Вы находитесь на странице: 1из 49

DEFINISI

Gangguan

Alam perasaan ( affective )


yang ditandai dengan perasaan takut atau
kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan.
Tidak
mengalami
gangguan dalam menilai realitas ( Reality
Testing Abilitiy) kepribadian masih utuh.

PENDAHULUAN

Sigmund Freud memperkenalkan istilah neurosis


kecemasan (anxiety neurosis) dan mengidentifikasi
dua bentuk kecemasan
1. Kecemasan dihasilkan oleh libido yang terbendung
2. Rasa kekhawatiran atau ketakutan yang berasal
dari pikiran atau harapan yang terepresi

ETIOLOGI
1. Faktor Biologis

Neurotransmiter

Norepinefrin

Serotonin

Gamma Amino
Butiric Acid
(GABA)

2 . Faktor Psikososial

Dua bidang pikiran utama tentang faktor psikososial


perkembangan gangguan cemas menyeluruh :
Bidang kognitif perilaku : menghipotesiskan bahwa pasien
dengan gangguan cemas menyeluruh berespon secara tidak
tepat dan tidak akurat terhadap bahaya yang dihadapi dan
bidang psikoanalitik
Bidang psikoanalitik : menghipotesiskan bahwa kecemasan
suatu gejala konflik bawah sadar yang tidak terpecahkan

PATOFISIOLOGI

Terjadi pengaktifan sistem saraf simpatis dan aktivasi


hipotalamus-hipofisis-adrenal.
Bila sebagian besar daerah sistem saraf simpatis
melepaskan impuls pada saat yang bersamaan
meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan
aktivitas otot yang besar.

Jika stres keseimbangan terganggu, maka tubuh kita


(respons stres) untuk membantu tubuh mendapatkan
kembali keseimbangan Sindrom adaptasi umum.
Fase alarm dicirikan oleh aktivasi langsung dari sistem
saraf dan kelenjar adrenal.
Fase resistensi aktivasi hipotalamus-hipofisis-adrenal
(HPA) axis.

Kategori gangguan kecemasan menurut Diagnostic

and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM)


IV:
yang sering dibahas diantaranya adalah:

Gangguan panik tanpa agoraphobia


Gangguan panik dengan agoraphobia
Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panic
Phobia spesifik
Phobia social
Gangguan obsesif-kompulsif
Gangguan stres pasca traumatic
Gangguan stres akut
Gangguan kecemasan umum
Gangguan kecemasan yang tidak terdefinisi

F40F48 GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN


SOMATOFORM
DAN
GANGGUAN
F40 GANGGUAN
ANXIETAS
FOBIK YANG BERKAITAN
DENGAN
STRES
F 40.0
AGORAFOBIA
TANPA GANNGUAN PANIK DAN DENGAN GANGGUAN
PANIK
F 40.1 FOBIA SOSIAL
F 40.2 FOBIA KHAS (TERISOLASI)
F 40.8 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK LAINNYA
F 409 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK YTT
F41 Gangguan Anxietas Lainnya
F41.0 Gangguan panik
F41.1 Gangguan anxietas menyeluruh
F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresif
F41.3 Gangguan anxietas campuran lainnya
F41.8 Gangguan anxietas lainnya YDT
F41.9 Gangguan anxietas YTT

F 42 GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF


F 42.0 PREDOMINAN PIKIRAN OBSESIONAL ATAU
PENGULANGAN
F 42.1 PREDOMINAN TINDAKAN KOMPULSIF (OBSESSION
RITUAL)
F 42.2 CAMPURAN TINDAKAN DAN PIKIRAN OBSESIONAL
F 43.0 REAKSI STRES AKUT
F 43.1 GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA
F 43.2 GANGGUAN PENYESUAIAN
F43.20 Reaksi depresif singkat
F43.21 Reaksi depresif berkepanjangan
F43.22 Reaksi campuran Anxietas dan depresif
F43.23 dgn predominan gangguan emosi
F43.8 Reaksi Terhadap Stress Berat Lainnya
F43.9 Reaksi Terhadap Stress Berat YTT

FOBIA
Ketakutan irasional yang jelas, menetap dan

berlebihan terhadap suatu objek spesifik, keadaan


atau situasi
ETIOLOGI
1. Faktor biologi
a.
b.

c.

