Вы находитесь на странице: 1из 27

DISUSUN OLEH :

1. Nurul Aprilia Ramadhani (4008253)


2. Wulan Sari (4008247)

3. Yeyen Septasari (4008242)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU
TAHUN 2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt karena atas ramhat karunia-Nya penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah aljabar. Didalam
menyusun makalah ini ucapan terima kasih kami haturkan kepada :
1. Suroto, S.Pd, selaku dosen pengampuh.
2. Pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari didalam menyusun makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu kami minta maaf. Kritik dan saran yang bersifat membangun
selalu kami harapkan dari berbagai pihak guna penyempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi perjalanan pendidikan kita semua. Amien...
Lubuklinggau,

Mei 2009

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .............................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................................

ii

PROGRAM LINEAR
A. Sejarah Program Linear ....................................................................................
B. Konsep Dasar Program Linear ..........................................................................
C. Sistem Pertidaksamaan Linear ..........................................................................
D. Kaidah Program Linear .....................................................................................
E. Optimasi ............................................................................................................
METODE SIMPLEX I
A. Pengantar ...........................................................................................................
B. Penentuan Maksimum .......................................................................................
RANGKUMAN ......................................................................................................
METODE SIMPLEX II
A. Penentuan Umum ..............................................................................................
B. Variabel Slack Tiruan (Artificial) .....................................................................
C. Merancang Program Awal .................................................................................
D. Prosedur Penentuan Struktur Persyaratan .........................................................
RANGKUMAN.......................................................................................................

PROGRAM LINEAR
A. Sejarah Program Linear
Seorang Matematikawan Rusia L.V. Kantorovich pada 1939 berhasil
menemukan pemecaham masalah yang berkaitan dengan program linear. Pada
waktu itu Kantorovich bekerja untuk Kantor Pemerintah Uni Soviet. Ia diberi
tugas untuk mengoptimalkan produksi pada industri plywood. Ia kemudian
muncul dengan teknik matematis yang disekan sebagai pemrograman linear.
Matematikawan Amerika : George B. Dantzig secara independen juga
mengembangkan pemecahan masalah tersebut, di mana hasil karyanya pada
masalah tersebut pertama kali dipublikasikan pada tahun 1947. selanjutnya,
sebuah teknik yang lebih cepat, tetapi lebih rumit, yang cocok untuk memecahkan
masalah program linear dengan ratusan atau bahkan ribuan variabel,
dikembangkan oleh matematikawan Bell Laboratories, Naranda Karmarkar
pada tahun 1983, Program linear sangat penting khususnya dalam perencanaan
militer dan industri.
B. Konsep Dasar Program Linear
Program linear (linear programming) merupakan model optimasi
persamaan linear yang berkenaan dengan masalah-masalah pertidaksamaan linear,
Masalah program linear berarti masalah nilai optimum (maksium atau minimum)
sebuah fungsi linear pada suatu sistem pertidaksamaan linear yang harus
memenuhi optimasi fungsi objektif.
Dalam

banyak

situasi,

wring

dijumpai

masalah-masalah

yang

berhubungan dengan program linear. Agar masalah optimasinya dapat


diselesaikan dengan program linear, maka masalah tersebut harus diterjemahkan
dalam bentuk model matematika.
Sebagai contoh andaikan seorang tukang roti merencanakan membuat dua
jenis roti, yaitu roti jenis I (x) dan roti jenis II (y), menggunakan dua macam
bahan baku, yaitu tepung dan mentega. Setiap roti jenis I memerlukan 200 gram

tepung dan 25 gram mentega. Setiap roti jenis II memerlukan 100 gram tepung
dan 50 gram mentega. Harga jual roti jenis I dan II masing-masing adalah
Rp1.500,00 dan Rp2.000,00. Jumlah persediaan bahan ialah 4 kg tepung dan 1,2
kg mentega. Berapa banyak masing-masing jenis roti yang harus diproduksi agar
tukang roti memperoleh keuntungan maksimum?
Masalah yang muncul adalah berapa banyak roti jenis I (x) dan roti jenis
11 (y) harus diproduksi sehubungan dengan kondisi-kondisi yang ada. Agar dapat
diselesaikan secara matematika dengan model program linear, mula-mula
permasalahan di atas diterjemahkan ke dalam bentuk model-model matematika.
Misalkan P melambangkan nilai optimum (objektif) penerimaan,
sedangkan x dan y masing-masing melambangkan banyak roti jenis I dan roti
jenis 11, maka:
(a) Fungsi objektifnya adalah P = 1.500 x + 2.000 y
(b) Sistem pertidaksamaannya adalah
200x + 100y 4.000

