Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah pada umumnya didefinisikan sebagai bagian permukaan terpisah
dari bumi dan bulan sebagaimana dibedakan dari batuan yang padat. Tanah
terdiri dari tiga fase yaitu padatan, cairan, dan gas. Pada kebanyakan tanah,
fase padat terdiri atas partikel mineral, partikel organik, humus serta terdapat
ruang pori yang terletak di antara partikel partikel fase padat itu. Ruang pori
ini secara bersama bersama diisi oleh cairan dan gas. Fase cairan
kebanyakan adalah air dari presipitasi yang menduduki ruangan pori tanah.
Komponen tanah yang disenangi tanaman kira-kira adalah sebagai berikut:
45% mineral, 5% bahan organik, 25% air, 25% udara. Sekitar setengah
volume tanah adalah ruangan pori. Peran air dalam tanah atau yang disebut
sebagai lengas tanah mempunyai hubungan dengan kation, dekomposisi bahan
organik, serta kegiatan mikroorganisme di dalam tanah.
Kesuburan Tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan
produk tanaman yang diinginkan, pada lingkungan tempat tanah itu berada.
Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung sejumlah faktor
pembentuk tanah yang merajai di lokasi tersebut, yaitu: Bahan induk, Iklim,
Relief, Organisme, atau Waktu. Tanah merupakan fokus utama dalam
pembahasan ilmu kesuburan tanah, sedangkan kinerja tanaman merupakan
indikator utama mutu kesuburan tanah.
Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur
ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat
digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik dapat
mempengaruhi kemasaman tanah dan pH tanah. Kemasaman tanah merupakan
salah satu sifat penting, karena terdapat beberapa hubungan pH tanah dengan
ketersediaan unsur hara, juga beberapa hubungan antara pH dan semua sifatsifat tanah.pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang
diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam
mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga
14.pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan
tanah mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N), Potassium/kalium (K),
dan Pospor (P) dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk
tumbuh, berkembang, dan bertahan terhadap penyakit.
Nitrogen di dalam tanah berasal dari bahan organik, hasil pengikatan N
dari udara oleh mikroba, pupuk, dan air hujan. Peran utama nitrogen bagi
tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan,
khususnya batang, cabang dan daun.Kadar Fosfor dalam tanaman menempati
urutan terakhir terendah dalam golongan hara makro bersama dengan Ca
,Mg,dan S. kadarnya Kira-kira 1/5 -1/10 kadar N. Peran P dalam tanaman
adalah untuk transfer energi .Kalium (K) merupakan unsur kedua terbanyak
setelah Nitrogen dalam tanaman.kadarnya lebih besar 4-6 kali lebih besar
dibanding P, Ca, Mg, dan S. Kalium di serap dalam bentuk kation K
monovalensi. Tidak terjadi transformasi K dalam tanaman.
Untuk mempertahankan produktivitas lahan dilakukan pengelolaan
kesuburan tanah, sehingga tanah tersebut menjadi media tumbuh yang
optimum. Pada lahan-lahan yang diusahakan secara intensif perlu diikuti
pengelolaan hara secara terpadu, sehingga unsur hara dalam tanah tersedia
secara cukup dan lengkap. Unsur-unsur hara yang terdapat di dalam tanah
dapat dibedakan menjadi unsur hara esensial (yang diperlukan tanaman) dan
non-esensial (tidak diperlukan tanaman).Berdasarkan jumlah kebutuhannya
unsur hara dikelompokkan ke dalam unsur hara makro yang dibutuhkan dalam
jumlah besar seperti C (karbon), H (hidrogen), O (oksigen), zat lemas (N),
belerang (S), fosfor (P), kalium (K), kapur (Ca), magnesium (Mg) dan besi
(Fe) dan unsur hara mikro yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit seperti boron
(B), mangan (Mn), kobalt (Co), seng (Zn), molybdenum (Mo) dan khlor (Cl).