Neurokimia spesifik pada fobia


SPECT single photo emission computed tomography menunjukan
bukti disfungsi dopaminergik pada fobia sosial.
MAOI inhibitor monoamin oksidase menunjukan aktivitas
dopaminergik

2. Faktor genetik
Kembar monozigotik menunjukan
konkordian lebih sering daripada
dizigotik
3. Faktor psikososial
a. Stres lingkungan yg kronis
b. Freud: fobia= histeria cemas
c. Konflik oedipal pada masa kanak

KRITERIA DIAGNOSIS
PPDGJ III

PPDGJ III

Agorafobia (F40.0)
Gejala psikologis perilaku atau
otonomik yang timbul harus
menampakan manifestasi primer
dari anxietasnya dan bukan
seperti misalnya waham atau
pikiran obsesif
Anxietas yang timbul harus
terbatas pada (terutama terjadi
dalam
hubungan
dengan)
setidaknya dua dari situasi
berikut: banyak orang/ keramaian,
tempat umum, bepergian keluar
rumah, dan bepergian sendiri
Menghindari situasi fobik harus
atau sudah merupakan gejala yang
menonjol (penderita menjadi
house-bound)
F40.00 = tanpa gangguan panik
F40.01 = dengan gangguan panik

Fobia social (F40.1)


Gejala psikologis perilaku atau
otonomik yang timbul harus merupakan
manifestasi primer dan anxietasnya dan
bukan sekunder dari gejala-gejala lain
seperti misalnya waham atau pikiran
obsesif
Anxietas harus mendominasi atau
terbatas pada situasi social tertentu (out
side the family cycrcle)
Menghindari situasi fobik harus atau
sudah merupakan gejala yang menonjol
Fobia spesifik (F40.2)
Gejala psikologik otonomik yang
tmbul harus merupakan manifestasi primer
dari anxietasnya dan bvukan sekunder dari
gejala-gejala lain seperti misalnya waham
atau pikiran obsesif
Anxietas harus terbatas pada objek
atau situasi fobik tertentu
Situasi fobik tersebut sebisa
mungkin dihndarinya

Terapi
Farmakoterapi
1.Serotonin selective reuptake inhibitor
2.Benzodiazepin
3.MAOI
Psikoterapi
a. Hipnosis, psikoterapi suportif dan terapi
keluarga, terapi relaksasi, in vivo exposure

F41.0Gangguan Panik
Prevalensi 1.7 % populasi orang dewasa
Pria : wanita = 2:3
ETIOLOGI
1. F. BIOLOGIK
NEUROTRANSMITER=serotonin, gaba dan epinefrin .

Fearnetwork yang terlalu sensitif di amigdala .kortek


prefontral. Teori Oversensitive Fear Network yg

terlalu sensitif di amigdala,korteks prefrontal

2. faktor genetik
Pasien gg panik dengan agorafobia : resiko 4-8 x
3.f. psikososial

Teori psikodinamik: pola ansietas akan sosialisasi saat


masa kanak. Hubungan dengan orang tua yang kurang
mendukung serta perasaan terjebak

Kriteria diagnostik DSM IV TR srangan panik

Adanya suatu periode ketakutan mencekam atau tidak

nyaman yg khas dimana gejala2 berikut terjadi


mendadak dan memuncak dlm 10 menit:
1.
palpitasi, jantung berdebar keras, atau berpacu.
2.
berkeringat
3.
gamang atu gemetaran
4.
rasa napas memendek atau dibekap
5.
rasa tercekik
6.
nyeri atau atau tidak nyamannya dada

7. nausea atau gangguan perut


8. pusing, bergoyang, pening atau berkunang-kunang
9. derealisasi atu depersonalisasi
10. ketakutan lepas kendali atai menjadi sinting
11. ketakutan menghadapi maut
12. paresthesia
13. menggigil atau wajah memanas

Kriteria diagnosis PPDGJ III


Gangguan panik ditegakkan sebagai diagnosis utama

bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik


(F40.-)
Untuk diagnosis pasti harus ditemukan adanya
beberapa kali serangan anxietas berat (severe attacks of
autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu bulan
a)
pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara
objektif tidak ada bahaya
b) Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau
yang dapat diduga sebelumnya (unpredictable
situations)

C. Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala


anxietas pada periode diantara serangan-serangan
panik meskipun demikian umumnya dapat terjadi
juga anxietas antisipatorik yaitu anxietas yang terjadi
di setelah membayangkan sesuatu yang
mengkhawatirkan akan terjadi

terapi
1.farmakoterapi
A.SSRI : sestralin, fluoksetin
B Benzodiazepin : aprazolam(xanax)
2. Psikoterapi
A.terapi relaksasi
B,terapi cognitif perilaku