.... (1)

25x + 50y 1.200

.... (2)

Karena x dan y bilangan bulat yang tidak mungkin negatif, maka


x0

.... (3)

y0

.... (4)

proses penyusunan sistem pertidaksamaan di atas dapat ditunjukkan dalam


model matematika berikut ini
Roti
Tepung (gram)
Mentega (gram)
Roti jenis I (x)
200
25
Roti jenis II (y)
100
50
Bahan yang tersedia
4.000
1.200
Dari data dalam tabel, terdapat hubungan-hubungan sebagai berikut:
(1) 200x + 100y 4.000

2 x + y 40

(2) 25x + 50y 1.200

x + 2y 48

(3) x 0
(4) y 0

Penyelesaian sistem pertidaksamaan di atas dilakukan dengan metode grafis, yaitu


dengan menggambarkannya pada koordinat Cartesius.
C. Sistem Pertidaksamaan Linear (Mengulang)
1. Garis-garis yang sejajar atau tegak lurus.

(i)

Daerah arsiran menunjukan x 4. Semua titik yang berada pada daerah


arsiran memenuhi x 4. Garis x = 4 yang tegak lurus sumbu X
digambar tidak putus-putus untuk menyatakan bahwa semua titik pada
garis itu memenuhi x 4.

(ii)

Daerah arsiran menunjukkan y > 2. garis y > 2 yang sejajar sumbu X


digambar putus-putus untuk menyatakan bahwa semua titik pada garis itu
tidak memenuhi y > 2.

2. Garis-garis yang tidak tegak lurus dan tidak sejajar sumbu X

Gambar 2.4 (i) menunjukkan daerah arsiran yang memenuhi 4x 3y + 12 0.


langkah berikut menyatakan bahwa semua titik pada daerah arsiran, yaitu
bagian di bawah garis 4x 3y + 12 = 0 adalah benar memenuhi 4x3y+12 0.

Ambil titik O (0, 0) sebagai titik selidik.

Substitusikan x = 0 dan y = 0 ke 4x 3y + 12 0

4 (0) 3 (0) + 12 0

12 0 ... (benar)

Jadi, titik-titik disebelah bawah garis 4x 3y + 12 = 0, memenuhi 4x 3y


+ 12 0.
Contoh 1 :

{ ( x , y ) x y + 6 0 };
B {( x, y ) 5 x 6 y + 30 0 }; C {( x, y ) 3x 2 y 12 0 }; dan
D {( x, y ) 7 x 5 y + 35 0 }; . Tunjukkan dengan arsiran, daerah
Diketahui sistem pertidaksamaan : A =

yang memenuhi

A B C D.
Jawab :
Ambil titik selidik O (0,0).
A=

{ ( x , y ) x y + 6 0 };

0 0 + 6 0.

60

Jadi, arsirlah daerah dibawah garis x y + 6 0.

..... (benar)

{( x, y ) 5x 6 y + 30 0 };

B =

5 (0) + 6 (0) + 30 0

30 0

..... (benar)

Jadi, arsirlah daerah dibawah garis 5x 6y + 30 0.


C

{( x, y ) 3x 2 y 12 0 };

3 (0) + 2 (0) 12 0
12 0

..... (benar)

Jadi, arsirlah daerah dibawah garis 3x 2y + 12 0.


D

{( x, y ) 7 x 5 y + 35 0 };

7 (0) + 5 (0) 35 0
35 0

..... (benar)

Jadi, arsirlah daerah dibawah garis 7x 5y + 35 0.

Sehingga daerah yang diarsir menunjukkan himpunan penyelesaian dari sistem


pertidaksamaan linear di atas.
Catatan : Langkah-langkah di atas, membuktikan bahwa titik selidik O (0,0). Memenuhi
syarat A

B C D.

Tabel 2.1 dibawah ini merupakan petunjuk untuk mengarsir daerah yang
memenuhi suatu pertidaksamaan.