Adapula unsur-unsur yang terdapat pada tanaman tetapi masih diragukan
fungsinya misalnyaaluminium (Al), dan silikat (Si). Unsur-unsurC, H, O
didapat langsung oleh tanaman dari udara, sedangkan unsur hara lainnya dari
tanah. Kekurangan kadar hara dalam tanaman dapat diperbaiki dengan
pemupukan ke tanah atau langsung ke tubuh tanaman tersebut.
mengandung unsur hara yang cukup tinggi. Unsur hara tersebut berasal dari
abu letusan gunung. Sehingga tanah jenis ini sangat baik untuk ditanami.
Tidak jarang daerah yang terkena musibah gunung meletus, justru tanahnya
akan lebih subur daripada sebelumnya (Surahman 2006).
Tanah Andisol adalah tanah yang memiliki bahan andik dengan
ketebalan sebesar 60% atau lebih bila, terdapat dalam 60 cm dari permukaan
mineral atau pada permukaan bahan organik dengan sifat andik yang lebih
dangkal, jika tidak terdapat kontak densik, litik, atau paralitik, horizon duripan
atau horizon petrokalsik pada kedalaman tersebut, atau diantara permukaan
tanah mineral atau lapisan organik dengan sifat andik, yang lebih dangkal dan
kontak densik, litik, atau paralitik, horizon duripan atau horizon petroklasik
(Soil Survey Staff 2010).
B. Pupuk Urea dan Pupuk Kandang
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar
tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman.
Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia
NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya
sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di
tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N
sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg
Nitrogen (Sarief 2005).
Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar
kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara
lain:
1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir
hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam
proses fotosintesa.
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan
lain-lain)
3. Menambah kandungan protein tanaman
yang dapat
digunakan
untuk
menambah
hara,
memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Apabila dalam memelihara ternak
tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi, kerbau dan
kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan dan disebut
sebagai pukan pula. Beberapa petani di beberapa daerah memisahkan antara
pukan padat dan cair (Hasudungan 2008).
Manfaat Pupuk Kandang mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga
akan mengefektifkan bahan-bahan anorganik di dalam tanah dan menyediakan
unsur hara makro dan mikro, termasuk pupuk anorganik Selain itu, pupuk
kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman
bisa optimal Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri
bersuhu dingin, remah, wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah
berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap
digunakan. Penggunaan pupuk yang belum matang akan menghambat
pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman.Penggunaan pupuk
kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga penguapan
unsur hara dapat berkurang. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair
paling baik dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang
terdapat dalam pupuk kandang cair ini akan cepat diserap oleh tanaman
(Anonim, 2013).
C. Kesuburan Tanah
Nitrogen (N) merupakan unsur hara esensiil (keberadaannya mutlak ada
untuk kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan tanaman), dan
dibutuhkan dalam jumlah banyak sehingga disebut unsur hara makro.
Tiga bentuk utama N didalam tanah :
1. N-organik, sebagian besar dari N di dalam tanah dalam bentuk
senyawa organik tanah dan tidak tersedia bagi tanaman. Fiksasi Norganik ini sekitar 95% dari total N yang ada di dalam tanah.
2. NH4+ (anorganik), terfiksasi liat (bahan organik, BO, maupun mineral)
dan merupakan bentuk lambat tersedia.
3. NH4+ dan NO3- , ion larut, secara umum, khususnya kondisi oksidasi,
konsentrasi bentuk NO3- lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk
NH4+.
Hubungan nitrogen di dalam tanah dengan tanaman :
1. Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
2. Merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri
3. Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
4. Merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau) seperti daun
Tanaman
yang
kekurangan
unsur
gejalanya
pertumbuhan
lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daundaun tua cepat menguning dan mati (Ruhnayat 2007).
