Вы находитесь на странице: 1из 14

LAPORAN PRAKTIKUM

STARTING MOTOR INDUKSI METODA BINTANG-DELTA

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


1.

Mengetahui cara kerja dan karakteristik starting motor induksi pada


Metoda Bintang-Delta.

2.

Memahami fungsi dari relay, kontaktor dan TDR pada rangkaian


starting motor induksi metoda bintang-delta.

II.

III.

ALAT DAN BAHAN

1.

Kontaktor Magnetik

3 Buah

2.

Relay

3 Buah

3.

Time Relay

1 Buah

4.

Thermal Overload

3 Buah

5.

Push Button

2 Buah

6.

Lampu Indikator

2 Buah

7.

Lampu Pilot

3 Buah

8.

Kabel Penghubung

Secukupnya

TEORI DASAR
1.

Kontaktor
Kontaktor magnet atau sakelar magnet adalah sakelar yang
bekerja berdasarkan kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja bila ada
gaya kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai penarik dan pelepas
kontak-kontak. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan arus dan
memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal
ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Sebuah
kontaktor kumparan magnetnya (coil) dapat dirancang untuk arus
searah (arus DC) atau arus bolak-balik (arus AC). Kontaktor arus AC
ini pada inti

magnetnya

dipasang

cincin

hubung

singkat,

gunanya adalah untuk menjaga arus kemagnetan agar kontinu


sehingga kontaktor tersebut dapat bekerja normal. Sedangkan pada
kumparan magnet yang dirancang untuk arus DC tidak dipasang
cincin hubung singkat.
1.2. Kontaktor

Magnet

Arus

Searah

(DC)

Kontaktor magnet arus searah (DC) terdiri dari sebuah


kumparan yang intinya terbuat dari besi. Jadi bila arus listrik mengalir
melalui kumparan, maka inti besi akan menjadi magnet. Gaya magnet
inilah yang digunakan untuk

menarik

angker

yang

sekaligus

menutup/ membuka kontak. Bila arus listrik terputus ke kumparan,


maka gaya magnet akan hilang dan pegas akan menarik/menolak
angker

sehingga

kontak

kembali

membuka

atau

menutup.

Untuk merancang kontaktor arus searah yang besar dibutuhkan


tegangan kerja yang besar pula, namun hal ini akan mengakibatkan
arus yang melalui kumparan akan besar dan kontaktor akan cepat
panas. Jadi kontaktor magnet arus searah akan efisien kerja kecil.

Gambar 1. Simbol dan gambar fisik kontaktor magnet DC

Bentuk fisik relay dikemas dengan wadah plastik transparan,


memiliki dua kontak SPDT (Single Pole Double Throgh) Gambar 2.1,
satu kontak utama dan dua kontak cabang). Relay jenis ini
menggunakan tegangan DC 6V, 12 V, 24 V, dan 48 V. Juga tersedia
dengan tegangan AC 220 V. Kemampuan kontak mengalirkan arus

listrik sangat terbatas kurang dari 5 ampere. Bila kontaktor untuk arus
searah digunakan pada arus AC maka kemagnetannya akan timbul dan
hilang setiap saat mengikuti gelombang arus AC.

1.3. Kontaktor

Magnet

Arus

Bolak

balik

(AC)

Kontruksi kontaktor magnet arus bolak-balik pada dasarnya


sama dengan kontaktor magnet arus searah. Namun karena sifat arus
bolak-balik bentuk gelombang sinusoida, maka pada satu periode
terdapat dua kali besar tegangan sama dengan nol. Jika frekuensi arus
AC 50 Herz berarti dalam 1 detik akan terdapat 50 gelombang. Dan
1 periode akan memakan waktu 1/50 = 0,02 detik

yang

menempuh dua kali titik nol. Dengan demikian dalam 1 detik terjadi
100 kali titik nol atau dalam 1 detik kumparan magnet kehilangan
magnetnya 100

kali.

