Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BUKU AJAR
Oleh :
Makhrani, S.Si, M.Si
HALAMAN PENGESAHAN
HIBAH PENULISAN BUKU AJAR BAGI TENAGA AKADEMIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012
Judul Buku/Mata Kuliah
Nama Lengkap
Penanggung Jawab Penulisan
NIP/NIDN
Pangkat/Golongan
Program Studi
Fakultas
Email
Anggota Tim Penulis
Biaya
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Penanggungjawab Penulisan
Mengetahui,
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan
KATA PENGANTAR
Atas rakhmat Allah Yang Maha Pengasih serta terdorong oleh hasrat hati
untuk menyumbangkan sesuatu
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iii
iv
Bab I
Pendahuluan
B. Kompetensi Lulusan
3
5
Bab II
22
35
43
54
63
81
92
101
Evaluasi
118
Penutup
119
Daftar Pustaka
122
123
Iii
sedimen.
Eksplorasi : tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran,
kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai
lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
Eksplorasi minyak dan gas bumi : Semua kegiatan dari permulaan sampai
akhir dalam usaha dan penambahan cadangan minyak bumi yang baru.
Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan
Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas
pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan,
penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian Minyak dan
Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya.
Fasies : Kelompok sifat yang dapat dibedakan dalam satuan batuan.
Fossil : Sisa kehidupan masa lampau yang terawetkan.
Formasi : Satuan dasar dalam pembagian satuan litostratigrafi. Formasi harus
memiliki keseragaman atau gejala-gejala litologi yang nyata baik terdiri dari satu
macam jenis batuan, perulangan dari dua jenis batuan atau lebih ; beberapa
jenis batuan yang mempunyai ciri-ciri yang berbeda dari satuan formasi lainnya.
Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi
tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses
penambangan Minyak dan Gas Bumi.
Kerogen : Bahan organik, tidak larut, dijumpai pada batuan sedimen terutama
shale.
Lapangan minyak : Daerah yang dibawahnya mempunyai akumulasi minyak
dalam beberapa telaga minyak dan terdapat dalam suatu gejala geologi yang
sama.
Lipatan : Pelengkungan atau flexure pada batuan.
Migrasi : Pergerakan minyak atau gas dari batuan induk ke batuan reservoir.
Migrasi Primer :
dan gas bumi ialah bahan-bahan galian minyak bumi, aspal, lilin
bumi, semua jenis bitumen baik yang padat maupun yang cair dan semua gas
bumi serta semua hasil-hasil pemurnian dan pengolahan bahan-bahan galian
antrasit dan segala macam batu bara, baik yang tua maupun yang muda.
Oil shale : Shale yang kaya akan hidrokarbon.
Oil shows : Terdapatnya dalam jumlah kecil atau sebagai tanda-tanda minyak.
Perangkap minyak : Bentuk lapisan penyekat yang sedemikian rupa sehingga
minyak tidak dapat lari kemana-mana lagi.
Perangkap Struktur : Perangkap minyak yang dibentuk karena gaya tektonik
atau struktur misalnya pelipatan dan pematahan.
Perangkap Stratigrafi : Perangkap minyak yang terjadi karena berbagai variasi
lateral dalam litologi suatu lapisan reservoir atau penghentian dalam kelanjutan
penyaluran minyak dalam bumi.
Permeabilitas : sifat dari batuan reservoir yang mampu meloloskan fluida atau
cairan melalui pori-pori yang berhubungan, tanpa merusak partikel pembentuk
atau kerangka batuan tersebut.
Pertambangan : sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
konstruksi,
penambangan,
pengolahan
dan
pemurnian,
BAB I PENDAHULUAN
A. PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI
Kelulusan mahasiswa dari Program Studi Geofisika dikendalikan dari
mutu lulusan yang menyangkut sikap wawasan dan kemampuan. Tingkat
kompleksitas dan spesifikasi pengetahuan dasar dari lulusan Program Studi
Geofisika memerlukan kematangan intelektual yang perlu pengembangan yang
meliputi bidang-bidang:
a. Kognitif menyangkut kematangan wawasan
b. Psikomotorik menyangkut ketarmpilan
c. Afektif menyangkut kematangan sikap/perilaku
d. Kemandirian
menyangkut
kemampuan
tindakan
pengelolaan
yang
ilmiah
berdasarkan
pemahaman
knowledge
dasar
keilmuan
geofisika
yang
kuat
dan
B. KOMPETENSI LULUSAN
Pernyataan
kompetensi
PS
Geofisika
Fakultas
MIPA
Universitas
seismik, gravitasi, magnetik, elektrik, elektromagnetik, termik, radioaktivitas), metode survey hidro-oseanografi dan prediksi cuaca yang
akurat.
c. Kompetensi Lainnya
1. Memiliki pemahaman, kesadaran dan kearifan tentang berbagai aspek
etika ilmiah yang tinggi baik dalam lingkungan kerja maupun dalam
berkehidupan di masyarakat.
2
Kepribadian
Kompetensi
Kompetensi
Kompetensi
Utama
Pendukung
Lainnya
U1
P1
L1, L2
Profesionalisme
U4, U5
P2
L3
Kecendekiaan
U2, U3
P1
L3
U1
P5
L2
Adapatsi
mahasiswa;
dan
(6)
kemampuan
dosen
mengkomunikasikan
materi
perkuliahan.
Selain itu kurikulum merupakan bagian yang sangat penting untuk
pelaksanaan proses pembelajaran. Revisi kurukulum dilakukan setiap selang
waktu tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna lulusan (industri,
institusi swasta dan pemerintah). Struktur kurikulum yang dijalankan oleh
Program Studi Geofisika berdasarkan kelompok matakuliah sesuai dengan
Kepmendiknas No. 232/U/2000. KBK ini terbagi ke dalam lima kelompok
matakuliah, yaitu:
1. MPK (Matakuliah Pengembangan Kepribadian), yang berbobot: 12 sks (7,3
%)
2. MKK (Matakuliah Keilmuan dan Ketrampilan), yang berbobot: 72 sks (43,4
%)
3. MKB (Matakuliah Keahlian Berkarya), yang berbobot: 56 sks (33,7 %)
4. MPB (Matakuliah Perilaku Berkarya), yang berbobot: 11 sks (6,6 %)
5. MBB (Matakuliah Berkehidupan Bersama), yang berbobot: 15 SKS (9,0 %)
Kemampuan memiliki pemahaman dan penguasaan tentang dasar-dasar dalam Geologi Minyak dan Gas Bumi yang Meliputi
Pengertian, Asal Mula, Keberadaan Migas, Kegiatan Eksplorasi Serta Perkembangan Industri Minyak dan Gas Bumi.
Kompetensi Pendukung
Dapat Melakukan Interpretasi Terhadap Rekaman Seismik Pantul dan Mamahami Tentang Keberadaan Minyak dan Gas Bumi
Kompetensi Lainnya
Kemampuan menjadi pribadi yang mempunyai visi untuk tetap melestarikan sumber daya alam
Memiliki pemahaman dan penguasaan tentang optimalisasi eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam
Kemampuan berinteraksi secara berkelompok
Minggu
ke
Sasaran Pembelajaran
Materi Pembelajaran
Strategi Pembelajaran
Kontrak Perkuliahan
Ceramah
Menjelaskan pengertian
minyak dan gasbumi serta
sejarah dan perkembangan
industri minyakbumi di
Pendahuluan
Kriteria Penilaian
Bobot
Nilai (%)
5%
Indonesia
3
5-6
7-8
8-9
10-11
10 %
Ceramah Interakif +
Collaborative Learning + tugas
kelompok
10 %
Batuan Reservoir
10 %
Perangkap Reservoir
10 %
10 %
10 %
Batuan induk,
Pematangan, Migrasi serta
Akumulasi Migas
12-13
Collaborative Learning
10 %
14-15
Mengetahui daerah-daerah
yang potensil mengandung
migas di Indonesia serta
memahami beberapa
cekungan minyak yang ada di
Indonesia
Mengingat kembali
pemahaman konsep dari
keseluruhan isi materi yang
telah diperoleh
Study Case
5%
Evaluasi
Final Test
15 %
16
kerjasama tim
Referensi :
1. Koesoemadinata.R.P.1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi ; Jilid 1, Penerbit ITB Bandung.
2. Koesoemadinata.R.P.1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi ; Jilid 2, Penerbit ITB Bandung.
3. Ginanjar. 1984. Geologi Minyak dan Gas Bumi. Diktat. Workshop Geofisika. Unpad. Bandung
4. Skinner.b.j.1980. Earths Energy and Mineral Resources. William Kaufumann inc Los Altos
BAB II
ARTI MINYAK DAN GAS BUMI SERTA SEJARAH
PERKEMBANGAN INDUSTRI MIGAS
II.1 PENDAHULUAN
Pada materi ini ada beberapa sasaran belajar yang akan dicapai yaitu
terdiri dari sasaran umum dan sasaran khusus. Adapun sasaran umumnya
yaitu ; mahasiswa diharapkan mempunyai pemahaman yang luas tentang arti
pentingnya minyak dan gas bumi serta mengetahui sejarah perkembangan
industry migas.
Sasaran khususnya yaitu :
Mahasiswa mengetahui beberapa pengertian dasar yang akan sering
dijumpai pada materi ini
Mahasiswa memahami beberapa keunggulan migas sebagai sumber
energy
Mahasiswa mengetahui ruang lingkup Geologi Minyak dan Gas Bumi
Mahasiswa mempunyai pemahaman tentang sejarah migas khususnya
yang menyangkut sejarah metoda eksplorasi di Indonesia
Dalam proses pembelajaran tentang materi ini ada beberapa hal penting
yang perlu diperhatikan yaitu :
Mahasiswa diharapkan membaca materinya sebelum masuk ke ruang
kuliah untuk memperlancar proses diskusi yang terjadi selama proses
belajar mengajar berlangsung.
Mahasiswa diharapkan telah memiliki referensi pendukung lainnya yang
nantinya akan memperkaya informasi tentang materi ini.
Istilah yang lazim digunakan pada masyarakat kita untuk mendefenisikan gas
bumi adalah Liquid Petroleum Gas (LPG). Dengan diketahuinya bahwa minyak
bumi terdapat bersama-sama dengan gas bumi, maka istilah yang lazim yang
digunakan sekarang adalah minyak dan gas bumi.
Menurut Undang-Undang No. 44 Prp. Tahun 1960 Tentang : Pertambangan
Minyak Dan Gas Bumi, yang dimaksud dengan minyak dan gas bumi ialah
bahan-bahan galian minyak bumi, aspal, lilin bumi, semua jenis bitumen baik
yang padat maupun yang cair dan semua gas bumi serta semua hasil-hasil
pemurnian dan pengolahan bahan-bahan galian antrasit dan segala macam
batu bara, baik yang tua maupun yang muda.
Kal/gram
Kayu
3.990-4.420
Arang Kayu
7.260
Batubara Muda/Lignit
3.328-3.339
Batubara Subbitumina
5.289-5.862
Batubara Bitumina
5.650-8.200
Lemak Hewan
9.500
Minyak Nabati
9.300-9.500
Alkohol/Etil
6.456
Aspal
5.295
Minyak Mentah
10.419-10.839
Minyak Bunker
10.283-10.764
Solar
10.667
Minyak Tanah
11.006
Bensin
11.528
C.
11
sangatlah erat hubungannya dengan batuan sedimen. Selain itu, kita dapat
melihat pula hubungan yang sangat erat antara bijih-bijih dengan berbagai
bahan baku seperti logam dan sebagainya, yang pada umumnya berhubungan
dengan batuan beku dan sedimen. Dengan demikian, kita dapat melihat
perbedaan yang menyolok antara bahan bakar yang berhubungan dengan
batuan sedimen di satu pihak dan di pihak lain bahan baku yang berhubungan
erat dengan batuan beku dan metamorf. Berdasarkan kenyataan di atas, kita
dapat membedakan dua bidang utama dalam ilmu geologi, yaitu :
Geologi Batuan Keras (hard-rock geology), yaitu bidang geologi yang khusus
mempelajari bijih-bijih logam yang berhubungan erat dengan dengan batuan
kristalin atau batuan beku dan metamorf. Bidang ini sering digolongkan
dalam Geologi Ekonomi.
Geologi Batuan Lunak (soft-rock geology), yaitu bidang yang mempelajari
batuan sedimen, terutama untuk mencari minyak dan batu bara yang erat
hubungannya dengan batuan sedimen. Geologi Batuan Lunak juga disebut
sebagai Geologi Bahan Bakar (fuel geology).
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa ruang lingkup geologi minyak dan gas bumi
ini
merupakan
pengkajian
dari
12
Pada tahun 1842, Sir William Logan, direktur Jawatan Geologi Kanada
menghubungkan terdapatnya rembasan minyak dengan struktur antiklin, seperti
di pulau Gespe yang terdapat di sungai St. Lawrence. Pada tahun 1847 di
Glasgow Inggris untuk pertama kali mengolah minyak bumi menjadi minyak
lampu yang menggantikan lilin yang merupakan sumber penerangan utama
pada saat itu. Sejak saat itu, minyak menjadi bahan yang banyak dicari oleh
pengusaha. Hal ini menimbulkan ide bagi Kolonel William Drake untuk
membor minyak yang dapat diproduksikan secara komersiil.
Tahun 1859 merupakan saat bersejarah yang sangat penting, yaitu saat
permulaan timbulnya industri minyak. Pengeboran dilaksanakan di Titusville,
negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat, dan minyak berhasil ditemukan
serta di produksikan dari kedalaman 69 kaki. Pemboran dilakukan di dekat
suatu rembasan atau sumber minyak bumi ,dan ternyata dapat dihasilkan
produksi yang lebih besar daripada yang keluar dari rembasan. Sejak saat
itulah pemboran merupakan satu-satunya cara untuk mengexploitasi dan
mengexplorasi minyak bumi secara komersiil.
Pada tahun 1860, Henry D. Rogers mengemukakan bahwa akumulasi
minyak bumi terdapat pada sumbu antiklin. B.B Andrews mengemukakan pula
terdapatnya minyak dan gas bumi sepanjang sumbu antiklin di dekat Cairo, di
nagara bagian Virginia Barat. Akan tetapi diterangkannya bahwa akumulasi
minyak dan gas bumi merupakan hasil retakan yang terjadi di atas sumbu
antiklin yang batuannya telah dihancurkan oleh pengangkatan dan pelipatan.