Fosfor (P) merupakan unsur hara esensiil dan tidak ada unsur lain yang
dapat menggantikan fungsinya. Umumnya kadar P berada dibawah kadar N
dan K. Tanah-tanah muda dengan curah hujan rendah biasanya mengandung P
cukup tinggi, apabila dibandingkan dengan tanah-tanah yang telah mengalami
pelapukan lanjut dan berkembang di daerah dengan curah hujan tinggi.
Kehilangan P dari tempat/tanah erat hubungannya dengan proses run off dan
erosi. Dapat dikatakan erosi merupakan bentuk kehilanagn P yang sangat
besar. Secara umum P didalam tanah dapat dikelompokkan menjadi P-organik
sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk
daun (Ruhnayat 2007).
Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui,
didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat
digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik
tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang
sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan
organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa
serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan
tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisasisa tanaman atau binatang (Notohadiprawiro 2011).
pH adalah tingakat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur
dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai
pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14.
Sebagai contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7,
sedangkan air laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di
sebut sebagai alkaline) dengan nilai pH 7 14. Air murni adalah netral atau
mempunyai nilai pH 7. pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat
penting karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N),
Potassium/kalium (K), dan Pospor (P) dimana tanaman membutuhkan
dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan terhadap
penyakit (Darmawijaya 2004).
Lengas tanah adalah air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh
berbagai kakas (matrik,osmosis, dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan
dengan peningkatan permukaan jenis zarah dan kerapatan muatan
elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga menentukan beberapa
banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Bagian lengas tanah yang
tumbuhan mampu menyerap dinamakan air ketersediaan (Kuswandi 2003).
Kapasitas pertukaran kation (KPK) suatu tanah dapat didefinisikan
sebagai suatu kemampuan koloid tanah menjerap dan mempertukarkan
kation. Kemampuan atau daya jerap unsur hara dari suatu koloid tanah
10
dapat ditentukan dengan mudah. Jumlah unsur hara yang terjerap dapat
ditukar dengan barium (Ba+) atau amonium (NH4+), kemudian jumlah Ba
atau NH4 yang terjerap ini ditentukan kembali melalui penyulingan. Jumlah
Ba+ atau NH4 yang tersuling akan sama banyak dengan jumlah unsur hara
yang ditukar pada koloid tanah tadi (Lingga 2008).
D. Tanaman Kangkung
Kangkung (Ipomoea aquatica) merupakan sejenis tumbuhan yang
termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam sebagai makanan. Kangkung
banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan
Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana
terutama di kawasan berair (Rahmat 2011).
Secara anatomi tanaman kangkung memiliki akar serabut yang tumbuh
disetiap ruas batang, sehingga memiliki daya hisap yang tinggi terhadap
logam-logam yang ada di sungai. Stuktur batang yang berongga berguna
untuk mempercepat proses kapilaritas dari batang. Akibatnya kemampuan
untuk mengangkut air limbah bisa terjadi dengan cepat. Struktur daun yang
terdiri dari 3-5 lima helai dengan struktur daun yang tipis menyebabkan
tumbuhan mudah kehilangan air karena air yang ada di dalam menguap.
Hilangnya air yang menguap akan menyebabkan tekanan pada daun
menjadi rendah sehingga menarik air yang ada di pembuluh. Isapan daun
ini akan membuat air yang terdapat di akar naik ke atas. Dengan stuktur
anatomi, morfologi dan fisiologi kangkung yang seperti ini sehingga
tanaman ini dapat menyerap berbagai jenis polutan yang ada di sungai
(Heru 2007).
Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari
satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan
cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah
sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada
radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air. Akar berukuran
kecil sampai sedang, ulet kadang-kadang rapuh, berkayu atau lunak,
kompak atau berongga, percabangan akar banyak atau sedikit, bentuk
11
12
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Menambah 2 butir Zn
i.
j.
k.
3. Bahan organik
a.