Tabel 2.1
Bentuk pertidaksamaan
a
<a
y>
<
y>
y<
ax + by > C
ax by > C
ax + by < C
ax by < C
x>
x

Daerah yang memenuhi


Disebelah kanan dari garis x = a
Disebelah kiri dari garis x = a
Disebelah atas dari garis
=a
Disebelah bawah dari garis
=
Disebelah atas dari garis
=
Disebelah bawah dari garis
=
Disebelah atas dari garis ax + by = C
Disebelah bawah dari garis ax by = C
Disebelah bawah dari garis ax + by = C
Disebelah atas dari garis ax by = C
y

D. Kaidah Program Linear


1. Prinsip Program Linear
Program linear adalah suatu cara yang bertujuan untuk menentukan himpunan
penyelesaian bagi suatu sistem pertidaksamaan.
Prinsip 1. Dalam program linear, setiap pernyataan yang harus dipenuhi
oleh variabel-variabel seperti x dan y dinyatakan dalam bentuk
pertidaksamaan. Misalnya, dalam suatu masalah diketahui bahwa
jumlah 2x dan 3y tidak boleh kurang dari 12. Pernyataan ini
berarti 2x + 3y sama dengan 12 atau lebih dari 12, dan dinyatakan
dalam bentuk pertidaksamaan sebagai 2x + 3y = 12.
Prinsip 2. Dalam setiap pertidaksamaan akan dibentuk suatu persamaan
yang berkaitan. Misalnya, dari pertidaksamaan 2x + 3y 12,
dibentuk persamaan 2x + 3y = 12.
Prinsip 3. Persamaan yang dibentuk digunakan untuk melukis garis bagi
penyelesaian pertidaksamaan.
2x + 3y = 12
x
0
3
6
4
2
0
y

Prinsip 4. Arsirlah daerah yang memenuhi pertidaksamaan 2x + 3y 12


dengan menggunakan titik selidik, atau berpatokan pada tabel
2.1.
Prinsip 5. Koordinat-koordinat setiap titik dalam daerah arsiran mewakili
suatu sistem pertidaksamaan. Misalnya titik (1, 4), (4, 3), (6, 2),
dan seterusnya.
Uraian diatas, menjelaskan prinsip program linear dan kaidah penggunaannya.
2. Model Matematika
Telah kita ketahui bahwa setiap masalah yang hendak diselesaikan dengan
kaidah program biasanya mengandung beberapa syarat untuk dipenuhi oleh
variabel-variabel seperti x dan y. Oleh sebab itu, dalam program linear
langkah pertama yang dilakukan adalah menerjemahkan syarat-syarat tersebut
ke dalam bahasa matematika yang berbentuk sistem pertidaksamaan. Sistem
pertidaksamaan ini mengungkapkan semua syarat yang harus dipenuhi oleh x
dan y. Sistem pertidaksamaan disebut sebgaia model matematika.
Dalam menyusun model matematika, yang perlu dipahami adalah implikasi
dari semua ungkapan yang menyatakan syarat-syarat pada masalah. Tabel 2.2
berikut ini merupakan sebagian contoh implikasi suatu ungkapan yang
berhubungan dengan tanda-tanda ketidaksamaan suatu ungkapan yang
berhubungan dengan tanda-tanda ketidaksamaan.

Tabel 2.2
1

Ungkapan dan Implikasinya


Pertidaksamaan
Nilai y di antara 2 dan 6. artinya y lebih 2 < y < 6, atau y > 2 dan

dari 2 dan kurang dari 6.


y < 6.
Nilai x melebihi 2 tetapi tidak lebih dari 2 < x 8
8. artinya, x sama atau kurang dari 8, x > 2 dan x 8
tetapi lebih dari 2.

Nilai y kurang dari 12, tetapi kurang dari 5 y < 12


5.

y 5 dan y < 12

Artinya, y sama atau lebih dari 5, tetapi


kurang dari 12.
Nilai x sekurang-kurangnya 10. artinya x x 10

sama atau lebih dari 10. dan seterusnya

dan seterusnya.

Contoh 3 :
Susunlah model matematika dari ungkapan berikut ini, kemudian tentukan daerah
himpunan penyelesaiannya.
(i)

y tidak boleh melebihi 2x.

(ii)

Nilai untuk 3y x adalah lebih dari nol.

(iii)

Nilai maksimum untuk jumlah 5x dan 6y adalah 60.

(iv)

Jumlah x dan y tidak kurang dari 4.

Jawab :
(i)

y 2x.

(ii)

3y x > 0

(iii)

5x + 6y 60, dan

(iv)

x+y4

y = 2x
x
0
1
y
0
2

3y x = 0
0
3
6
0
1
2

5x + 6y = 60
0
6 12
10 5
0

x+y=4
0
1
4
4
3
0

Ambil titik selidik (4, 3), maka untuk :


(1) y 2x

3 2(4)
38

........ (benar)

(2) 3y x > 0 3(3) 4 > 0 5 > 0


(3) 5x + 6y 60

5 (4) + 6 (3) 60
38 60

(4) x + y 4

........ (benar)
........ (benar)

4+34

........ (benar)

Jadi, daerah himpunan penyelesaian adalah daerah yang diarsir.