Prof. Alexander Winchell dari Universitas Michigan pada tahun 1960
berpendapat bahwa batu pasir sendiri cukup mempunyai porositas untuk
mengandung minyak tanpa adanya retakan.
Pada tahun 1861 Sterry Hunt menyatakan secara resmi Teori Antiklin
dalam suatu ceramah di Montreal, Canada dan dipublikasikan dalam suatu
majalah bernama Montreal Gazette pada tanggal 1 Maret 1861. I.C White
adalah ahli geologi pertama yang berani mendemonstrasikan kebenaran Teori
Antiklin unuk akumulasi minyak dan gas bumi, dan mendatangi suatu lapangan
dan menunjukkan lokasi pada struktur tersebut dengan berhasil.
Pada tahun 1889, E. Orton memeberikan suatu karya lengkap mengenai
geologi minyak dan gas bumi, dimana antara lain ia berkesimpulan bahwa
minyak bumi berasal dari zat organik. Pada tahun 1987 dimulailah pencarian
14
minyak bumi oleh perusahaan Southern Pacific Oil Company. Pada awal abad
ke-20, perusahaan minyak bumi Amerika Serikat telah mempunyai bagian
geologi sebagai Exploration Departement. Pada tahun 1917 para ahli geologi
Amerika mendirikan The American Association of Petroleum Geologist yang
mengkhususkan diri pada pencarian minyak dan gas bumi.
Maja, Majalengka, Jawa Barat, oleh seorang pengusaha asal Belanda bernama
Jan Reerink. Namun usaha pemboran yang dilakukan di dekat suatu rembasan
akhirnya mengalami kegagalan.
Penemuan sumber minyak yang pertama di Indonesia ialah pada tahun
1883, yaitu dengan ditemukannya lapangan minyak Telaga Tiga dan Telaga
Said di dekat Pangkalan Brandan di Sumatera Utara oleh seorang Belanda
bernama A.G Zeijlker. Penemuan ini disusul oleh penemuan lain, yaitu
lapangan minyak di Pangkalan Brandan dan Telaga Tunggal. Pada waktu yang
bersamaan juga ditemukan lapangan minyak Ledok di Cepu, Jawa Tengah.
Minyak hitam di dekat Muara Enim di Sumatera Selatan, dan Riam Kiwa di
daerah Sanga-Sanga di Kalimantan. Penemuan sumber minyak Telaga Said
oleh A.G Zeijlker merupakan modal pertama bagi berdirinya suatu perusaaan
yang dewasa ini dikenal dengan nama Shell.
Menjelang akhir abad ke-19 terdapat 18 perusahaan asing yang
beroperasi di Indonesia. Pada tahun 1902 didirikan suatu perusahaan terbatas
bernama Koninklijke Petroleum Maatschappij yang dimodali oleh penemuan
A.G Zeijlker di Sumatera utara tersebut. Kemudian perusahaan ini bergabung
dengan Shell Transport Trading Company dan dilebur menjadi satu perusahaan
yang dinamakan The Asiatic Petroleum Company atau Shell Petroleum
Company. Pada tahun 1907 didirikan Shell Group yang terdiri dari Bataafsche
Petroleum Maatschappij (BPM) dan Anglo Saxon.
Pada tahun 1912 perusahaan Amerika mulai masuk ke Indonesia dengan
mendirikan perusahaan N.V Standard Vacuum Petroleum Maatschappij yang
mempunyai cabang di Sumatera Selatan bernama Nederlandsche Koloniale
Petroleum Maatschappij (NKPM) yang setelah peran kemerdekaan berubah
menjadi P.T Stanvac Indonesia. Perusahaan ini menemukan lapangan minyak
Pendopo pada tahun 1921 di Sumatera Selatan yang merupakan lapangan
minyak terbesar di Indonesia pada saat itu.
Untuk mengimbangi perusahaan Amerika yang masuk pada saat itu,
pemerintah Belanda mendirikan perusahaan gabungan antara pemerintah dan
Bataafsche Petroleum Maatschappij, yaitu Nederlandsche Indische Aardolie
Maatschappij, yang setelah perang dunia II menjadi P.T Permindo dan
kemudian pada tahun 1961 menjadi P.N Pertamina.
17
Pada tahun 1920 masuk dua perusahaan Amerika yang baru yaitu Standard
Oil of California dan Texaco, yang pada tahun 1930 membentuk Nederlandsche
Pacific Petroleum Mij (NPPM) dan sekarang telah mejelma menjadi P.T Caltex
Pasifik Indonesia. Perusahaan ini mengadakan eksplorasi secara besarbesaran pada tahun 1935 di Sumatera Tengah dan menemukan lapangan
minyak Sebangga pada tahun 1940 serta lapangan minyak Duri tahun 1941. Di
daerah konsesi perusahaan ini, tentara Jepang menemukan lapangan minyak
raksasa Minas pada tahun 1944 dan dibor kembali oleh Caltex pada tahun
1950.
Pada tahun 1935 untuk mengeksplorasi minyak bumi di Irian Jaya dibentuk
sebuah perusahaan gabungan antara BPM, NPPM, NKPM, dan satu anak
perusahaan diberi nama Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Mij (NNGPM)
dengan hak mengadakan eksplorasi minyak bumi selama 25 tahun. Pada tahun
1938 lapangan minyak klamono ditemukan, disusul dengan lapangan minyak
Wasian, Mogoi, dan Sele. Namun, perusahaan ini tidak berhasil menemukan
lapangan minyak yang berarti, dan pada tahun 1960 diserahterimakan kepada
perusahaan SPCO dan kemudian diambil alih oleh Permina pada tahun 1965.
Ini adalah perkembangan industri minyak sebelum perang kemerdekaan.
Sejarah Metoda Eksplorasi di Indonesia
Di Indonesia pencarian minyak dilakukan mula-mula oleh Bataafsche
Petroleum Maatschappij (BPM) yang pada waktu itu bernama Koninklijke. Pada
saat perusahaan ini mulai beroperasi di Indonesia disewanya dua orang ahli
geologi yaitu Dr. C. Porro dan Dr. C. Schmidt yang kemudian menjadi guru
besar dalam ilmu geologi di Brussel. Pada awalnya hanya dilakukan pemetaan
geologi permukaan dengan mengadakan eksplorasi di sepanjang sungai unuk
mencari singkapan, dan kemudian dilakukan pemboran. Para ahli geologi
membuat peta geologi berdasarkan singkapan, terutama peta sruktur, dan
kemudian dilakukan suatu prognase dan pemboran eksplorasi. Hingga perang
dunia I eksplorasi sampai beribu meter merupakan suatu hal yang luar biasa.
Pada tahun 1910 mulai dilakukan pemboran inti dan pada tahun 1918 dilakukan
pemboran spiral tangan. Pemboran geologi yang lebih dalam menggunakan
mesin berbahan bakar bensin.
18
Pada tahun 1920 metode baru mulai dimasukkan di Indonesia yaitu metode
geofisika. Metode geofisika yang pertama kali digunakan adalah metode
gravitasi dan metode seismik, kedua metode ini dilakukan oleh Bataafsche
Petroleum Maatschappij (BPM) dalam eksplorasi minyak bumi. Namun, secara
luas metode gravitasi digunakan di Indonesia pada tahun 1924 setelah berhasil
baik di Amerika dan penggunaan metode seismik dilakukan di Indonesia sejak
tahun 1937. Permulaan pemakaian log pertama kali dilakukan oleh Perusahaan
Schlumberger bersamaan dengan penerapan mikropaleontologi di Indonesia.
Metode pemetaan udara dilakukan pertama kali di Indonesia pada tahun
1932, yaitu di Sumatera Selatan dan kemudian di Sumatera Utara pada tahun
1934. Pemetaan dilakukan oleh angkatan darat Hindia-Belanda dengan skala 1
: 10.000. Pada tahun itu pula dilakukan pemetaan udara secara besar-basaran
di Kepala Burung, Irian Jaya. Pemetaan udara berlangsung dari tahun 19351937. Pemetaan udara sangat membantu dalam interpretasi geologi daerah
tersebut. Pemetaan udara berikutnya dilakukan pada tahun 1938 di Kalimantan.
Perkembangan Industri Minyak Setelah Perang Kemerdekaan
Pada revolusi fisik tahun 1945-1950 terjadilah pengambilalihan semua
instalasi minyak oleh Republik Indonesia. Pada tahun 1945 didirikan P.T
Minyak Nasional Rakyat yang pada tahun 1954 berubah menjadi Perusahaan
Tambang Minyak Sumatera Utara. Pada tahun 1957 didirikan P.T Permina oleh
Kolonel Ibnu Sutuwo yang kemudian menjadi P.N Permina pada tahun 1960.
Pada tahun 1959 Nederlandsche Indische Aardolie Maatschappij menjelma
menjadi P.T Permindo yang kemudian pada tahun 1961 menjadi P.N Pertamin.
Pada waktu itu juga di Jawa Timur dan Jawa Tengah telah berdiri Perusahaan
Tambang Minyak Republik Indonesia yang kemudian menjelma menjadi P.N
Permigan dan setelah tahun 1965 dilikuidasi dan diambillah oleh P.N Permina.
Pada tahun 1961 sistem konsesi perusahaan asing dihapuskan dan diganti
dengan sistem kontrak karya.
Pada tahun 1964 perusahaan SPCO diserahkan kepada P.N Permina.
Tahun 1965 merupakan sejarah baru dalam perminyakan Indonesia dengan
dibelinya seluruh kekayaan Bataafsche Petroleum Maatschappij Shell oleh
P.N Permina. Pada tahun itu seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah
konsesi P.N Permina dan P.N Pertamin dan dimulainya sistem kontrak bagi
19
II.3 PENUTUP
II.3.1 SOAL LATIHAN
Setelah mahasiswa memahami isi
20
21
BAB III
HAKEKAT MINYAK DAN GAS BUMI
III.1 PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan ini diberikan sasaran umum yang hendak dicapai
dalam mempelajari materi ini yaitu untuk mengetahui hakekat dari minyak dan
gas bumi baik dari segi kimia maupun fisika dan mengetahui klasifikasi dari
minyak dan gas bumi. Adapun sasaran khusus yang hendak dicapai yakni :
Mahasiswa mempunyai pemahaman tentang apa yang dimaksud
hidrokarbon baik dalam bentuk padat, cair maupun hidrokarbon gas
Mahasiswa mampu menyebutkan sifat-sifat fisika dan kimia dari
hidrokarbon atau minyak bumi
Pada materi ini sangat penting sekali adanya informasi awal yang dimiliki
oleh mahasiswa terkait materi yang akan dipelajari. Untuk itu mahasiswa pada
pertemuan sebelumnya ditugaskan mencari literature yang terkait dengan
materi.
minyak
22
bensin atau kental seperti ter. Minyak bumi disebut sebagai sumber energi
nonrenewable
karena
memerlukan
waktu
berjuta-juta
tahun
untuk
pembentukannya. Kita tidak dapat membuat cadangan baru dari minyak bumi.
Minyak dan gas bumi yang merupakan senyawa hidrokarbon terdiri dari
unsur kimia sebagaimana tertera pada tabel III.1 berikut:
Tabel III.1: Susunan kimia minyak dan gasbumi dalam persen berat
Unsur
Gasbumi
Aspal
Minyak mentah
(Levorsen)
(Levorsen)
(Levorsen)
(Purdy)
Karbon (C)
65 80
80 85
82.2 87.1
83 87
Hidrogen (H)
1 25
8.5 11
11.7 14.7
11 25
Belerang (S)
Jejak 0.2
28
0.1 5.5
06
Nitrogen (N)
1 15
02
0.1 1.5
0 0.7
Oksigen (O)
0.1 4.5
0 0.5
Logam
0 0.1
Dari tabel diatas nampak bahwa, pada umumnya minyak bumi terdiri dari
80 hingga 85% unsur C atau karbon, 20 hingga 15% unsur H atau Hidrogen
sementara unsur lain seperti Oksigen, Nitrogen, Belerang, terdapat kurang dari
5% malah kadang-kadang kurang 1%.
Zat hidrokarbon merupakan senyawa yang beraneka ragam. Abraham
(1945) mengklasifikasikan zat hidrokarbon menjadi dua golongan yaitu bitumina
dan nonbitumina. Zat bitumina sering juga disebut sebagai petroleum. jadi ada
kesamaan pengertian antara petroleum dan zat bitumina, akan tetapi tidak
dengan zat hidrokarbon padat, pirobitumina dan lain-lain.
23
tak larut
bitumina
Cairan
Nonbitumina
padat
Dapat dilumerkan
Lumer
Minyak bumi
sukar dilumerkan`
Piro-bitumina
bebas oksigen
aspal
Lilin mineral
aspalit
3. ozokerit
4. Lilin montan
5. Hatcherrit
6. scheererit
9. Gilsonit cair
10. Argulit
pirobitumina
yang bersifat
aspal
14. Wurtzelit
13. Glance pitch 15. Elaterit
16. Albertit
17. Impsonit
18. Ingramit
mengandung
oksigen
Pirobitumina
yang bersifat
bukan aspal
19. gambut
20. Lignit
21. Batubara
disebut
Bitumina
bitumina
sedangkan
yang
tidak
larut
disebut
Yang bersifat cair disebut sabagai petroleum atau minyak bumi yang terdiri dari
semua minyak mentah yang didapatkan dari sumur pemboran ataupun yang
keluar sendiri pada permukaan sebagai rembasan, sedangkan yang bersifat
padat terbagi menjadi dua bagian yakni yang mudah melumer dan yang sulit
melumer. Yang mudah melumer dibagi menjadi lilin mineral dan aspal
sedangkan yang sukar melumer terdiri dari apa yang dinamakan aspalit.
Golongan nonbitumina dibagi menjadi yang dapat dilumerkan dan yang
tak dapat dilumerkan. Yang tidak lumer disebut sebagai piro-bitumina yang
terbagi menjadi yang bersifat aspal dan yang bersifat non-aspal seperti
batubara muda, dan batubara. Termaksud juga dalam piro-bitumina adalah
karogen yang tidak lain daripada zat organik yang tidak larut dan terdapat
dal;am batuan sedimen yang secara pirolisis dengan temperatur yang yang
sangat tinggi menghasilkan hidrokarbon.
