Вы находитесь на странице: 1из 8

1

RESUME KONSEP TERAPI BERMAIN


Oleh : Muhamad Ibnu Hasan

A. PENGERTIAN
Terapi bermain merupakan salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk
menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif, terapi
bermain juga merupakan suatu kegiatan dalam rangka mengurangi efek hospitalisasi bagi
anak, terkait pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.
Aktivitas bermain yang dilakukan anak-anak merupakan cerminan kemampuan
fisik, intelektual, emosional dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk
belajar karena dengan bermain anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dilakukannya, mengenal
waktu, jarak serta suara.
B. FUNGSI BERMAIN
Secara umum, fungsi dari bermain antara lain :
1. Perkembangan sensorimotor dimana aktifitas sensorimotor adalah
komponen utama bermain pada semua usia dan merupakan bentuk dominan
permainan pada masa bayi. Permainan aktif penting untuk perkembangan otot
dan bermanfaat untuk melepas kelebihan energi. Melalui permainan sensori
motor,anak menggali sifat dunia fisik . Bayi memperoleh kesan tentang diri
mereka sendiri dan dunia mereka melalui sstimulasi taktil, auditorius, visual,
dan kinestetik
2. Fungsi kreativitas yaitu anak- anak bereksperimen mencoba ide mereka
dalam bermain melalui setiap media yang mereka miliki, termasuk bahanbahan mentah, fantasi, dan eksplorasi. Kreativitas merupakan hasil dari
aktivitas tunggal meskipun berpikir kreatif sering kali ditingkatkan dalam
kelompok ketika mendengar ide orang lain yang merangsang eksplorasi
lanjutan dari idenya sendiri. Ketika anak merasakan kepuasan dari
menciptakan sesuatu yang berbeda, mereka mentransfer minat kreativitas ke
situasi di luar dunia bermain.
3. Perkembangan Intelektual melalui eksplorasi dan manipulasi, anak-anak
belajar mengenali warna, bentuk, ukuran, tekstur dan fungsi objek-objek.
Permainan memberikan sarana untuk mempraktikkan dan mengembangkan
keterampilan berbahasa, mempraktikkan pengalaman yang lalu untuk
mengasimilasikannya ke dalam berbagai persepsi dan hubungan yang baru.
Selain itu bermain juga akan membantu anak-anak untuk memahami dunia
tempat mereka tinggal dan membedakan antara fantasi dan kenyataan
4. Fungsi Sosialisasi fungsi sosialisasi ditunjukkan sejak masa bayi awal, anakanak menunjukkan minat dan kesenangan apabila ditemani dengan anak lain.
mereka belajar untuk saling memberi dan menerima, belajar dari kritikan

RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014

teman sebayanya dibandingkan dari orang dewasa. anak-anak mempelajari


yang benar dari yang salah, standar masyarakat, dan bertanggung jawab atas
tindakan mereka. bermain dapat membantu anak-anak mengembangkan
kompetensi baru yang mengarah pada peningkatan kepercayaan diri dan
ketahanan mereka yang harus menghadapi perubahan di masa depan
5. Perkembangan Kesadaran Diri bermula dari eksplorasi aktif tubuh anak
dan kesadaran diri bahwa mereka terpisah dari ibu, proses identifikasi diri
difasilitasi melalui kegiatan bermain. anak-anak belajar mengenali siapa diri
mereka dan dimana posisi mereka. mereka mampu mengatur tingkah laku,
mempelajari kemampuan diri, dan membandingkannya dengan anak-anak
lain. selain itu, mereka juga mempu menguji kemampuan mereka,
melaksanakan dan mencoba berbagai peran dan mempelajari dampak dari
perilaku mereka pada orang lain
6. Manfaat Terapeutik
Memberikan sarana untuk melepaskan diri dari ketegangan dan stres yang
dihadapi di lingkungan. bahwa terapi bermain merupakan salah satu
tatalaksana selama semua fase penyakit dan setiap prosedur terutama
prosedur invasif yang dapat mengurangi ansietas, tentunya setiap prosedur
disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan kemampuan anak.
Anak dapat mengekspresikan emosi dan melepaskan impuls yang tidak
dapat diterima dalam cara yang dapat diterima masyarakat.
Anak-anak mampu untuk mencoba menguji situasi yang menakutkan dan
dapat menjalankan dan menguasai peran dan posisi yang tidak dapat
mereka lakukan di dunia nyata
Anak mampu mengkomunikasikan kebutuhan, rasa takut, dan keinginan
mereka kepad pengamat yang tidak dapat mereka ekspresikan karena
keterbatan keterampilan bahasa mereka.
Anak mampu menerima diri dari orang dewasa dan perlu didampingi oleh
orang dewasa untuk m embantu mengontrol agresi dan menyalurkan
kecenderungan dekstruktif mereka.
7. Nilai Moral anak segera mempelajari bahwa sebaya mereka kurang toleran
terhadap kekerasan dibanding orang dewasa dan bahwa untuk
mempertahankan tempat dalam kelompok bermain mereka harus
menyesuaikan diri dengan standart kelompok tersebut.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain


