Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
###################################################
#[
###################9####bjbj##################
###y############(########################################################
####################5#######5#######]#######]#######]###################q###
####q#######q###8#########U###T###q#########t#############(################
########I######I######I######A######C######C######C######C######C######C
##############j###C######################]#######I######################?##
##I######I######I######C##############5#######5############################X
######J######J######J######I#####5#############]##############A##########
####J######################################################I######A#############
#J######J##~#####8###
###T#############################################################################
#######`Q+ c#########q#######;####1##X#################n##0###########X##########I#######################################
##################################################################]#########L###
I######I######J######I######I######################################I######I##
####I######C######C######################################J#####################
#################I######I######I############I######I######I######I########
###############################################
##########################################I######
I######I######I######I######I#################################################
#############I######I######I#########
#####:#########
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
########HANDOUT/PEDOMAN PERKULIAHANDASAR REAKSI ANORGANIK(KIMIA ANORGANIK II)
#
Fakultas
: MIPAJurusan/Program studi
: Kimia/KimiaSemester
: IV
Jumlah mahasiswa
: 50Dosen PengampuSayekti Wahyuningsih, M.Si
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIV
ERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTARANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN/PERKULIAHAN
No#Minggu ke#Pokok bahasan/sub pokok bahasan#Kegiatan belajar#Referensi###1-4
#Prinsip dasar reaksi kimia:Konsep energi ikatan dan struktur molekul.Thermokimia
energi ikatPrinsip entalpi.dan kekuatan ikatan Prisip entalpi, entropi dan energi
bebas pada kespontanan reaksi. Pelarutan zat dan peranan medium dalam reaksi
kimia.##Bowser, J.R., Inorganic Chemistry, 1993, Brooks/Cole Publishing Company,
California.Sharpe, A. G., Inorganic Chemistry, 3th edition, 1992, John Wiley and
Sons, Inc., New York.###5-12#Reaksi Anorganik dalam medium air:Sistem redoks dan
elektrokimia (potensial sel elektro-kimia., diagram po-tensial, driving force
reaksi redoks, pema-kaian reaksi redoks)
. Sistem asam basa (asam basa Arhenius,
asam basa Bronsted Lowry, asam basa Lewis, asam basa Lux-Flood, asam basa
Usanovich, teori HSAB,Donor number dan Acceptor number, kekuatan asam-basa pada
medium air.Hubungan reaksi redoks dengan reaksi asam basa.#####13-16#Reaksi
anorganik dalam medium non air: Sifat sifat pelarut non air
(konstanta
dielektrik, auto-ionisasi, tendensi asam basa, kompleksasi, tendensi oksi-dasireduksi)
.Reaksi dalam media amo-niakReaksi dalam medium asetonitrilReaksi dalam
medium HFReaksi dalam medium lelehan garam. ####PENDAHULUAN
Mata kuliah
dasar reaksi anorganik mencakup prinsip dasar reaksi anorganik dalam pelarut air
dan non air. Untuk mempelajari prinsip dasar reaksi anorganik perlu memahami dahulu
konsep energi ikatan dan struktur molekul, thermokimia energi ikat konsep entalpi,
entropi dan energi bebas pada kespontanan reaksi, dan pelarutan zat dan peranan
medium dalam reaksi kimia. Reaksi anorganik dalam pelarut air mencakup reaksi
reduksi oksidasi dan reaksi asam basa. Sedangkan reaksi anorganik dalam medium non
air meliputi klasifikasi pelarut, reaksi dalam medium amoniak, reaksi dalam medium
asetonitril, reaksi dalam medium HF dan reaksi dalam medium lelehan garam.Tujuan
pembelajaran umum dari mata kuliah ini adalah agar mahasiswa mampu memahami dan
