Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TAUSHIYAH
Pemimpin Pulang
Tasyakur Nikmat
Bai’atul Qurba
Membina ummat dari bawah, Jangan berhenti tangan mendayung
Gali dari ajaran Islam
Kita tidak boleh pasif
Hidupkan kembali ukhuwah Islamiyah
Layarkan terus perahu ini
Makmurkan masjid kembali, Tegakkan jama’ah dari sana
Tafsir At Thushiyatul Kha
konservasi pemeliharaan
berurat ke risalah Tauhid
integrasi selektif
kader
konsolidasi dan polarisasi
Pemulihan tenaga terpelanting
Hidupkan dakwah bangun negeri
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
2
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
3
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
Pemimpin Pulang
4
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
5
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
TASYAKUR NIKMAT
6
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
7
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
8
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
9
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
10
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
11
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
BAI’ATUL QURBA
12
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
13
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
14
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
15
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
16
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
17
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
18
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
19
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
2 )
Richard T. Gill, "Economic Development, Past and
Present".... the point of that economic development is not a
mechanical process; its not simple adding up of assorted factors.
Ultimately it is a human enterprises. And, like all human enterprises is
out-come will depend finally on the skill, quality and attitudes of the
men who undertake it".
20
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
21
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
22
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
ratusan juta rupiah atas dasar kredit. Ada yang mau lekas-lekas,
secara mendadak, supaya masyarakat desa menggunakan
hasil-hasil teknologi yang modern.
Tujuannya ialah ; "mempertinggi produksi sandang pangan".
Caranya; " modernisasi secepat mungkin, di segala bidang".
Kita sudah lihat bagaimana hasilnya :
• Dengan regimentasi, masyarakat desanya lumpuh
• Dengan menempakan kredit sebanyak mungkin,
masyarakat desa terlibat hutang yang tak terbayar.
• Dengan mekanisasi yang dipaksa-paksakan, alat-alatnya
jadi "besi tua".
Sebabnya ialah; seringkali orang lupa, dalam suasana
keranjingan cepat mencapai daya guna/efisiensi, dengan apa
yang disebut modernisasi, dan teknologi modern, orang lupa
kepada unsur manusianya.
Berilah modal kepada orang yang belum pernah melatih diri
membina modal sendiri dengan susah payah, modal itu akan
hancur.
Berilah secara mendadak hasil teknologi modern berupa
teori dan mesin-mesin modern, kepada orang yang masih hidup
dalam alam fatalisme dan segala macam tahayul yang
tradisionil, mereka akan bingung dan patah semangat.
Maka khittah kita dalam menghadapi pembangunan bertitik
tolak pada pembinaan manusianya, dalam arti mental dan fisik.
Membina daya pikir dan daya ciptanya, membersihkan
aqidah dan membangun hati nuraninya, membina kecakapan
dan dinamikanya. Sehingga seimbang pertumbuhan rohani dan
jasmaninya, seibang kesadaran akan hak dan kesadaran akan
kewajibannya, seimbang ikhtiar dan do'a nya.
23
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
24
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
25
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
80 juta ekor sapi, atau kira-kira sepertiga dari seluruh jumlah sapi di
India itu, yang kekuatannya tidak dimanfaatkan lagi dalam proses
produksi seperti membajak, penghela pedati, atau sapi perahan
tidak boleh disembelih tetapi harus dipelihara dan diberi makan
selama hidupnya.
Demikian pula ada kepercayaan mayoritas rakyat India
bahwa "monyet" atau "kera" pun adalah binatang yang suci.
Dibeberapa daerah monyet demikian berkembang biaknya sehingga
menjadi gangguan besar bagi tanam-tanaman dan menimbulkan
kerugian-kerugian yang tak kecil, bagi perkebunan-perkebunan.
Sungguhpun demkian monyet tersebut tidak boleh dibunuh.
Para sarjana Ekonomi India dan pemimpinnya sudah
menyadari betapa besarnya "economic waster" yang ditimbulkan
oleh itu semua. Akan tetapi mereka sampai sekarang tidak atau
belum mengatasinya. Dan Nehru semasa hidupnya pernah
menghadapi protes-protes yang pedas dari rakyat India, ketika ia
mengupas persoalan sacred monkey" itu secara rasionil, dan
mengemukakan idea untuk mengekspor monyet-monyet itu hidup-
hidup ke luar negeri, di mana monyet-monyet itu dapat dimanfaatkan
kulitnya sedangkan India mendapat devisa yang diperlukan untuk
pembentukan modal. Mengenai masalah sacred cow, Nehru
ataupun para pemimpin politik dan ekonomi India lainnya, tidak
pernah berani menyinggungnya. Malah memberi perlindungan atas
sacred cow ditempatkan dalam Undang-undang Dasar Negara India
sendiri.