Menimbang contoh tanah kering angin 0,5 mm sebanyak 0,5 gram lalu
memasukkan ke labu takar
b.
12
13
c.
d.
e.
f.
g.
h.
4. N total tanah
a. Destruksi
1. Menimbang contoh tanah kering angin 0,5 mm sebanyak 0,5 gr
2. Memasukkan ke dalam tabung Kjeldahl dan menambahkan larutan
H2SO4 pekat sebanyak 3 ml
3. Menambahkan campuran serbuk K2SO4 dan CuSO4 sebanyak satu
sendok kecil
4. Melakukan destruksi hingga campuran homogen yaitu asap hilang
dan larutan menjadi putih kehijauan atau tidak berwarna
b. Destilasi
1. Setelah larutan dalam Kjeldahl dingin, menambahkan aquades
sebanyak 30 ml dan menuangkan dalam tabung destilasi(tanah tidak
ikut)
2. Menambahkan 10 ml NaOH pekat
3. Mengambil 10 ml H3BO3 1% sebagai larutan penampung pada beker
glass
4. Melakukan destilasi hingga larutan penampung mencapai volume 40
ml
c. Titrasi
1.
2.
14
3.
5. P tersedia tanah
a. Mengambil contoh tanah kering angin 0,5 mm sebanyak 1 gram dan
memasukkannya ke dalam flakon
b. Menambah 7 ml larutan Bray I lalu menggojoknya selama 1 menit
c. Menyaring dengan kertas saring
d. Mengambil 2 ml filtrat dan menambah 5 ml aquades
e. Menambah 2 ml asam molobdat hingga homogen
f. Menamabah 1 ml SnCl2 dan menggojoknya
g. Mengukur dengan spektofotometer dengan panjang gelombang 660 nm
6. K ketersedia tanah
a. Mengambil 5 ml filtrat yang disimpan saat analisis KPK
b. Menambah LiCl2 sebanyak 5 ml
c. Menambah aquades sampai 50 ml
d. Menembak dengan flamefotometer
7. pH H2O tanah
a. Menimbang contoh tanah kering angin 0,5 mm sebanyak 6 gr
b. Menambah 15 cc aquades
c. Menggojok hingga homogen
d. Mendiamkan selama 30 menit
e. Mengukur pH dengan pHmeter
8. N Jaringan tanaman
1) Destruksi
a. Menimbang sampel tanaman dengan kertas bersih dan kering
sebanyak 0,1 gram
b. Memasukkan ke dalam tabung Kjeldahl dan menambahkan 3 ml
H2SO4 pekat
c. Menambahkan campuranserbuk CuSO4 dan K2SO4 1 sendok kecil
d. Melakukan destruksi hingga campura homogen yaitu asap hitung
Nhilang dan larutan menjadi putih kehijauan atau tidak berwarna
e.