menerapkan dasar-dasar reaksi anorganik sehingga diharapkan akan menunjang mata
kuliah pada semester selanjutnya misalnya mata kuliah organologam, dan mekanisme
reaksi anorganik. Untuk mempelajari mata kuliah ini mahasiswa disyaratkan untuk
menempuh mata kuliah Kimia Dasar II yang merupakan mata kuliah wajib pada semester
II pada jurusan Kimia FMIPA. Selain mengikuti perkuliahan yang dilakukan 2
jam/minggu mahasiswa juga diharapkan untuk melatih diri untuk mengerjakan soal-soal
dan melakukan praktikum Kimia anorganik I. Soal ujian selalu diadakan dalam bentuk
esai sehingga pemahaman mahasiswa merupakan kriteria keberhasilan dari mata kuliah
ini.POKOK BAHASAN
: Prinsip dasar reaksi kimia:PERKULIAHAN KE
: 1-4MINGGU KE/BULAN
: 1-4/TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
:Memahami konsep energi ikatan dan struktur molekulMemahami thermokimia
energi ikatMemahami prinsip entalpi dan kekuatan ikatanMemahami konsep entalpi,
entropi dan energi bebas pada kespontanan reaksiMempelajari pelarutan zat dan
peranan medium dalam reaksi kimia.A. RINGKASAN MATERIKonsep energi ikatan dan
struktur molekul
Energi ikat adalah perubahan entalpi pada dissosiasi
molekul gas pada temperatur 278 K menjadi atom-atom gas ground state. Sehingga
energi ikat merupakan kebalikan dari entalpi pembentukan.#
H(g)
+ H(g)
H2 (g)
(H = -432 kJ/mol (entalpi pembentukan H2)
#
H2 (g)
H(g)
+ H(g)
(H = 432 kJ/mol ( energi energi ikat H2)
Konsep
energi ikat dapat digunakan untuk memprediksi struktur molekul.seperti pada
penentuan struktur molekul NOF3. Langkah-langkah yang harus dikerjakan menentukan
struktur Lewis dari NOF3 terlebih dahulu.##
F
F#####
N
F
atau
F
N
O
F# F(a)
(b)
Berdasarkan dua struktur lewis tersebut dicari mana yang lebih disukai dengan
menentukan muatan formal yang dimiliki pada tiap atom. Muatan yang saling
berdekatan merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan kestabilan. Pada
struktur (a)
terdapat muatan berbeda yang saling berdekatan , sedangkan pada (b)
tidak. Namun pada (b)
jika dihitung total energi ikatnya akan lebih rendah.Total
energi ikat struktur (a)
: 3(278 kJ/mol)
+ 222 kJ/mol = 1056 kJ/molTotal energi ikat
struktur (b)
: 2(278 kJ/mol)
+ 222 kJ/mol + 190 kJ/mol
+ 214 kJ/mol
= 960 kJ/molKarena energi ikat dapat menggambarkan kuat ikat dan kestabilan maka
struktur (a)
dengan energi ikat lebih besar memiliki kestabilan lebih tinggi
Walaupun kurang didukung dari muatan berlawanan yang saling berdekatan, pada
kenyataannya struktur (a)
merupakan struktur yang lebih stabil. Dipilihnya struktur
(a)
juga dapat diterangkan dengan teori tolakan pasangan elektron. Pada struktur
(a)
semua ikatan terpusat pada atom nitrogen dan tidak terdapat pasangan elektron
bebas (lone pair elektron)
. Sedangkan pada struktur (b)
terdapat dua pusat atom
yaitu N dan O . Atom O memiliki elektron bebas yang dapat melemahkan ikatan N-O
maupun O-F sehinngga secara keseluruhan dapat mendestabilkan struktur. Thermokimia
Energi ikat#
Kecenderungan dalam satu group semakim ukurannya bertambah
maka akan memperlemah ikatan, sehingga energi ikat turun.
C-C
Si-Si
energi ikat naik
Ge-Ge
Sn-SnSedangkan kecenderungan
dalam satu periode adalah semakin ke kanan karena faktor tolakan pasangan elektron
bebas, energi ikat turun.
C-C
N-N
O-O#
Energi ikat turun,
panjang ikatan naik
Pada ikatan rangkap, ikatan terdiri dari satu ikatan ( dan
satu atau dua ikatan (. Energi ikat ikatan rangkap tergantung pada order ikatan,
ukuran molekul, dan terdapatnya pasangan elektron bebas. Energi ikat dari ikatan
rangkap merupakan hasil kontribusi dari ikatan ( dan ikatan (. Pengaruh orde ikatan
(B.O = bond order)
pada energi ikat dapat dilihat pada spsies O2+, O2, O2-, dan
O22-Spesies#Bond order# d, pm#D, kJ/mol##O2+#2,5#112#-## O2 #2,0#121#494##O2#1,5#126#393## O22-#1,0#149#-##Orde ikatan (B.O.)
dihitung dari rata rata jumlah
elektron yang ada pada orbital bonding dan jumlah elektron yang ada pada orbital
non bonding.