3. Masalah yang Melibatkan Program Linear
Program linear biasanya digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan
melukis

garis-garis

dan

menunjukkan

daerah

penyelesaian

dengan

memberikan arsiran.
Contoh 4
Seorang ibu rumah tangga mempunyai 160 g tepung beras dan 240 g tepung
terigu untuk membuat kue jenis A dan B. Setiap kue A memerlukan 16 g
tepung beras dan 20 g tepung terigu, sedangkan setiap kue B memerlukan 12
g tepung beras dan 30 g tepung terigu. Ia hendak membuat lebih dari 2 loyang
kue A dan sekurang-kurangnya satu loyang kue B. Dalam berapa carakah dua
jenis tepung itu dapat digunakan untuk membuat dua jenis kue ?
Jawab :
Misalkan x dan y sebagai dua variabel yang hendak dihitung nilainya di mana
x mewakili banyak kue A serta y mewakili banyak kue B.
Analisis Kasus.

Setiap kue A dan setiap kue B memerlukan masing-masing 16 g dan 12 g


tepung beras. Tepung beras yang tersedia 160 g.

x kue A memerlukan x kali 16 g dan y kue B memerlukan y kali 12 g tepung


beras. Sehingga banyak tepung beras yang diperlukan untuk membuat x kue
A dan y kue B adalah (16x + 12y) g.
Hanya tersedia 160 g tepung beras, maka (16x + 12y) g tidak boleh
melebihi 160 g. Sehingga pertidaksamaan yang dapat disusun adalah:
16x + 12y 160, di mana x dan y B (bilangan bulat).

Tiap-tiap kue A dan B masing-masing memerlukan 20 g dan 30 g tepung


terigu, dari 240 g terpung terigu yang tersedia.
x kue A memerlukan x kali 20 g dan y kue B, memerlukan y kali 30 g
tepung terigu. Sehingga banyak tepung terigu yang diperlukan untuk
membuat x kue A dan y kue B adalah (20x + 30y) g.
Hanya tersedia 240 g tepung terigu, maka (20x + 30y) g tidak boleh
melebihi 240 g. Sehingga pertidaksamaan yang dapat disusun adalah :
20x + 30y 160, x dan y B.

Ia berencana membuat lebih dari 2 loyang kue A, maka x > 2, dan

Sekurang-kurangnya satu loyang kue B, maka y 1.

Model matematika dari analisis kasus di atas adalah sebagai berikut :

Model Matematika
Kue / Bahan
Kue A (x)
Kue B (y)

Tepung Beras
16
12
160

Sistem pertidaksamaan:
(1) 16x + 12y 160

4x + 3y 40,

(2) 20x + 30y 160

2x + 3y 24,

Tepung Terigu
20
30
240

(3) x > 2 dan


(4) y 1
x
y

4x + 3y 40
10
1
0
12

4
8

2x + 3y 24
0
3
12
8
6
0

Daerah penyelesaian yang memenuhi adalah daerah yang diarsir. Karena


terdapat 24 noktah dalam daerah penyelesaian, maka dapat disimpulkan
bahwa :
- Kedua jenis tepung itu dapat digunakan daam 25 cara untuk membuat dua
jenis kue, yaitu {(x, y) |(3, 1), (3, 2), (3, 3), ..., (6, 4), (7, 3), (8, 2), (9, 1)}.
- Jumlah kedua kue maksimum adalah 10, yaitu ada 4 cara {(x, y) (6, 4),
(7, 3), (8, 2), (9, 1)}.
E. Optimasi
Masalah pada program linear adalah masalah menentukan nilai maksimum
atau nilai minimum suatu fungsi objektif. Penyelesaian masalah program linear
dapat dilakukan dengan metode grafis dan metode simpleks. Pada bagian ini yang
akan dibahas adalah metode grafis dan penggunaan garis selidik.

