Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PUSKESMAS TANAWANGKO
Chenko Rayndi
Margareth R. Sapulette
Dina V. Rombot
Abstract:
Universal precautions is an efforts undertaken in the framework of preventive protection, and
minimize cross-infection among health care workers and patients as a result of direct contact
with the patient, or the patient's body fluids, and infected with contagious diseases. The
purpose of research is to describe the implementation of universal precautions in health
centers Tanawangko. This research is a descriptive study. The results showed all respondents
always wash their hands before and after the action, all respondents always wash their hands
with soap and flowing water, (45.45%) of respondents did not use a mask when treat patients,
all respondents always use gloves when contact with blood or body fluids, (13.64%) of
respondents did not use gloves when cleaning medical equipment, all respondents always take
steps decontamination and sterilization, all respondents always wash medical equipment after
use with soap or detergent, (9.09%) of respondents did not close the hypodermic needle with
one hand method, (22.73%) of respondents did not dispose hypodermic needle and other
sharps in special containers, (77.27%) of the respondents did not dispose of medical waste and
non-medical in a special place.
Keywords: Universal Precautions.
Abstrak: Kewaspadaan universal adalah upaya yang dilakukan dalam rangka perlindungan
pencegahan, dan meminimalkan infeksi silang antara petugas kesehatan dan pasien akibat
adanya kontak langsung dengan pasien atau cairan tubuh pasien yang terinfeksi penyakit
menular. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kewaspadaan
universal di Puskesmas Tanawangko. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan seluruh responden selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan, seluruh responden selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, (45,45%) responden tidak menggunakan masker saat menangani pasien, seluruh
responden selalu menggunakan sarung tangan saat kontak dengan darah dan cairan tubuh,
(13,64%) responden tidak menggunakan sarung tangan saat membersihkan alat kesehatan,
seluruh responden selalu melakukan langkah-langkah dekontaminasi dan sterilisasi, seluruh
responden selalu mencuci alat-alat kesehatan bekas pakai dengan menggunakan sabun
ataupun detergen, (9,09%) responden tidak menutup jarum suntik dengan metode satu tangan,
(22,73%) responden tidak membuang jarum suntik dan benda tajam lainnya di wadah khusus,
(77,27%) responden tidak membuang sampah medis dan non medis pada tempatnya.
Kata Kunci: Kewaspadaan Universal
HASIL
Tabel 1. Karakteristik Responden
Kategori
1. Umur
23-27
28-32
33-37
38-42
43-47
48-52
53-57
Total
2. Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
3. Tingkat Pendidikan
SMA/Sederajat
D3
S1
Total
Responden
3
3
5
3
3
3
2
22
13,64
13,64
22,72
13,64
13,64
13,64
9,08
100
3
19
22
13,64
86,36
100
7
12
3
22
31,82
54,55
13,63
100
Responden
Ya
22
100
Tidak
Jumlah
22
100
Responden
Ya
22
100
Tidak
Jumlah
22
100
Responden
12
54,55
Tidak
10
45,45
Jumlah
22
100
19
86,36
Tidak
13,64
Jumlah
22
100
Jawaban
Responden
Ya
22
100
Tidak
Jumlah
22
100
Ya
Jawaban
Ya
Responden
Ya
22
100
Tidak
Jawaban
Jumlah
22
100
Ya
Responden
22
%
100
Tidak
Jumlah
22
100
Responden
20
90,91
Tidak
9,09
Jumlah
22
100
Ya
22,73
Tidak
17
77,27
Jumlah
22
100
Ya
Responden
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
bahwa responden yang menutup jarum
suntik dengan metode satu tangan
berjumlah 20 orang dengan presentase
(90,91%), dan yang tidak berjumlah 2
orang dengan presentase (9,09%).
1. Karakteristik Responden
a. Umur
Responden dengan golongan umur 3337 tahun memiliki presentase yang paling
tinggi (22,72%) sedangkan yang terendah
adalah golongan umur 53-57 tahun
(9,08%). Umur merupakan faktor yang
berpengaruh
terhadap
pelaksanaan
kewaspadaan
universal,
sehingga
diharapkan responden yang lebih tua dapat
memberikan contoh yang lebih baik kepada
responden yang lebih muda mengenai
pelaksanaan kewaspadaan universal.