Pada O2 estimasi kontribusi dari ikatan ( dan ikatan
( dapat dihitung dari persamaan:
E( = Es (ds / dm)
E( adalah energi dari
kontribusi ikatan (, Es adalah energi ikatan tunggal, ds adalah panjang ikatan
tunggal , sedangkan dm adalah panjang ikatan rangkap.E( akan berharga maksimum
jika tidak terdapat pasangan elektron bebas (group 14)
. Sedangkan jika terdapat
pasangan elektron bebas (group 15, dan 16)
akibat adanya tolakan pasangan elektron,
harga E( menjadi tidak maksimal. Energi ikat heteroatomDengan menggunakan
pendekatan yang dikemukakan oleh Pauling pada pembentukan senyawa X-Z dari unsur X
dan Z, energi ikat X-Z, E(X-Z)
, harus memenuhi dua ketentuan yaitu:(1)
. E(X-Z)
>
[E(X-X)
. E(Z-Z)
]1/2, dan(2)
. E(X-Z)
> [E(X-X)
+ E(Z-Z)
]/2[E(X-X)
. E(Z-Z)
]1/2
disebut sebagai rerata geometri sedangkan dan [E(X-X)
+ E(Z-Z)
]/2 disebut rerata
aritmetika. Mengapa E(X-Z)
harus mengikuti dua persamaan tersebut karena struktur
resonansi ionik juga memberikan kontribusi pada energi ikat heteroatom. Energi
resonansi ionik, (, adalah sebesar:( = E(X-Z)
- [E(X-X)
. E(Z-Z)
]1/2 atau ( =
E(X-Z)
- [E(X-X)
+ E(Z-Z)
] / 2sehingga energi ikat heteroatom adalahE(X-Z)
= ( +
[E(X-X)
. E(Z-Z)
]1/2 atau E(X-Z)
= ( + [E(X-X)
+ E(Z-Z)
] / 2(1/2 akan berharga
sama dengan (( yaitu perbedaan elektronegatifitas antara X dan Z.
Perbedaan elektronegatifitas yang rendah antara X dan Z menghasilkan muatan
parsial yang rendah, atau polaritasnya rendah. Jika perbedaan elektronegatifitas X
dan Z besar maka ikatan X dan Z terpolarisasi. Semakin besar muatan parsial pada X
dan Z maka karakter ionik akan semakin tinggi, tambahan energi dari kontribusi
resonansi ionik akan besar.
Salah satu metode estimasi karakter ionik
adalah dengan menggunakan pendekatan persamaan elektronegatifitas:
( = a + 2bq
Asumsi yang digunakan adalah pada ikatan kovalen murni, distribusi muatan terjadi
sedemikian hingga ikatan antar atom memiliki ( sama. Misalnya untuk senyawa X-Z,
maka: ((X)
= ((Z)
a(X)
+ 2b(X)
.q(X)
= a(Z)
+ 2b(Z)
.q(Z)
q(X)
= q(Z)
maka: a(X)
+ 2b(X)
.q(Z)
= a(Z)
+ 2b(Z)
.q(Z)
q(Z)
= [a(X)
a(Z)
] / 2[b(X)
+
b(Z)
]a adalah elektronegatifitas nominal dari orbital, sedangkan b adalah konstanta
yang mencerminkan kemampuan orbital tersebut untuk mengakomodasi penambahan
lainnya adalah harga relatif dengan pembanding elektroda hidrogen standard. Sebagai
contoh reduksi K+ sebagai berikut:# K+
+
eK
E0 =
-2,970 V
.Reduksi K+ menjadi K memiliki harga potensial standard reduksi negatif,
lebih rendah dibandingkan E0 H+/H2. Arah reaksi seperti tertulis secara
thermodinamika tidak berjalan, sehingga reduksi K+ menjadi K bukanlah reaksi yang
spontan. Reaksi sebaliknya dengan harga potensial standard reduksi 2,970 V
lebih
dapat berjalan jika ditinjau dari segi thermodinamika. Kespontanan reaksi yang
secara kuantitatif diukur dengan (G didukung dari harga E0 positif. Hubungan harga
(G dengan harga E0 adalah
(G = -nF E0F adalah konstanta Faraday (96,487
kJ/mol V
)
sedangkan n adalah jumlah elektron yang ditransfer saat proses redoks.