Perhatikan uraian berikut ini. Daerah arsiran pada gambar 2.7 menunjukkan
penyelesaian dari sistem pertidaksamaan: x 2, 3y x 15, 3x + 2y 32, dan x
2y 0. garis g putus-putus melalui A (2, 1), B (4, 2), C (5, 6), D (6, 7) mempunyai
persamaan x + 2y = k, dimana bentuk x + 2y disebut fungsi objektif dan garis x +
2y = k disebut garis selidik. Karena keempat garis selidik tersebut mempunyai
gradien

1
maka garis-garis g saling sejajar.
2

Nilai k dapat diperoleh dengan mensubstitusikan koordinat titik-titik A, B, C, dan


D.
Untuk A (2, 1)

k = 2 + 2 (1) = 4,

sehingga g1 x + 2y = 4

B (4, 2)

k = 4 + 2 (2) = 8,

sehingga g2 x + 2y = 8

C (5, 6)

k = 5 + 2 (6) = 17,

sehingga g3 x + 2y = 17

D (6, 7) k = 6 + 2 (7) = 20,

sehingga g4 x + 2y = 20

Jika kita perhatikan keempat garis selidik yang melalui titik A, B, C, dan D, maka
tampak bahwa garis yang paling dekat ke O (0, 0) yaitu garis g1 yang melalui A
(2, 1) mempunyai nilai k = 4 adalah minimum, sedangkan garis yang paling jauh
dari titik O (0, 0) yaitu garis g4 yang melalui D (6, 7), mempunyai nilai k = 20
adalah maksimum.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

Jika suatu garis ax + by = k melalui suatu titik P(p, q) maka nilai fungsi
objektif ax + by yang diwakili oleh k adalah k = ap + bq.

Jika garis ax + by = k paling dekat ke titik pangkal O (0, 0), maka nilai k pada
persamaan tersebut adalah minimum.

Jika garis ax + by = k paling jauh dari titik pangkal O (0, 0), maka nilai k pada
persamaan tersebut adalah maksimum.

Semua garis selidik saling sejajar.

Contoh 6 :
Tentukan nilai minimum dan maksimum fungsi objektif (2x + y) dari sistem
pertidaksamaan:
x + y 5, x 4y 0, x + y 10, dan 2y 3x 0.
Jawab:
Daerah himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan tersebut ditunjukkan
dalam Gambar 2.8 di berikut ini.

Langkah-langkah menggunakan garis selidik.


1. Misalkan garis selidiknya adalah 2x + y = k.
2. Tentukan satu titik sembarang dalam daerah penyelesaian. Misalnya P(5, 3).
3. Jika garis g = 2x + y = k melalui P, maka koordinat P memenuhi persamaan
garis g, maka k = 2 (5) + 3 = 13. jadi, g 2x + y = 13.
4. Lukis garis g dalam diagram Cartesius yang melalui P.
5. Buatlah garis-garis yang sejajar dengan g dan perhatikan garis mana yang
terketak paling dekat dan paling jauh dari titik pangkal O (0, 0).
6. Garis yang paling dekat ke titik O adalah garis yang melalui titik A (2, 3),
maka nilai k = 7 adalah minimum.
7. Garis yang paling jauh dari titik O adalah garis yang melalui titik C (8, 2),
maka nilai k = 18 adalah maksimum.

METODE SIMPLEX I
A. Pengantar
Dari berbagai metode penyelesaian program linier, metode simpleks
merupakan metode yang paling ampuh dan terkenal. Metode simpleks didasarkan
atas pengertian bahwa solusi optimal dari masalah program linier, jika ada, selalu
dapat ditemukan di salah satu dari solusi dasar yang berlaku. Oleh sebab itu
dalam metode simpleks, langkah pertama adalah selalu untuk memperoleh solusi
dasar yang berlaku.
Metode simpleks yang akan dibahas berikut adalah metode yang cukup
sederhana dan memiliki mekanisme alamiah. Langkah-langkah dalam metode
simpleks diulang-ulang sampai tercapai suatu solusi optimal, jika ada.
B. Penentuan Maksimum
Suatu masalah dalam pabrik memiliki data sebagai berikut :
Ukuran waktu pemprosesam oleh departemen
Departemen
Pemotongan
Pelipatan
Pengepakan
Keuntungan/unit

A
10.7
5.4
0.7
$10

Ukuran
B
5.0
10.0
1.0
$15

C
2.0
4.0
2.0
$20

Kapasitas perPeriode waktu


2705
2210
445

Langkah pertama adalah menentukan model matematika untuk data-data yang


tertera dalam tabel.
Misalkan bahwa diproduksi sejumlah x unit dari produksi A, sejumlah y unit
produksi B dan sejumlah z unit dari produksi C.
Fungsi objektif:

