Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pokok bahasan
Sasaran
Hari/tanggal
Waktu
: 35 menit
Tempat
Penyuluhan
A. Latar Belakang
Penanganan dan perawatan luka bakar sampai saat ini masih memerlukan
perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan bagi kita, karena sampai saat
ini angka morbiditas dan mortalitas yang masih tinggi. Di Amerika dilaporkan sekitar 2
sampai 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5-6 ribu
kematian/tahun.
Di unit luka bakar RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada tahun 1998
dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat, dengan angka kematian 37,38%.
Di unit Luka bakar RSU Dr. Soetomo surabaya jumlah kasus yang dirawat selama satu
tahun (Januari 2000 sampai Desember 2000) sebanyak 106 kasus atau 48,4% dari seluruh
penderita bedah plastik yang dirawat yaitu sebanyak 219, jumlah kematian akibat luka
bakar sebanyak 28 penderita atau sekitar 26,41% dari seluruh penderita luka bakar yang
dirawat, kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada
luka bakar yang disertai cedera pada saluran nafas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama
perawatan (Noer, 2006).
Tingimya angka penderita karena luka bakar yang sangat mengancam kehidupan
seseorang dan dapat menyebabkan kecacatan, kematian serta pengetahuan yang minim
dari individu bagaimana melakukan perawatan pada anggota keluarga dengan luka bakar,
maka perlu diberikan penyuluhan mengenai luka bakar ini, agar penyakit ini tidak
dianggap sepele, sehingga keluarga dapat berperan dalam mengenali bagaimana yang
dimaksud luka bakar dan cara perawatannya pada penderita luka bakar.
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit, sasaran mampu memahami
tentang penyakit luka bakar.
2. Tujuan instruktsional khusus
Alat
2.
Media
3.
Sumber
:
Marylin E. Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3.
Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta.
Arif Muttaqin dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba Medika.
Anonim. (2009). Kumpulan Artikel Keperawatan Asuhan Keperawatan
Pada
Pasien
Dengan
Luka
Bakar
(Combustio).
(Online)
http://www.artanto.com.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah. volume 2, (terjemahan). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Carpenito,J,L.
(1999).
Rencana
Asuhan
Dan
E. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Setting tempat
LCD
KETERANGAN :
: moderator
: presentator/penyaji
:fasilitator
:observer
:audiens
: pembimbing
G. Pengorganisasian
1. Moderator : Irfan
2. Penyaji : Jamaludin
3. Observer : Ridwan
4. Fasilitator :
Debby Wira Pradini
Ligia Tri Afriyelni
Putri Febri Afriyani
Dokumentasi
H. Pembagian tugas
1. Peran moderator
Membuka dan membuka acara
Memperkenalkan diri
Menertibkan acara penyuluhan
Menjaga kelancaran acara
Memimpin diskusi
Menyimpulkan hasil penyuluhan bersama audiens
2. Peran penyaji
Menyajikan acara penyuluhan
Bersama fasilitator menjalani kerja sama dalam penyuluhan
3. Peran observer
Mengamati jalannya acara
Mengevaluasi kegiatan
Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta penyuluhan
4. Peran fasilitator
Memotifasi peserta penyuluhan
Menjadi contoh dalam kegiatan
Membagikan leaflet
Menjalankan absen penyuluhan
I. Mekanisme kegiatan
No
1.
Waktu
5 menit
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
Pembukaan :
Membuka
kegiatan
dengan
Menjawab Salam
mengucapkan salam
Menjelaskan
tujuan
dari
Mendengarkan
penyuluhan
Menyebutkan materi yang akan
Memperhatikan
diberikan
2.
15 menit
Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang pengertian
Memperhatikan
luka bakar
mendengarkan
dan
Menjelaskan
tentang
penyebab
Memperhatikan
luka bakar
mendengarkan
Memperhatikan
luka bakar
mendengarkan
Memperhatikan
luka bakar
mendengarkan
Memperhatikan
mendengarkan
bakar
3.
10 menit
Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta tentang
Menjawab Pertanyaan
5 menit
Evaluasi :
Menyampaikan Kesimpulan
Mendengakan
Menjawab salam
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
dan
dan
dan
dan
TINJAUAN TEORITIS
: 9%
2) Lengan masing-masing 9%
: 18%
: 36%
: 36%
5) Genetalia/perineum
: 1%
Total
: 100%
Luka bakar kimia disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa
kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar
menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. luka bakar kimia dapat terjadi misalnya
karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering digunakan untuk keperluan rumah
tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian dan
militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar
kimia.