15
2) Destilasi
a. Menambahkan aquades 30 ml, setelah larutan dalam tabung
Kjeldahl
dingin
dan
menuangkan
dalam
tabung
destilasi,
16
17
17
18
2. pH Tanah
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan pH Tanah
Jenis Tanah Kelompok
pH
Andisol
9
6,29
Alfisol
10
5,281
Entisol
11
6,5
Vertisol
12
6,58
Andisol
13
6,392
Alfisol
14
5,43
Entisol
15
6,057
Vertisol
16
6,418
Sumber: Data Rekapan
pH tanah andisol= 6,29 (asam)
3. N Total Tanah
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan N Total Tanah
Jenis Tanah
Kelompok
N total tanah (%)
Andisol
9
0,17
Alfisol
10
0,0812
Entisol
11
0,2
Vertisol
12
0,10
Andisol
13
0,062
Alfisol
14
0,16
Entisol
15
0,175
Vertisol
16
1,14
Sumber: Data Rekapan
Analisis data:
(
)
(
19
4. P Tersedia Tanah
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan P Tersedia Tanah
Jenis Tanah Kelompok P tanah (ppm)
Andisol
9
14,6 ppm
Alfisol
10
1,52 ppm
Entisol
11
3,389 ppm
Vertisol
12
14,06 ppm
Andisol
13
0,005 ppm
Alfisol
14
0,438 ppm
Entisol
15
2,142 ppm
Vertisol
16
16,21 ppm
Sumber: Data Rekapan
Tabel 4.5 Larutan Standar P
X (Absorbansi) Y(konsentrasi)
0
0
0,1
0,044
0,2
0,084
0,4
0,181
0,6
0,284
0,8
0,383
1,0
0,453
Sumber: Data Rekapan
Analisis Data:
( )
20
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
K tanah
0,014 me/100 g
0,185 me/100 g
0,08 me/100 g
0,02 me/100 g
0,57 me/100 g
0,184 me/100 g
0,19 me/100 g
0,97 me/100 g
21
( )
= 4,718 %
= 4,718 x 100 %
= 4,718 ppm
= 4,718 : 330
= 0,014 me/100 g (sangat rendah)
Menentukan garis regresi dengan persamaan
dengan menggunakan kalkulator sehingga diperoleh :
a = 1,12
b = 0,06
y = a x + b y = 1,12 x + 0,06
Jika x = 0, maka
y = 0,06
Sehingga diperoleh titik (x,y) = {0,(0,06)}
Jika y = 0, maka 0 = 1,12 x + 0,06
0,697 x = - 0,015
22
x= 0,022
Sehingga diperoleh titik (x,y) = {(0,022),(0)}
1,00
0,75
0,50
0,025
0
0,35
0,70
0,95
0,1
)
(
Bahan organik =
=
x kadar c
x 0,45% = 0,77 % (sangat rendah)
23
10
11
12
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
Minggu
ke-1
(cm)
5
5
4,5
6
6
8
6
5
7
7
8
6
5
7
6
6
5
5
Minggu
ke-2
(cm)
14
15
18
14
14,5
16
18
16
17
20
11,4
16,6
14,4
14,7
18,5
15,5
14,5
13,5
Minggu
ke-3
(cm)
26
22,5
23
26
24
27
34
32
33
37
24
34,5
33
31
25,5
21
27
27,6
Minggu
ke-4
(cm)
36
33
34
40
39
45
47
51
48
42
48,3
35
47,5
41,4
56
43
44
44,5
24
4
5
13
1
2
3
4
5
14
1
2
3
4
5
15
1
2
3
4
5
16
1
2
3
4
5
Sumber : Data Rekapan
5,5
4,5
5
6
4,5
4,5
8
6,8
6,5
7
8
6,5
7
7,5
6
7
7
6
8
8
6
6,5
13,5
14,5
16,5
11,5
10
13,5
16,5
18
16
13
15
15
10,8
11
11
14
12
15
17
18
17,5
16
24,4
28
32,5
17
16
23
25
30
25
20
27
25
15
13
13
17
16,8
21,5
26,5
29,5
28,5
22
34
41
44
28
28
35
35
35
35
27
40
33
26
23
31
30
28
22,5
28
31,5
29
22,5
25
V. PEMBAHASAN
A. Analisis Tanaman
1. Kadar Lengas
Kadar lengas tanah atau air dalam tanah merupakan salah satu fase
cair dalam tanah yang berupa air yang mengisi di dalam rongga rongga
tanah atau pori pori tanah. Lengas tanah mempunyai hubungan dengan
kation, dekomposisi bahan organik, bahan penutup tanah (organik maupun
anorganik) serta kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Manfaat dari
kadar lengas tanah ini adalah dapat mengontrol serapan hara dan
pernapasan akar-akar tanaman, serta dapat menduga kehilangan air selama
pengairan dan dapat mengetahui daya simpan lengas. Kadar lengas tabah
dapat diketahui dengan menggunakan berbagai macam metode, antara lain:
gravimetris, transiometer, pancaran neutron, dan kalsium.
