mungkin
5. Kolaborasi
dengan
dokter
dalam
pemberian oksigen.
5. Meningkatkan
kadar
indikasi
keberhasilan
6. Catat adanya derajat
dispnea,
disstres
ansietas,
pernapasan
29
tindakan keperawatan
dari
2. Ketidakefektifan
perfusi
jaringan
berhubungan
dengan
Rasional
Tindakan Mandiri
1. Jelaskan pada pasien
tentang tindakan yang
akan dilakukan
1. Meningkatkan
sikap
2. Pertahankan
di
ekstermitas
dalam
posisi tergantung
kaki
dan
pengumpulan
darah
resiko
pembentukkan trombus
3. Syok
3. Ukur haluaran urine
dan
catat
berat
jenisnya
lanjut
penurunan
jantung
atau
curah
menimbulkan
30
sianosis,
membran
pucat
atau
kuku,
bibir/lidah
yang
memnunjukkan
vasokontriksi
atau
perifer
gangguan
aliran
darah sistemik
mencegah
terjadinya cedera
Intervensi
Rasional
Tindakan Mandiri
1. Jelaskan
pada
pasien
tentang
kondisinya
dan
tindakan
yang
akan
dilakukan.
1. Penjelasan
meningkatkan
pengetahuan
sehinnga
akan
pasien
disekitar
31
akan
kooperatif
2. Pengaman
pasien
dapat
hal-hal
Rasional
keluarga
tentang
proses
penyembuhan
adekuat
2. Berikan makan dengan
berlahan
pada
cair,
makan
2. Klien
berkonsentrasi
pada
mekanisme
makan
tanpa
adanya
distraksi/gangguan
dari luar
3. Makan
dengan
dapat
lunak/cairan
dokter
untuk
mengendalikannya
memberikan
cairan
didalam
32
mulut,
menurunkan
melalui selang
terjadinya aspirasi
4. Mungkin
untuk
diperlukan
memberikan
makanan
klien
tidak
untuk
jika
mampu
memasukkan
33
DAFTAR PUSTAKA
34