3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical burn)
Lewatnya tenaga listrik bervoltase tinggi melalui jaringan menyebabkan
perubahannya menjadi tenaga panas, ia menimbulkan luka bakar yang tidak hanya
mengenai kulit dan jaringan sub kutis, tetapi juga semua jaringan pada jalur alur listrik
tersebut. Luka bakar listrik biasanya disebabkan oleh kontak dengan sumber tenaga
bervoltase tinggi. Anggota gerak merupakan kontak yang terlazim, dengan tangan dan
lengan yang lebih sering cedera daripada tungkai dan kaki. Kontak sering menyebabkan
gangguan jantung dan atau pernafasan, dan resusitasi kardiopulmonal sering diperlukan
pada saat kecelakaan tersebut terjadi. Luka pada daerah masuknya arus listrik biasanya
gosong dan tampak cekung.
4. Luka bakar radiasi (Radiasi injury)
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injury
ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber
radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terpapar oleh sinar matahari
akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.
C. Klasifikasi Luka Bakar
KARAKTERISTIK
KLASIFIKASI
ETIOLOGI
WAKTU
PENAMPILAN
Luka
superficial
bakar Terbakar
matahari
(derajat I)
Terdapat di epidermis.
Terdapat
tetapi
tidak
SENSASI
Nyeri
eritema,
segera
timbul lepuh.
Luka
bakar Pajanan
BEKAS LUKA
PENYEMBUHAN
Penyembuhan
Tidak
terjadi
secara menimbulkan
spontan
biasanya
(derajat II)
dermis,
serta
sembuh tanpa
menimbulkan
bulat
meninggalkan
jaringan parut.
Komplikasi
jarang terjadi,
walaupun
mungkin
timbul infeksi
sekunder
dalam luka.
Luka
bakar
partial-
keseluruh Nyeri
dermis.
dengan
Namun
daerah tekanan
(derajat IV)
beberapa minggu.
Memerlukan
Folikel rambut
mungkin utuh
dan
akan
langsung
tindakan
tumbuh
dengan api
mengalami
debridement untuk
kembali.
atau
membuang
minyak
superfisial
panas
sangat nyeri
luka
yang
Biasanya
Penyembuhan
panas
ke Saraf
epidermis,
kontak
langsung
dan
dermis
jaringan
luka
bakar
ini
selalu
terjadi
diperlukan tandur
pembentukan
kulit.
jaringan parut.
bakar
rusak
mungkin
derajat
ketiga
sehingga
memerlukan waktu
membentuk
subkutis.
Pada
jaringan parut
vena
terasa
dan
atau
nyeri
diperlukan
tampak seperti
minyak
kecuali
pembersihan secara
kulit
panas
berkurang
dengan
bedah.
keras.
dan
uap panas
tekanan
agen kimia
dalam.
dan
listrik
Namun
tegangan
didaerah
tinggi
sekitarnya
Resiko
jaringan
yang
tinggi
untuk
terjadinya
kontraktur
biasanya
nyeri
seperti
pada luka
bakar
derajat
kedua
d. Kerusakan paru : Hal ini akibat inhalasi asap atau pembentukan embolus. Dapat
terjangi kongesti paru akibat gagal jantung kiri atau infark miokardium, serta
sindrom distress pernapasan pada orang dewasa. Gabungan inhalasi asap dan luka
bakar luas dapat meningkatkan mortalitas.
e. Gagal ginjal : Syok luka bakar dapat secara ireversible merusak ginjal sehingga
timbul gagal ginjal dalam satu atau dua minggu pertama setelah luka bakar. Dapat
terjadi gagal ginjal akibat hipoksia.
f. Hipoksia (kekurangan suplai O2) : Penurunan aliran darah pada saluran cerna
dapat menyebabkan berkurangnya suplai oksigen ke sel-sel penghasil mukus
(cairan lengket/getah pencerna) dan terjadi ulkus peptikum.
g. Trauma psikologis : Pada luka bakar yang luas atau menimbulkan kecacatan,
trauma psikologis dapat menyebabkan depresi, perpecahan keluarga, dan
keinginan untuk bunuh diri. Gejala-gejala psikologis dapat timbul setiap saat
setelah luka bakar. Gejala-gejala dapat muncul dan hilang berulang-ulang kapan
saja seumur hidup yang menyebabkan pasien terus-menerus mengalami duka cita.
c. Simpan korek api dan lilin jauh dari jangkauan, jangan pernah biarkan lilin
menyala tanpa ada pengawas.
d. Jauhkan blow dryer, curling irons dari jangkauan anak
e. Patikan termostat pemanas air pada suhu 120oF (48oC) atau lebih rendah.
f. Jauhkan anak dari pemanas ruangan, radiator, tempat yang berapi.
g. Gunakan sunblock bila perlu.
h. Dan hati-hati dalam pemasangan penyedot asap diruangan karena dapat
beresiko.
yang
meliputi
persendian.