F41.1 GANGGUAN CEMAS MENYELURUH /


GENERALIZED ANXIETY DISORDER(GAD)
Suatu keadaan ketakutan atau kecemasan yang berlebih

lebih dan menetap sekurang-kurangnya selama 6 bulan


Prevalensi : 3-8%
Pria:wanita= 1:2
ETIOLOGI/ TEORI BIOLOGIK
AREA OTAK : LOBUS OKSIPITALIS MEMPUNYAI
RESEPTOR TERTINGGI DI OTAK
NEUROTRANSMITTER :
GABA,SEROTONIN,NOREPINEFRIN, GLUTAMAT

2. TEORI GENETIK
50% PADA KEMBAR MONOZIGOTIK
KEMBAR DIZIGOTIK
3.TEORI PSIKOANALITIK
GEJALA KONFLIK BAWAH SADAR YANG TIDAK

TERSELESAIKAN

Gambaran klinis
A.kecemasan
B. ketegangan motorik ( gemetaran, nyeri kepala,dll)
C. hiperaktivitas otonomik ( sesak nafas, keringet

berlebih)
D kewaspadaan kognitif ( muda tersinggung, mudah
dikejutkan)

Kriteria diagnostik berdasarkan dsm iv -tr


A.Kecemasan / kekhawatiran berlebihan yang timbul
hampir setiap hari, sepanjang hari, terjadi sekurangnya 6
bulan, tentang sejumlah peristiwa atau aktivitas
B. Orang kesulitan untuk mengendalikan kekhawatiran.
C. Kecemasan dan kekhawatiran disertai 3 (atau lebih)
dari 6 gejala berikut
Catatan : Hanya satu gejala yang diperlukan pada anakanak.

Hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-

anak :
1. Kegelisahan
2. Merasa mudah lelah
3.Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
4. Iritabilitas
5. Ketegangan otot
6. Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tertidur,
dan tidak memuaskan)

D. Inti/fokus kecemasan dan kekhawatiran berlebihan


ini mengambang, tidak jelas spt gambaran gangguan
axis I.
Contohnya kecemasan dan kekhawatiran bukan tentang
akan mengalami serangan panik (ggn panik), akan
dipermalukan dimuka umum ( phobia sosial),
tercemar (OCD), jauh dari rumah atau saudara dekat
(ggn cemas perpisahan), menjadi gemuk (anorexia
nervosa), mengalami berbagai ggn somatis (ggn
somatisasi), memiiliki suatu penyakit serius
(hipokondriasis) dan tidak terjadi hanya selama ggn
cemas pasca trauma.

Kriteria diagnostik dsm iv -tr


E. Kecemasan, menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis atau gangguan pada fungsi
sosial, pekerjaan.
F. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis
langsung dari zat
(misalnya, penyalahgunaan zat, pengobatan) atau suatu
kondisi medis umum (misalnya hipertiroidisme) dan
tidak terjadi secara eksklusif selama suatu Gangguan
Mood, Gangguan Psikotik, atau Gangguan
Perkembangan Pervasif.

Berdasarkan ppdgj III


A. penderita harus menunjukan kecemasan sebagai

gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari utk


bbrp minggu sampai bulan
B. gejala tersebut mencakup: kcemasan, ketegangan
motorik, overaktifitas otonomik.
C. pada anak2 sering terlihat adanya kebutuhan
berlebih utk ditenangkan serta keluhan keluhan
somatic berulang menonjol
D. adanya gejala gejala lain yang sementara,
khususnya depresi.

Terapi

1. farmakologi
SSRI
Antidepressan
Paroxetine, Fluoxetine, Sertraline

Benzodiazepin
Jangka pendek, Adjuvant, Tapering
Alprazolam, Lorazepam

Buspirone
Agonist parsial reseptor serotonin

Anxiolytic & Antidepressan

1.Psikoterapi

A. terapi cognitif-perilaku
B. suportif
C. berorientasi Tilikan

F41.2 gangguan campuran anxietas


dan depresi

F41.3 gangguan anxietas campuran


lainnya

Terdapat gejala-gejala anxietas maupun


depresi dimana masing-masing tidak
menunjukan rangkaian gejala yang cukup
berat untuk menegakkan diagnosis
tersendiri, untuk anxietas , beberapa
gejala otonomik harus ditemukan rasa
cemas atau kekhawatiran berlebih