Gambar 2. Simbol dan kode angka serta bentuk fisik dari kontaktor

Karena itu untuk mengisi kehilangan magnet pada kumparan


magnet akibat kehilangan arus maka dibuat belitan hubung singkat
yang berfungsi sebagai pembangkit induksi magnet ketika arus
magnet pada kumparan magnet hilang. Dengan demikian maka arus
magnet pada kontaktor akan dapat dipertahankan secara terus menerus
(kontinu).
Bila kontaktor yang dirancang untuk arus AC digunakan pada
arus DC maka pada kumparan itu tidak timbul induksi listrik sehingga
kumparan menjadi panas. Sebaliknnya, bila kontaktor magnet untuk
arus DC yang tidak mempunyai belitan hubung singkat diberikan arus
AC maka pada kontaktor itu akan bergetar yang disebabkan oleh
kemagnetan pada kumparan magnetnya timbul dan hilang setiap 100
kali.
Kontaktor akan bekerja normal bila tegangannya mencapai 85 %
dari tegangan kerja, bila tegangan turun kontaktor akan bergetar.
Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan arusnya.
Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak
normal membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal menutup

(Normally Close = NC). Kontak No berarti saat kontaktor magnet


belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja
kontak itu menutup/ menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat
kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila
kontaktor bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO
dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja membuka sesaat
lebih

cepat

sebelum

kontak

NO

menutup.

Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan


kontak bantu. Kontak utama terdiri dari kontak NO dan kontak bantu
terdiri dari kontak NO dan NC. Kontak utama digunakan untuk
mengalirkan arus utama, yaitu arus yang diperlukan untuk pesawat
pemakai listrik misalnya motor listrik, pesawat pemanas dan
sebagainya. Sedangkan kontak bantu digunakan untuk mengalirkan
arus bantu yaitu arus yang diperlukan untuk kumparan magnet, alt
bantu

rangkaian,

lampu-lampu

indikator,

dan

lain-lain.

Dari informasi diatas dapat dilihat bahwa keuntungan penggunaan


kontaktor magnet daripada saklar togel dan saklar Cam adalah,
a.

Arus listrik yang mengalir pada saklar pengontrol sangat kecil


dibandingkan arus beban.

b.

Dapat mengontrol beban listrik dari tempat jauh dengan


kerugian tegangan yang relatif kecil.
Cara memasang kontaktor magnet nya juga sangat mudah yang

penting kita ketahui dulu berapa tegangan yang tersedia, jika telah
diketahui berapa besar tagangannya, baru cari kontaktor yang sesuai
dengan tegangan sumber tersebut. Berikut ini cara memasang

kontaktor

2.

melalui

gambar

berikut

ini

Thermal Overload
Sesuai dengan namanya proteksi motor ini menggunakan panas
sebagai pembatas arus pada motor. Alat ini sangat banyak
dipergunakan saat ini. Biasanya disebut TOR, Thermis atau overload
relay.
Cara kerja alat ini adalah dengan menkonversi arus yang
mengalir menjadi panas untuk mempengaruhi bimetal. Nah , bimetal
inilah yang menggerakkan tuas untuk menghentikan aliran listrik pada
motor melalui suatu control motor starter (baca motor starter).
Pembatasan dilakukan dengan mengatur besaran arus pada dial di alat
tersebut. Jadi alat tersebut memiliki range adjustment misal TOR
dengan range 1 ~ 3,2 Amp disetting 2,5 Amp. Artinya, kita membatasi
arus dengan TOR pada level 2,5 Amp saja.

Perlu diketahui, TOR di pasaran memiliki beberapa type yang


disebut Class. Jadi dengan memilih class yang berbeda maka
kecepatan trip TOR akan berbeda pula. Saat ini terdapat TOR dengan
Class 10, Class 15, Class 20 dll Perlu diketahui kurva TOR adalah
logaritmik bukan linier. Jadi, kita tidak perlu lagi menyalahkan
keakuratan TOR yang selama ini dipakai.

3.

Time Delay Relay (TDR)


TDR (Time Delay Relay atau disebut juga relay timer atau relay
penunda batas waktu yang banyak digunakan dalam instalasi listrik
terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara
otomatis. Peralatan Relay TDR dapat

dikombinasikan dengan

peralatan kontrol lain, contohnya dengan MC (Magnetic Contactor),


MCB, dan lain-lain.
Fungsi dari TDR ini adalah sebagai pengatur waktu bagi
peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk
mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor, bisa sebagai timer
untuk memberi waktu genset untuk siap diberi muatan beban.
Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus.

Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara


otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC
dan NC menjadi NO.
Pada umumnya timer delay relaymemiliki 8 buah kaki yang 2
diantaranya merupakan kaki coil sebagai contoh pada gambar di atas
adalah TDR type H3BA dengan 8 kaki yaitu kaki 2 dan 7 adalah kaki
coil, sedangkan kaki yang lain akan berpasangan NO dan NC, kaki 1
akan NC dengan kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8
akan NC dengan kaki 5 dan NO dengan kaki 6. Kaki kaki tersebut
akan berbeda tergantung dari jenis relay timernya.

IV.

Prosedur Percobaan
1.