Graft
memungkinkan
pencapaian
kemampuan fungsional yang lebih dini dan akan mengurangi kontraktur. Kalau luka
bakarnya sangat luas, daerah dada dan abdomen dapat dicangkok terlebih dahulu
untuk megurangi luas luka bakar.
3. Perawatan di Unit Gawat Darurat
Semua pasien luka bakar di atas 20 % sampai 30 % harus dipasang kateter untuk
pengukuran haluaran urine yang akurat. Selang nasogastrik harus dipasang pada
semua pasien dengan risiko ileus paralitik (luka bakar lebih dari 25 %). Jika diduga
adanya cedera inhalasi atau keracunan karbon monoksida, maka harus diberikan
oksigen yang dilembabkan 100% dan pasien didorong untuk batuk sehingga sekret
saluran napas bisa dikeluarkan dengan penghisapan.
4. Hidroterapi
Dengan perendaman total dikerjakan pada beberapa rumah sakit; bedside bath (terapi
rendaman disamping ditempat tidur) juga dilakukan. Pada rumah sakit selama
berendam, pasien didorong agar sedapat mungkin bergerak dengan aktif. Hidroterapi
merupakan media yang sangat baik untuk melatih ekstremitas dan membersihkan
seluruh tubuh.
yoghurt ini juga akan bersifat mengembalikan kulit cerah yang hitam karena terbakar
akibat sinar matahari.
5. Lemon
Peras sari lemon, campur dengan sedikit air. Oleskan pada kulit yang terbakar (sinar
matahari). Ekstrak lemon bermanfaat sebagai vitamin C alami yang sangat cepat
menyembuhkan kulit terbakar.
Bahan-bahan alami tersebut sebaiknya anda gunakan pada luka bakar ringan,
dengan catatan tidak ada luka yang terbuka. Jika kulit terbakar anda mulai
mengering/mengelupas, jangan Anda kelupas dengan sengaja. Karena akan beresiko
menjadi luka bakar terbuka. Sebaiknya bilas kulit yang terkena luka bakar dengan air
dingin.
G. Perawatan Luka Bakar
1. Pendinginan luka bakar
Begitu terkena api, benda panas atau cairan panas, langsung singkirkan pakaian di
sekitar luka bakar. Lakukan sesegera mungkin jangan sampai benda atau cairan panas
itu mengenai pakaian yang lelehannya bisa jatuh ke kulit. Lalu tempatkan area yang
terbakar di bawah air mengalir yang dingin selama 10 atau 15 menit atau sampai nyeri
reda. Jika hal ini tidak praktis, rendam luka bakar dalam air atau dinginkan dengan
kompres dingin. Kompres luka dengan kain kasa. Jangan gunakan kapas atau bahan
lain yang sekiranya bisa menempel di kulit. Pendinginan luka bakar akan mengurangi
pembengkakan dan mengurangi rasa sakit. Namun jangan taruh es di atas luka bakar.
Menempatkan es langsung pada luka bakar dapat menyebabkan tubuh seseorang
menjadi terlalu dingin dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada luka.
2. Memakai Losion
Setelah luka bakar telah benar-benar dingin, oleskan losion, antara lain yang
mengandung aloe vera atau oleskan pelembab untuk luka bakar guna mencegah
kekeringan dan agar Anda lebih nyaman. Untuk luka bakar akibat sinar matahari,
cobalah krim yang mengandung hydrocortisone 1%.
3. Membalut Luka Bakar
Tutup luka bakar dengan perban kasa steril. Jangan gunakan kapas halus atau bahan
lain yang membuat seratnya lengket pada luka. Bungkus kain kasa dengan longgar
untuk menghindari tekanan pada kulit terbakar. Perban dapat mencegah terlalu banyak
udara mengenai luka bakar, untuk mengurangi rasa sakit dan melindungi kulit yang
melepuh.
Dosen Pembimbing :
Ns.Hidayatul Husni,S.Kep