Diagram Abraham juga memperlihatkan bahwa disebelah kiri kadar
hidrogen dalam hidrokarbon paling tinggi, sedangkan makin kekanan makin
berkurang dan kadar oksigen bertambah. Selain itu juga indeks bias dari kiri
kekanan makin meningkat, sedangkan titik lebur dan keatsirian (volatility) serta
kesempatan untuk membakar secara cepat makin kekanan makin kurang. Dari
diagram tersebut jelaslah bahwa minyak bumi hanya merupakan sebagian
hanya saja dari berbagai jenis hidrokarbon yang terdapat dalam alam. Namun
demikian minyak bumi adalah hidrokarbon yang paling penting karena
jumlahnya yang paling banyak diantara hidrokarbon lainnya.
sedangkan pirobitumina non aspal antara lain batubara muda, gambut, lignit
dan batu bara.
Hidrokarbon yang bersifat padat biasanya terdapat bersamaan satu
dengan yang lain. Misalnya lilin mineral banyak terdapat di dalam Green River
Formation, yang mengandung zat koragen. Lilin mineral biasanya terdapat
dalam bentuk urat-urat, begitupun aspaltit dan gilsonit dan juga pirobitumina
non-aspal misalnya wurtzelit. Semua zat ini seolah-olah kelihatan sebagai zat
kimia yang merupakan hasil pemerasan serpih minyak dan kemudian
didesakkan secara paksa kedalam rekahan sehingga membentuk terbentuknya
yang sebenarnya daripada hidrokarbon padat tersebut. Termaksud dalam
bitumina padat ini ialah pasir-ter(tarsand) dan minyak serpih (oil shale).
Dibeberapa tempat didunia, misalnya Kanada sebelah barat dan di
Venezuela, terdapat berbagai lapisan pasir yang telah dijenuhi dengan
hidrokarbon yang sudah kental dan setengah aspal. Lapisan pasir ini meliputi
luas ribuan kilometer persegi serta puluhan meter ketebalan dan merupakan
cadangan minyak terbesar didunia. Namun hidrokarbon ini sukar sekali
dipisahkan dari pasir untuk dapat ditampung. Misalnya di Kanada sebelah
barat, didapatkan lapisan pasir yang disebut Athabasca tarsand (McMurray
Sand). Cadangan minyak atau hidrokarbon yang terkandung didalam pasir-ter
ini meliputi milyaran barrel. Dewasa ini karena keadaan krisis minyak, kesulitan
memprosesnya sudah dapat diatasi dengan cara menguntungkan. Dengan
pemanasan atau dengan distalasi destruktif, minyak bumi dapat dihasilkan dari
pasir ter. Juga pernah dipikirkan untuk menggunakan suatu ledakan nuklir
untuk membebaskan minyak dari tarsand yang padat ini. Cara terbentuknya
pasir-ter atau Athabasca tarsand yang padat ini tidaklah begitu jelas tetapi
diduga berasal dari minyak bumi yang dihasilkan dari rembasan dan terjadi
bersama-sama pengendapan pasir tersebut.
Serpih minyak atau oil-shale adalah suatu serpih yang mengandung zat
organik yang jika dipanaskan pada temperatur tinggi (diatas 400oC) dengan
akan mengurai dan kemudian menghasilkan hidrokarbon cair yang serupa
dengan minyak bumi. Zat organik yang menghasilkan minyak pada suatu
pemanasan atau distilasi yang sifatnya destruktif disebut juga suatu pirobitumina,
sebagaimana
telah
dikatakan
kerogen. Suatu endapan serpih minyak yang terkenal adalah formasi Gren
River yang terdapat di Uinta-Basin, dinegara bagian Colorado, Utah dan
wyoming.
Serpih
yang
mengandung
karogen
ini
cukup
tebal
dan
dan
hanya
terutama hanya terdiri dari dua unsur yaitu karbon dan hidrogen, namun kedua
unsur ini dapat membentuk berbagai macam senyawa molekuler dengan rantai
panjang dan struktur lingkaran. Malah rantai yang terdiri dari pada C dan H
tersebut dapat bercabang-cabang ke berbagai arah dan dapat membentuk
berbagai macam struktur tiga dimensi. Dengan demikian C dan H ini dapat
membentuk molekul yang sangat besar dan jumlah karbon C dalam setiap
molekul dapat berjumlah puluhan bahkan secara teotitis bisa mencapai ratusan
bahkan ribuan. Sifat dari pada hidrokarbon untuk membentuk molekul yang
berlainan dengan susunan atau dengan rumus kimia yang sama disebut sifat
membentuk isomer.
Walaupun hidrokarbon dapat membuat isomer secara tidak terhingga,
namun ada aturan tertentu dalam cara pembuatan rantai panjang. Selain dapat
membuat rantai panjang dan struktur isomer, hidrokarbon juga dapat bersifat
jenuh dan tak jenuh. Yang dinamakan jenuh adalah jika salah satu valensinya
tidak diikat oleh atom hidrogen tetapi terdapat ikatan rangkap antara dua atau
tiga atom karbon. Contoh suatu hidrokarbon tidak jenuh adalah alken, yang
merupakan suatu ikatan valensi alkan. Misalnya etan dengan rumus C2H4,
karena dua valensi atom karbon diikat rangkap.
Ada beberapa aturan dalam susunan minyakbumi yang memudahkan
kita mempelajarinya, antara lain:
1. Pada umumnya minyak bumi hanya memperlihatkan susunan hidrokarbon
yang bersifat jenuh.
2. Hidrokarbon yang terdapat didalam bumi merupakan berbagai macam seri
homolog. Yang dimaksud dengan homolog adalah suatu seri susunan
hidrokarbon berdasarkan penambahan atom C membentuk suatu susunan
yang hampir sama akan tetapi rantainya menjadi lebih panjang ataupun
lingkarannya menjadi ruwet.
3. Dalam seri homolog biasanya terdapat beberapa keluarga homolog yang
disebut golongan isomer. Golongan ini biasanya terdiri dari rantai yang yang
menerus dari pada senyawa berbagai macam jenis minyak bumi. Anggota
pertama
dari
seri
homolog
selalu
terdapat
secara
lebih
banyak
terkonsentrasikan didalam minyak bumi dari pada anggota yang lebih besar
28
berat molekulnya. Malah pada beberapa minyak bumi anggota yang lebih
besar ini bisa hilang atau tidak ada sama sekali.
4. pada umumnya seri homolog dalam minyak bumi dapat dibagi menjadi dua
golongan besar, yakni:
a. I golongan asiklis atau alifat, juga disebut alkan atau parafin yang dibagi
menjadi 2 kelompok yakni seri parafin normal dan seri iso-parafin
b. II golongan siklis yang dibagi menjadi 3 kelompok yakni seri naften atau
siklo-parafin,
seri
aromat
dan
seri
aromat-sikloparafin-polisiklis
29
derajat APInya atau makin berat berat jenisnya , mutu minyak bumi itu kurang
baik karena lebih banyak mengandung lilin atau residu aspal.
Viskositas
Sifat penting lain dari pada minyak bumi adalah viskositasnya. Viskositas
merupakan daya hambatan yang dilakukan oleh cairan jika suatu benda
berputar pada cairan tersebut. Satuan viskositas adalah centipoise. pada
umumnya makin tinggi derajat API, makin ringan minyak bumi tersebut maka
makin kecil viskositasnya dan sebaliknya.
Titik Didih dan Titik Nyala
Titik didih minyak bumi berbeda-beda sesuai dengan gravitas APInya.
Kalau gravitasi API rendah, maka titik didihnya tinggi sedangkan kalau gravitasi
APInya tinggi maka titik didihnya rendah. Hal ini disebabkan karena minyak
bumi berderajat API rendah mengandung banyak fraksi berat (berat jenis tinggi)
dan dengan demikian titik didihnya tinggi sedangkan jika derajat APInya tinggi
maka lebih banyak mengandung fraksi ringan seperti bensin degan demikian
titik didihnya rendah.
Titik nyala adalah suatu titik temperatur dimana minyak bumi dapat
terbakar karena suatu percikan api. Makin tinggi gravitasi APInya titik didihnya
makin rendah, maka jelaslah flash-point juga makin rendah dan mudah dapat
terbakar karena percikan api.
Warna
Minyak bumi tidak selalu memperlihatkan warna hitam adakalanya malah
tidak berwarna sama sekali. Pada umumnya warna berhubungan dengan berat
jenisnya. Kalau berat jenisnya tinggi, warna jadi hijau kehitam-hitaman
sedangkan kalau berat jenisnya rendah warna jadi cokelat kehitam-hitaman.
Warna ini disebabkan karena berbagai pengotoran misalnya oksidasi senyawa
hidrokarbon karena senyawa hidrokarbon sendiri tidak memperlihatkan warna
tertentu.
Flurosensi
Minyak bumi memiliki sifat flurosensi yaitu jika terkena sinar ultra-violet
akan memperlihatkan warna yang lain dari warna biasa. Warna flurosensi
minyak bumi adalah kuning sampai kuning keemas-emasan dan kelihatan
sangat hidup. Sifat flurosensi ini sangat penting karena sedikit saja minyak bumi
30
Aktivitas Optik
Kebanyakan minyak bumi memperlihatkan aktivitas optik, yaitu suatu
daya memutar bidang polarisasi cahaya yang terpolarisasi. Kisaran rata-rata
adalah dari 0 sampai 0.2o.
Bau
Minyak bumi ada yang berbau sedap dan ada pula yang tidak, yang
biasa disebabkan oleh p-engaruh molekul aromat. Umumnya minyak bumi yang
berasal dari Indonesia tidak berbau sedap oleh karena senyawa nitrogen
ataupun belerang.
Nilai Kalori
Nilai kalori m inyak bumi adalah jumlah panas yang ditimbulkan oleh satu
gram minyak bumi yaitu dengan meningkatkan temperatur satu gram air dari
3.5 derajat celcius dan satuannya adalah kalori .
penyusun utama bumi. Selain itu terdapat juga hidrokarbon lainnya dalam
jumlah kecil seperti etan, propan, butan, pentan, heksan, dan dalam kasus
tertentu juga hekten , oktan, dan nonan. Hidrogen bebas jarang sekali
didapatkan dalam gas alam kecuali didaerah yang bersifat volkanik sedangkan
karbon monoksida dan gas yang tidak jenuh jarang sekali didapatkan. Metan
merupakan senyawa yang selalu terdapat didalamnya dan tidak dapat
dikondensasikan pada temperatur dan tekanan reservoir minyak, sedangkan
yang lainnya bisa didapatkan sebagai cairan.kerapatan gas bumi berkisar dari
0.554 (untuk metan) terhadap udara sampai lebih tinggi dari pada udara untuk
gas yang bersifat basah. Umumnya berkisar antara 0.6 sampai 0.90 jika
dibandingkan dengan udara.
32
Gas bumi juga dibagi atas gas kering danm gas basah tergantung dari pada
kadar cairan atau uap yang ikut didalamnya. Susunan kimia umum adalah
sebagai berikut:
1. Metan CH4, 82.3% (aktif)
2. Etan C2H6, 14.4% (aktif)
3. Karbon dioksida CO2, 0.5%
4. Nitrogen N, 2.8%
Pengotoran Dalam Gas
Pengotoran utama disebabkan oleh kadar Nitrogen, Karbondioksida, dan
Hidrogensul;fisa. juga helium dapat merupakan pengotoran yang terdapat
dalam jumlah yang relatif sangat kecil. jika kadar CO2 dan Nitrogen besar maka
gas tersebut mempunyai nilai yang lebih rendah karena juga nilai kalorinya
menjadi lebih rendah.
Helium merupakan gas ringan, tidak berbau, tidak berwana dan merupakan gas
mulia yang terdapat bersama-sama dengan gas alam pada keadaan temperatur
normal. Kadang-kadang didalam gas alam kadar helium cukup tinggi untuk
dapat diusahakan seperti yang didapatkan di AS yaitu dengan kadar berkisar
antara 1-8%, juga di Uni Sovyet ada kemungkinan gas tersebut didapat
bersama-sama dengan gas bumi.
Nitrogen, adanya kadar nitrogen yang tinggi dida;lam gas bumi mungkin sekali
merupakan sebagian udara yang terperangkap dengan sedimen. Sedikit sekali
dari nitrogen ini merupakan gas yang terbentuk dari zat organik sebagaimana
diperkirakan.
Hidrogensulfida, biasanya terdapat bersama-sama dengan gas bumi. gas ini
biasanya tidak berwarna dan memiliki bau yang tidak sedap. Gas bumi yang
mengandung Hidrogensulfida walaupun dalam jumlah kecil tidak baik untuk
dipergunakan sebagai bahan bakar umum, karena dapat meracuni dan
menyebabkan korosi dalam pipa.
Pemakaian Gas Bumi
Gas bumi dewasa ini diusahakan untuk tujuan komersil. Di massa
lampau gas bumi hanya dapat digunakan jika terdapat didekat daerah industri
atau diperkotan, melalui pip. Namun akhir-akhir ini dengan teknik pencairan,
33
terutama gas bumi yang mengandung molekul beratom C lebih besar sampai
C4-C5, dapat dimampatkan menjadi cairan yang disebut elpiji.
Berbagai Sifat Fisika Gasbumi
gas biasanya diukur dalam m3 atau kaki kubik dalam keadaan baku yaitu
pada temperatur 60.7oF dan tekanan 76 mmHg. Seringkali dipergunakan
temperatur 20oC. Volum gas biasanya dinyatakan dalam satuan ribuan yang
disingkat sebagai M.
III.3 PENUTUP
III.3.1 SOAL LATIHAN
1. Bila ditinjau dari segi kimianya, minyak dan gas bumi merupakan senyawa
hidrokarbon. Jelaskan apa maksudnya!
2. Sebagai agent of change, kita dituntut untuk mempelajari segala sesuatu
yang ada dibumi sehingga kita dapat memanfaatkannya untuk kehidupan
dimassa kini dan massa yang akan datang. Salah satunya adalah dengan
mempelajari tentang hakekat minyak dan gas bumi ini. Sejauh ini apa yang
anda pahami tentang hakekat minyak dan gas bumi.
34
BAB IV
CARA TERDAPATNYA MINYAK DAN GAS BUMI
IV.1 PENDAHULUAN
Sebelum mambahas materi tentang cara terdapatnya minyak dan gas
bumi maka perlu dikemukakan beberapa sasaran yang hendak dicapai setelah
mempelajari materi ini, yaitu :
Mahasiswa mengetahui sekaligus memahami tentang beberapa prinsip
dasar yang menyangkut cara terdapatnya migas
Mahasiswa bisa menjelaskan tentang macam-macam rembesan minyak
yang terkait dengan struktur bawah permukaan
Mahasiswa memahami bagaimana proses akumulasi migas dan cara
terdapatnya dalam suatu reservoir minyak
Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip utama dalam reservoir migas
yang terkait dengan penjebakan minyakbumi.