Reaksi reduksi hidrogen pada keadaan standard memiliki harga Q (K sebelum
kesetimbangan terjadi)
Q = [H2]/[H+ ] 2 = PH2]/[H+ ] 2Hubungan potensial
standard reduksi dengan harga Q adalah mengikuti persamaan Nernst
ln Q =
n E0/RT
atau
log Q = n E0/0,05916Pada keadaan non standard harga E
(tidak ada tanda 0 pada E untuk keadaan non standard)
adalah sebesar:
E =
E0
- RT ln Q / n
= E0 - 0,05916 log Q/n Diagram potensial dan volt
equivalent
Diagram potensial reduksi menunjukkan harga potensial standard
reduksi pada beberapa harga tingkat oksidasi
E10= +0,682
E20 = +1,776##
O2
H2O2
H2O###
E30 = +1,229Pada diagram potensial tersebut O memiliki 3 tingkat
oksidasi yaitu 0, -1, dan 2. Dengan melihat hubungan antara (G dengan E0 maka
harga (G akan sebanding dengan harga E0 sehingga jika (G bersifat aditif maka E0
juga bersifat aditif. Pada contoh diagram potensial diatas maka hubungan besaran
E10, E20 dan E30 adalah
n3E30 = n1E10 + n2E20
(volt
equivalent)
Aplikasi diagram potensial reduksi antara lain digunakan
untuk memprediksi produk reaksi dari elemen-elemen yang memiliki beberapa tingkat
oksidasi. Driving force reaksi redoks
Potensial sel (overall cell
potentials)
merupaka driving force reaksi redoks. Harga potensial sel positif
menunjukkan reaksi berjalan sesuai dengan arah reaksi tertulis. Driving force dari
reaksi dicerminkan dari harga konstanta equilibrium, K, dan perubahan energi bebas
Gibbs, (G. Dari hubungan log K dengan Esell maka harga K yang tinggi didapatkan
dari harga Esell yang tinggi dan harga (G yang negatif (sejumlah energi
dibebaskan)
didapatkan dari harga Esell positif.Faktor-faktor yang mempengaruhi
besaran potensial reduksi standarFaktor-faktor yang mempengaruhi besaran potensial
reduksi standar adalahenergi ionisasi
Semakin eletropositif elemen maka akan
lebih mudah untuk melepaskan elektronnya, atau energi ionisasinya semakin rendah
sehingga potensial oksidasinya berkurang sedangkan potensial reduksinya akan naik.
Group1
group 2
group 3
group 4
dst#
Potensial standar reduksi naikAfinitas elektronSemakain eletronegatif elemen
maka afinitas elektron juga akan bertambah sehingga potensial reduksinya juga
naik.Energi atomisasiPotensial standar reduksi diukur dalam keadaan atomik sehingga
energi atomisasi juga turut menentukan besaran potensial standar reduksi.Energi
solvasiJika proses redoks dilakukan pada fase cair maka energi solvasi juga
mempengaruhi besaran potensial reduksi standardEnergi ikat kovalenEnergi ikat
kovalen yang besar mendukung kespontanan reaksi; potensial standard reduksi
sebanding dengan energi ikat kovalen Keberadaan ligan non air
Pengaruh ligan non
air pada harga E0 Fe(III)
/Fe(II)
Ligan#E0, volt##H2O#+0,77##OH-#-0,56##C2O4 2#+0,02##CN-#+0,36##bipy#+1,10##phen#+1,12##
Dari harga-harga E pada tabel maka
dapat diambil kesimpulan :Fe(II)
lebih stabil keberadaannya dengan ligan bipy dan
phen Fe(III)
kurang stabil dengan ligan H2O, OH- , C2O4 2- , dan CN-Sistem asam
basa
Perkembangan kimia asam basa diawali dari Arrhenius (1887)
yang
mendefinisikan asam sebagai spesies yang dalam pelarut air terdissosiasi
menghasilkan proton, H+, sedangkan basa merupakan spesies yang pada pelarut air
terdissosiasi menghasilkan OH-. Pada permulaannya, reaksi pada pelarut non air
tidak termasuk pada asam basa. Kemudian ditemukan bahwa BCl3, molekul yang tidak
memiliki proton tetapi dapat menurunkan pH, demikian pula NH3, molekul yang tidak
memiliki OH- tetapi dapat meningkatkan harga pH. Dari dua kenyataan tersebut asam
