Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PERTEMUAN 7
Oleh :
KELOMPOK 10
WAHYU IKO SANTOSA
Strategi ini menghendaki agar perusahaan mempunyai kemampuan yang besar terhadap
pengendalian para distributor atau pengecer mereka bila perlu dengan dengan
memilikinya. Berkaitan dengan kepemilikan dan kendali yang besar, belakangan ini
banyak produsen yang mengaplikasi strategi integrasi ke depan. Satu cara efektif dalam
penerapannya adalah pewaralabaan (franchising). Sebagai contoh : salah satu produsen
makanan kebab memperbanyak jumlah dengan cara menjual waralaba Kebab Turki
kepada pembeli, sehingga sering kita jumpai kios-kios Kebab di lingkungan masyarakat.
2.
Merupakan sebuah usaha strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang
lebih besar atas pemasok perusahaan. Strategi tersebut sangant tepat ketika pemasok
perusahaan yang ada saat ini tidak dapat diandalkan, terlampau mahal, atau tidak mampu
memenuhi kebutuhan perusahaan. Sebagai contoh : Hotel Hilton membeli sebuah
perusahaan manufaktur furnitur yang besar untuk memenuhi kebutuhan Hotel Hilton itu
sendiri.
3.
Strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing
perusahaannya. Salah satu tren paling signifikan dalam manajemen strategis dewasa ini
adalah meningkatnya pemakai integrasi horizontal sebagai strategi pertumbuhan. merger,
akuisisi, pengambilalihan (takeover) diantara para pesaing memungkinkan peningkatan
skala ekonomi serta mendorong transfer sumber daya dan kompetensi. Sebagai contoh di
Indonesia, MNC memiliki beberapa anak perusahaan, yaitu Koran Sindo, RCTI, TPI,dan
Global TV. Setiap di visi dari MNC tersebut memiliki peran, karakter dan audiensnya
masing-masing, tetapi memiliki satu tujuan yang sama mendapatkan keuntungan finansial
bagi perusahaan induknya yang tentu saja hanya dimiliki oleh beberapa orang semata.
2. Strategi Intensif : Penetrasi Pasar,Pengembangn Produk, Pengembangan Pasar
Penetrasi pasar , pengembangan pasar dan pengembangan produk kadang disebut
sebagai strategi intensif sebah hal-hal tersebut mengharuskan adanya upaya-upaya
intensif jika posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada saat ini ingin
membaik. Ketiga strategi ini dipaparkan sebagai berikut :
1.
Strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada
dipasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Strategi ini secara luas
digunakan dalam bentuk murni maupun dalam bentuk kombinasi (gabungan) dengan
strategi-strategi lainnya. Penetrasi pasar meliputi penambahan jumlah tenaga penjualan,
peningkatan pengeluaran untuk iklan,penawaran produk promosi penjualan secara
ekstensif, atau pelipat gandaan upaya-upaya pemasaran.
2.
Strategi ini bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk atau jasa yang ada ke
daerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah baru. Dalam perspektif global,
pengembangan pangsa pasar berskala internsional sudah banyak dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan. Hal ini dapat dilakukan jika memiliki jaringan distribusi, terjadi
kelebihan kapasitas produksi, pendapatan laba yang sesuai dengan harapan, serta adanya
pangsa yang baru atau pasar yang belum jenuh.
3.
Diversifikasi
Diversifikasi
Konsentrik,
Diversifikasi
Horizontal,
Diversifikasi Konglomerat
A. Strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric Diversification Strategy)
Dijalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait dengan produk
yang ada saat ini baik keterkaitan dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan
pemasaran
yang
sama.
Pedoman
Adanya produk baru yang terkait dengan produk yang ada saat ini dapat
menaikkan penjualan produk yang ada
Produk yang ada saat ini berada pada tahap penurunan dalam daur hidup produk
Memiliki tim manajemen yang kuat.
Tingkat kompetisi yang tajam dalam industri yang tidak tumbuh, margin dan
return rendah.
Ada peluang untuk membeli atau memperoleh bisnis baru yang tak terkait
yang memiliki peluang investasi yang menarik.
Jika ada tindakan antitrust atas bisnis yang terkonsentrasi pada bisnis tunggal.
Usaha Patungan
Adalah strategi populer yang dijalankan manakala dua atau lebih perusahaan membentuk
sebuah persekutuan atau perkonsian sementara untuk menindaklanjuti peluang tertentu.