Maksimumkan : f = 10x + 15y + 20z


Syarat

: 10,7x + 5y + 2z 2705

5,4x + 10y + 4z 2210


0,7x + 1y +2z 445
x 0, y 0, z 0
Dengan penambahan variabel slack S1, S2, S3. pertidaksamaan tersebut
dapat diubah menjadi persamaan. Pembuatan produksi imaginer S1, S2, S3.
melibatkan keuntungan nol perunitnya. Sehingga Model matematikanya dapat
ditulis kembali sebagai berikut :
Maksimumkan : fo = 10x + 15y + 20z + S1 + 0S2 + 0S3
10,7x + 5y + 2z + 1S1 + 0S2 + 0S3 = 2705
5,4x + 10y + 4z + 0S1 + 1S2 + 0S3 = 2710
0,7x + 1y + 2z + 0S1 + 0S2 + 1S3 = 445.
x 0, y 0, z 0, S1 0, S2 0, S3 0
metode simpleks melangkah dengan mengadakan perbaikan-perbaikan
terhadap solusi dasar yang memenuhi syarat sehingga dicapai suatu solusi
optimal. Setiap program yang akan dibuat berikut, diberikan dalam bentuk
matriks atau tabel.
1. Merancang Program Awal
Program pertama dalam metode simplek adalah program yang hanya
melibatkan variabel slack. Arti dari data-data yang tertera pada tabel simpleks
di atas harus dimengerti sepenuhnya agar dapat menghayati metode simpleks.
Oleh sebab itu marilah kita bahas tabelnya berikut ini:
Program Keuntungan Kuantitas $10
S1
S2
S3
Keterangan:

perunit
0
0
0

$15

$20

$0

$0

$0

2705

x
1

y
5

z
2

S1
1

S2
0

S3
0

2710
445

0.7
5.4
0.7

10
1

4
2

0
0

1
0

0
1

a) Dalam kolom Program terdaftar variabel-variabel khusus dalam solusi


(produksi yang dihasilkan). Maka dalam program awal kita produksi S1, S2,
S3.
b) Dalam kolom Keuntungan per unit terdafat koefisien (dalam fungsi
objektif) dari variabel-variabel yang tercakup dalam program tersebut.
Dapat dipastikan dari fungsi objektif, koefisien dari S1, S2, S3 adalah nol.
c) Dalam kolom Kuantitas terdaftar besarnya variabel yang tercakup dalam
solusi. Program awal mencakup produksi 2705 unit S1, 2210 unit S2, dan
445 unit S3.
d) Kontribusi keuntungan total yang dihasilkan dari program yang dimiliki
dapat

dihitung

dengan

mengalikan

angka-angka

dalam

kolom

keuntungan per unit dan kolom kuantitas bersangkutan dan kemudian


menjumlahkan hasil perkaliannya. Dalam program pertama kontribusi
keuntungan total adalah: 0 (2705) + 0 (2210) + 0 (445) = 0.
e) Bilangan-bilangan dalam bagian utama (bilangan-bilangan dibawak kolom
(x, y, dan z) dapat dijelaskan memiliki arti fisik. Misalnya, bilangan 10.7
menunjukkan perbandingan pertukaran antara x dan S1, berarti
memproduksi 1 unit x harus mengorbankan 1 10.7 unit S1. pada kolom
dibawah y berarti memproduksi 1 unit y harus mengorbankan 5 unit S1. 10
unit S2, dan 1 unit S3.
2. Menguji keoptimalan program yang sedang berlangsung
Program awal memberikan keuntungan nol, karena melibatkan x = 0, y =
0,

z = 0, S1 = 2705 S2 = 2210, S3 = 445 dengan keuntungan :

Fo = 10(0) + 15(0) + 20(0) + 0(2705) + 0(2210) + 0(445) = 0


Perbaikan terhadap program awal dilakukan dengan mengikutsertakan z
dalam program. Dipilih z karena 1 unit z memberikan keuntungan $20, yang
lebih tinggi dari keuntungan yang diberikan oleh 1 unit x atau 1 unit y.
Pemasukan 1 unit dalam program mengubah fungsi keuntungan menjadi
+ 1(20) 2(0) 4(0) 2(0) = +20.

Table 4.1
Tabel Program
Prog

Profit

Kuant $10

ram
S1

perunit
0

itas
2705

S2
0
2710
S3
0
445
Net Evaluation Row

$15

$20

$0

$0

$0

x
1

y
5

z
2

S1
1

S2
0

S3
0

0.7
5.4
0.7
10

10
1
15

4
2
20

0
0
0

1
0
0

0
1
0

Kolom kunci
2705
(variabel
= 1352,masuk)
5
2
2210
= 552,5
4
445
= 222,5
2

Bilangan
Kunci

Baris kunci
(variabel keluar)

Rangkuman
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menentukan solusi optimal
permasalahan program linear dengan metode simpleks I adalah :
1. Menentukan model matematika untuk data-data yang terdapat pada
permasalahan program linear.
2. Menambahkan variabel slack (S1, S2, S3), sehingga model matematika dapat
diubah menjadi persamaan linear.
3. Membuat kerangka tabel simpleks
4. Merancang program awal
5. Menguji keoptimalan program yang sedang berlangsung.