Mahasiswa memahami tentang kerangka geologi penyebaran minyak
dan gasbumi.
Dalam rangka pencapaian sasaran belajar ini maka dianjurkan agar
mahasiswa mengacu pada pengetahuan dasar geologi, geologi struktur dan
membaca beberapa referensi yang ada kaitannya dengan materi ini.
secara perlahan untuk kemudian membentuk suatu danau aspal, atau dapat
pula keluar secara aktif dari suatu gunung api lumpur. Sedangkan yang
termasuk tidak aktif lagi yaitu dapat berupa batu pasir yang dijenuhi oleh
bitumina yang merupakan residu penguapan fraksi ringan
dari suatu
Selain itu puls adanya rembesan mungkin berasosiasi dengan suatu reservoir
minyak dibawahnya yang mengalami kebocoran.
Pentingnya rembesan minyak dalam cekungan minyakbumi dapat terlihat
dari kenyataan bahwa cekungan sedimen penghasil minyak di dunia ini hampir
semuanya ditandai dengan adanya rembesan.
IV.2.2.1
daripada suatu tempat fluida tetapi karena hokum hidrostatika dank arena
asosiasinya dengan air maka bentuk wadah ini tidaklah terbuka ke atas tetapi
terbuka ke bawah. Bentuk perangkap yang terbuka ke bawah ini bisa dengan
berbagai macam cara yakni :
Terbuka seluruhnya ke bawah sebagaimana didapatkan pada perangkap
struktur misalnya pada sumbu antiklin
Setengah terbuka ke bawah misalnya suatu perangkap stratigrafi dimana
hanya sebagian saja dari bagian bawah perangkap tersebut terbuka
Tertutup sama sekali misalnya jika batuan reservoir sangat terbatas
penyebarannya sehingga berbentuk suatu lensa.
Batas bawah suatu akumulasi minyak tentu merupakan suatu permukaan air
yang mendorong minyak ke atas dan memojokkan minyak tersebut untuk tetap
berada dalam perangkap. Meskipun sifat komersil sangat tergantung pada
kondisi ekonomi serta kemajuan teknologi namun beberapa factor geologi juga
sangat menentukan ekonomis tidaknya suatu akumulasi minyakbumi. Faktorfaktor geologi tersebut antara lain :
Tebal lapisan reservoir, makin tebal tentu makin besar pula kemungkinan
untuk mendapatkan produksi yang besar sehingga kolom minyak yang
akan didapatkan juga menjadi lebih besar
Tutupan (closure), berlaku untuk perangkap struktur. Disini tutupan
berarti kolom minyak maksimal yang mungkin didapatkan dalam suatu
perangkap. Jika tutupan itu rendah atau sangat terbatas maka jumlah
minyak yang terkumpul juga sangat terbatas.
Penyebaran batuan reservoir. Jika batuan reservoir terbatas pada bagian
kecil perangkap maka hal ini tidak terlalu menguntungkan untuk
terdapatnya akumulasi yang sifatnya komersil
Porositas dan permeabilitas efektif, kedua sifat ini merupakan hal yang
sangat penting bahkan merupakan sifat khas dari batuan reservoir.
Besar kecilnya porositas menentukan besar kecilnya jumlah cadangan,
sedangkan besar kecilnya permeabilitas menentukan besar kecilnya
jumlah minyak yang dapat dikeluarkan.
Selain apa yang telah diuraikan maka unsure lain yang juga
mempengaruhi ada tidaknya minyakbumi adalah migrasi, waktu igrasi,
akumulasi, waktu akumulasi, batuan induk serta mulajadi.
38
besaran
tekanan
kapiler
tergantung
dari
tegangan
2 . cos
r
Dalam keadaan pori jenuh air dan adanya tekanan kapiler maka untuk
dapat masuknya gas atau minyak ke dalam pori-pori diperlukan suatu
tambahan tekanan yang dinamakan tekanan masuk (entry pressure) dan
tekanan penggeseran (displacement pressure).
Penjenuhan masing-masing fluida dalam batuan reservoir, di dalam
suatu reservoir jarang sekali minyak terdapat 100 % menjenuhi lapisan
reservoir.Biasanya air terdapat sebagai interstitial water yang berkisar
dari beberapa persen sampai kadang-kadang lebih dari 50 % tetapi
biasanya antara 10 30 %. Besarnya penjenuhan air didalam reservoir
minyak menentukan dapat tidaknya lapisan minyak itu diproduksikan.
Penjenuhan air dinyatakan sebagai Sw (water saturation). Jika Sw lebih
besar dari 50 % minyak masih dapat keluar akan tetapi pada umumnya
harus lebih kecil dari 50 %.
Tekanan reservoir minyak dan gas bumi terutama ditentukan oleh
kedalamannya, makin dalam makin tinggi temperaturnya. Dilain fihak
nilai dari temperature ini ditentukan oleh gradient panasbumi. Gradien
panasbumi didefinisikan sebagai perbandingan antara temperature
formasi dikurang dengan temperature permukaan tahunan rata-rata
dibagi dengan kedalaman.
40
IV.3 PENUTUP
IV.3.1 SOAL LATIHAN
Setelah membahas materi yang berkaitan dengan cara terdapatnya minyak
dan gasbumi maka mahasiswa diminta memberikan jawaban atau ulasan
tentang pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1. Jelaskan bagaimana keterdapatan minyak dan gasbumi sebagai oil show
dan akumulasi komersil.
41
42
BAB V
BATUAN RESERVOIR
V.1 PENDAHULUAN
Dalam mempelajari materi tentang batuan reservoir ini sasaran umum
yang hendak dicapai ialah agar mahasiswa mempunyai pemahaman yang luas
tentang peranan batuan reservoir dalam hal cara terdapatnya minyak dan gas
bumi. Adapun sasaran khususnya yaitu :
1. Agar
mahasiswa
mengetahui
pengertian
batuan
reservoir
serta
Batuan beku (igneous rock), yaitu batuan yang terbentuk sebagai hasil
dari kumpulan mineral-mineral silikat hasil penghabluran magma yang
mendingin (Walter T Huang, 1962). Berdasarkan teksturnya batuan beku ini
bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan
antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya.
Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang
relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar.
Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang
sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya
terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat
letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya
adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
Granit
Gabbro
Permeabilitas
Permeabilitas adalah suatu sifat batuan reservoir untuk dapat meluluskan
cairan melalui pori-pori yang berhubungan, tanpa merusak partikel pembentuk
atau kerangka batuan tersebut.
Defenisi permeabilitas dapat ditulis dalam persamaan :
Dimana
dinyatakan
dalam
centimeter
per
sekon,
dalam
darcy
adalah
48
49
Gb V.3 Pengaruh pemilahan dan matrix terhadap porositas dan permeabilitas dalam greywacke
atau
50
1.
makin
besar
dan
kerenanya
3. Batu pasir Marine yaitu bastu pasir yang diendapkan dalam laut misalnya
batupasir pparan, lensa pasir neritik dan turbidit.
Ukuran dan Bentuk : Ukuran suatu lapisan reservor dapat dinyatakan dalam
tebal dan luas. Tebal uatu lapisan reservoir, baik lapisan itu batupasir maupun
batu gamping, dapat berkisar antara 1,5 sampai 500 meter. Berbagai paenulis
telah
membuat
penggolongan
ukuran
serta
bentuk
abtuan
reservoir.
V.3 PENUTUP
V.3.1 SOAL LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan batuan reservoir ?
2. Sifat-sifat fisis apa yang harus dimiliki oleh suatu batuan reservoir.
3. Sebutkan lima jenis batuan yang biasanya termasuk batuan reservoir,
serta jelaskan bagaimana karakteristik dari batuan tersebut sehingga
termasuk kedalam batuan reservoir
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1981, Geofisika Eksplorasi Terbatas, Pendidikan dan Pelatihan
Geofisika Terbatas, Bandung, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Koesoemadinata, R.P, 1978, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Bandung, Penerbit
ITB.
Magetsari, N. A.,-, Geologi Fisik, Bandung, Penerbit ITB.
52
BAB VI
PERANGKAP RESERVOIR
VI.1 PENDAHULUAN
Perangkap reservoir merupakan unsur paling penting dalam cara
terdapatnya minyak dan gasbumi. Malahan explorasi atau pencaharian minyak
dan gasbumi sampai kini ditujukan kepada pencaharian perangkap. Dalam
pembahasan materi ini sasaran yang ingin dicapai ialah :
Mahasiswa memahami pengertian suatu perangkap reservoir dan arti
penting dari keberadaan perangkap reservoir tersebut.
Mahasiswa mampu memberikan gambaran tentang jenis-jenis perangkap
reservoir serta kondisi geologis yang ikut dalam pembentukan perangkap
tersebut.
Untuk mencapai sasaran tersebut mahasiswa harus memiliki pemahaman
yang baik tentang materi-materi yang disajikan dalam mata kuliah yang sangat
mendukung mata kuliah ini misalnya geologi dasar, geotektonik dan geologi
struktur.
terjebak atau tersangkut dalam suatu keadaan sehingga tidak bisa lepas lagi.
Hal ini disebabkan karena walaupun minyak merupakan suatu fasa tersendiri,
namun selalu berada bersama-sama dengan air (air formasi). Menurut Teori
Potensial yang dikemukakan dalam Koesoemadinata,1980 menyatakan bahwa
adanya perbedaan fisik antara minyak dengan air yang tidak saling melarutkan
dan terutama juga perbedaan berat-jenis kedua zat itu, maka minyak akan
selalu naik ke atas dan menurut teori akan mencari ternpat dengan potensi
yang paling rendah.
dalam
litologi pada
suatu
lapisan
reservoir
dalam
batu
lain
sehingga
merupakan
penghalang
permeabilitas
54
hidrokarbon.
Pada
tipe
yang
lain,
terjadi
perubahan
permeabilitas dan porositas pada reservoir itu sendiri. Pada reservoir yang
telah mencapai puncaknya yang tidak sarang dan impermeabel, yang
dimana pada bagian bawahnya sarang dan permeabel serta terdapat
hidrokarbon. Pada bagian yang lain menerangkan bahwa minyak bumi
terperangkap pada reservoir itu sendiri yang Cut Off up-dip, dan mencegah
migrasi lanjutan, sehingga tidak adanya pengatur struktur yang dibutuhkan.
Variasi ukuran dan bentuk perangkap yang demikian mahabesar, untuk
memperpanjang pantulan lingkungan pembatas pada batuan reservoir
terendapkan.
56
57
2.Perangkap Struktural
Jenis perangkap selanjutnya adalah perangkap struktural, perangkap
ini Jebakan tipe struktural ini banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi
perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang
merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang
paling asli dan perangkap yang paling penting, pada bagian ini berbagai
unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoar
sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan oleh gejala tektonik atau
struktur
seperti
pelipatan
dan
patahan
(Koesoemadinata,
1980).
a. Jebakan Patahan
Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan batuan.
Jebakan ini terjadi bersama dalam sebuah formasi dalam bagian patahan
yang bergerak, kemudian gerakan pada formasi ini berhenti dan pada saat
yang bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan terjebak pada
daerah patahan tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel
yang pada satu sisinya berhadapan dengan pergerakan patahan yang
bersifat sarang dan formasi yang permeabel pada sisi yang lain. Kemudian,
minyak bumi bermigrasi pada formasi yang sarang dan permeabel. Minyak
dan gas disini sudah terperangkap karena lapisan tidak dapat ditembus
pada daerah jebakan patahan ini.
58
b.Jebakan Antiklin
Kemudian, pada jebakan struktural selanjutnya, yaitu jebakan
antiklin, jebakan yang antiklinnya melipat ke atas pada lapisan batuan, yang
memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan. Minyak dan gas bumi
bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada lapisan yang permeabel,
serta naik pada puncak lipatan. Disini, minyak dan gas sudah terjebak
karena
lapisan
yang
diatasnya
merupakan
batuan
impermeabel.
59
3. Perangkap Kombinasi
Kemudian perangkap yang selanjutnya adalah perangkap kombinasi
antara struktural dan stratigrafi. Dimana pada perangkap jenis ini
merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau menjebak
minyak bumi. Dan, pada jenis perangkap ini, terdapat lebih dari satu jenis
perangkap yang membentuk reservoar. Sebagai contohnya antiklin
patahan, terbentuk ketika patahan memotong tegak lurus pada antiklin.
Dan, pada perangkap ini kedua perangkapnya tidak saling mengendalikan
perangkap itu sendiri.
60
4. Perangkap Hidrodinamik
perpindahan.
Kemudian
perangkap
ini
digambarkan
pergerakan air yang biasanya dari iar hujan, masuk kedalam reservoar
61
VI.3 PENUTUP
VI.3.1 TUGAS LATIHAN
Setelah anda membahas materi dalam bab ini maka silahkan anda
mengerjakan beberapa hal berikut ini :
1. Apa pengertian dari perangkap reservoir
2. Sebutkan jenis-jenis dari perangkap reservoir migas
3. Jelaskan peranan dari perangkap reservoir terhadap akumulasi dari
minyak dan gas bumi.
4. Carilah beberapa contoh gambar perangkap reservoir migas dan analisis
faktor-faktor geologis yang menyebabkan pembentukan dari bentuk
perangkap tersebut.
VIVvvhhhhhy
62
BAB VII
ASAL MINYAK DAN GAS BUMI
VII.1 PENDAHULUAN
Pembahasan tentang asal minyak dan gas bumi memiliki sasaran
sebagai berikut :
Mahasiswa mempunyai pemahaman tentang teori-teori pembentukan
minyak dan gas bumi.
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang teori organik dan teori
anorganik.
Mahasiswa mempunyai pemahaman tentang proses-proses akumulasi,
pengawetan dan transformasi dari zat organik.
identifikasi
minyak
minyak
Pemahaman
pembentukan
bumi
lainnya.
tentang
minyak
proses
bumi
akan
menginterpretasikan
identifikasi.
Ada
banyak
hasil
hipotesa
dengan
proses
terbentuknya
bumi.
Pernyataan
tersebut
Variasi lain dari teori ini adalah adanya besi yang panas dalam kerak bumi,
yang karena aksi karbondioksida dan hidrogensulfida menghasilkan juga reaksi
yang serupa. Air yang mengandung asam karbonat biasanya datang dari laut
yang masuk ke dalam kerak bumi melalui rekahan-rekahan.