basa Arrhenius perlu dikembangkan. Muncul definisi asam basa yang didasarkan pada
sistem pelarutnya. Asam didefinisikan sebagai solut yang dapat meningkatkan kation
dari pelarut. Sedangkan basa adalah adalah solut yang dapat meningkatkan anion dari
pelarut. Setelah definisi sistem pelarut kemudian Bronsted dan Lowry mengemukakan
definisi asam basa Bronsted Lowry yang sebenarnya merupakan generalisasi dari asam
basa Arrhenius. Menurut asam basa Bronsted Lowry asam sebagai pendonor proton
sedangkan basa sebagai aseptor proton. Teori asam basa yang didasarkan pada
transfer ion (ionotropic)
adalah anionotropic (transfer anion)
dan cationotropic
(transfer kation)
. Menurut definisi transfer anion asam adalah aseptor anion
sedangkan basa adalah donor anion sedangkan menurut definisi transfer kation asam
adalah donor kation sedangkan basa adalah aseptor kation. Cakupan definisi
ionotropic lebih luas dari pada definisi asam basa sebelumnya. Teori asam basa LuxFlood yang mendifinisikan asam basa sebagai aseptor O2- dan donor O2- sudah
tercakup pada definisi anionotropic. Teori asam basa yang popular karena mudah
dipahami dan mencakup semua teori asam basa sebelumnya adalah teori asam basa
Lewis, yang mendefinisikan asam sebagai aseptor pasangan elektron sedangkan basa
sebagai donor pasangan electron. Teori HSAB (hard soft acid and base)
yang
menggolongkan asam dalam tiga kategori (asam keras, borderline dan asam lunak)
dan
basa juga dalam tiga kategori (basa keras, sedang dan basa lunak)
merupakan
pengembangan dari teori asam basa Lewis. Setelah Lewis kemudian Ussanovic
mengembangkan lagi teori asam basa Lewis dengan memasukkan oksidator (menerima
electron dari sistem)
sebagai asam dan reduktor (memberikan electron ke sistem)
sebagai basa. Dari definisi terakhir asam basa sebenarnya secara eksplisit reaksi
redoks juga merupakan reaksi asam basa., #
1= Usanovic#
2=
Lewis#
3= ionotropic##
4= Lux-Flood#
5= Brostead-Lowry
6= Sistem pelarut
7= Arrhenius
#Teori HSAB (hard soft acid and base)
Teori HSAB (hard soft acid and
base)
yang menggolongkan asam dalam tiga kategori (asam keras, sedang dan asam
lunak)
dan basa juga dalam tiga kategori (basa keras, sedang dan basa lunak)
merupakan pengembangan
dari teori asam basa Lewis.Asam lewis meliputi:H+, karena memiliki orbital kosong
1ssenyawa yang kekurangan elektron valensi menurut aturan oktet, seperti BeH2,
AlH3, dan BH3Spesies yang memiliki kemampuan untuk menambah elektron valensinya
lebih dari 8, seperti PR3, dan SR2Spesies yang memiliki ikatan rangkap polar
sehingga memiliki kutub positif sehingga dapat menarik pasangan elektron, seperti
R2C=O, O=C=O, dan O=S=O Sedangkan basa lewis meliputi:Carbanion, R3C:NH3,
PH3, AsH3, SbH3, dan basa konjugasinya dan turunanya (PR3 dll)
H2O, H2S, basa
konjugasinya dan turunanya.Anion-anion halidaSenyawa yang memiliki ikatan rangkat
dua dan ikatan rangkap tiga dan ion-ionnya.Untuk menentukan atau membandingkan
kekuatan relatif antar basa lewis dapat dilakukan dengan mengukur perubahan entalpi
reaksi dengan menggunakan standar asam. Khusus untuk kekuatan basa dengan standard
asam proton (H+)
, pada asam basa Bronsted-Lowry, dikenal sebagai afinitas proton
(PA)
. Kebasaan diukur dengan afititas proton (kkal/mol)
pada keadaan gas sesuai
urutan:
CH3->NH2->H->OH->F->SiH3>PH2>HS->Cl->Br->I->NH3>PH3>H2S>H2O>HI>Namun
jika asam standarnya diganti selain proton, afinitas terhadap asam terukur belum
tentu sama dengan urutan tersebut, seperti terjadi pada penggunaan asam lewis Hg2+.