Tanah andisol atau yang lebih dikenal dengan istilah tanah andosol
rata-rata berwarna kehitaman. Tekstur dari tanah jenis andisol atau andosol
beragam. Tanah ini bisa berbentuk tanah liat dan tanah lempung yang
teksturnya kasar. Zat yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah
abu vulkanik dari letusan gunung. Tanah jenis ini banyak dijumpai di
daerah-daerah yang berada di sekitar gunung berapi.Tanah andisol,
andosol, atau istilah lain menyebutkan tanah jenis ini dengan nama tanah
vulkanik mengandung unsur hara yang cukup tinggi. Unsur hara tersebut
berasal dari abu letusan gunung. Sehingga tanah jenis ini sangat baik untuk
ditanami. Tidak jarang daerah yang terkena musibah gunung meletus, justru
tanahnya akan lebih subur daripada sebelumnya.
Hasil analisis dari praktikum yang dilakukan adalah untuk mencari
kadar lengas yang terkandung dalam beberapa sampel tanah. Dalam
praktikum ini dibagi kedalam beberapa kelompok. Tanah yang digunakan
adalah tanah jenis andisol (kelomppok 9), namun ada jenis tanah lain yang
di praktikan oleh kelompok yang lain. Dari hasil analisis yang telah
dilakukan didapatkan kadar lengas tanah andisol dari kelompok 9 sebesar
25
26
27
28
logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya.
Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi
dengan unsur lainnya. Nitrogen mengisi 78,08 persen atmosfir bumi dan
terdapat dalam banyak jaringan hidup. Zat lemas membentuk banyak
senyawa penting seperti asam amino, amoniak, asam nitrat, dan sianida.
Berdasarkan hasil praktikum dan analisis untuk mengetahui
kandungan unsur N dalam tanah didapatkan kandungan unsur N sebesar
0,17 % dalam tanah jenis andisol yang dilakukan oleh kelompok 9.
Sedangkan kelompok 13 yang menggunakan media tanah yang sama
diketahui kandungan unsur N sebesar 0,062 %. Dari analisis yang didapat
bahwa tanah jenis andisol pada praktikum ini memiliki kandungan unsur N
yang rendah. Sedangkan tanah jenis vertisol yang dipraktikan oleh
kelompok 16 hasil analisis yang didapat kandungan unsur N sebesar 1,14 %
ini menunjukan bahwa tanah jenis vertisol memiliki kandungan unsur N
yang sangat tinggi.
4. P Tersedia Tanah
Fosfor (P) merupakan unsur hara esensiil dan tidak ada unsur lain
yang dapat menggantikan fungsinya. Umumnya kadar P berada dibawah
kadar N dan K. Tanah-tanah muda dengan curah hujan rendah biasanya
mengandung P cukup tinggi, apabila dibandingkan dengan tanah-tanah
yang telah mengalami pelapukan lanjut dan berkembang di daerah dengan
curah hujan tinggi. Kehilangan P dari tempat/tanah erat hubungannya
dengan proses run off dan erosi. Dapat dikatakan erosi merupakan bentuk
kehilanagn P yang sangat besar. Secara umum P didalam tanah dapat
dikelompokkan menjadi P-organik dan P-anorganik, yang dimana
ketersediaan P-organik relative lebih tinggi dibandingkan dengan Panorganik . Hubungan fosfor di dalam tanah dengan tanaman adalah
berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman,
merangsang pembungaan dan pembuahan, merangsang pertumbuhan akar,
merangsang pembentukan biji, merangsang pembelahan sel tanaman dan
memperbesar jaringan sel.