Jelaslah sudah, bahwa kepercayaan yang hidup dalam
masyarakat seperti ini merugikan Gross National Produkct (GNP)
India, dan merintangi pemupukan modal. Akan tetapi dalam hal ini
pemimpin India yang bertanggung jawab berhadapan dengan suatu
kepercayaan agama yang sudah berurat berakar pada masyarakat
India, mengelakkan konfrontasi dengan mereka, berdasarkan
pertimbangan bahwa suatu percobaan untuk memberantasnya
secara radikal, niscaya akan berakibat negatif yang akan
mencetuskan kekacauan dan kerusakan-kerusakan terus menerus,
dan akan mengakibatkan macetnya pembangunan ekonomi.
26
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
27
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
28
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
1. Keseimbangan
Hukum Islam menghendaki keseimbangan antara
perkembangan hidup rohani dan perkembangan jasmani ;
a) "Sesungguhnya jiwamu (rohani-mu) berhak atas (supaya
kamu pelihara) dan badanmu (jasmanimu) pun berhak
atasmu supaya kamu pelihara" (Hadist).
b) "Berbuatlah untuk hidup akhiratmu seolah-olah kamu akan
mati besok dan berbuatlah untuk hidup duniamu, seolah-
olah akan hidup selama-lamanya". (Hadist).
2. Self help
29
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
30
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
31
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
6. Jangan Boros
k. "Yang perlu dijaga ialah supaya dalam segala sesuatu
harus pandai mengendalikan diri,agar jangan melewati
batas, dan berlebihan ;16)
"Wahai Bani Adam, pakailah perhiasanmu, pada tiap-tiap
(kamu pergi) ke masjid (melakukan ibadah); dan makanlah
dan minumlah, dan jangan melampaui batas;
sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas".17).
Kalau disimpulkan ;
Alam ditengah-tengah mana manusia berada ini, tidak
diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan sia-sia, dalamnya
terkandung faedah-faedah kekuatan, dan khasiat-khasiat yang
diperlukan oleh manusia untuk memperkembang dan mempertinggi
mutu hidup jasmaninya.
Manusia diharuskan berusaha membanting tulang dan
memeras otak untuk mengambil sebanyak-banyak faedah dari alam
sekelilingnya itu, menikmatinya, sambil mensyukurinya, beribadah
kepada ilahi, serta menjaga dari pada melewati batas-batas yang
patut dan pantas, agar jangan terbawa hanyut oleh materi dan hawa
nafsu yang merusak. Dan ini semua adalah suatu bentuk
persembahan manusia kepada Maha Pencipta, yang menghendaki
keseimbangan antara kemajuan dibidang rohani dan jasmani.
Sikap hidup (attitude towards life) yang demikian, tak dapat
tidak merupakan sumber dorongan bagi kegiatan penganutnya, juga
di bidang ekonomi, yang bertujuan terutama untuk keperluan-
keperluan jasmani (material needs).
"Hasil yang nyata" dari dorongan-dorongan tersebut
tergantung kepada dalam atau dangkalnya sikap hidup tersebut
berurat dalam jiwa penganutnya itu sendiri, kepada tingkat
kecerdasan yang mereka capai dan kepada keadaan umum di mana
mereka berada.
32
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
1). Bekerja:
Ka lauik riak mahampeh
Ka karang rancam ma-aruih
Ka pantai ombak mamacah
Jiko mangauik kameh-kameh
Jiko mencancang, putuih - putuih
Lah salasai mangko-nyo sudah
2). Caranya:
Senteng ba-bilai,
Singkek ba-uleh
Ba-tuka ba-anjak
Barubah ba-sapo
33
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
34
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
3). Kemakmuran :
Rumah gadang gajah maharam,
Lumbuang baririk di halaman,
Rangkiang tujuah sajaja,
35
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
Sabuah si bayau-bayau,
Panenggang anak dagang lalu,
Sabuah si Tinjau lauik,
Birawati lumbuang nan banyak,
Makanan anak kamanakan.
Manjilih ditapi aie,
Mardeso di paruik kanyang.
4). Perhatian :
Ingek sabalun kanai,
Kulimek balun abih,
Ingek-ingek nan ka-pai
Agak-agak nan ka-tingga
NUCLEAR:
36
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
37
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
38
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
39
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
40
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
Bismillah .....
Kembangkan layar bahtera kecil saudara-saudara menuju
pulau harapan. Kami do'akan bersama-sama ;
41
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
42
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
Bekerjalah ..... ,
Bismillah ...... -
43
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
Memang .....,
“Ada bedanya kita yang sudah dianggap orang pemimpin
dari orang awam.”
Makanya kita yang dianggap orang pemimpin itu, ialah
karena kita memiliki beberapa hal.