2.
Strategi Penciutan
Strategi ini dilaksanakan melalui reduksi biaya dan aset perusahaan. Hal ini dilakukan
karena, misalnya telah terjadi penurunan penjualan dan laba perusahaan.
Juga dapat dilakuakn dengan pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan aset
untuk membalik penjualan dan laba yang menurun.
3.
Strategi divestasi
Strategi ini merupakan pengurangan salah satu divisi atau bagian dari organisasi. Jadi
implementasinya dari strategi ini adalah misalnya, dengan menjual sebuah unit bisnis.
Hal ini dapat dilakukan jika suatu unit bisnis sudah tidak dapat dipertahankan
keberadaannya karena, misalnya terus merugi dan berdampak pada kinerja perusahaan
secara keseluruhan.
4.
Strategi likuidasi
Strategi ini merupakan sebuah pengakuan dari suatu kegagalan. Bagaimanapun juga,
mungkin lebih baik menghentikan operasi perusahaan daripada meneruskannya akan
tetapi nanti rugi besar. Jadi strategi ini bertujuan untuk menutup perusahaan. Hal ini
dapat dilakukan jika perusahaan sudah tidak dapat dipertahankan keberadaannya. Dengan
menjual harta perusahaan, maka pemegang saham akan dapat memperkecil kerugiannya.
zaman
sekarang
ini,
melalui
aliansi
strategis
perusahaan
dapat
dilakukan oleh dua atau lebih bank atau lembaga keuangan. Konsorsium juga berarti
hubungan besar yang saling terkait antara perusahaan-perusahaan dalam suatu industri.
Jenis-jenis konsorsium antara lain:
Pembiayaan bersama suatu proyek oleh beberapa bank atau lembaga keuangan.
Gabungan
berbagai
organisasi
(sosial,
kepemudaan)
untuk
mengadakan
Himpunan para pakar/sarjana dari disiplin ilmu/bidang yang sama untuk mengurus
kepentingan bersama.
persaingan. Berkaitan dengan pentingnya aliansi stratejik bagi perusahaan, maka selanjutnya
penelitian ini hendak membahas tentang cara perusahaan untuk mengembangkan aliansi stratejik
yang baik. Pemahaman perusahaan tentang caracara atau factor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesan aliansi stratejik akan meminimalisasi kegagalan terbentuknya aliansi stratejik itu
sendiri. PT. Kahar Duta Sarana merupakan perusahaan distributor untuk penyedia mesin POS
(point of sales) , Electronic Cash Register, POS printer, barcode reader/ scanner, portable data
terminal dan labelling kepada end user dalam hal ini retail shop, departemen store, swalayan dan
industri yang menggunakan sistem label dan xiii barcoding lainnya. Operasional bisnis PT. Kahar
Duta Sarana cabang Semarang adalah sebagai berikut: menjual mesin atau kebutuhan supplies
diatas seperti printer, barcode scanner dan label kepada perusahaan retail / industri pemakai
sistem labelling melalui direct salesman. Namun dalam kenyataannya biaya operasional dan
marketing untuk salesman sangat tinggi, tidak sesuai dengan hasil penjualan yang didapat,
sehingga PT. Kahar Duta Sarana Semarang perlu melakukan strategi aliansi dengan toko-toko
komputer dalam memasarkan produknya. Hubungan yang terjadi antar perusahaan pasti
melibatkan adanya komunikasi diantara mereka. Komunikasi dipandang sebagai sarana yang
digunakan dalam berbagi informasi yang berarti dan tepat waktu antar perusahaan. (Morgan dan
Hunt, 1994). Mohr dan Nevin (1990) mengatakan bahwa komunikasi adalah hubungan timbal
balik yang terstruktur, terencana dan rutin antara perusahaan dengan pemasok. Komunikasi
memegang peranan yang penting bagi kesuksesan suatu hubungan antar perusahaan. Banyak
masalah yang dapat terselesaikan dengan adanya jalinan komunikasi yang baik. Penelitian ini
dilakukan pada PT. Kahar Duta Sarana yang merupaka distributor utama peralatan retail bisnis
seperti: barcode scanner, barcode printer, electronic cash register dan lain sebagainya. Alasan
penelitian ini dilakukan pada PT. Kahar Duta Sarana Semarang dikarenakan adanya target
penjualan yang tidak tercapai selama periode tahun 2005-2007.
REFRENSI