Responden
Ya
17
77,27
Tidak
22,73
Jumlah
22
100
b. Jenis Kelamin
Tenaga kesehatan di puskesmas
tanawangko rata-rata terdiri dari jenis
kelamin perempuan dengan presentase
(86,36%) sedangkan jenis kelamin laki-laki
adalah (13,63%).
c. Tingkat Pendidikan
Responden dengan tingkat pendidikan
D3 merupakan yang terbanyak dengan
5
1. Sarung tangan
Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa
seluruh petugas kesehatan di Puskesmas
Tanawangko selalu menggunakan sarung
tangan steril pada pemeriksaan, terutama
saat kontak dengan darah/cairan tubuh
pasien.
Namun penggunaan sarung tangan saat
membersihkan alat kesehatan masih kurang
terlaksana dimana dari hasil penelitian
didapatkan bahwa (86,36%) responden
menggunakan
sarung
tangan
saat
membersihkan alat sedangkan (13,64%)
tidak.
Seharusnya pemakaian sarung tangan
tidak hanya digunakan saat kontak dengan
darah dan cairan tubuh saja karena tujuan
pemakaian sarung tangan sendiri untuk
melindungi tangan dari kontak dengan
darah, dan semua jenis cairan tubuh serta
benda yang terkontaminasi.
1. Air Mengalir
Sarana utama untuk cuci tangan adalah
air mengalir dengan saluran pembuangan
atau bak penampung yang memadai.
Dengan guyuran air mengalir tersebut maka
mikroorganisme yang terlepas karena
gesekan mekanis atau kimiawi saat cuci
tangan akan terhalau dan tidak menempel
lagi di permukaan kulit.
2. Sabun atau Detergen
Sabun
atau
detergen
dapat
menghambat dan mengurangi jumlah
mikroorganisme dengan jalan mengurangi
tegangan
permukaan
sehingga
mikroorganisme terlepas dari permukaan
kulit dan mudah terbawa oleh air.
Sarana mencuci tangan di Puskesmas
Tanawangko sudah tersedia dengan sangat
baik diantaranya dengan tersedianya
1. Jarum suntik
Dari penelitian dapat dilihat bahwa
(90,91%) responden menutup jarum suntik
dengan
menggunakan
satu
tangan
sedangkan (9,09%) responden tidak.
Kecelakaan yang sering terjadi adalah
pada saat petugas berusaha memasukkan
kembali jarum suntik bekas pakai ke dalam
tutupnya. Oleh karena itu jika jarum
terpaksa ditutup kembali, gunakanlah cara
penutupan jarum dengan satu tangan untuk
mencegah jari tertusuk jarum.
2. Wadah Penampung
Berdasarkan hasil penelitian dapat
dilihat
bahwa
(77,27%)
responden
membuang jarum suntik dan benda tajam
lainnya di wadah yang kedap air dan tahan
tusukan sedangkan (22,73%) responden
tidak.
Sebelum
dibuang
ke
tempat
pembuangan
akhir
atau
tempat
pemusnahan, maka diperlukan wadah
penampungan sementara yang kedap air
dan tidak mudah bocor. Hal ini diperlukan
agar mencegah terjadinya perlukaan pada
pengelolaan selanjutnya.
2. Pencucian alat
Pembersihan dengan mencuci alat dapat
membantu menghilangkan kotoran yang
kasat mata serta semakin menurunkan
jumlah mikroorganisme yang potensial
menjadi penyebab infeksi melalui alat
kesehatan. Pada pencucian digunakan
detergen dan air.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
seluruh petugas kesehatan di Puskesmas
Tanawangko selalu mencuci alat dengan
menggunakan detergen. Pencucian dengan
menggunakan detergen lebih baik karena
e. Pengelolaan Limbah
Limbah dari sarana kesehatan secara
umum dibedakan menjadi limbah medis
dan non medis. Limbah medis kebanyakan
sudah terkontaminasi oleh bakteri, virus,
racun dan bahan radioaktif yang berbahaya
bagi manusia. Jadi limbah medis dapat
dikategorikan sebagai limbah infeksius dan
masuk pada klasifikasi limbah bahan
7
KESIMPULAN
1. Mencuci tangan
Seluruh
petugas
kesehatan
di
Puskesmas sudah melaksanakan tindakan
mencuci tangan diantaranya tindakan
mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan serta menggunakan
sabun
dan
air
mengalir
dalam
pelaksanaannya
2. Penggunaan alat pelindung
Sebanyak (45,45%) responden tidak
menggunakan masker pada saat menangani
pasien.
Seluruh
responden
selalu
menggunakan sarung tangan steril saat
kontak dengan darah dan cairan tubuh
pasien. Sebanyak (13,64%) dari total
responden tidak menggunakan sarung
tangan saat membersihkan alat kesehatan
yang
kemungkinan
terkontaminasi
pathogen penyakit.