Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
NAMA
NPM
TUGAS
Saravana Kumar
260110113055
Sediaan di tempat
penyerapan
Rasyidatul Hanim
Pendahuluan &
Evaluasi biofarmasetik
260110113056
obat melalui
penyuntikan
Raksha Priya
260110113057
Rachel Yunus
Puvanah Ponnan
260110113060
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014
1.
PENDAHULUAN
Penyuntikan merupakan cara yang digunakan untuk pemberian obat
dalam keadaan mendesak atau bila zat aktif tidak diserap oleh mukosa
saluran cerna, usus dan atau bila obat menyebabkan muntah, menjadi rusak
dan tidak aktif oleh cairan saluran-cerna. Cara penyuntikan yang paling
umum digunakan adalah intravaskuler, dalam hal ini tanpa melalui tahap
penyerapan, sedangkan cara penyuntikan subkutan atau intramuskuler dapat
memberikan efek sistemik setelah proses penyerapan zat aktif ke dalam
darah. Cara pemberian lainnya yaitu intradermik, intraartikuler, intrapleural
atau cara lain yang jarang digunakan dan umumnya cara tersebut ditujukan
untuk mendapatkan efek setempat.
2. JARINGAN SUBKUTAN DAN JARINGAN INTRAMUSKULAR
Rute administrasi obat dengan cara injeksi ke dalam tubuh
bermacam-macam, dua diantaranya adalah injeksi subkutan
(SK) dan
dapat
Page 2
jaringan
lemak)
akan
mempengaruhi
kecepatan
absorpsi
obat.
Page 3
Page 4
Page 5
untuk
membatasi
penyerapan
dan
memperpanjang
kadang-kadang
hal
tersebut
dapat
dikurangi
dengan
Page 6
jaringan interstisiel yang dimulai dari tahap pelepasan zat aktif dari
pembawa, yang dalam hal tertentu tahap tersebut di tiadakan oleh bahan
pembawa yang diberikan secara suntikan, faktor lisiologik bukan satusatunya faktor yang mempengaruhi proses penyerapan pelepasan zat aktif
dari sediaan, namun dapat menjadi faktor yang penting.
4. PENGARUH PEMBAWA TERHADAP KETERSEDIAANHAYATI
SEDIAAN OBAT SUNTIK
4.1
4.2
Polimer
yang
paling
sering
digunakan
adalah
dan
dekstran.
Senyawa-senyawa
tersebut
mengubah
Page 7
Peningkatan
kekentalan
ini
lebih
disukai
karena
Page 8
berbeda-beda.
Minyak
kacang
(Oleum
Arachidis),minyak
Minyak
Page 9
Injeksi
Desoksikortikosteron
Acetate
Wijen
Steroidadrenokortikal
Kacang
Tanah
emas,merkuri
Injeksi Dimerkaprol
Estrogen
Biji Kapuk Estrogen
Testosteron
sipionat
Injeksi Testosteron enantat
Injeksi kamfer
Injeksi
Wijen atau
Estrogen
Jarak
Progestin
Wijen
Androgen
Wijen
Androgen
Biji kapuk
Analeptika
Wijen
Sifilis
Zaitun
Zaitun
Antibiotik
Bismuthsubsalisilat
Injeksi Prokaina Penisilina
Page 10
Page 11
Page 12
DAFTAR PUSTAKA
Anief. Moh. 2000. Farmasetika. Gajah Mada University Press : Yogyakarta
Lahman. L, dkk.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III. UI
Press : Jakarta
Dr. Widji Soeratri. 1993. Biofarmasi edisi kedua. Airlangga University
Press : Surabaya
Kenneth A. Avis, Leon Lachman dan Herbert A. Lieberman, 1984,
Pharmaceutical Dosage Forms: Parenteral Medications, Volume I,
Marcel Dekker Inc., New York , halaman 14-16.
Martin,swarbrick,cammarata. 2008. Farmasi fisik edisi ketiga jilid 2.
Jakarta:UIP
Soetopo. Seno, dkk. 2001. Teori Ilmu Resep. Jakarta
Page 13
Page 14