Menghubungkan rangkaian percobaan seperti pada gambar, pada


kit praktikum secara bertahap.

2.

Setelah selesai mintalah asisten untuk memeriksa, apabila sudah


siap dan disetujui oleh asisten masukkan power supply.

3.

Ikuti perintah asisten pada masing-masing percobaan.

4.

Amati kondisi yang terjadi.

V.

Wiring Diagram
Wiring diagram rangkaian kontrol

Wiring diagram rangkaian daya

Wiring diagram rangkaian hubung bintang-delta

R
S
T
N

NO

NC
CB

1 3 5 13
A1

1 3 5 13
A1

K3
2 4 6 14

A2

4 6

1 3 5 13

A1

k1

K2
2 4 6 14

2 4 6 14

A2

95 97

95 97

96 98

96 98

96 98

Pilot light
Start

95 97

Pilot light
Stop

MOTOR MX
X

A2

1 5

Timer

VI.

Analisa
1.
No

Tabel dan Prinsip Kerja


P
B

PB C1
2

C3

TDR NO

C1

NC

NO

TDR TDR

TOR TOR Lamp. Lamp.


2

Merah

Hijau

1
1

Nb :

a. I artinya komponen dalam posisi on atau terhubung dengan


rangkaian
b. 0 artinya komponen dalam posisi off atau tidak terhubung
dengan rangkaian.

Prinsip kerja dari rangkaian kontrol bintang-delta dalam


rangkaian ini adalah ketika PB 1 dan PB 2 dalam kondisi terhubung,
maka C1 akan on( yang menyebabkan NO C1 on), TDR akan mulai
menghitung selama beberapa detik sesuai dengan yang telah

diatur,

NC TDR on, TOR 2 on, dan akan membuat C2 dan lampu merah on.
Setelah beberapa detik TDR akan ON menyebabkan NC TDR,
TOR2, C2, dan lampu merah off, kemudian NO TDR, TOR 3, C3 dan
lampu hijau ON.
Dalam rangkaian daya hubungan bintang dihubungkan ke
kontaktor 2, dan hubungan delta dihubungkan ke kontaktor 3.
Sehingga dalam rangkaiann daya ketika dihubungkan ke motor maka
selama beberapa detik motor akan terhubung dengan rangkaian
bintang, baru kemudian ke rangkaian delta.

2.

Rangkaian starting hubung bintang-delta dipergunakan dalam starting


motor sebagai penurun arus starting dalam motor, karena untuk motor
3 phasa membutuhkan arus starting yang besar, jadi awalnya sebelum
arus masuk ke dalam motor masuk ke dalam hubung bintang yang

dapat menurunkan tegangan sebesar

, sehingga arus masukannya

juga akan turun, lalu setelah mendapat putaran yang cukup dalam
beberapa detik, rangkaian berganti ke rangkaian delta sehingga arus
kembali dalam kondisi normalnya.

3.

Tujuan dari diturunkan arus starting pada motor induksi 3 phasa


adalah untuk menjaga agar arus starting dalam motor tidak terlalu
besar, sehingga torka yang ditimbulkan motor tidak terlalu besar pula.
Hal ini dilakukan sebagai proteksi agar motor tidak rusak, karena
beban memiliki torka sendiri begitu juga dengan motor 3 phasa,
namun pada awalnya terdapat selisih perbedaan torka pada beban dan
motor yang cukup besar, sehingga untuk menurunkan torka

motor

maka tegangan perlu diturnkan yang artinya arus starting harus


diturunkan dengan rangkaian bintang, kemudian apabila sudah normal
dapat diubah menjadi rangkaian delta. Hal tersebut dapat dilihat dalam
grafik :

4.

Untuk mengukur waktu yang diperlukan dalam perubahan star


menjadi delta dapat dianalisis dari grafik torka beban dan torka motor
terhadap kecepatan. Setelah diketahui besaran kecepatan perubahan
dari star menuju delta, maka kita dapat mengukur waktu yang
diperlukan agar mencapai kecepatan tersebut

VII.

Kesimpulan
1.

Rangkaian starting hubung bintang-delta dipergunakan dalam starting


motor sebagai penurun arus starting dalam motor.

2.

Tujuan dari diturunkan arus starting pada motor induksi 3 phasa


adalah untuk menjaga agar arus starting dalam motor tidak terlalu
besar, sehingga torka yang ditimbulkan motor tidak terlalu besar pula.

3.

Untuk mengukur waktu yang diperlukan dalam perubahan star


menjadi delta dapat dianalisis dari grafik torka beban dan torka motor
terhadap kecepatan.