Memenuhi gangguan anxietas


menyeluruh (F41.1) dan juga menunjukan
(meskipun waktu singkat) ciri-ciri yang
menonjol dari kategori gangguan F40F49, akan tetapi tidak memenuhi kriteria
secara lengkap

Bila ditemukan anxietas berat disertai


depresi yang lebih ringan, maka harus
dipertimbangkan gangguan anxietas
lainnya atau gangguan anxietas fobik

Bila gejala yang memenuhi kriteria dari


kelompok gangguan ini terjadi dalam
kaitan yang bermakna maka dimasukan
dalam kategori F43.2

Bila sindrom depresi dan anxietas cukup


berat untuk menegakkan masing-masing
diagnosis harus dikemukakan
Bila gejala tersebut berkaitan erat dengan
stres kehidupan jelas maka harus
digunakan kategori F43.2

F42. GANGGUAN

OBSESIF -KOMPULSIF

Ciri utama : pikiran obsesif atau tindakan


kompulsif yg berulang
Pikiran obsesional : gagasan, bayangan/impuls yg
timbul dlm pikiran individu scr berulang2 dlm
bentuk yang sama tidak dikehendaki
Tindakan kompulsif : perilaku yg stereotipik,
diulang berkali2 tidak bermanfaat
Merupakan upaya utk meredakan kecemasan yang
berhubungan dengan obsesi namun tidak selalu
berhsil meredakannya

GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF


Pasien menyadari bahwa pengalaman obsesi dan

kompulsi tidak beralasan sehingga bersifat


Egodistionik
Epidemiologi : 2-2.4%
Awitan : remaja /dewasa muda

Gangguan obsesif-kompulsif sering disertai gangguan


depresif dan sebaliknya

Pedoman Diagnostik
Dx, gejala2 obsesional atau tindakan kompulsif atau
kedua2nya harus ada hampir setiap hari selama
sedikitnya dua minggu berturut2, merupakan sumber
distres atau gangguan aktivitas
Ciri2 gejala obsesional :
a. Hrs dikenal/disadari sbg pikiran/impuls dari diri
individu sendiri
b. Setidaknya ada satu pikiran atau tindakan yg masih
tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yg tidak
lagi dilawan oleh penderita

c.

d.

Pikiran utk melaksanakan tindakan tsb diatas bukan mrpk


hal yg memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar
perasaan lega dari ketegangan/anxietas tidak tanggap sbg
kesenangan seperti dimaksud diatas)
Pikiran, bayangan atau impuls tsb hrs mrpk pengulangan yg
tdk menyenangkan

Diagnosis banding

Gangguan depresif primer

Sikzofrenia

Sindrom teurette

PPDGJ III
Gejala obsesif atau tindakan kompulsif
atau kedua-duanya harus ada hampir
setiap hari selama sedikitnya dua
minggu berturut-turut

Ada kaitan erat antara gejala obsesif


terutama pikiran obsesif dengan depresi

Hal tersebut merupakan sumber


penderitaan (distress atau mengganggu
aktivitas penderita

Gejala obsesif sekunder yang terjadi pada


gangguan skizofrenia, sindrom Tourette
atau bagian dari gangguan mental
organik harus dianggap sebagai bagian
dari kondisi tersebut

Gejala obsesif harus mencakup :


disadari, pikiran atau tindakan tidak
berhasil dilawan,tidak memberikan
kesenangan atau kepuasan, impuls atau
gagasan merupakan pengulangan yang
tidak menyenangkan

PPDGJ III
F42 Predominan Pikiran
Obsesif atau
Pengulangan

F42.1 Predominan
Tindakan Kompulsif
(obsessional rituals)

F42.2 campuran pikiran


dan tindakan obsesif

Keadaan ini dapat berupa


gagasan, bayangan pikiran
atau impuls, yang sifatnya
mengganggu

Umumnya tindakan
kompulsif berkaitan
dengan : kebersihan,
memeriksa
berulang,kerapihan dan
keteraturan.
Hal tersebut didasari
ketakutan terhadap bahaya
yang mengancam dirinya

Kebanyakan dari penderita


obsesif-kompulsif
memperlihatkan pikiran
obsesif serta tindakan
kompulsif, diagnosis ini
digunakan apabila kedua
hal sama-sama menonjol

Meskipun isi pikiran


tersebut berbeda-beda,
umumnya hampir selalu
menyebabkan (distress)