Hg2+ : afititas I- > Br- > Cl- >F-Sc2+
: afititas F -> Cl-> Br- >I-Kareana
keadaan yang demikian kemudian Ahrland, Chatt dan Davies, membagi table periodik
dalam 3 kelas yaitu Klas a
: afinitas terhadap F- lebih besar daripada afinitas
terhadap I-Klas b : borderline /sedangKlas c
: afinitas terhadap I- lebih besar
daripada afinitas terhadap FPenjabaran lebih jauh sifat-sifat keasaman dan
kebasaan yang dikembangkan dari pemikiran Ahrland, Chatt dan Davies dikemukakan
oleh Pearson (1968)
yang menggolongkan akseptor dan donor elektron ke dalam asam
dan basa keras dan lunak. Asam/basa keras#Asam/basa lunak ##Ukuran kecil#Ukuran
besar##Densitas muatan besar#Densitas muatan kecil##Polarisabilitas
rendah#Polarisabilitas tinggi##Asam-basa keras digambarkan sebagai suatu spesies
yang mempunyai ukuran relatif kecil, bermuatan tinggi dan mempunyai polarisabilitas
rendah. Sebaliknya asam-basa lunak digambarkan sebagai suatu spesies yang mempunyai
keasaman atau kebasaan solut. Jika solut lebih bersifat asam dibandingkan HF maka
pelarut ada sebagai asam konjugat, sebaliknya jika solut lebih basa maka pelarut
ada sebagai basa konjugat. HF memiliki sifat sulit teroksidasi maupun tereduksi
sehingga spesies-spesies yang pada pelarut air maupun amoniak tereduksi ataupun
teroksidasi maka pada pelarut HF lebih stabil. Penstabilam spesies MnO4- dapat
dilakukan dengan pelarut HF:#MnO4+
5 HF
MnO3F
+
H3O+
+
2HF2Penanganan pelarut HF tidak diperbolehkan menggunakan wadah
terbuat dari gelas (SiO2)
melainkan menggunakan wadah polipropilen atau polietilen
untuk menghindari reaksi antara pelarut dengan wadah sebagai berikut:# SiO2 + 8HF
SiF4 + 2H3O+ + 2HF2-Reaksi dalam media asetonitril Asetonotril,
CH3CN, memiliki polaritas dan momen dipol besar dengan konstanta dielektrikum 36.
Dari sifat dasar tersebut maka kelarutan solut pada asetonitril meningkat dengan
meningkatnya polaritas anion. Kelarutan garam dengan ukuran kecil cenderung lebih
rendah daripada kelarutan garam dengan anion berukuran besar. Pada sistem larutan
yang menghendaki pemisahan muatan kation-anion terlarut maka peggunaan pelarut
asetonitril sangatlah cocok. Asetonitril mampu membentuk kompleks relatif kuat
dengan solutya dengan pendonoran dari atom N, sama halnya dengan pelarut NH3.
Contohnya terjadi pada pelarutan HgI2#HgI2 + I[HgI3] - (asetonitril)
Kemampuan pendonoran elektron dari asetonitril terlihat dari data harga Kb
(konstanta kebasaan)
dari NH3 yang sangat kecil jika pada pelarut asetonitril
dibandingkan harga Kb NH3 pada pelarut air.pelarut#H2O#CH3CN##pKb#4,7#16,5##Kb#104,7#10-16,5##Pada pelarut air NH3 lebih basa dibandingkan pada pelarut asetonitril.
Reaksi dalam media lelehan logam.