29
30
Organik
tanah
merupakan
penimbunan,
terdiri
dari
pembentukan baru sisa dan sebagian dari pembentukan baru sisa hewan dan
tumbuhan. Bahan organikyang terkandung dalam tanah kurang lebih hanya
3 5% dari berat tanah dalam top soil
31
tanah. sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah
dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun. Menurunnya kadar
bahan organik merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum
terjadi. Kualitas bahan organik sangat menentukan kecepatan proses
dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Salah satu faktor melihat
komposisi keidealan produktivitas tanah adalah kandungan bahan organik
(C organik).
Hasil analisis dari praktikum diketahui bahwa bahan organik yang
terkandung dalam tanah andisol sebesar 0,77 % dan 3,72 % berdasarkan
analisis dari kelompok 9 dan 13. Untuk jenis tanah alfisol bahan organik
yang terkandung sebesar 0,518 % dan 0,647 % berdasarkan analisis dari
kelompok 10 dan 14. Sedangkan jenis tanah entisol mempunyai kandungan
bahan organik sebesar 3,587 % dan 0,762 % berdasarkan analisis yang
dilakukan kelompok 11 dan 15. Kemudian untuk tanah yang berjenis
vertisol memiliki kandungan bahan organik sebesar 0,65 % dan 1,84 %
berdasarkan anallisis yang dilakukan kelompok 12 dan 16. Pemberian
bahan organik (misalnya pupuk kandang) merupakan salah satu cara dalam
upaya meningkatkan kualitas tanah tersebut.
7. Kapasitas Pertukaran Kation
Kapasitas pertukaran kation (KPK) suatu tanah dapat didefinisikan
sebagai suatu kemampuan koloid tanah menjerap dan mempertukarkan
kation. Kemampuan atau daya jerap unsur hara dari suatu koloid tanah
dapat ditentukan dengan mudah. Jumlah unsur hara yang terjerap dapat
ditukar dengan barium (Ba+) atau amonium (NH4+), kemudian jumlah Ba
atau NH4 yang terjerap ini ditentukan kembali melalui penyulingan. Jumlah
Ba+ atau NH4 yang tersuling akan sama banyak dengan jumlah unsur hara
yang ditukar pada koloid tanah tadi
Setiap kation mempunyai daya yang berbeda untuk dapat dijerap dan
dipertukarkan. Jumlah yang dijerap biasanya tidak setara dengan jumlah
yang dipertukarkan. Ion bervalensi dua biasanya lebih kuat dipegang dai
pada ion bervalensi satu oleh koloid tanah, dengan demikian akan lebih
32
sukar untuk dipertukarkan. Itulah sebabnya jika ion Ba2+ yang digunakan
sebagai kation penukar, pertukaran tidak terjadi dalam jumlah yang setara.
Barium dijerap kuat sekali oleh liat, tetapi mempunyai daya penetrasi yang
rendah. Oleh karena itu jumlah pertukaran yang diperoleh lebih rendah dari
jumlah barium yang dijerap, akan sering memberikan jumlah pertukaran
yang lebih tinggi dari jumlah ion NH4+ yang dijerap. Amonium adalah ion
bervalensi satu yang tentunya akan ditarik oleh koloid liat kurang kuat jika
dibandingkan dengan ion barium, tetapi ion amonium mempunyai daya
penetrasi yang lebih tinggi.
Berdasarkan analisis dan praktikum yang dilakukan kapasitas
pertukaran kation jenis tanah andisol sebesar 21 cmol(+)/kg dan 36,5
cmol(+)/kg dari analisis yang dilakukan oleh kelompok 9 dan 13.
Sedangkan kapasitas pertukaran kation tanah jenis alfisol sebesar 29,5
cmol(+)/kg dan 18,4 cmol(+)/kg berdasarkan analisis dari kelompok 10 dan
14. Kemudian kapasitas tukar kation tanah jenis enfisol sebesar 27,74
cmol(+)/kg. Dan yang terakhir nilai kapasitas tukar kation tanah jenis
vertisol sebesar 24,5 cmol(+)/kg dan 21 cmol(+)/kg berdasar analisis yang
dilakukan oleh kelompok 12 dan 16. Kapasitas tukar kation tanah sangat
beragam, karena jumlah humus dan liat serta macam liat yang dijumpai
dalam tanah berbeda-beda pula. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi
oleh reaksi tanah, tekstur atau jumlah liat, jenis mineral liat, bahan organik,
dan pengapuran serta pemupukan.