1. Tahap perkembangan anak
Aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak, yaitu sesuai dengan tahapan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Tentunya permainan anak usia bayi tidak
lagi efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Demikian
juga sebaliknya karena pada dasarnya permainan adalah alat stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan demikian, orang tua dan perawat

RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014

harus mengetahui dan memberikan jenis permainan yang tepat untuk setiap
pertumbuhan dan perkembangan anak.
a) Usia 0-1 tahun: untuk melatih refleks yaitu kerja sama antara mata dan
tangan, mata dan telinga dalam koordinasi
b) Usia 1-2 tahun : bertujuan melatih anak dalam gerakan mendorong atau
menarik imajinasi kegiatan sehari-hari beberapa bunyi dan membedakannya.
c) Usia 2-3 tahun : bertujuan menyalurkan perasaan anak keterampilan bahasa,
motorik halus dan kasar, membedakan warna
d) Usia 3-6 th : perainan yang mengebangkan kemampuan menilai yaitu
kesamaan atau perbedaan sesuatu, kemampuan berbahasa sportivitas,
koordinasi motorik dan kontrol emosi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pada anak antara lain :
o Hubungan Interpersonal : Hubungan dengan orang terdekat
memainkan peran penting dalam perkembangan, terutama dalam
perkembangan emosi,intelektual,dan kepribadian.
o Faktor Nutrisi : faktor diet mengatur pertumbuhan pada semua tahap
perkembangan, dan efeknya ditunjukkan pada cara yang beragam dan
rumit. selama periode pertumbuhan pranatal yang cepat, nutrisi buruk
dapat memengaruhi perkembangan dari waktu implantasi ovum sampai
kelahiran. selama masa bayi dan kanak-kanak, kebutuhan terhadap kalori
relatif besar, seperti yang dibuktikan oleh peningkatan tinggi dan berat
badan. pada waktu ini kebutuhan protein dan kalori lebih tinggi
dibandingkan pada hampir setiap periode perkembangan pascanatal.
ketika laju pertumbuhan melambat disertai dengan penurunan
metabolisme, akibatnya terjadi penurunan kebutuhan kalori dan protein.
o Faktor Neuroendokrin : Beberapa hubungan fungsional di yakini ada
diantara hipotalamus dan endokrin yang mempangaruhi pertumbuhan.
Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu tiroid,
androgen, dan hormon pertumbuhan. Tampak bahwa setiap hormon yang
mempunyai pengaruh bermakna pada pertumbuhan memanifestasikan
efek utamanya pada periode pertumbuhan yang berbeda.
o Faktor Keturunan : Karakteristik yang diturunkan mempunyai
pengaruh besar pada perkembangan. jenis kelamin anak, yang ditentukan
oleh seleksi acak pada waktu konsepsi., mengarahkan pola pertumbuhan
dan prilaku orang lain terhadap anak. dalam semua budaya, sikap dan
harapan berbeda sesuai dengan jenis kelamin anak. jenis kelamin dan
determinan keturunan lain secara kuat mempengaruhi hasil akhir
pertumbuhan dan laju perkembangan untuk mendapatkan hasil akhir
tersebut.
2. Status kesehatan anak
Untuk melakukan akitivitas bermain diperlukan energy. Walaupun demikian,
bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat sedang sakit. Kebutuhan bermain
pada anak sama halnya dengan kebutuhan bekerja pada orang dewasa. Yang
penting pada saat kondisi anak sedang menurun atau anak terkena sakit, bahkan

RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014

dirawat di rumah sakit, orang tua dan perawat harus jeli memilihkan permainan
yang dapat dilakukan anak sesuai dengan prinsip bermain pada anak yang sedang
di rawat di rumah sakit.
3. Jenis kelamin anak
4. Lingkungan yang mendukung
Terselengaranya aktivitas bermain yang baik untuk perkembangan anak salah
satunya dipengaruhi oleh nilai moral, budaya, dan lingkungan fisik rumah.
Fasilitas bermain tidak selalu harus yang dibeli di toko atau mainan jadi,
melainkan lebih diutamakan yang dapat menstimulus imajinasi dan kreativitas
anak. Keyakinan keluarga tentang moral dan budaya juga mempengaruhi
bagaimana anak dididik melalui permainan.
5. Jenis permainan yang cocok dan sesuai dengan anak

D. KATEGORI BERMAIN
1. Permainan aktif : Anak berperan aktif dari permainan, anak memperoleh
kesenangan dari apa yang mereka perbuat sendiri atau mereka mainkan. Misalnya
mewarnai gambar, puzzle, dan menempel gambar.
Permainan aktif terdiri dari :
Bermain mengamati/menyelidiki (exploratory play) :
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa apakah alat
permainan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocokngocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan, dan kadangkadang berusaha membongkar.
Bermain konstruksi (construction play)
Misalnya dengan menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan, dll.
Bermain drama (dramatic play)
Misalnya main sandiwara boneka dan main rumah-rumahan.
Bermain bola, tali, dsb
2. Permainan pasif : Pada permainan ini anak lebih banyak melihat dan mendengar.
Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bermain aktif dan membuthkan
sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Dimana kesenangan
diperoleh dari kegiatan orang lain. Misalnya menonton tv, melihat gambargambar di buku atau majalah, dan mendengarkan cerita atau musik
E. KLASIFIKASI PERMAINAN
Berdasarkan Isi permainan :
1. Bermain afektif sosial : adalah adanya hubungan interpersonal yang
menyenangkan antara anak dan orang lain. Bila orang dewasa berbicara,
menyentuh, mencium, bayi akan belajar untuk menstimulasi emosi dan
respon perilaku orang tua seperti tersenyum, mengeluarkan suara, memulai
permainan dan aktivitas lain.
Contoh permainan : Misalnya: bermain "cilukba".
2. Bermain untuk senang-senang : adalah permainan yang menggunakan alat
dan bisa menimbulkan perasaan senang pada anak dan biasanya
mengasyikkan.

RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014

3.

4.

5.

6.

Contoh permainan : Bermain dengan memegang bahan-bahan mentah


seperti air, pasir, makanan, gerakan tubuh (diayun, diangkat, ditimang),
kemampuan tubuh seperti mencium dan bersenandung Misalnya:
memindahkan air ke botol.
Permainan ketrampilan : adalah permainan yang membutuhkan
keterampilan anak, khususnya motorik halus dan kasar.
Contoh permainan : Permainan keterampilan yang mengulang tindakan
yang berulang-ulang, rasa senang dan mempraktekkan kemampuan baru,
Misalnya: memegang benda-benda kecil, naik sepeda.
Permainan simbolik atau pura-pura : adalah anak memainkan peran orang
lain melalui permainannya. Permainan ini mulai pada masa bayi akhir dan
merupakan bentuk permainan yang dominan pada anak prasekolah.Anak
belajar dan mempraktikkan peran dan identitas yang dimainkan oleh keluar
game reka dan masyarakat. Anak yang lebih besar menjalankan tema tertentu,
memerankan sebuah cerita, dan menyusun drama itu sendiri.
Contoh permainan : Anak memainkan replika benda-benda di masyarakat,
memberikan media untuk belajar tentang peran orang dewasa seperti
menggunakan telepon, mengendarai mobil-mobilan, meminang boneka,
berkembang menjadi drama yang semakin kompleks dan bersambung yang
dibuat anak prasekolah. Misalnya: bermain sebagai ibu guru, ibu rumah
tangga dll.
Games : Games atau permainan adalah jenis permainan menggunakan alat
tertentu yang menggunakan perhitungan atau skor. Permainan yang
dimainkan untuk anak prasekolah bukan permainan kompetitif karena anak
prasekolah tidak suka kalah dan akan mencoba untuk curang, ingin mengubah
aturan, menuntut pengecualian dan kesempatan untuk mengubah cara
mereka. Permainan kompetitif cocok untuk anak usia sekolah dan remaja
Perilaku Unoccupied atau Unoccupied Play : Dari mulai bayi lahir sampai
berusia kira-kira 3 bulan .Anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan
situasi atau objek yang ada di sekelilingnya yang digunakannya sebagai alat
permainan. Anak melamun, memainkan pakaian atau objek lain, atau berjalan
tanpa tujuan

Berdasarkan Karakter permainan :