4. Hipotesa Kimia
Pada tahun 1964 di Amerika Serikat, Marx mengemukakan teori baterai,
yang menyatakan bahwa di bawah kerakbumi terdapat suatu kombinasi antara
air, grafit dan sulfida besi yang bertindak sebagai suatu baterai yang besar,
dengan grafit bertindak sebagai penyaluran aliran listrik. Sebagai akibat reaksi
ini, air terurai dan menghasilkan hidrogen yang bereaksi dengan grafit untuk
membentuk hidrokarbon.
Proceedings of the National Academy of Sciences, studi tersebut
menjelaskan bagaimana peneliti menggabungkan tiga materi abiotik (tak hidup)
-- air (H2O), batu kapur (CaCO3), dan besi oksida (FeO) -- dan menghancurkan
campuran tersebut bersama-sama dengan tekanan yang sama dengan di
bawah permukaan bumi. Proses ini menghasilkan metana (CH4), komponen
paling besar dalam gas alam.
66
zat yang sangat menyerupai hemoglobin yang terdapat dalam darah dan
zat klorofil dalam daun-daunan.
3) Susunan hidrokarbon yang terdiri dari unsur H dan C sangat mirip
dengan zat organik yang terdiri dari H, C dan O.
4) Hidrokarbon terdapat di dalam sedimen resen. Hal ini berhubungan
dengan asosiasi minyakbumi dengan sedimen, sedangkan diketahui pula
bahwa zat organik banyak terdapat didalam lapisan sedimen.
5) Secara praktis lapisan minyak didapatkan setelah kambrium sampai
pleistosen.
3. Pagar Cox
Pada umumnya dalam proses pembentukkan minyakbumi terdapat tiga
stadium atau fasa:
1) Pembentukannya sendiri yang terdiri dari:
a. Pengumpulan zat organik di dalam sedimen
b. Pengawetan zat organik di dalam sedimen
c. Transformasi zat organik menjadi minyakbumi
2) Migrasi daripada minyakbumi yang terbentuk dan tersebar di dalam
batuan sedimen ke perangkap dimana minyak terdapat.
3) Akumulasi daripada tetes minyak yuang tersebar di dalam lapisan
sedimen sehingga berkumpul menjadi akumulasi komersil.
Beberapa garis utama daripada pagar cox ini adalah:
1) Minyakbumi selalu terdapat dalam batuan sedimen dan pada umumnya
sedimen marin. Hedberg (1964) juga memperlihatkan bahwa banyak
kasus yang menunjukkan bahwa minyakbumi itu terdapat dalam batuan
sedimen non-marin.
2) Minyakbumi merupakan campuran kompleks hidrokarbon. Secara unsur
maka susunannya adalah seragam, yaitu 15% hidrogen dan 85%
karbon.
3) Minyakbumi terdapat dari umur kambrium sampai pleistosen.
4) Temperatur reservoir rata-rata ialah 1070c dan secara kekecualian dapat
mencapai 1410c. Juga temperatur yang lebih rendah dapat dialami
minyakbumi.
68
oleh
hadirnya
porfirin
dan
unsur
belerang.
Juga
sedimen
halus
secara
cepat
yang
memberikan
pengawetan kepada zat organik dan juga memberikan matriks yang kaya
air untuk proses diagenesa
Adanya rongga reservoir pada waktu kompaksi
Selain itu Hedberg menekankan pula pentingnya ada cekungan yang
terbatas dengan sedikit sirkulasi air.
4. Data Geokimia
Berbagai data geokimia memberikan beberapa keterangan mengenai
terjadinya minyakbumi
1) Minyakbumi mengandung beberapa senyawa yang memperlihatkan
kesamaan struktur terhadap zat organik yang diisolir dari hewan dan
tumbuh-tumbuhan
2) Beberapa komponen minyakbumi termasuk kompleks porfirin, tidak stabil
pada temperatur 250 sampai 3000 c
3) Parafin normal merupakan susunan utama minyakbumi.
4) Dengan sedikit kekecualian, minyakbumi tidak mengandung lebih dari
0,5 persen nitrogen dan 1,0 persen oksigen.
69
Jumlah bahan organik terlarut dalam air laut biasanya melebihi rata-rata
bahan organik tidak terlarut. Hanya berkisar 1/5 bahan organik tidak terlarut
terdiri dari sel hidup. Semua bahan organik ini dihasilkan oleh organisme hidup
melalui proses metabolisme dan hasil pembusukan.
Adapun peranan bahan organik di dalam ekologi laut adalah sebagai berikut :
-
Sumber vitamin
70
memiliki
peranan
penting
dalam
mengatur
kehidupan
fitoplankton di laut.
Bahan organik terlarut dalam air laut.
-
Bahan organik terlarut dalam air laut berasal dari empat sumber utama yaitu :
Daratan
Bahan organik terlarut dari daratan diangkut ke laut melalui angin dan
sungai. Bahan organik terlarut yang berasal dari air sungai, bisa
mencapai 20 mgC/l, terutama berasal dari pelepasan humic material dan
hasil penguraian dari buah-buahan yang jatuh di tanah. Penambahan
bahan organik secara perantara alami dalam bentuk sewage (kotoran)
dan buangan industri. Sebagian besar sudah siap dioksidasi dan segera
membusuk karena bakteri dalam air laut. Namun dalam batasan badan
71
72
dalam
laut
terdiri
dari
ganggang,
jamur,
bakteri,
bahwa
tumbuh-tumbuhan
tingkat
tinggi
akan
lebih
banyak
karena rangkaian karbonnya juga semakin kompleks. Setelah ganggangganggang ini mati, maka akan teredapkan di dasar cekungan sedimen.
Keberadaan ganggang ini bisa juga di laut maupun di sebuah danau. Jadi
ganggang ini bisa saja ganggang air tawar, maupun ganggang air laut. Tentu
saja batuan yang mengandung karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di
danau, di delta, maupun di dasar laut. Batuan yang mengandung banyak
karbonnya ini yang disebut Source Rock (batuan Induk) yang kaya
mengandung unsur Carbon (high TOC-Total Organic Carbon).
Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini
sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan
mengandung minyak atau gasbumi. Kalau saja karbon ini teroksidasi maka
akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak mungkin dimasak.
Proses pengendapan batuan ini berlangsung terus menerus. Kalau saja daerah
ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain diatasnya,
maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Tentu saja kita
tahu bahwa semakin kedalam atau masuk ke bumi, akan bertambah suhunya.
74
untuk
mengawetkannya.
Keadaan
yang seperti
itu
yang
sirkulasi air yang cepat sehingga oksigen tidak ada. Dengan demikian zat
organik akan terawetkan.
Daerah pantai dan mulut sungai
Kehidupan yang berlangsung dengan subur dan pengendapan yang cepat,
terutama terdapat di daerah pantai dan mulut sungai. Perairan pantai biasanya
memproduksi 50 kali lebih banyak zat organik daripada laut terbuka, terutama
daerah muara. Ini disebabkan karena sungai membawa zat makanan dari
daratan yang akan menarik banyak sekali jasad.
Daerah lain yang dapat sangat kaya zat organik adalah daerah dimana
terdapat pemunculan air dari dasar laut ke permukaan (upwelling currents).
Aliran ini membawa air dingin dari dalam yang besar sekali yang naik ke
permukaan dan membawa banyak zat makanan. Daerah seperti itu merupakan
tempat kehidupan yang subur, sehingga jasad yang kemudian mati dapat
merupakan sumber zat organik.
Jaringan organik yang mati jatuh pada dasar laut dan membentuk suatu zat
yang dinamakan zat sapropel, yaitu suatu zat organik yang setengah
membusuk dan terutama terdiri dari sisa-sisa binatang dan tumbuh-tumbuhan
laut yang terakumulasi pada dasar laut. Cekungan ini biasanya terdapat dalam
keadaan anaerob.
75
Di tengah danau terdapat suatu daerah anaerob yang sangat dalam dengan
sedimen berwarna hitam sampai ketebalan beberapa inci dan sangat berbau
hidrogensulfida. Makin ke tengah danau kadar karbon organik bertambah atau
meningkat, sampai lebih dari 5 %. Sedimentasi danau (lakustrin) ditentukan
oleh ukuran danau, kimiawi air, jumlah allochtonous yang dibawa sungai.
Pada danau terbuka keseimbangan antara air masuk dan pengendapan
dengan air keluar dan penguapan Allochtonous dibawa oleh aliran sungai, dan
karakter
sedimen
adalah
masukan
bahan
tumbuhan
darat.
Dapatlah
77
organik
Suatu kasus istimewa dari cekungan evaporit yang terhalang dari laut
terbuka dimana kebanyakan cadangan minyakbumi rupanya berasosiasi
secara genetika .
Cadangan minyakbumi yang besar didapatkan dalam reservoir karbonat
yang menyerupai terumbu yang juga sebagian berasal dari lingkungan
yang setengah tertutup.
Danau daratan merupakan suatu keadaan yang tidak jauh berbeda
dengan keadaan yang telah dikemukakan di atas.
Kadar zat organik yang terdapat dalam batuan sedimen ternyata berkisar
antara 1,3 sampai 1,7 % atau rata-rata 1,5 %.
Litologi ternyata juga berpengaruh terhadap kadar zat organik. Semua
jenis batuan sedimen ternyata mengandung zat organik, tetapi yang
paling banyak yaitu di dalam batuan serpih dan gamping.
Warna juga merefleksikan kadar zat organik. Makin gelap warna batuan
sedimen terutama batuan serpih, kadar zat organiknya makin tinggi.
Trask tidak menemukan minyak bebas di dalam batuan sedimen,
kecuali di dalam batuan reservoir dan dalam batuan serpih yang berada
langsung di atas batuan reservoir.
yang
dilakukan
oleh
whitehead
(1954)
membuktikan
mempunyai
potensi
besar
dalam
proses
pembentukan
VII.3 PENUTUP
VII.3.1 TUGAS
Setelah mempelajari materi ini silahkan anda memberikan penjelasan
tentang pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang dimaksud dengan teori organik dan anorganik terkait dengan
proses pembentukan minyak dan gas bumi.
2. Pada umumnya dalam proses pembentukan minyak bumi terdapat tiga
stadium atau fasa, uraikan ketiga stadium tersebut!
3. Jelaskan apa bagaimana karakteristik lingkungan yang baik untuk
terdapatnya kehidupan dan pertumbuhan yang banyak serta pengawetan
dari zat-zat organik.
DAFTAR PUSTAKA
Fagan, A., 1991. An Introduction To The Petroleum Industry. Government of
Newfoundland And Labrador. Department of Mines And Energy.
Hardjono, A., 2007. Teknologi Minyak Bumi, Cetakan kedua, Yogyakarta: UGM
Press.
Hasan, A., 1985. Gas and Oil Separation and Process, PT. TRIEC.
Koesoemadinata, R.P, 1978, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Edisi 2 jilid 2,
Bandung, Penerbit ITB.
Magetsari, N. A.,-, Geologi Fisik, Bandung, Penerbit ITB.
80
BAB VIII
BATUAN INDUK, PEMATANGAN, MIGRASI SERTA AKUMULASI
MINYAK DAN GAS BUMI
VIII.1 PENDAHULUAN
Ada beberapa sasaran yang hendak dicapai setelah mempelajari materi
dalam bab ini yaitu :
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep tentang batuan
induk
Mahasiswa mampu menguraikan tentang proses pematangan minyak
dan gas bumi
Mahasiswa mampu menguraikan proses migrasi serta akumulasi minyak
dan gas bumi.
Dalam proses pembelajaran tentang materi ini ada beberapa hal penting
yang perlu diperhatikan yaitu :
Mahasiswa diharapkan membaca materinya sebelum masuk ke ruang
kuliah untuk memperlancar proses diskusi yang terjadi selama proses
belajar mengajar berlangsung.
Mahasiswa diharapkan telah memiliki referensi pendukung lainnya yang
nantinya akan memperkaya informasi tentang materi ini.
organik tersebut diubah menjadi minyak dan gas bumi dan diperas keluar untuk
bermigrasi ke batuan rservoir.
VIII.2.1 Konsepsi Batuan Induk
Dalam konsepsi ini diperlukan suatu ciri tertentu untuk mengetahui ciri
batuan induk dan cara mengidentifikasinya. Pada umumnya batuan induk
dibayangkan sebagai batuan serpih berwarna gelap, kaya akan zat organik
dan biasanya diendapkan di lingkungan marin.
Beberapa penyelidikan tentang batuan induk memperlihatkan bahwa semua
batuan sedimen mengandung zat organik, terutama dalam bentuk karogen
walaupun
hidrokarbon
dan
aspal
ditemukan
(smith,1954
dalam
akan
berkurang
karena
minyaknya
telah
bermigrasi.
yang
yaitu
hidrokarbon
dan
Stadium 2
Stadium 4
ditarik kesimpulan bahwa makin dalam terdapatnya minyak bumi dan makin tua
umurnya maka makin meningkat perbandingan hidrokarbon dan karbonnya.
Namun untuk gas sebaliknya. Dalam hal ini sumber organik minyak bumi serta
lingkungan pengendapan batuan induk harus diperhitungkan, karena fasies
merupakan factor yang lebih kuat dibandingkan dengan kedalaman dan
umurnya.
Hubungan antara pematangan zat organik dengan pembentukan
migas
Terlepas dari persoalan apakah pendewasaan minyak bumi terjadi
dalam batuan induk atau di luar batuan induk banyak ahli mengemukakan
adanya hubungan langsung antara pengubahan termal zat organik yang
terdapat dalam batuan sedimen dengan jenis minyak atau gas bumi yang
terakumulasi diantaranya. Dalam hal ini harus dibedakan antara pengubahan
yang terjadi pada waktu diagenesa yang merupakan transformasi organik
dengan perubahan termal.
Zat organik yang terkumpul dalam sedimen pada waktu diagenesa
mengalami beberapa perubahan yang merupakan transformasi organik.
Perubahan terjadi ketika pada waktu transport , dengan adanya transformasi
kimia, pelarutan, pemilahan fisika, pencernaan dan pemrosesan oleh
organisme dan mekanisme koagulasi dan presitipasi.
Pada waktu pengendapan zat organik mengalami pengerjaan oleh
organism aerob dan anaerob tergantung pada ketersediaan oksigen. Dalam
keadaan oksidasi dan energy tinggi yang tinggal hanyalah bagian yang tahan
yang seringkali mengalami pengendapan berulang-ulang. Hasil organism
memegang peranan yang penting dalam pembentukan debris sapropel yang
amorf yang terutama terdiri dari bakteri, ganggang dan organisme lainnya.