Kita memiliki dan seharusnya memiliki ;
• Ke-Iman-an kepada Tuhan Yang Maha Esa,
8 )
Kunjungan Bapak M.Natsir ke Balai Kesehatan A'isyyiyah Padang tanggal
15/6/1968 hanya 10 menit dan dari peringatan itu dikutip Taushiyah.
44
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
45
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
46
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
Akan tetapi jarak jiwa dan rasa manusia tidak bertambah pendek
lantarannya. Malah sebaliknya yang seringkali kita jumpai. Hidup
bernafsi-nafsi, siapa lu siapa gua, semakin merajalela.
Inilah problematik dunia umumnya sekarang ini, ditengah-
tengah kemajuan material dan teknik yang sudah dapat dicapai
manusia diabad XX ini.
Ini juga problematik yang dihadapi manusia Umat Islam
khususnya.
47
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
48
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
Wal hasil,
membangun kembali ukhuwwah Islamiyah memerlukan
peninjauan dan penilaian kembali akan cara-cara yang sudah
ditempuh sekarang.
dia memerlukan daya cipta dari pada pemimpin yang dapat
berijtihad,
dan memerlukan para pekerja lapangan tanpa nama, tanpa
mau dikenal khalayak ramai,
bersedia meniadakan diri.
49
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
50
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
MOH. NATSIR
51
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
2. Kemudi tidak boleh lepas dari tangan. Mata juru mudi dan
nahkoda tidak boleh lepas dari mengawasi pedoman untuk
menentukan arah, mengaasi kemana-kemana jurusan angin dan
arus, mengawasi bintang yang jauh dilangit, untuk menentukan
tempat agar jangan keliru memegang kemudi. Disangka awak
masih berpirau, kiranya haluan terlongsong berkisar sulit pula
membetulkannya kembali.
Awak perahu tidak boleh berhenti mendayug. Berhenti
mendayung, sauh tidak boleh dipasanng berarti hanyut. Sebab
angin dan arus tidak timbul suasana lesu, dan suasana masa
bodoh, atau paniek, akan sukar pula membangkitkan mereka
mendayung kembali. Mereka selalu asyik dan diasyikkan.
Jika dayung besar, sesuatu waktu dirasakan terlampau berat
tukar dengan dayung yang lebih ringan yang sesuai dengan
tangga mereka waktu itu. Namun berdayung terus berdayung.
Agar jiwa mereka tetap besar harapan mereka tidak patah. Hati
mereka harus terus dirawat.
Seorang nahkoda, bagaimanapun pintarnya, tidak bisa berlayar
sendiri. Kekuatannya terletak pada tenaga anak perahu. Diwaktu
badai tidak bolehlah dia mendandani dirinya sendiri. Bila perlu dia
juga harus bersedia dan bisa mennjadi juru bantu, turut
mendayung, menimba air, memanjat tiang memasang layar.
Nahkoda tidak boleh terlepas dari mata anak perahu. Mereka ini
tidak boleh mendapat atau mendapat kesan, bahwa tempat
kemudi kosong, tidak ada yang menunggui. Ini bisa menimbulkan
putus harapan dan suasana paniek. Dalam keadaan seperti itu
mudah sekali anak perahu yang sedang kehausan lantaran tidak
sabar atau lantaran kejahilan mengorek dinding perahu supaya
lekas-lekas mendapat air. Padahal airnya air bergaram, tidak
dapat diminum melepaskan haus; sedangkan perahu bisa
tenggelam lantaran berlobang dan membawa tenggelam semua
penghuni perahu bersama-sama; bukan karena arus dan badai,
tetapi karena nahkoda yang lalai.
52
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
53
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
54
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
55
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
MOH. NATSIR
"A L I F"
" B A"
" T A A"
56
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
57
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
soal anak yang belum sekolah ..., Soal-soal yang tidak kunjung
dapat dipecahkan dengan sistem ekonomi yang hebat-hebat,
sistem pesawat udara jet-jet tanpa landasan tempat naik dan
turunnya.
58
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
59
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
2). Sekarang sudah sekian masa yang lewat, sudah patut pula
dibuat sekedar balans
Alhamdulillah, konservasi itu sampai sekrang berhasil juga. Pada
umumnya tidak mengecewakan.
Terutama ialah berkat adanya "anti toxine" lama yang masih
mengalir pada jamaah-jamaah utuh.
Bisa timbul pertanyaan ;
"apakah "utuh" itu ?
60
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
61
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
62
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
63
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
Yang tidak boleh bergerak itu ialah dan hanyalah satu bentuk
atau forum dari sudut yang mengenai praktis politik.
Tapi bagaimana orang akan biasa akan meniadakan tubuh
jamaah sendiri, sedang dia ini berakar dalam kalbu masing-
masing anggota keluarganya.