1. Permainan pengamat : Anak hanya mengamati temannya yang sedang
bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan, seperti
menendang bola
2. Permainan Tunggal : Anak tampak berada dalam kelompok permainannya,
tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya, dan alat
permainan tersebut berbeda dengan alat permainan yang digunakan
temannya, tidak ada kerja sama, ataupun komunikasi dengan teman
sepermainannya. Bermain sendiri mengajari anak bagaimana dia bisa
menghibur dirinya sendiri. Permainan ini paling banyak dimainkan oleh anak
usia kurang dari 3 tahun. Misalnya anak bermain menggunakan telepon
mainan ditempat yang sama dengan temannya (seperti playgroup)

RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014

3. Permainan Parallel : Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama,


tetapi antara satu anak dengan anak lain tidak terjadi kontak satu sama lain
sehingga tidak ada sosialisasi satu sama lain. Misalnya, masing-masing anak
berdampingan bermain dalam suatu kelompok bermain dengan alat yang
berbeda
4. Permainan Asosiatif : Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara
satu anak dengan anak lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin
atau yang memimpin permainan, dan tujuan permainan tidak jelas. Misalnya,
dua anak bermain boneka, saling meminjami pakaian boneka, dan melakukan
percakapan serupa tetapi tidak ada yang mengarahkan tindakan teman lain
atau menetapkan aturan mengenai batasan sesi permainan.
5. Permainan Kooperatif : Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih
jelas pada permainan jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan.
Kebanyakan anak baru siap untuk bermain kooperatif setelah usianya lebih
dari 3 tahun Misalnya, satu atau dua anak memainkan peran dan mengarahkan
aktivitas orang lain melalui satu media permainan, seperti main puzzle
bersama.
Berdasarkan Usia anak :
1. Bayi usia 0-3 bulan : Pada usia ini karakteristik khas permainan pada bayi
yaitu adanya interaksi sosial yang menyenangkan antara bayi dan orangtua
Contoh permainan : mainan gantung yang berwarna terang dengan bunyi
musik yang menarik
2. Bayi usia 4-6 bulan : Pada usia ini adanya stimulus penglihatan dan
pendengaran.
Contoh permainan : mengajak nonton TV, memberi mainan yang mudah
dipegang dan berwarna terang, biarkan bayi bermain air didalam bak mandi
3. Bayi usia 7-9 bulan : Pada usia ini stimulus penglihatan dan pendengaran
lebih jelas.
Contoh permainan : kertas, alat tulis, boneka yang berbunyi, gelas sendok,
bola
4. Anak usia todler
Contoh permainan : boneka, kereta api, truk, sepeda roda tiga, alat memasak,
bola, pasir, tanah liat, lilin
5. Anak usia pra sekolah
Contoh permainan : associative play, dramatic play, skill play
Berdasarkan Kualitas Permainan :
1. Constructive Play :
Tipe bermain ini mengajarkan anak menciptakan sesuatu, dimulai
ketika anak bayi dan menjadi lebih kompleks sesuai fase pertumbuhan anak.
Pada bayi, bayi akan mengambil benda dan meletakkan di mulutnya. Usia
toddler diketahui bahwa anak akan mulai menggambar, bermain pasir dan
balok susun. Anak dengan percaya diri akan menyusun dan memanipulasi
benda menjadi bentuk yang lebih bagus seperti yang dia inginkan.

RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014

2. Expressive Play :
Merupakan tipe permainan yang mengajarkan anak untuk
mengekspresikan perasaannya. Orangtua dapat menggunakan bahan seperti,
tinta, crayon, pensil warna dan marker untuk menggambar dan menulis.
Untuk melakukan ekspresif play dapat digunakan juga instrumental musik.
3. Fantasy Play :
Pada permainan ini anak belajar tentang peraturan dan situasi baru.
Anak juga akan belajar bereksperimen tentang bahasa dan emosi.
4. Cooperative play :
Kooperatif play diperagakan pada akhir masa pra-sekolah. Permainan
ini diterapkan dengan adanya peraturan-peraturan tertentu. Permainan dengan
peraturan mengajarkan pada anak tentang konsep bahwa hidup mempunyai
peraturan tertentu yang harus ditaati oleh semuanya.