6. Melakukan perbaikan-perbaikan terhadap program yang sedang berlangsung


sampai diperoleh program optimal. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
melakukan perbaikan program tersebut adalah :
a. Menentukan kolom kunci, yaitu kolom yang dapat memberikan
keuntungan terbesar.
b. Menentukan baris kunci, yaitu barisan yang mempunyai bilangan hasil
bagi terkecil (bilangan pada kolom kuantitas dibagi dengan bilangan
bukan negatif pada kolom kunci).
c. Menentukan bilangan kunci, yaitu bilangan yang terdapat pada
persilangan antara kolom kunci dan baris kunci.
d. Menurunkan tabel dari tabel program awal ke tabel program berikutnya
hasil perbaikan, dengan cara :

Melakukan transformasi baris kunci, yaitu membagi semua bilangan


dalam baris kunci dengan bilangan kunci.

Melakukan transformasi bukan baris kunci, dengan rumus :


bilangan berkai tanx rasio tertentu

Bil.baris baru = bil.baris lama


dalam baris kunci bersangku tan

Program sudah optimal jika baris penilaian tidak memiliki bilangan


nol atau negatif.

METODE SIMPLEX II
A. Penentuan Minimum
Kasus mencari minimum akan dijelaskan dengan sebuah masalah serupa
dengan masalah diet yang sangat terkenal. Marilah kita rumuskan sebuah masalah
dimana seseorang memerlukan sejumlah tertentu dari masing-masing vitamin
setiap harinya.
Vitamin A dan B terdapat dalam dua makanan yang berbeda M1 dan M2.
jumlah vitamin disetiap makanan, harga perunit dari setiap makanan dan vitamin
yang diperlukan setiap harinya dapat dilihati pada tabel 5.1
Makanan

Vitamin
A
B
Harga
makanan/unit

M1
2
3
3

M2
4
2
2.5

Keperluan sehari
40
50

Data menunjukkan bahwa 1 M1 mengandung 2 unit vitamin A dan 3 unit


vitamin B, serta 1 unit M2 mengandung 4 unit vitamin A dan 2 unit vitamin B.
Keperluan sehari akan vitamin A paling sedikit 40 unit dan vitamin B sejumlah
540 unit. Tujuan kita adalah menentukan jumlah optimal dari makanan M 1 dan M2
sehingga keperluan vitamin seharinya dipenuhi dengan biaya serendah mungkin.
Misalkan bahwa untuk memenuhi tujuan ini dibeli x makanan M1 dan
sejumlah y dari makanan M2. secara aljabar masalah ini dapat dituliskan sebagai
berkut :
Minimumkan

: f = 3x + 2.5y

Syarat

2x + 4y 40
3x + 2y 50
x 0, y 0

Metode simplek II menangani persyaratan lebih besar atau sama dengan


suatu nilai. Untuk merubah pertidaksamaan menjadi persamaan memerlukan

pengurangan dengan variabel slack. Misalkan sejumlah x dan y dari vitamin


A dan B diperlukan seharinya, maka model matematikanya dapat ditulis kembali
sebagai berikut:
Minimumkan

: f = 3x + 2.5y + 0S1 + 0S2

Syarat

2x + 4y S1 40
3x + 2y S2 50
x 0, y 0, S1 0, S2 0

B. Variabel Slack Tiruan (Artificial)


Jika variabel kerangka (struktual) x dan y dimisalkan nol seperti program
awal metode simpleks, maka diperoleh nilai-nilai negatif S1 dan S2 yang tidak
memenuhi persyaratan. Untuk tidak melanggar persyaratan-persyaratan yang
telah ditetapkan dalam program-program metode simplek maka diciptakan
variabel slack tiruan.
Model matematika dilengkapi dengan variabel slack tiruan A1 dan A2
sampai An, sehingga jika x dan y bernilai nol, persamaan-persamaan persyaratan
masih memiliki variabel slack yang bernilai positif. Maka model matematika
secara lengkap ditulis:
Minimumkan

: f = 3x + 2.5y + 0S1 + 0S2 + MA1 + MA2

Syarat

2x + 4y S1 A1 = 40
3x + 2y S2 A2 = 50
x 0, y 0, S1 0, S2 0, A1 0, A2 0

C. Merancang Program Awal


Dalam metode simpleks, program awal hanya melibatkan S1 dan S2,
sedangkan x dan y sebagai variabel kerangka bernilai nol. Untuk suatu masalah
berdimensi dua, ini berarti menyatakan vektor persyaratan P0 dalam vektor basis
1
0
dan .
0
1