Tindakan ritual kompulsif


tersebut menyita banyak
waktu sampai beberapa
jam sehari

Bila salah satu yang


dominan sebaiknya
dinyatakan dalam F42 atau
F42.1

F43.1GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA /POST


TRAUMATIC STRESS DISORDER(PTSD)
Stress peristiwa traumatik
Stress akibat trauma dapat dianggap sebagai bagian dari

respon normal manusia terhadap pengalaman yang luar


biasa
Tidak semua orang bereaksi sama dengan adanya peristiwa
traumatik yang sama
Jenis kejadian
1 kekerasan personal (seksual, penyerangan fisik)
2 penculikan
3penyanderaan
4 serangan militer , seerangan teroris
5. penyiksaaan, 6. bencana alam, 7. ditahan

F 43.1 GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA


Timbul sbg akibat/respons yg berkepanjangan

& atau tertunda thd kejadian atau situasi yg


menimbulkan stres
Faktor predisposisi yaitu ciri kepribadian
(misalnya kompulsif astenik) dpt menurunkan
kadar ambang
Gejala khas : episode2 bayangan kejadian
traumatik terulang kembali (flash backs) atau
mimpi, terjadi perasaan beku dan
penumpukan emosi, menjauhi orla, tdk
responsif thd lingkungannya,
anhedomamenghindari aktivitas2/situasi yg
berkaitan menghindari ingatan traumatik, bisa
mendadak ketakutan, panik atau agresif

PPDGJ III
Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini

timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian


traumatik berat
Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus
didapatkan bayang-bayang atau mimpi-mimpi dari
kejadian traumatik tersebut secara berulang
Gangguan otonomik, gangguan efek dan kelainan
tingkah laku semuanya dapat mewarnai diagnosis tetapi
tidak khas
Suatu sequelae menahun yang terjadi lambat setelah
stres yang luar biasa, misalnya saja beberapa puluh
tahun setelah trauma, diklasifikasi dalam kategori F62

Etiologi
1. faktor biologik
Amigdala mengaktivasi beberapa neurotransmiter serta

bahan-bahan neurokimia diotak.


2.Faktor Psikodinamik
GSPT terjadi karena reaktivasi dar konflik2 psikologis yang
belum terselesaikan dimasa lampau.

A. individu telah terpapar dengan suatu kejadian

traumatik
1 mengalami , menyaksikan atau dihadapkan dengan
suatu kejadian berupa ancaman kematian, atau cedera
yg srius/ ancaman pada intefritas fisik diri / Org lain
2 respon berupa rasa takut yang kuat, tak berdaya
B. Kejadian traumatik secara menetap dialami kembali

dalam 1 / lebih
1 bayangan , pikiran atau persepsi, yang berkaitan
dengan peristiwa trauma timbul secara berulang yang
menyebabkan penderitaan

2. mimpi buruk berulang yang menimbulka

penderitaan bagi individu


3. brprilaku atau berperasaan seolah olah peristiwa
trauma terjadi kembali
4. penderitaan
C. Penghindaran diri dan penghilangan rasa usaha
menghapus ingatan dan perasaan yg tidak
menyenangkan krn trauma
1. menghindari pikiran- pembicaraan-perasaan yg
berkaitan ttng trauma

2. menghindari aktivitas tempat-orang yang

mengingatkan akan trauma


3. tak mampu mengingat aspek penting dari trauma
4. kurangnya minat/ partisipasi thdp aktivitas
bermakna
5. perasaan terlepas/ menghindari diri dari orang lain
6. afek/emosi yang terbatas
7. pikiran sempit akan masa depan

F 43.0 REAKSI STRES AKUT


Gangguan sementara yg cukup parah bbrp jam/hari
Stressor berupa pengalaman traumatik, ancaman

serius keamanan/integritas fisik individu sendiri atau


orang2 yg dicintai mis :
Bencana alam
Kecelakaan
Peperangan
Serangan tindakan kriminal
Perubahan luar biasa yang mendadak

PPDGJ III
Harus ada kaitan waktu kejadian yang jelas antara

terjadinya pengalaman stressor luar biasa (fisik atau


mental) dengan onset dari gejala, biasanya setelah
beberapa menit atau segera setelah kejadian
Ditemukan gejala: gejala campuran yang berubah, bila
dialihkan dari lingkungan gejala-gejala menghilang
dengan cepat
Diagnosis tidak bisa digunakan untuk keadaan
kambuhan mendadak dari gejala-gejala pada individu
yang sudah menunjukan gangguan psikiatrik lainnya

Terima kasih

Вам также может понравиться