4.

Berdasarkan prinsip kerja rangkaian kontrol dapat dibuat grafik


sebagai berikut :

No

P
B

PB C1
2

C3

TDR NO

C1

NC

NO

TDR TDR

TOR TOR Lamp. Lamp.


2

Merah

Hijau

(Hub

(Hub

Y)

Delta)

Nb :

a. I artinya komponen dalam posisi on atau terhubung dengan


rangkaian
b. 0 artinya komponen dalam posisi off atau tidak terhubung
dengan rangkaian.

Вам также может понравиться

  • Panduan Siswa PMDK 2019
    Panduan Siswa PMDK 2019
    Документ17 страниц
    Panduan Siswa PMDK 2019
    Hands Cools II
    Оценок пока нет
  • Jadwal KRL Gapeka 2017
    Jadwal KRL Gapeka 2017
    Документ15 страниц
    Jadwal KRL Gapeka 2017
    Evandorisa Prima
    Оценок пока нет
  • Simulasi PLC
    Simulasi PLC
    Документ7 страниц
    Simulasi PLC
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • 00 Cover
    00 Cover
    Документ4 страницы
    00 Cover
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Evaluasi Laboratorium Teknik Energi Elektrik
    Evaluasi Laboratorium Teknik Energi Elektrik
    Документ9 страниц
    Evaluasi Laboratorium Teknik Energi Elektrik
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Evaluasi Alat
    Evaluasi Alat
    Документ2 страницы
    Evaluasi Alat
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Panduan Pmdkpnpolban 2019-1
    Panduan Pmdkpnpolban 2019-1
    Документ5 страниц
    Panduan Pmdkpnpolban 2019-1
    Indri Dinaprilla
    Оценок пока нет
  • Anum
    Anum
    Документ19 страниц
    Anum
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Alat Ukur Listrik 127
    Alat Ukur Listrik 127
    Документ9 страниц
    Alat Ukur Listrik 127
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Prategangan Pembagi Tegangan
    Prategangan Pembagi Tegangan
    Документ2 страницы
    Prategangan Pembagi Tegangan
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Perencanaan Instalasi
    Perencanaan Instalasi
    Документ2 страницы
    Perencanaan Instalasi
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • SAP 2 Final
    SAP 2 Final
    Документ36 страниц
    SAP 2 Final
    Pijay Pontoy Putra Niudtz
    Оценок пока нет
  • Tugas Puasa Dan Pantang
    Tugas Puasa Dan Pantang
    Документ4 страницы
    Tugas Puasa Dan Pantang
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Dastel Modul 1
    Dastel Modul 1
    Документ8 страниц
    Dastel Modul 1
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ3 страницы
    Bab I
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Fungsi Matematis PLC
    Fungsi Matematis PLC
    Документ3 страницы
    Fungsi Matematis PLC
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • JURNAL Grady Rev
    JURNAL Grady Rev
    Документ10 страниц
    JURNAL Grady Rev
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • 1 Abstrak
    1 Abstrak
    Документ2 страницы
    1 Abstrak
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ11 страниц
    Bab Iii
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Syarat Untuk Mengikuti
    Syarat Untuk Mengikuti
    Документ4 страницы
    Syarat Untuk Mengikuti
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Документ101 страница
    Bab Iv
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Studi Hubung Singkat
    Studi Hubung Singkat
    Документ12 страниц
    Studi Hubung Singkat
    Aulia Fahdiyalhaq
    Оценок пока нет
  • Pengontrolan Kecepatan Motor DC Dengan PID
    Pengontrolan Kecepatan Motor DC Dengan PID
    Документ7 страниц
    Pengontrolan Kecepatan Motor DC Dengan PID
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ3 страницы
    Bab I
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Material Magnetik
    Material Magnetik
    Документ31 страница
    Material Magnetik
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Kesehatan Kerja
    Kesehatan Kerja
    Документ35 страниц
    Kesehatan Kerja
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • SEMIKONDUKTOR
    SEMIKONDUKTOR
    Документ16 страниц
    SEMIKONDUKTOR
    gregoriusgrady
    Оценок пока нет
  • Semi Kon Duk Tor
    Semi Kon Duk Tor
    Документ30 страниц
    Semi Kon Duk Tor
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Auxiliary Pada GI
    Auxiliary Pada GI
    Документ15 страниц
    Auxiliary Pada GI
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет
  • Safety Dan Early Warning
    Safety Dan Early Warning
    Документ11 страниц
    Safety Dan Early Warning
    Gregorius Grady
    Оценок пока нет