B. Analisis Tanaman
Kangkung merupakan tanaman tahunan yang hidup di daerah tropis
maupun subtropis. Tanaman ini termasuk dalam family Convolvulaceae
atau kangkung-kangkungan dengan batang bergetah dan berlubang
didalamnya.spesies dari tanaman sejenis ini adalah Ipomeae batatas atau
ubi jalar. Kangkung dikenal baik oleh masyarakat kita sebagai sayuran
hijau yang memiliki kandungan vitamin mineral yang cukup tinggi dengan
harga murah dan mudah di dapat serta pembudidayaannya juga tergolong
mudah. Karakter ini mendukung pengembangan sebagai salah satu
33
34
35
35
36
B. Saran
1. Sebaiknya praktikan dan Co.Ass saling berdampingan agar praktikan mampu
memahami praktikum dengan baik.
2. Sebaiknya praktikum dilakukan dalam beberapa shift agar saat praktikum
tidak terjadi kegaduhan.
3. Sebaiknya sarana dan prasarana praktikum lebih diperhatikan lagi.
4. Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan saat praktikum, agar dapat
memahami dengan baik dalam praktikum.
5. Sebaiknya komunikasi dua arah antar praktikan dan Co-assisten tetap dijaga.
37
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2013. Manfaat Pupuk Kandang. http : // pupuk hantu jimmy . blogspot
.com /2013/10/manfaat-pupuk-kandang.html. Diakses pada Selasa 19
November 2013 pukul 21.28 WIB.
Ashari 2006. Mengenal Jenis Kangkung. Jepara: Kanisius.
Darmawijaya M Isa 2003. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Hardjowigeno S 2005. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. Jakarta: PT. Mediyatama Sarana
Perkasa.
Haryoto 2009. Bertanam Kangkung Raksasa di Pekarangan. Yogyakarta:
Kanisius.
Hasudungan 2008. Uji Efektivitas Pupuk Organik Padat dan NPK terhadap
Pertumbuhan dan Produksi. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Heru 2007. Memupuk Tanaman Sayur. Bogor: Penebar Swadaya.
Isa Darmawijaya 2004. Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dan Pelaksana
Pertanian di Indonesia. UGM: Yogyakarta.
Kasim Arifudin 2009. Pengaruh Dosis Pupuk Urea, SP-36, dan KCl Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Padi Pada Lahan Sawah. Jurnal Ilmiah
Tambua Vol. 3: 395-399.
Kuswandi 2003. Pengapuran Tanah Pertanian. Kanisius: Yogyakarta.
Lingga dan Marsono 2008. Kapasitas Pertukaran Kation Tanah. Erlangga.
Jakarta.
Meiliza rika 2006. Pengaruh Pupuk Terhadap Optimasi Produksi Padi Sawah di
Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Notohadiprawiro Tejoyuwono 2001. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.
Rahmat 2011. Seri Budi Daya Kangkung. Yogyakarta: Kanisius.
Ruhnayat Agustus 2007. peran unsur hara bagi tumbuhan. Bandung: Sinar
Terang.
Sarief 2005. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
Santoso Budi 2004. Sifat dan Ciri Tanah Andisol. Jurusan Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
38
Soil Survey Staff 2010. Keys to Soil Taxonomy. 11th edition. United States
Departmentof Agriculture Natural Resources Conservation Service.
Washington D.C. US.
Surahman 2006. Ilmu Tanah dan Struktur Tanah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Yuzni dkk 2003. Bertanam Kangkung. Jakarta: Penebar Swadaya.