Вы находитесь на странице: 1из 28

EPIGLOTITIS AKUT

ASTAMAN ( K1A109007)
MUH. ELYAS (K1A109029)
PEMBIMBING: DR. DAUD RANTETASAK, SP.THT-KL

PENDAHULUAN
Epiglotitis akut, atau biasa disebut juga

supraglotitis atau laringitis supraglotik


Epiglotitis paling sering terjadi pada
anak-anak berusia 2 4 tahun.
Onset dari gejala epiglotitis akut
biasanya terjadi tiba-tiba dan
berkembang secara cepat. (anak-anak :
sesak napas dan stridor yg didahului
demam, dewasa : nyeri tenggorolkan
dan nyeri saat menelan.

Lanjut
Diagnosis (riwayat perjalanan penyakit dan tanda serta

gejala klinis yang ditemui, dan dari foto rontgen lateral


leher (thumb sign) dan dilatasi dari hipofaring.
Tatalaksana (menjaga agar saluran napas tetap terbuka
dan menangani infeksi penyebab atau penyebab yang
lainnya.

DEFINISI
Epiglotitis akut adalah suatu keadaan

inflamasi akut yang terjadi pada daerah


supraglotis dari laring, meliputi epiglotis,
valekula, aritenoid,dan lipatan
ariepiglotika, sehingga sering juga disebut
dengan supraglotitis atau laringitis
supraglotik

ETIOLOGI
Haemophilus influenza (25%) ,H parainfluenzae,

Streptococcus pneumonia, group A streptococci.


Staphylococcus aureus, mycobacteria, Bacteroides

melaninogenicus, Enterobacter cloacae, Escherichia coli,


Fusobacterium necrophorum, Klebsiella pneumoniae,
Neisseria meningitidis, Pasteurella multocida,
Herpes simplex virus (HSV) dan virus lainnya, infeksi
mononucleosis, Candida dan Aspergillus (pada pasien
dengan immunocompromised

LANJUT
Non infeksi (Termal : makanan atau minuman yang

panas, rokok, penggunaan obat-obatan terlarang


seperti kokain dan mariyuana) dan benda
asing yang tertelan.
Reaksi dari kemoterapi pada daerah kepala dan
leher.

Epiglotitis akut paling sering terjadi pada anak umur 2-8tahun, meskipun

dapat terjadi pada semua umur tahun, meskipun dapat terjadi pada semua
umur

Laki-laki lebih sering daripada perempuan denganLaki-laki lebih sering

daripada perempuan denganperbandingan 2,5 : 1perbandingan 2,5 : 1

Pada orang dewasa, merokok dan penurunan imunitasmerupakan faktor

risiko dan didapatkan bukti adanyamerupakan faktor risiko dan


didapatkan bukti adanyapeningkatan risiko pada penderita
diabetespeningkatan risiko pada penderita diabetes

Sejak adanya vaksinasi terhadap Hib, insiden epiglotiisakut pada anak

telah berkurangakut pada anak telah berkurang

Pada beberapa tahun terakhir kejadian epiglotitis padaorang dewasa telah

meningkatorang dewasa telah meningka

EPIDEMOLOGI
Di Amerika Serikat,1 /100.000 per tahun, laki-laki :

perempuan = 3:1, pada usia dekade kelima dengan usia


rata - rata sekitar 45 tahun.
Sejak adanya vaksinasi terhadap Hib, insiden epiglotiis
akut pada anak telah berkurang. (2,6 : 1, menjadi 0,4 : 1
)
Epiglotitis akut paling sering terjadi pada anak-anak usia
2 - 4 tahun.4

ANATOMI LARING

FISIOLOGI LAIRING

Patofisiologi
Infeksi biasanya bermula di saluran pernafasan

atas sebagai peradangan hidung dan tenggorokan


Kemudian infeksi bergerak ke bawah, ke epiglottis
Epiglotis merupakan tulang rawan tipis yang
dibungkus oleh lapisan epitel pipih berlapis yang
longgar sehingga menciptakan ruangan potensial
untuk terjadinya infeksi

Patofisiologi
Epiglottitis akut dapat menyerang ke lidah bagian

posterior dan laring


Keadaan ini menyebabkan terjadinya stridor
(obstruksi jalan nafas) dan septikemia
Epiglotitis bisa segera berakibat fatal karena
pembengkakan jaringan yang terinfeksi bisa
menyumbat saluran udara dan menghentikan
pernapasan
Infeksi biasanya dimulai secara tiba-tiba dan
berkembang dengan cepat

Gejala Klinis
Gejala yang paling sering muncul :
Nyeri tenggorok
Nyeri telan
Muffled voice (Hot potatoes voice)
Droling
Demam
Nyeri pada leher depan