Ada beberapa alasan mengapa lelehan garam
merupakan media yang berguna untuk suatu reaksi yaitu:Lelehan garam dapat
melarutkan solut yang bersifat ionik, polar, non polar dan ikatan logam.Fase cair
dari pelarut ada pada daerah temperatur yang lebar.Banyak reaksi dapat dilakukan
dengan media lelehan garam seperti: raksi asam basa, reaksi oksidasi reduksi,
rekasi kompleksasi, dan reaksi substitusi.Beberapa lelehan garam yang sering
digunakan adalah:#
NaCl(l)
Na+(l)
+ Cl-(l)
Pelarut ionic
Konduktivitas:
8000 (-1 cm-1 #
AsCl3(l)
AsCl2+ (l)
+ AsCl4- (l)
Pelarut kovalen
Konduktivitas: 10-3 (-1 cm-1
Pelarut lelehan garam biasanya digunakan pada reaksi dengan temperatur
tinggi.B. KEGIATAN BELAJARKegiatan belajar yang harus dilakukan mahasiswa untuk
penguasaan materi adalah mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas mandiri, dan
melaksanakan praktikum.C. REFERENSIBowser, J.R., Inorganic Chemistry, 1993,
Brooks/Cole Publishing Company, California.Sharpe, A. G., Inorganic Chemistry, 3th
edition, 1992, John Wiley and Sons, Inc., New York.FORMAT KISI KISI TES ESAIPROGRAM
STUDI/JURUSAN
: KimiaSEMESTER
: IV
LAMA UJIAN
: 120 menitJUMLAH BUTIR TES
: 20No#Pokok bahasan dan sub pokok
bahasan#Macam soal#Jumlah butir soal#
%
####Terbatas#Terbuka####1#2#3#4#5#6##1.#Prinsip dasar reaksi kimia:Konsep energi
ikatan dan struktur molekulThermokimia energi ikatPrinsip entalpi.dan kekuatan
ikatanPrinsip entalpi, entropi dan energi bebas pada kespontanan reaksi.Pelarutan
zat dan peranan medium dalam reaksi kimia.##vvvvv#11112#5%
5%
5%
5%
10%
##2.#Reaksi
Anorganik dalam medium air:Sistem redoks dan elektrokimia Sistem asam basa Hubungan
reaksi redoks dengan reaksi asam basa.##vvv#441#20%
20%
5%
###Reaksi anorganik dalam
medium non air: Sifat sifat pelarut non airReaksi dalam media amoniakReaksi dalam
medium asetonitrilReaksi dalam medium HF Reaksi dalam medium lelehan garam. ##vvvvv
#11111#5%
5%
5%
5%
5%
###Jumlah butir soal###20####Prosentase####100%
##KISI-KISI TES
OBYEKTIFNo.#Pokok bahasan dan sub pokok bahasan#C1#C2#C3#C4#Jumlah butir soal#
%
####M#S#S#M#S#S#M#S#S#M#S#S######U#E#U#U#E#U#U#E#U#U#E#U######D#D#K#D#D#K#D#D#K#D#
D#K######A#A#A#A#A#A#A#A#A#A#A#A######H#N#R#H#N#R#H#N#R#H#N#R#######G###G###G###G##
###1#2#3#4#5#6#7#8####################Jumlah butir
soal#################Prosentase################PROGRAM STUDI/JURUSAN
: KimiaMATA
KULIAH
: Dasar Reaksi Anorganik / Kimia Anorganik IISEMESTER/TAHUN
: IV
/ 2003LAMA UJIAN
: 120 menitTIPE TES
: JUMLAH BUTIR TES
:#####PAGE #1##PAGE #12#123475
6
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
####################################################I###L###M###\###n#########b
##
##
##?###R#########
#######:###L###R###f###k#############################################
###################%
###(###-###0###8###9###_###`###b###c#########"###
%
###6###8###9###;###K###L###Q######
###hmc##
j##D#h|uG##
#h|uG#H*###j#####h|uG#CJ##U##mH##nH##u###
#h|uG#CJ### #h|uG#5#
#h|uG#6###h|uG##!#j#####h*#5#CJ##U##mH##nH##u##
#h*#5##h*#5#CJ##
#h*#CJ#####h*#A############4###I###J###K###L###N###O###P###Q###R###S###T###U###
V
###W###X###Y###Z###[###\###n#################################################
#############################################################################
############################################################################
#############################################################################
########################$#####^#`#a$#gd*##
######^#`#gd*######$#a$#gd*#####gd*#####gd*##################
######################################## ##=
##W
##a
############################################################################
#############################################################################
#############################################################################
########################################$#a$#gd*##
########^##`##gd*######$#####^#`#a$#gd*######$#####^#`#a$#g
d*######$#####^#`#a$#gd*###a ##b
##
##
##
##
##
##
##
############################################################################
##################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
#######$#If#########$#a$##########$#####^#`#a$#gd*### ##
##
##
##
##Y############S############S############D#########################################
########################################$#
########$#If####a$#####$#If#######kd#####$##$#If#####l#######################
#####r###T##P#k#########################################\
########################################################0#####################
#################################################################
############################4###
#l#a##### ##$
##<
##a
##
##
##
##/###0#####################################################################
##############################################################################
###################################################################################
###################################################################################
##################################$#If########$#If########$#
&##F###########$#If####`a$#####$#
&##F##
#H###########$#If####^#`#a$##
###############A
##V
############P############P############P############9############################
#############
&##F##
####H#####@#$#If####^#`@####$#If#######kd####$##$#If#####l##4########
####################r###T##P#k#########################################\
###################################`####################0#####################
#################################################################
############################4###
#l#a###f4###A
#####?##@##A
###############################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
############################################################$#If########
&##F######H#####@#$#If####^#`@####
&##F######H#######$#If####^#`###A##B##C##I##q##
######V
############P############P############P############5############5###########
####
&##F##
####H############$#If####^#`#####$#If#######kd####$##$#If#####l##4
############################r###T##P#k#####################################
####\###################################
####################0####################################################
##############################################################
4###
#l#a###f4#######3###J###o###p###q###r#########################################
######################5###############kd####$##$#If#####l##4##################
##########r###T##P#k#########################################\
###################################
####################0####################################################
##############################################################
4###
#l#a###f4#####$#If#######
&##F######H############$#If####^#`###r###~##########!