Keadaan anaerob adalah relative, karena untuk reduksi selalu diperlukan
oksigen.
Perubahan termal zat organik mungkin dimulai dari temperature 100oC.
Perubahan temperature yang dapat menyebabkan mulainya metamorfisme dan
sangat berpengaruh pada zat organik yang terkandung dalam sedimen disebut
eometamorfisme. Tingkat atau derajat eometamorfisme dewasa ini lazim
85
VIII.2.4 Migrasi
Migrasi didefinisikan sebagai pergerakan minyak dan gas di bawah
permukaan. Migrasi primer merupakan sebutan untuk tahapan dari proses
migrasi, berupa ekspulsi hidrokarbon dari source rock (batuan sumber) yang
berbutir halus dan berpermeabelitas rendah ke carrier bed yang memiliki
permeabelitas
lebih
tinggi.
Akumulasi
merupakan
pengumpulan
dari
hidrokarbon yang telah bermigrasi dalam keadaan yang secara relatif diam
dalam waktu yang lama. Trap merupakan istilah dimana migrasi terhenti dan
akumulasi terjadi.
Jika minyakbumi berasal dari bahan organik dan tersebar dalam batuan
sumber, kemungkinan bentuk fisik minyakbumi yang terbentuk adalah berupa
tetes-tetes kecil. Karena itu untuk terjadinya suatu akumulasi diperlukan
pengkonsentrasian, antara lain keluarnya tetes-tetes tersebut dari reservoir dan
kemudian bergerak ke perangkap. Koesoemadinata (1980) menyatakan ada
beberapa faktor tertentu sebagai sumber tenaga untuk terjadinya migrasi
minyakbumi baik primer maupun sekunder, yaitu kompaksi, tegangan
permukaan, gravitasi pelampungan (buoyancy), tekanan hidrostatik, tekanan
gas, sedimentasi, dan gradien hidrodinamik.
Migrasi Primer
Saat ini, ada tiga mekanisme migrasi primer yang membawa perhatian
serius bagi kebanyakan ahli geokimia petroleum
(1923)
dan
Sokolov
(1964)
dalam
Koesoemadinata
(1980)
semakin kecil pori dari suatu batuan, semakin besar tekanan kapilaritasnya.
Gaya pelampungan bekerja untuk menggerakan hidrokarbon, tetapi tekanan
kapilaritas melawan gaya pelampungan tersebut. Sehingga apabila gaya
pelampungan yang bekerja lebih kecil dari pada tekanan kapilaritas, maka
migrasi dari hidrokarbon tidak akan terjadi. Aliran hidrodinamik yang merupakan
gaya ketiga yang menggerakan hidrokarbon dapat mengubah pergerakan dari
hidrokarbon, tetapi hal ini kurang mempengaruhi dasar bahwa gaya
pelampungan
dan
tekanan
kapilaritas
merupakan
faktor
utama
yang
pelampungan yang paling besar. Pergerakan ini awalnya menuju ke arah atas,
dan lalu mengikuti kemiringan carrier bed apabila hidrokarbon menemui lapisan
dengan permeabelitas kurang di atas carrier bed. Keberadaan struktur dan
perubahan fasies mungkin menyebabkan tekanan kapilaritas lebih dominan
daripada gaya pelampungan, sehingga arah migrasi mungkin akan berubah,
dan atau terhenti.
bertambah juga kolomnya dan gilirannya mendesak air ke bawah. Hal ini akan
terus terjadi sampai batas minyak-air mencapai spill point. Penambahan minyak
dan gas terus menerus akan menyebabkan pelimpahan (spilling) minyak ke
atas ke struktur selanjutnya. Pada fasa selanjutnya berhubung dengan
penambahan gas maka seluruh minyak didesak gas ke bawah sehingga
melimpah sampai habis dan perangkap sepenuhnya di isi oleh gas.
Gambar
VIII.1
Selain teori yang dikemukakan oleh Gussow, teori yang lainnya yaitu
Teori akumulasi King Hubbert. King Hubbert meninjau prinsip akumulasi
minyakbumi dari segi kedudukan energi potensial dan erat hubungannya
dengan perangkap hidrodinamik. Dalam hal ini minyakbumi baik dalam bentuk
tetes atau fasa yang menerus berada dalam lingkungan air akan selalu mencari
bagian reservoir yang terisolir dan secara lokal mempunyai potensial rendah.
Medan potensil dalam suatu reservoir yang terisi air merupakan resultan dari
dua gaya yaitu gaya pelampungan (buoyancy) dan gaya yang disebabkan
gradien hidrodinamik.
Waktu penjebakan merupakan hal yang tidak kalah pentingnya untuk
diketahui dalam lingkup materi ini. Penentuan waktu dalam sejarah geologi
mengenai kapan minyakbumi dapat terjebak bukan saja penting dalam segi
ilmiah akan tetapi juga dalam segi ekonomi. Suatu perangkap dapat terisi atau
89
VIII.3 PENUTUP
VIII.3.1 SOAL LATIHAN
Setelah kita membahas materi tentang batuan induk, proses pematangan,
migrasi serta akumulasi minyak dan gas bumi, diharapkan mahasiswa
memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1.
2.
Apa ciri-ciri atau karakteristik yang harus dimiliki oleh suatu batuan induk
3.
4.
5.
Jawa
Timur
Berdasarkan
Kajian
Anomali
Gravitasi,
Bandung.
90
Koesoemadinata, R.P., 1980, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Edisi kedua,
Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Widianto, E.,2008, Penentuan Konfigurasi Struktur Batuan Dasar dan Jenis
Cekungan dengan Data Gayaberat serta Implikasinya pada Target
Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi di Pulau Jawa, Disertasi S-3 ITB,
Bandung.
91
BAB IX
EKSPLORASI MINYAK DAN GAS BUMI
IX.1 PENDAHULUAN
Materi yang akan dibahas dalam bab ini merupakan materi yang sangat
menarik khususnya bagi mahasiswa prodi geofisika. Hal ini dikarenakan bidang
geofisika sangat terkait langsung dengan kegiatan eksplorasi migas. Untuk itu
ada beberapan sasaran yang hendak dicapai setelah mempelajari materi ini.
Sebagai sasaran umum ialah agar mahasiswa mengerti dan memiliki
pemahaman tentang tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam suatu
kegiatan eksplorasi. Adapun sasaran khususnya ialah :
Agar mahasiswa bisa menguraikan apa saja tahapan-tahapan yang
harus dilakukan dalam hal perencanaan eksplorasi
Agar
mahasiswa
mengetahui
faktor-faktor
apa
yang
harus
jika disuatu daerah telah diselidiki atau dieksplorasi dapatlah diketahui apakah
daerah itu mengandung cadangan minyak atau tidak. Mereka kemudian
mengharapkan bahwa dengan dilakukannya eksplorasi untuk seluruh daerah
tersebut misalnya seluruh daerah Indonesia, dapatlah diadakan inventarisasi
mengenai jumlah cadangan minyak bumi kita dan sampai kapan habisnya
minyak bumi ini. Namun, dilihat dari penjelasan sebelumnya jangankan
mengetahui seluk beluk cara terdapatnya minyak didalam suatu daerah apalagi
diseluruh Indonesia, sedangkan cara terbentuk dan terdapatnya minyakbumi di
dalam kerakbumi pun belum kita mengerti sedalam dalamnya ataupun
meramalkannya.
Beberapa konsepsi dari permulaan teori antiklin, perangkap statigrafi,
dan konsep mengenai hidrodinamika menunjukan bahwa pemikiran kita terus
menerus berkembang dan menghasilkan konsep baru tentang tempat
terdapatnya dan keadaan geologi minyakbumi. Contohnya, pencarian minyak
dan gasbumi di Amerika Serikat sudah berlangsung puluhan tahun dan
dilakukan oleh puluhan ribu ahli geologi dengan modal yang sangat besar serta
dengan menggunakan metoda yang paling modern, tetapi ternyata sampai kini
masih tetap dapat ditemukan cadangan baru di dalam daerah yang sudah
dieksplorasi walaupun makin lama cadangannya makin kecil dan makin sulit
untuk ditemukan.
IX.2.2 Urutan Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi
Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi tidak dibedakan antara survey
pendahuluan atau prospeksi dan eksplorasi sebagaimana dalam bidang
pertambangan. Yang diartikan eksplorasi minyak dan gas bumi dalam industry
minyak adalah semua kegiatan dari permulaan sampai akhir dalam usaha
penemuan dan penambahan cadangan minyak dan gasbumi yang baru.
Eksplorasi mencakup semua kegiatan yang merupakan bagian integral dalam
usaha pemcarian minyak bumi termasuk pemboran.
Urutan suatu operasi eksplorasi adalah sebagai berikut :
Perencanaan eksplorasi (exploration palnning)
Operasi survey lapangan
Penilaian dan prognosis prospek
Pemboran eksplorasi
93
Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan meliputi geologi regional yang menyangkut studi
Survey Detail
Tujuan Survey detail adalah untuk menentukan adanya tutupan, besar
kecilnya tutupan secara areal atau secara vertical serta bentuk perangkap
secara lebih teliti sehingga langsung diapat ditentukan titik lokasi pemboran
ekplorasi. Dari survey detail ini dapat dilakukan perkiraan volum minyak yang
bisa
diharapkan
secara
maksimal.
Metode
yang
sampai
sekarang
Prognosis
Yang dimaksud dengan Prognosis adalah rencana pemboran secara
terperinci serta ramalan mengenai apa yang akan ditemui waktu pemboran dan
pada kedalaman berapa. Prognosis ini meliputi lokasi yang tepat, kedalaman
terakhir, latarbelakang geologi, objektif dan lapisan reservoir yang diharapkan,
kedalaman puncak formasi yang akan ditembus, serta jenis survey lubang bor
yang akan dilaksanakan.
Dalam prognosis ini para ahli geologi harus bekerjasama dengan bagian
exploitasi dan bagian pemboran. Dalam hal ini para ahli geologi juga harus
dapat meramalkan antara lain :
Kedalaman terdapatnya kehilangan sirkulasi
Kedalaman terdapatnya gas tekanan tinggi
Kedalaman terdapatnya pemasukan air yang besar.
Acara Pemboran Lubang Kosong
Acara pemboran lubang kosong (Dry-hole program) adalah suatu program
yang menitikberatkan pemboran khusus untuk mendapatkan data geologi
secara luas, tetapi dengan harapan bahwa salah satu daripada pemboran akan
menghasilkan minyak. Jadi tujuannya adalah mendapatkan data geologi.
96
atau sumur eksplorasi adalah sumur yang dibor untuk menentukan apakah
terdapat minyak atau gas di suatu tempat yang sama sekali baru. Jika sumur
eksplorasi menemukan minyak atau gas, maka beberapa sumur konfirmasi
(confirmation well) akan dibor di beberapa tempat yang berbeda di sekitarnya
untuk
memastikan
apakah
kandungan
hidrokarbonnya
cukup
untuk
seluruh kegiatan
geologi. Tugas seorang ahli geologi jaga sumur ini antara lain adalah :
Memeriksa keratan sumur serta memplotnya dalam suatu log litologi.
Menentukan batas formasi yang telah dicapai pada waktu pemboran.
Menentukan pengambilan inti dan sebagainya.
Menyaksikan pelaksanaan penglogan listrik oleh perusahaan jasa teknik.
Mengadakan analisa terhadap log listrik, log litologi untuk penentuan
zona-zoa yang diharapkan menghasilkan minyak.
Penentuan selang-selang yang harus dilakukan perforasi dan pengujian
akan adanya minyak dan gas bumi.
Hasil suatu pemboran eksplorasi itu dapat digolongkan sebagai berikut :
Penemuan baru (Discovery) : misalnya sumur yang memproduksi minyak
secara menguntungkan, sumur yang menghasilkan minyak secara tidak
menguntungkan, dan sumur gas. Untuk mengetahui besar kecilnya
penemuan produksi yang didapatkan dari suatu sumur, dilakukan suatu
pengujian produksi yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Jika kita mendapatkan suatu sumur minyak yang tidak komersiil, dapat
berarti bahwa setidak-tidaknya suatu formasi tertentu telah terbukti
mengandung minyak. Tidak komersilnya suatu sumur dapat disebabkan
oleh berbagai factor, seperti tipisnya reservoir, kurangnya permeabilitas
ataupun juga lokasinya yang kurang tepat. Oleh karena itu, dengan
mempelajari geologi serta berbagai factor penyebab terdapatnya minyak
bumi, suatu prospek yang baru dapat diharapkan untuk mendapatkan
minyak yang bersifat produktif.
97
Kegagalan mekanik
explorasi.
Kegagalan Mekanik
Seringkali
kegagalan
explorasi
tidak
dapat
mencapai
objektifnya,
dilaksanakan.
Selain hal-hal yang telah diuraikan di atas masih ada hal lain yang juga
penting dalam mendukung tahapan ini yaitu adanya laporan tentang kegiatan
pemboran eksplorasi yang telah dilakukan. Laporan ini berupa hasil geologi
98
yang dicapai oleh pemboran dan juga berita acara pemboran oleh ahli teknik
pemboran. Bagian laporan itu menyangkut antara lain :
-
Geologi Produksi
Tugas seorang ahli geologi produksi pada umumnya adalah :
-
Reevaluasi Daerah
Hasil suatu acara pemboran explorasi memberikan tambahan data yang
berharga dan jelas harus dipelajari serta ditambahkan pada data yang telah ada
untuk mengadakan reevaluasi.
Beberapa daerah tertentu dapat menarik minat orang kembali dan suatu
rencana eksplorasi dan penyeledikan geologi yang lebih mendetail dapat
disusun.
Mungkin
pula
daerah
explorasi
atau
sebagian
daripadanya
IX.3 PENUTUP
IX.3.1 SOAL LATIHAN
1. Dalam hal perencanaan eksplorasi ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan. Jelaskan tahapan-tahapan tersebut!
2. Kegiatan ekplorasi merupakan kegiatan yang membutuhkan biaya besar.
Untuk itu diperlukan pertimbangan yang matang dalam hal pemilihan
daerah yang akan dieksplorasi. Jelaskan factor apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam tahapan pemilihan daerah eksplorasi.