Gejala Klinis
Gejala lain:
Iritabilitas
Batuk
Nyeri telinga
Pembesaran KGB servikal
Tripod sign (Sniffing position)

Gejala Klinis
Pada keadaan yang lebih berat :
Sesak nafas, dapat ditandai dengan penggunaan otot bantu
pernafasan
Nyeri telan yang semakin hebat
Disfonia
Stridor (ditemukan lebih lambat sebagai penanda terjadinya
sumbatan jalan nafas atas)
Distress nafas

Diagnosis
Anamnesa :
Harus dapat dibedakan dengan laringotracheitis
Pada epiglottitis biasanya pasien datang dengan keluhan
disfagi ataupun stridor sedangkan pada laringotracheitis
pasien lebih sering mengeluhkan kelainan suara

Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Melihat epiglotis dengan tongue spatel***
Laringoskopi direk dan indirek (fiberoptik laringoskopi
Golden standard)
Didapatkan epiglotis yang merah meradang dan udematus seperti
gambaran Cherry red atau berwarna merah ceri.
Plika ari epiglotika biasanya juga meradang

Diagnosis
Pemeriksaan penunjang :
Foto polos leher lateral : dapat terlihat pembengkakan
epiglottis (thumb sign).
Darah lengkap
Elektrolit
Swab tenggorok
Kultur darah

Diagnosis Banding
Laringotrakeobronkitis

Trakeitis Bakterialis

Karakteristik

Etiology

Epiglottitis
(Supraglotitis)

Bakteri

Laringotrakeobronkitis (infraglotitis)

Virus

Trakeitis
bakterialis

Virus dan sering


bakteri

Usia

3-6 tahun

Di bawah 3 tahun

8-15 tahun

Onset

Tiba-tiba

Perlahan-lahan

Perlahan-lahan

Stridor

Inspirasi

Batuk

Suara

Redam, lembut,
dan berat

Menelan

Sulit, sakit

Disfagi

+, mengiler
(drooling)

Demam

Tinggi

Leukositosis
Foto Rontgen

++
Thumb sign

Inspirasi dan
ekspirasi
Kering

Inspirasi dan
ekspirasi
Produktif

Kasar, serak

Tidak berpengaruh

Biasanya sulit dan


sakit

Kadang subfebris
Steeple sign

Sedang
+

Penatalaksanaan
Pasien yang dicurigai menderita epiglottitis akut

dievaluasi di ruang gawat darurat dengan


kerjasama dari dokter spesialis anak, anesthesi,
dan THT
Diagnosis harus segera ditegakkan
Intubasi biasanya diperlukan pada 30% penderita.
Intubasi profilaksis boleh dilakukan pada
penderita dengan stridor dan yang memiliki
keluhan sesak nafas. Intubasi biasanya diperlukan
untuk 2-3 hari
Perbaikkan cairan dan elektrolit

Penatalaksanaan
Terapi antibiotik terhadap Haemophillus dan

Staphylococcus dimulai sambil menunggu hasil


biakan

Untuk dewasa dan anak > 2 bulan


Chloramphenicol 1g (anak >2 tahun: 25mg/kg; max 1g) i.v. atau
i.m. setiap 6 jam untuk 5 hari
ceftriaxone 2g (anak >2 months: 100mg/kg; max 2g) i.v. atau i.m.
setiap 24 jam untuk 5 hari

Neonatus

Cefotaxime 50mg/kg (max 2g) i.v. untuk i.m. setiap 8 jam untuk 5
hari

Penatalaksanaan
Steroid diberikan dalam dosis tinggi untuk mengurangi

inflamasi

Steroid yang biasa diberikan yaitu metilprednisolon sodium


succinate 125-250 mg setiap 6 jam (selama 24 sampai 48 jam)

Pasien diawasi dengan ketat


Pemantauan termasuk denyut nadi, frekuensi pernafasan, derajat
kegelisahan dan kecemasan, penggunaan otot-otot asesorius pada
pernafasan, derajat sianosis, derajat retraksi, dan kemunduran
pasien secara menyeluruh
frekuensi pernafasan diatas 40 denyut nadi diatas 160 dan
kegelisahan serta retraksi yang makin hebat mengindikasikan
perlunya bantuan pernafasan

Komplikasi
Pneumoni

Meningitis
Perikarditis
Otitis

Sepsis
Obstruksi jalan napas

Prognosis
Kebanyakan pasien dapat menjalani terapi ekstubasi

dalam beberapa hari dan dalam jangka waktu lama.


Prognosis bagus jika penatalaksanaan dilakukan
secara tepat serta jalan nafasnya dapat dibebaskan
dengan segera. Angka mortalitas sekitar 1-7%,
namun jika terjadi obstruksi, mortalitas menjadi
17,6%.

Вам также может понравиться