################################################ ###
###9###:###Q#################################################################
#############################################################################
#############################################################################
####################################################dh###gdmc#####$#
########dh###a$#gdmc#######`########dh###`#gdmc#####
######dh###gdmc######
###$#######^##`##a$###Q###R###k###l################U##################
######b###c###6###7###8###9###################################################
############################################################################
#############################################################################
####################################################################
######dh###gdmc#####$#
&##F)
#######dh###a$#gdmc####
&##F########dh###gdmc######$#
######dh###a$#gdmc######dh###gdmc###9###K###L######################c#####
######################################################################
#############################################################################
############################################################################
#############################################
&##F)
#########|#dh###^#`|gdmc#####
#########dh###^#`gdmc###########h##dh###`h#gdmc#####
######h##dh###^h#gdmc#####
######dh###gdmc############J###M###Y###[############################
##>###O###################T###U###o###p###+ ##, ##8 ##9 ## ## ## ## ## ##
## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ###!###!##!##!##!##!
##!##!##!##!##!##!###"###"###"###"###"##
"#######
uG#H*#
#h|uG#H*#
#h|uG#H*#
j##s#h|
j##p#h|uG##
j##s#h|uG##
#h|uG#CJ### #h|uG#5###hmc## #h|uG#6###hG####h|uG##
#h|uG#CJ#####j#####h|uG#CJ##U##mH##nH##u##D######5###O###W###_################ ## ## ## ## ##
############################################################################
#############################################################################
#################################################################################
########################################################dh####$#If####gdmc#####
########dh###`#gdmc#############dh###^#gdmc#####
######dh###gdmc###########h##dh###^h#gdmc### ## ## ## ## ##
##l############\############\############\############\############################
##################################################################################
######dh####$#If####gdmc####kdq####$##$#If#####l############################
\###p#x################################################################T#######
###########0###########################################################
###########################################4###
#l#a#<### ## ## ## ## ##
##l############\############\############\############\############################
##################################################################################
######dh####$#If####gdmc####kd&####$##$#If#####l############################
\###p#x################################################################T#######
###########0###########################################################
###########################################4###
#l#a#<### ## ## ## ## ##
##l############\############\############\############\############################
##################################################################################
######dh####$#If####gdmc####kd####$##$#If#####l############################
\###p#x################################################################T#######
###########0###########################################################
###########################################4###
#l#a#<### ## ###!###!###!##!
##l############\############\############\############\############################
##################################################################################
######dh####$#If####gdmc####kd####$##$#If#####l############################
\###p#x################################################################T#######
###########0###########################################################
###########################################4###
#l#a#<###!###!##!##!##!
###"##"###########M$##v$##l############`############`############`############`
############`############`############`############`############`############`#####
############
######dh###gdmc####kdE####$##$#If#####l############################\###p#x#
###############################################################T################
##0#################################################################
#####################################4###
#l#a#<###
"###"###"##6"##7"##:"##;"##["##\"##"##"##"##"##p###q#########l$##o$##%
##
%
##%
##%
##%
##%
##%
##
%
##B&##C&##X&##[&##l&##m&##&##&##&##&##&##&##(##(##:)
##;)
##e)
##f)
##l)
##m)
##
H+##O+##Q+##W+##+##+##],##_,##,##,##,##,##,##,##,##,##,##,##,##,##,#
#,##_-##`-##-##-##-####J/##/##0##
#####h;g}####hmc####hc##
j##c#h|uG##
j##D#h|uG##
#h|uG#H*#
#h|uG#6#
#h|uG#H*#
j##s#h|uG###
j##s#h|uG#H*###h|uG#Mv$##$##%
##
%
###&##8&##b&##&##&##>(##(##(##d)
##q)
##)
##)
##)
##)
###*##*##*##*##*#####
#############################################################################
###################