3. Kita tahu bersama bahwa metoda geofisika sangat penting dalam ikut
menentukan kesuksesan suatu kegiatan eksplorasi migas. Cari satu contoh
kasus dimana penggunaan salah satu metode geofisika menjadi bagian
dalam kegiatan eksplorasi migas.
100
BAB X
GEOLOGI MINYAK BUMI DI INDONESIA
X.1 PENDAHULUAN
Sebelum kita membahas tentang geologi minyak bumi di Indonesia terlebih
dahulu kita mengetahui sasaran yang akan dicapai setelah mempelajari materi ini.
Adapun sasaran-sasaran yang hendak dicapai ialah :
Mahasiswa mengetahui seberapa besar potensi minyak dan gas bumi di
Indonesia.
Mahasiswa mengetahui beberapa cekungan minyak yang ada di Indonesia
Mahasiswa bisa menganalisis hubungan antara cekungan-cekungan tersebut
dengan kerangka tektoniknya.
Untuk mencapai sasaran tersebut tentu saja dibutuhkan informasi yang lebih luas,
sehingga untuk keperluan pencapaian sasaran mahasiswa dianjurkan mencari dan
membaca beberapa referensi tentang kondisi perminyakan di Indonesia terutama
mengakses beberapa hasil penelitian atau jurnal yang terkait dengan materi ini.
3.
101
impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan tidak bisa
bergerak kemana-mana lagi.
Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan
faktor
penting lainnya
dalam
pembentukan
hidrokarbon.
Hidrokarbon
jarang
terbentuk pada temperatur kurang dari 65 oC dan umumnya terurai pada suhu di
atas 260 oC. Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke 177
o
C.
Komponen-komponen
pembentuk
minyak
bumi
merupakan
campuran
rumit dari ratusan rantai hidrokarbon, yang umumnya tersusun atas 85% karbon
(C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga terdapat bahan organik dalam jumlah
kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau nitrogen (N).
Ada 4 macam yang digolongkan menurut umur dan letak kedalamannya,
yaitu: young-shallow, old-shallow, young-deep dan old-deep. Minyak bumi young-
teruraikan menjadi H2S yang dapat lepas, sehingga old-deep adalah minyak
mentah yang dikatakan paling sweet. Minyak semacam inilah yang paling
diinginkan karena dapat menghasilkan bensin (gasoline) yang paling banyak.
Indonesia merupakan suatu negara yang termasuk produsen minyak bumi
yang cukup penting. Hal ini bukan merupakan akibat dari segi besarnya produksi,
juta barrel perhari, sangatlah kecil (2,5%). Produsen terbesar adalah Amerika
serikat (kira-kira 12 juta barrel/hari) setelah itu Uni soviet. Berbagai negara seperti
Arab saudi, Abu Dhabi, dan sebagainya, telah melampaui 2 juta barrel/hari. Salah
satu
keuntungan
102
dinosaurus, lebih dari 50% dari cadangan minyak dunia yang sudah diketahui
terbentuk. Cadangan lainnya bahkan diperkirakan lebih tua lagi. Dari sebuah fosil
yang akhirnya akan menjadi batuan endapan (sedimentary rock). Proses ini
berulang terus, satu lapisan menutup lapisan sebelumnya. Lalu selama jutaan
tahun berikutnya, lautan di bumi ada yang menyusut atau berpindah tempat.
Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup
mengandung oksigen untuk mendekomposisi material organik tadi secara komplit.
Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul, menjadi material yang kaya
hidrogen dan karbon. Tekanan dan temperatur yang semakin tinggi dari lapisan
batuan di atasnya kemudian mendestilasi sisa-sisa bahan organik, lalu secara
perlahan mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam. Batuan yang
mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur lebih dari 600-juta tahun.
Yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Secara umum batuan dimana
diketemukan minyak berumur antara 10-juta dan 270-juta tahun.
Sedimentasi dimulai pada permulaan Tersier, biasanya oligosen, tetapi
pada beberapa tempat (Kalimatan) dimulai pada eosen. Pada Akhir Mesozoikum,
103
pada oligosen, tetapi pada beberapa tempat misalnya Kalimantan dimulai pada
eosen.
Untuk itu adanya daur (cyclus) terestris yang mendahului daur marin, yang
merupakan pula lapisan penghasil sunda. Biasanya daur sedimentasi ini terbatas
pada basinal deeps(grabens), tidak merata, dan terisolir di sana sini. Minyak yang
terdapat di sini bersifat parafin berat.
Di atas daur ini terdapat suatu transgresi marin dengan sedimentasi lebih
luas kecuali beberapa peninggian batuan dasar. Biasanya terdapat suatu pasir
dasar, yang berasal dari paparan sunda, akan tetapi peninggian batuan dasar
merupakan sumber yang baik dari sedimen detritus. Lapisan reservoir ini biasanya
menumpang (on-Lapping) terhadap peninggian batuan dasar terhadap paparan
sunda. Permulaan miosen yaitu pembentukan lapisan gamping yang sangat luas,
terutama di laut jawa. Periode ini
daerah cekungan, dari sabang sampai ke tarakan. Tidak banyak lagi peninggian
batuan dasar yang masih menonjol di permukaan laut (kekecualian antara lain
terdapat di daerah tinggi Lampung, lengkung Karimun Jawa). Perkembangan
terumbu (reef development) terjadi pada bagian yang tinggi, seperti daerah
Baturaja, paparan seribu dan lain-lain. Nama formasi gamping ini adalah formasi
Baturaja, formasi kujung, dan formasi Berai.
Di Sumatra gamping ini tidak begitu terkembang secara luas, hanya terisolir
di sana-sini seperti misalnya: Baturaja
formasi
Gumai,
sumatera
selatan.
Ketidakselarasan
intra-Miosen
pada
suatu
regresi
yang
berlangsung
terus
selama
pliosen.
Regresi
ini
104
(40 -60 API Gravity) atau aspal (Mangunjaya, Sumatra Selatan, Tarakan/Bunyu,
Kalimantan). Regresi ini berlangsung dengan sedimentasi non-marin dan diikuti
dengan perlipatan pada jaman plio-pleistosen. Dilaut Jawa (Bagian barat) regresi
ini tidak mencapai sedimentasi non marin dan suatu lapisan gamping diendapkan
yaitu formasi parigi. Sering pula pengendapan ini dikatakan sebagai daur
sedimentasi kedua (Transgresi kedua).
Waktu perlipatan utama dari lapisan tersier adalah jaman plio-pleistosen.
Akan tetapi pematahan-tumbuh pada batuan dasar juga mempengaruhi pelipatan
pada oligosen dan miosen bawah, sehingga sering struktur pada lapisan atas
tidak
sesuai
dengan
lipatan
pada
lapisan
sebelah
bawah.
Adanya
mengelompok
dalam
antiklinorium,
yang
sering
pula
merupakan
105
Di sini juga letak daerah terangkat blok Arun, yang dibatasi oleh patahan
pantai, ke sebelah selatan terdapat depresi tamiang dan depresi medan. Di antara
kedua depresi tersebut terdapat daerah tinggi, dan disana formasi peunulin/telaga/
Belumai langsung menutupi batuan dasar. Minyak ditemukan dalam formasi Diski
Batumandi, lebih ke selatan lagi terdapat depresi siantar dan kemudian daerah
cekungan dibatasi oleh lengkung asahan (sebagai bagian paparan sunda yang
menjorok) dari daerah cekungan sumatra tengah. Struktur
daerah cekungan
sumatra utara diwakili oleh berbagai lipatan yang relatif ketat yang membujur
barat-laut-tenggara yang dibarengi oleh sesar naik. Di sini diketahui bagian barat
relatif naik terhadap bagian timur. Perlipatan terjadi di plio-plistosen. Semua unsur
106
struktur yang lebih tua direfleksikan pada paleotopografi batuan dasar, Seperti
misalnya blok arun yang menjurus utara-selatan.
Di daerah tersebut terdapat beberapa lapangan minyak, rantau ditemukan
pada tahun 1929 dengan kedalaman reservoir antara 300 sampai 1500 meter
dalam formasi keutapang. Mimyak yang dihasilkan bersifat parafin ringan (API
48.50). Lapangan ini memperlihatkan waterdrive yang sangat kuat. Produksi
kumulatif sampai
dapat
diproduksikan,
karena
sifat
reservoirnya
yang
sampai kini
kurang
baik.
Lapangan gas arun yang terletak di propinsi Aceh 225 kilometer sebelah
baratlaut medan ditemukan oleh mobil oil pada tahun 1971. Lapangan ini terletak
di antara pegunungan barisan dan selat malaka. Gas dan kondensat terdapat
dalam terumbu dan batuan karbonat yang bersekutu, tebalnya melebihi 300 meter
dan berumur miosen bawah dan tengah. Formasi ini sesuai dengan anggota
telaga. Atap reservoir terdapat pada kedalaman kira-kira 3000 meter. Terumbu
karbonat ini terdapat pada peninggian paleotopografi yang membujur utara
selatan dan membawahi sutu lapisan batupasir (Belumai), perangkap akumulasi
ini merupakan perangkap stratigrafi murni dengan gasnya yang terjebak dalam
fasies terumbu yang berpori-pori dan tertutup serpih dari formasi Baong. Potensi
laoangan ini ditujukkan oleh produktifitas sumur yang melebihi setengah milyar
kaki per kubik. Cadangan terbukti 17 trillion gas mengandung 15 persen CO2 dan
sedikit nitrogen. Luas reservoir 42000 acres. Lapangan gas lainnya lho sukon
sebelah timur lapangan arun.
Cekungan Sumatera Selatan
Cekungan Sumatera Selatan terletak memanjang berarah Barat laut Tenggara di bagian Selatan Pulau Sumatera. Luas cekungan ini sekitar 85.670
km2 dan terdiri atas dua sub cekungan yaitu: sub cekungan Jambi dan sub
cekungan Palembang. Sub cekungan Jambi berarah Timur laut - Barat daya
sedangkan Sub cekungan Palembang berarah Utara - Barat Laut - Selatan Tenggara dan diantara keduanya dipisahkan oleh sesar normal Timur laut - Barat
daya.
107
Gambar X.1 :
yang terdiri dari suatu transgresi yang diikuti regresi. Formasi yang
Talang Akar, Formasi Baturaja dan Formasi Gumai). Sedangkan yang terbentuk
dalam fase regresi dikelompokan menjadi kelompok Palembang (Formasi Air
Benakat, Formasi Muara Enim, dan Formasi Kasai).
Formasi Talang Akar merupakan transgresi
dipisahkan
dari
Formasi
Lahat
oleh
suatu
ketidakselarasan
yang
memiliki
pengangkatan regional dalam oligosen Tua Atas dan Oligosen Tengah. Sebagian
dari formasi Talang Akar adalah fluviatil sampai delta dan
marine dangkal. Di
beberapa tempat, batupasir terlokalisasi pada daerah tinggi atau dekat paparan
sunda. Formasi ini merupakan lapisan reservoir yang utama di Sumatera Selatan.
Formasi Baturaja terdiri dari batugamping yang merupakan terumbu yang
tersebar di sana-sini. Formasi ini tidak terbentuk dalam Cekungan Jambi, begitu
pula dalam bagian tertentu dari Cekungan Palembang. Terumbu Formasi Baturaja
langsung diendapkan diatas batuan dasar Pra-Tersier.
108
luas, pada umumnya terdiri dari serpih dalam. Formasi Gumai sebagai batuan
induk untuk semua minyak di Sumatera Selatan. Hal ini berdasarkan extraksi
hidrokarbon
dari
serpih
formasi
tersebut.
Minyak
bumi
terbentuk
setelah
bumi
dalam
formasi
ini
bersifat
parafin
berat.
Pelipatan
109
yang baik, batuan reservoir yang memadai dan batuan penutup. Jalur migrasinya
diperkirakan sesar-sesar yang terjadi di cekungan itu.
Batuan induk yang potensial berasal dari batulempung Formasi Lahat,
batulempung Formasi Talang Akar dan batulempung Formasi Gumai. Formasi
yang paling banyak menghasilkan minyak hingga saat ini adalah Formasi Talang
Akar, dengan kandungan material organik yang tinggi berkisar antara 0,5-1,5%.
Lapisan batupasir yang terdapat dalam Fomasi Lahat, Talang Akar, Gumai, Air
Benakat,
dan
Muara
Enim
dapat
merupakan
batuan
reservoir.
Selain
itu
Formasi
Gumai,
Air
Benakat,
Muara
Enim.
Disamping
itu,
terjadinya
perubahan facies kearah lateral dari Formasi Talang Akar dan Baturaja.
Pada umumnya perangkap hidrokarbon di Cekungan Sumatera Selatan
merupakan perangkap struktur antiklin. Struktur sesar, baik normal maupun geser
dapat bertindak sebagai perangkap minyak. Perangkap stratigrafi terjadi pada
batugamping terumbu berbentuk membaji, bentuk kipas dan lensa dari batupasir
karena perubahan facies. Migrasi pada umumnya terjadi kearah up-dip serta melalui
sesar-sesar yang ada (Hadipandoyo, 2007)
Daerah Cekungan Jawa Barat Utara
Daerah cekungan jawa barat utara meliputi daerah dataran rendah Jawa Barat
utara (dataran rendah jakarta) dan laut Jawa Barat utara daerah dapat dikenal
beberapa unsur tektonik sebagai berikut
a. Daerah
angkatan
Lampung
yang
memisahkan
daerah
cekungan
111
Cekungan Sunda
Di cekungan ini batu pasir talang akar dalam bagian-baagin danau yang
dinamai Banuwati shale. Formasi talang akar yang menutupinya sangat tebal
dalam bagian-bagian yang dalam akan tetapai menipis ataupun menghilang
kearah paparan Sunda ataupun kedaerah tinggi
Beberapa lapangan minyak bumi didapatkan dalam formasi talang akar yang
bersifat transgresif dan formasi baturaja. Sifat minyak dari kedua formasi ini
berbeda formasi baturaja bersifat aspal tetapi berkadar belerang rendah.
Cekungan jawa barat utara dibagi dalam beberapa cekungan kecil atau
depresi yaitu depresi Jatibarang, depresi pasir putih, depresi arjuna, depresi
ciputat.
Depresi ciputat
bawah
Lapangan jatibarang
a. Lapangan randengan : lapangan ini mewmproduksi dari lapidsan Cibulakan
dari perangkap suatu kubah kecil lapangan-lapangan lain yang ditemukan
pada tahun 1978-1979 adalah lapangan Camara, kandanghaur dan tugu (dari
formasi parigi).
b. Lapangan kompleks arjuna (lepas pantai) : kompleks ini merupakn kumpulan
lapangan minyak yang mulai dengan diketemuannya struktur e pada tahun
1969 dan disusul oleh struktur b dan k. minyak ditemukan terutama dalam
lapisan pasir Cibulakan atas dengan beberapa interval.