40
Dalam contoh yang ditampilkan di atas, vektor persyaratan P0 = dapat
50
1
0
dinyatakan dengan vektor-vektor basis dan .
0
1
Untuk memudahkan penyusunan program awal dari metode simpleks II,
maka dengan menggunakan variabel slack A1 dan A2, model matematika perlu
ditulis kembali selengkapnya.
Minimumkan

: f = 3x + 2.5y + 0S1 + 0S2 + MA1 + MA2

Syarat

2x + 4y 1.S1 0.S2 + 1.A1 + 0.A2 = 40


3x + 2y 0.S2 1.S2 + 0.A1 + 1.A2 = 50
x 0, y 0, S1 0, S2 0, A1 0, A2 0

Program awal dimulai dengan memilih x, y, z, S1, S2 bernilai nol. Dari


persamaaan di atas, mudah dipahami bahwa ini berkaitan dengan nilai-nilai A1 =
40, A2 = 50. Oleh sebab itu tabel yang digunakan untuk perhitungan simpleks II
adalah program awal dapat dilihat pada tabel 5.2
Prog

Biaya

Kuant

2,5

ram
A1
A2

perunit
M
M

itas
40
50

x
2
3

y
4
2

S1
-1
0

S2
0
-1

A1
1
0

A2
0
1

Baris penilaian :

3-5M

2
6M
2

Variabel Keluar

40
= 10
4
50
= 25
4

Variabel Masuk

Langkah-langkah perbaikan program dalam metode simpleks II adalah:


1. Perhitungan dari baris penilaian
2. Mengenali kolom kunci
3. Mengenali baris kunci dan bilangan kunci
4. Transformasi dari baris kunci dan baris kunci untuk memperoleh program
yang diperbaiki.
D. Prosedur Penentuan Struktur Persyaratan

Karakteristik dari masalah program linear dapat dicakup dalam 3 jenis yang
berbeda.
1.

Persyaratan yang dalam bentuk aslinya dinyatakan oleh pertidaksamaan


dari jenis kurang atau sama dengan jenis .

2.

Persyaratan yang dalam bentuk aslinya dinyatakan oleh pertidaksamaan


dari jenis lebih besar atau sama dengan jenis .
Kedua kelompok ini ditangani dengan mengubahnya menjadi persamaan.

3.

Persyaratan yang dalam bentuk aslinya merupakan campuran dari


persamaan dan pertidaksamaan.
Penyusunan kembali model matematika diperlukan untuk siap dan dapat
digunakan dalam perancangan program awal dari metode simpleks.

Rangkuman
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menentukan solusi optimal
permasalahan program linear dengan metode simplek I adalah :
1. Menentukan model matematika untuk data-data yang terdapat pada
permasalahan program linear.
2. Melakukan pengurangan dengan variabel slack (S1, S2, S3,), sehingga
model matematika dapat diubah menjadi persamaan linear.
3. Supaya tidak melanggar syarat yang ditetapkan, maka ditambahkan variabel
slack tiruan (A1, A2, A3,).
4. Merancang Program Awal
5. Menguji keoptimalan program yang sedang berlangsung
6. Melakukan perbaikan-perbaikan terhadap program yang sedang berlangsung
sampai diperoleh program optimal. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
melakukan perbaikan program tersebut adalah :
a. Menentukan kolom kunci, yaitu kolom yang memiliki nilai negatif
terbesar pada baris penilaian.

b. Menentukan baris kunci, yaitu barisan yang mempunyai bilangan hasil


bagi terkecil (bilangan pada kolom kuantitas dibagi dengan bilangan
bukan negatif pada kolom kunci).
c. Menentukan bilangan kunci, yaitu bilangan yang terdapat pada
persilangan antara kolom kunci dan baris kunci.
d. Menurunkan tabel dari tabel program awal ke tabel program berikutnya
hasil perbaikan, dengan cara :

Melakukan transformasi baris kunci, yaitu membagi semua bilangan


dalam baris kunci dengan bilangan kunci.

Melakukan transformasi bukan baris kunci, dengan rumus :


bilangan berkai tanx rasio tertentu

Bil.baris baru = bil.baris lama


dalam baris kunci bersangku tan

Program sudah optimal jika baris penilaian tidak memiliki bilangan


nol atau negatif.

Вам также может понравиться