F. TERAPI BERMAIN SESUAI FUNGSINYA


1. Fungsi Perkembangan Sensori Motor
a. Untuk bayi
: Taktil, auditorius, visual, kinestik
b. Todler dan pra-sekolah
: Maturitas, permainan sensori motor, naik sepeda,
roler skating, "cilukba", tepuk tangan, pengulangan verbal dan imitasi gestur
sederhana, anak mulai belajar bagaimana berjalan sendiri, memahami bahasa
dan merespons disiplin, seperti berbicara dengan mainan, menguji kekuatan
dan ketahanannya. Stimulasi untuk pertumbuhan psikososial sama pentingnya
dengan makanan untuk pertumbuhan fisik. Interaksi dengan orang-orang
menjadi semakin penting. Permainan taktil sangat penting bagi anak, terutama
pada anak toodler yang sedang melakukan eksplorasi. Permainan air, pasir,
menggambar dengan jari, dan membentuk tanah liat memberi kesempatan yang
baik untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif dan manipulatif
c. Anak pra sekolah : aktivitas pertumbuhan fisik dan penghalusan ketrampilan
motorik mencakup melompat, berlari, memanjat, dan berenang. Hal ini dapat
mengajarkan keamanan serta perkembangan dan koordinasi otot. Aktivitas
anak prasekolah yang paling khas adalah permainan imitatif, imaginatif dan
dramatik, seperti permainan boneka, mainan rumah tangga, pesawat terbang,
kit dokter dan perawat memberikan waktu bagi anak untuk mengekspresikan
diri
2. Fungsi Perkembangan Intelektual
Jenis permainan yang sesuai fungsi ini seperti puzzle, dan permainan membantu
mereka menyelesaikan masalah, buku cerita, film, dan koleksi benda yang dapat
memperluas pengetahuan sekaligus kesenangan.
3. Fungsi Sosial
Jenis permainan yang membangun hubungan sosial melalui interaksi antara ibu
dan anak, memberi kritik dan mempelajari peran seks yang diharapkan.
4. Fungsi Kreativitas
Jenis permainan yang merangsang anak-anak bereksperimen dan mencoba ide
mereka dalam bermain melalui setiap media yang dimiliki, termasuk bahan-bahan
mentah, fantasi, dan eksplorasi

RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014

5. Fungsi Kesadaran Diri


Jenis permainan yang diharapkan anak-anak mampu menguji kemampuan
mereka, melaksanakan dan mencoba berbagai peran dan mempelajari dampak dari
perilaku mereka kepada orang lain.
6. Fungsi Manfaat Terapeutik
Jenis permainan yang didalamnya anak-anak banyak menunjukkan diri mereka
sendiri dalam bermain, melalui bermain anak-anak mampu mengkomunikasikan
kebutuhan, rasa takut, dan keinginan mereka kepada pengamat yang tidak dapat
mereka ekspresikan karena keterbatasan keterampilan bahasa mereka
7. Fungsi Nilai Moral
Jenis permainan yang didalamnya anak harus menaati aturan perilaku yang
diterima budaya (adil, jujur, control diri, dan mempertimbangkan orang lain)
G. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM AKTIVITAS BERMAIN
1. Ekstra energi : Untuk bermain diperlukan ekstra energi. Anak yang sakit, kecil
keinginannya untuk bermain.
2. Waktu : Anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain
3. Alat Permainan : Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai dengan
umur dan taraf perkembangannya.
4. Ruangan untuk bermain :Ruangan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu
ruangan khusus untuk bermain. Anak bisa bermain di ruang tamu, halaman,
bahkan ruang tidurnya.
5. Pengetahuan Cara Bermain : Anak belajar bermain melalui coba-coba sendiri,
meniru teman-temannya, atau diberi tahu caranya oleh orang lain. Cara yang
terakhir adalah yang terbaik, karena anak tidak terbatas pengetahuannya dalam
menggunakan alat permainannya dan anak akan mendapatkan keuntungan lain
yang lebih banyak.
6. Teman Bermain : Anak harus merasa yakin bahwa ia mempunyai teman bermain
kalau ia memerlukan, apakah itu saudaranya, orang tuanya atau temannya. Karena
kalau anak bermain sendiri, maka ia akan kehilangan kesempatan belajar dari
teman-temannya. Sebaliknya kalau terlalu banyak teman bermain dengan anak
lain maka dapat mengakibatkan anak tidak mempunyai kesempatan yang cukup
untuk menghibur diri sendiri dan menemukan kebutuhannya sendiri. Bila kegiatan
bermain dilakukan bersama orang tuanya,maka hubungan orang tua dengan anak
menjadi akrab, dan ibu/ayah akan segera mengetahui setiap kelainan yang terjadi
pada anak mereka secara dini.

RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014

Вам также может понравиться