Struktur
2300-3200
2900-3800
112
k
c.
Lapangan arimbi
2700-3800
tektonik.
pati,
yang
berkelanjutan
ke
pertelukan
florence
barat
dan
bawean
dan
florens
timur
sebelah
tenggara
lengkung
cekunagn
ini
lebih
merupakan
geosinklin,
dengan
ketebalan
sedimen tersier mungkin melebihi 6000 meter. Suatu hal khas dari cekungan ini
adalah Timur-Barat, dan kelihatannya merupakan gejala tektonik tersier muda.
Di sebelah selatan, cekungan yang memanjang timur-barat ini dibatasi oleh
pegunungan kendeng, yang menerus ke pantai Selatan Madura, dengan sedimen
Tersier terlipat sangat ketat, yang dibarengi sesar-sesar naik.
Pada umumnya di sini dapat dibedakan dua jalur sedimentasi di sini :
a. Jalur Rembang-madura. Di sini fasa regresi didapatkan dalam sedimen
klastik yang merupakan reservoir minyak.
113
(over
pressure), sehingga mengakibatkan diapair serpih. Dalam arah utaraselatan terjadi perubahan fasies dari sedimen cekungan epikontinen ke
geosinklin. Dalam hal ini terutama formasi Kujung menjadi gamping
cekungan. Dasar cekungan ini belum pernah ditembus oleh pemboran,
demikian pula lapisan dasarnya. Lapisan tertua adalah formasi Kujung
yang terdapat dalam fasies cekunganyang berumur Te. Di atasnya
terdapat formasi tuban (Tf1-2) yang pada bagian atasnya terdapat dalam
fasa regresif dan terkembangkan dalam fasies pasir (anggota Ngarong),
yang merupakan reservoir minyakpenting. Formasi ini dibatasi dari
formasi yang ada di atasnya, yaitu formasi kawengan, oleh suatu
ketidakselasan yang menghilang berwujud sedimentasi menerus dalam
jalur randublatung selat Madura.
c. Formasi Kawengan yang terdiri dari anggota Wonocolo, anggota ledok
dan anggota mundu merupakan lapisan reservoir penting, dan berumur
Miosen atas Pliosen. Formasi paling atas adalah formasi Lidah, yang
berumur
Pliosen
sampai
pleistosen.
Formasi
Lidah
dan
formasi
114
Lapisan minyak lain adalah anggota wonocolo yang terdiri dari sisipan gamping
pasiran, dan batupasir gamping halus di bagian bawahnya. Secara total telah
ditemukan 11 lapis minyak. Juga anggota ledok yang terdiri dari kalkrenit pasiran
yang ditandai glaukonit dan perlapisan silang siur kadang-kadang merupakan
reservoir.
Perangkap
di
daerah
ini
teutama
merupakan
struktur
lipatan
yamg
menjurus baratlaut-tenggara yang disebabkan pelipatan akhir pliosen dan barattimur yang disebabkan gerakan pleistosen sampai resen. Struktur antiklin pada
umumnya disertai sesar naik yang miring ke arah utara, malahan pada kedua
belah sayatnya (lapangan kawengan) minyak yang didapatkan pada umumnya
bersifat parafin, terutama kawengan yang bersifat parafin berat. Lapangan minyak
yang penting ialah keawean. Lapangan ini merupakan kulminasi antiklin kidanganwonocolo kawengan. Lapangan ini ditemukan pada tahun 1984 dan dewasa ini
masih diproduksikan. Minyak ditemukan dalam lapisan pasir anggota ngrayong
dan womocolo dan terdapat dalam antiklin asimetri dengan sesar naik pada sayap
selatannya. Yang termasuk kawengan yaitu: Kidangan,Dandangil, Wonocolo.
Daerah minyak surabaya
Pada daerah ini minyak didapatkan dalam anggota wonocolo. Sangat khas
adalah anggota mundu yang berkembang sebagai lapisan pasir yang terdiri dari
cangkang giobigerina.
Daerah cekungan kalimantan timur
Daerah cekungan tersier kalimantan timur dibatasi di sebelah barat oleh
paparan stabil sunda dari kalimantan barat yang merupakan suatu kompleks
batuan dasar pra-tersier, batuan beku dan metamorf yang telah stabil, di bagian
barat laut oleh daerah tinggi kucing yang juga terdiri dari batuan pra-tersier yang
terlipat ketat.
Dibagian
selatan
daerah
cekungan
ini
bersambungan
dengan
cekungan
epikontinen laut jawa timur. Unsur tektonik berikut membagi daerah kalimantan
beserta leoas pantai lepasnya menjadi beberapa cekungan Yaitu: a. Daerah tinggi
meratus b. Paparan paternoster c. punggung Mangkalihat. Ketiga unsur ini
membagi cekungan sebagai berikut: a. Cekungan barito sebelah barat punggung
Meratus b. Cekungan kutai di sebelah utara punggungan meratus c. cekungan
115
dasar laut berkedalaman abisal dan bergerak samudra tapi cekungan terhadap
paparan adalah sangat terjal. Cekungan ini bersifat suatu palung jalur penekukan
kerak
samudra
ke
bawah
Paparan
Sunda
pada
jaman
Kapur-Eosen
berarahkan
barat-laut
sampai
perbatasan
Indonesia-malaysia
di
kalimantan.
Struktur pada cekungan ini terdiri dari diapair lempung dan tingian batuan dasar.
Kapur-eosen diwakili oleh filit dan turbidit yang diperkirakan sebagai melange,
disusul oleh pengendapan marin dangkal dan laut dalam pada jaman Miosen dan
pliosen. Cekungan natuna barat merupakan suatu depresi yang disebabkan
penipisan kerak kontinen pada penarik-pisahan yang disebabkan penipisan kerak
kontinen pada penarik pisahan yang terjadi setelah jaman oligosen. Cekungan ini
berarahkan baratlaut-tenggara, sedangkan Cekungan natuna barat berarahkan
timurlaut-baratdaya, cekungan thailand ini dipisahkan dari cekungan natuna timur
(Geosinklin serawak) oleh tinggian khorat-Natuna Swell) yang merupakan suatu
busur bathlit Mesozikum atas, cekungan ini disebut juga sebagai inter bathlik
basin oleh white dan wing Mesozoikum. Tinggian khorat-natuna merupakan suatu
ambang yang memisahakan Cekungan natuna barat dari laut terbuka, sehingga
116
natuna
Barat
menunjukkan
aspek
tarik-pisahan
(pull-apart)
X.3 PENUTUP
X.3.1 TUGAS
Setelah membahas materi tentang Geologi Minyak dan Gasbumi di Indonesia,
selanjutnya mahasiswa ditugaskan untuk mencari atau melengkapi informasi
tentang cekungan-cekungan minyak di wilayah Indonesia. Tugas ini dikerjakan
secara kelompok dan masing-masing kelompok diminta presentasi singkat tentang
tugasnya masing-masing pada pertemuan berikutnya.
S.,
2007,
Kuantifikasi
Sumber
Hidrokarbon
Indonesai,
Pusat
A.,
1997,
Pengantar
Evaluasi
Log,
Schlumberger
data
services,
kuningan, Jakarta.
Koesoemadinata, R.P., 1980, Geologi Minyak Dan Gas Bumi Jilid 1 dan 2, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
117
EVALUASI
Sebagai seorang mahasiswa yang nantinya akan menjadi seorang
geofisikawan sangat membutuhkan pemahaman yang luas tentang alam
semesta diantaranya adalah bagaimana proses terakumulasinya minyak dan
gas bumi dibawah permukaan. Tentu saja untuk terjun dalam industry yang
bergerak dalam bidang perminyakan dan gas bumi mahasiswa dituntut untuk
memiliki keterampilan dilapangan selain itu keterampilan dalam bekerja sama
dalam suatu tim. Pengetahuan tentang minyak dan gasbumi sudah barang
tentu menjadi syarat yang sangat penting. Dengan pengetahuan dan
keterampilan yang handal dibidang yang akan digeluti, mahasiswa akan cepat
terserap dalan dunia kerja.
Pengetahuan yang diperoleh dalam proses perkuliahan sebaiknya diikuti
dengan kerja praktek pada bidang yang betul-betul diminati, sehingga akan
nampak jelas bagaimana dan dimana pemanfaatan ilmu pengetahuan yang
telah diperoleh di kampus. Dengan demikian mahasiswa akan lebih termotifasi
dalam belajar terutama dalam menyelesaikan tugas akhir. Salah satu cara yang
baik untuk meningkatkan motifasi belajar mahasiswa adalah dengan jalan
memberikan gambaran yang nyata tentang bagaimana dan dimana ilmu dan
keterampilan mereka akan dibutuhkan.
Untuk mencapai suatu keberhasilan memang harus dengan kerja keras
dan kedisiplinan yang tinggi, karena bagaimanapun baiknya struktur mata
kuliah yang telah dirancang kalau tidak dibarengi dengan belajar keras dan
disiplin yang tinggi maka kita akan jauh dari apa yang diharapkan. Belajar
dalam hal ini bukan sekedar ingin lulus saja tapi lebih dari itu yakni
meningkatkan potensi diri dan memiliki daya saing yang tinggi. Untuk itu tidak
ada kata berhenti belajar, yang ada adalah menjaga motifasi dan terus
mengejar pengetahuan serta meningkatkan keterampilan. Untuk menunjang
kegiatan tersebut maka materi-materi perkuliahan akan selalu di perbaharui
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan dunia kerja.
PENUTUP
Minyak bumi, gas alam, dan batu bara berasal dari pelapukan sisa-sisa
makhluk hidup, sehingga disebut bahan bakar fosil. Proses pembentukannya
memerlukan waktu yang sangat lama sehingga termasuk sumber daya alam
yang tidak dapat diperbarui. Minyak bumi sering disebut dengan emas cair
karena nilainya yang sangat tinggi dalam peradaban modern. Pertanian,
industri, transportasi, dan sistem-sistem komunikasi sangat bergantung pada
bahan bakar ini, sehingga berpengaruh pada seluruh kegiatan kehidupan suatu
bangsa.
Minyak bumi dan gas alam merupakan sumber utama energi dunia, yaitu
mencapai 65,5%, selanjutnya batubara 23,5%, tenaga air 6%, serta sumber
energi lainnya seperti panas bumi (geothermal), kayu bakar, cahaya matahari,
dan energi nuklir. Negara yang mempunyai banyak cadangan minyak mentah
(crude oil), menempati posisi menguntungkan, karena memiliki banyak
persediaan energi untuk keperluan industri dan transportasi, disamping
pemasukan devisa negara melalui ekspor minyak. Minyak bumi disebut juga
petroleum (bahasa Latin: petrus = batu; oleum = minyak) adalah zat cair licin,
mudah terbakar dan sebagian besar terdiri atas hidrokarbon. Kandungan
hidrokarbon dalam minyak bumi berkisar antara 50% sampai 98%. Sisanya
terdiri atas senyawa organik yang mengandung oksigen, nitrogen, dan
belerang.
Ada tiga macam teori yang menjelaskan proses terbentuknya minyak
dan gas bumi, yaitu:
(1) Teori Biogenetik (Teori Organik)
Menurut Teori Biogenitik (Organik), disebutkan bahwa minyak bumi dan gas
alam terbentuk dari beraneka ragam binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mati
dan tertimbun di bawah endapan Lumpur. Endapan Lumpur ini kemudian
dihanyutkan oleh arus sungai menuju laut, akhirnya mengendap di dasar lautan
dan tertutup Lumpur dalam jangka waktu yang lama, ribuan dan bahkan jutaan
tahun. Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, dan tekanan lapisan batuan di
atasnya, maka binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati tersebut berubah
menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.
119
minyak sampai pada kegiatan eksplorasi yang merupakan bagian yang sangat
penting dalam hal mendukung terpenuhinya kebutuhan akan minyak dan gas
bumi.
Dalam kegiatan eksplorasi migas salah satu metode yang biasanya
digunakan ialah metode-metode geofisika yang digunakan untuk studi
pendahuluan dalam eksplorasi minyak dan gas bumi misalnya
metode
121
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1981, Geofisika Eksplorasi Terbatas, Pendidikan dan Pelatihan
Geofisika Terbatas, Bandung, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Fagan, A., 1991. An Introduction To The Petroleum Industry. Government of
Newfoundland And Labrador. Department of Mines And Energy.
Hadipandoyo, S., 2007, Kuantifikasi Sumber Hidrokarbon Indonesia, Pusat
Penelitian & Pengembangan
LEMIGAS, Jakarta.
Hardjono, A., 2007. Teknologi Minyak Bumi, Cetakan kedua, Yogyakarta: UGM
Press.
Harsono, A., 1997, Pengantar Evaluasi Log, Schlumberger data services,
kuningan, Jakarta.
Hasan, A., 1985. Gas and Oil Separation and Process, PT. TRIEC.
Hasan, M. A., 2008, Pemodelan
Permukaan
Jawa
Timur
Berdasarkan
Kajian
Anomali
Gravitasi,
Bandung.
Koesoemadinata, R.P, 1978, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Bandung, Jilid 1
dan 2. Penerbit ITB.
Magetsari, N. A.,-, Geologi Fisik, Bandung, Penerbit ITB.
Subroto, E.A., 1993, Penggunaan Geokimia Petroleum Dalam Eksplorasi
Migas, Laboratorium Geokimia, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas
Teknologi Mineral, ITB Bandung.
Telford, W. M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E., Keys D.A., 1979. Applied
Geophysics 1 edition. Cambridge University Press.
Telford, W. M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E., Keys D.A., 1990. Applied
Geophysics 2 edition. Cambridge University Press.
Widianto, E.,2008, Penentuan Konfigurasi Struktur Batuan Dasar dan Jenis
Cekungan dengan Data Gayaberat serta Implikasinya pada Target
Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi di Pulau Jawa, Disertasi S-3 ITB,
Bandung.
Undang-Undang No. 44 Prp. Tahun 1960 Tentang : Pertambangan Minyak Dan
Gas Bumi
Yohanes, M, 1991, Pengantar Geologi Dan Eksplorasi Minyak Dan Gas Bumi,
PPT MIGAS Cepu.
Surat Pernyataan
NIDN
0027027201
Makassar, 30 November
2012
Penulis,