Yang perlu terus kita usahakan ialah menghidup suburkan
rasa dan kesadaran ke jamaah-an ini di antara para keluarga.
C. Sesungguhnya kita masih banyak mempunyai saluran tenaga.
Saluran-saluran lama dan saluran-saluran baru...
Dan bisa pula ditambh dengan yang paling baru lagi.
Di antara saluran-saluran yang lama, ada yang sudah lumpuh.
Tapi masih ada kerangkanya, dan masih ada pusatnya, walaupun
sudah sama-sama lumpuh. Pesat jalannya dengan lambang lain.
Mengenai ini perlu diajari dan diusahakan bagaiaman
menggiatkan lagi yang sudah lumpuh.
Di samping itu dimana pertukaran lambang, yang bertukar
hanyalah lambangnya bukanlah jiwanya.
64
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
65
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
66
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
5). Kader
Zaman terus beredar dan tiap-tiap zaman dan rijalnya.
Babakan pentas bisa beralih, pemainnya bisa berganti. jalan
cerita sudah wajar pula menghendaki peralihan babak dan
penggantian pemain sesuatu waktu.
Memang itulah yang menjadi latar belakang pikiran kita, dalam
usaha pembinaan umat yang akan lebih panjang umurnya dari
pada usia seseorang pemimpin sesuatu waktu.
Maka yang tidak boleh tidak kita lakukan sebagai suatu
"conditiosine quanon", ialah meletakkan dasar bagi kontinuiteit
aqidah dan qaidah, diatas mana khittah harus didasarkan.
Satu-satunya jalan itu, ialah ;
Membimbing dan mempersiapkan tunas-tunas muda dari
generasi yang akan menyambung permainan di pentas sejarah.
Mempersiapkan jiwa mereka, melengkapkan pengetahuan
dan pengalaman mereka, mencetuskan api cita-cita mereka,
67
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
68
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
69
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
70
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
Akhirul kalam
71
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
Bismillah .....
72
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
RIDHA
73
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
74
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
MOHAMMAD NATSIR :
75
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
76
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
...................................................,
Tata - cara ;
Penyelenggaraan usaha-usaha tersebut diatas memerlukan
beberpa hal, baik yang bersifat psychologis ataupun technis;
1. Buka kan "pintu hati" dan "pintu rumah" kita bagi mereka yang
memerlukan bantuan dalam rangka pemulihan ini. Tunjukkan
minat kepada keadaan mereka dengan ikhlas dan sungguh-
sungguh.
Andaikata pun kita belum dapat memberikan bantuan kepada
mereka sewaktu itu juga, sekurang-kurangnya sokongan moril kita
harus berikan.
Hidupkan harapan mereka kepada kekuatan kerahiman Ilahi,
suburkan kepercayaan mereka kepada kekuatan yang ada pada
diri agar kita ketika itu, dengan hati yang lebih lega.
Hati yang lebih lega dan kembali berisi harapan niscaya akan
menambah himmah mereka untuk bekerja terus. Sekurang-
kurangnya, akan menambah daya tahan mereka dan
menghindarkan diri mereka pada perbuatan-perbuatan yang
menyalahi hukum Syar'iy atau duniawi. Sekali-kali jangan mereka
meninggalkan kita dengan bermacam-macam perasaan, yang
mematahkan hati mereka untuk menjumpai kita kembali.
2. Untuk kelancaran usaha pemulihan, diperlukan cara pencatatan
yang sederhana dari mereka yang bertebaran itu, mengenai
77
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
78
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
...................................................,-
Penutup,
1. Barangkali timbul pertanyaan; Kalau begitu macamnya usaha-
usaha yang harus diselenggarakan mengingat teman-teman yang
banyak itu, lalau bagaimana kita sendiri ?
Jawabnya; Sudah tentu masing-masing kita perlu
mengusahakan agar dapur tetap berasap. Ini kewajiban kita
sebagai kepala keluarga. Tetapi dalam pada itu, sudah menjadi
pembawaan bagi seorang pemimpin bila ia hendak dianggap
sebagai pemimpin bahwa dia terus memikirkan dan
mengikhtiarkan kesejahteraan bagi umat yang dipimpinnya, di
samping itu berusaha memenuhi kewajiban terhadap diri dan
rumah tanggannya sendiri dengan sesatpun tidak memutuskan
harapan atau ma'unah dan kerahiman Ilahi dalam keadaan
bagaimanapun.
Amal dan ikhtiar kita dalam dua bidang kewajiban ini
senantiasa sejalan dan berjalin. Terkadang-kadang titik berat itu
mungkin berkisar-kisar di antara dua bidang itu, menurut tuntutan
keadaan disesuatu waktu. Tetapi kedua-duanya tetap terjalin,
dalam bagaimanapun juga.
79
Hidupkan Da’wah Bangun Negeri
80
30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
81