Вы находитесь на странице: 1из 13

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI
......................................................................................................................................i
BAB I

PENDAHULUAN........................................................................................1

BAB II

KAJIAN TEORI.........................................................................................2

BAB III

PEMBAHASAN......................................................................................5

1. Bahasa Sebagai Alat Komunikasi............................................................................5


2. Fungsi Bahasa ......................................................................................................4
3. Perkembangan Bahasa Indonesia ........................................................................ 8
4. Fungsi Bahasa Indonesia ..................................................................................... 9
BABIII

PENUTUP................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12

BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak
akan bisa melanjutkan kelangsungan hidup mereka dengan baik dan teratur tanpa
adanya bahasa. Mereka tidak bisa berinteraksi dengan mudah dan baik jika mereka
tidak menguasai bahasa antara satu sama lain dan dengan tidak adanya
kesinambungan tersebut mereka juga tidak dapat menangkap ekspresi kejiwaan
maupun keinginan yang diutarakan oleh lawan komunikasinya. Hal ini juga yang
menyebabkan adanya sekat dan kurang terkaitnya emosional satu sama lain.
Di era globalisasi saat ini penggunaan bahasa sebagai media komunikasi
sangatlah terpengaru Bahasa memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai alat
untuk komunikasi dengan sesama manusia, alat untuk bekerja sama dengan
sesama manusia, dan alat untuk mengidentifikasi diri. Pada dasarnya, bahasa
sebagai alat komunikasi tidak hanya secara lisan, tetapi juga menggunakan bahasa
isyarat tangan atau tubuh lainya.
Sehingga dalam penyampaian perkembanganya bahasa menjadi sumber
pokok manusia dalam beraktifitas sehari-hari untuk dapat menjalankan apa yang di
inginkan, dalam berinteraksi terhadap sesama komunikasi menjadi hal yang mutlak
dilakukan untuk menjalin rasa sosialisasi. Disini peran pendidikan sangatlah
dibutuhkan dalam mempercepat penguasaan bahasa yang benar dan baik, serta
mendididik bagaimana dalam berkomunikasi itu dapat dicerna. Kebanyakan
masyarakat sekarang kurang menguasai dalam berkomunikasi dan berbahasa
secara baik, terutama bahasa asing yang menjadi sorotan utama dalam
perkembangan komunikasi pada kehidupan di era global.
Maka dari itu, dalam kesempatan kali ini kami akan memaparkan suatu pembahasan
yang berjudul Bahasa Indonesia Sebagai Media Komunikasi yang didalamnya
akan mencakup tentang pengertian bahasa, macam-macam bahasa serta hal-hal
lain yang berkaitan dengan kebahasaan. Dan untuk pembahasan yang lebih
mendetail, akan diulas secara terperinci dalam bab pembahasan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa pembahasan
diantaranya:
1.
2.
3.
4.

Peran bahasa dalam berkomunikasi


Peran bahasa dalam kehidupan bermasyarakat
Peram bahasa dalam konteks ilmiah
Bahasa dalam komunikasi dan bahasa dalam kehidupan masyarakat

C. MANFAAT DAN TUJUAN


Dari beberapa pokok pembahasan tersebut dapat diperoleh tujuan-tujuan
sebagai berikut:
1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu hal dalam berkomunikasi
2. Mempengaruhi sikap dan perilaku tata cara berbahasa terhadap orang lain
3. Mengetahui peran bahasa dalam berkomunikasi
4. Mengetahui peran bahasa dalam kehidupan masyarakat
5. Bahasa dalam berkomunikasi dan dalam masyarakat
BAB II
Kajian Teori

A. Pengertian komunikasi
Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua se
bagai:
1) Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari bahasa
latin communication, dan bersumber juga dari kata communis yang artinya
sama, dalam arti kata sama makna. Jadi komunikasi berlangsung apabila
antara orang - orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu
hal yang dikomunikasikan.
2) Pengertian komun ikasi secara terminologis Komunikasi yang berarti
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
Komunikasi menurut beberapa ahli diantaranya adalah menurut Everett Rogers
dalam Hafied Cangara (1998:20) Komunikasi didefinisikan sebagai proses di mana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud
untuk merubah tingkah laku mereka. Sedangkan menurut Arni Muhammad (2005:5)
Komunikasi dedefinisikan sebagai Pertukaran pesan verbal maupun non verbal
antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Dapat
disimpulkan bahwa komunikasi sebagai suatu proses pengiriman dan penyampaian
pesan baik berupa verbal maupun 11 non verbal oleh seseorang kepada orang lain
untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun
tidak langsung melalui media. Komunikasi yang baik harus disertai dengan adanya
jalinan pengertian antara kedua belah pihak (pengirim dan penerima), sehingga
yang dikomunikasikan dapat dimengerti dan dilak sanakan.
B. Bahasa Secara umum
1) Pengertian Bahasa menurut (Depdiknas, 2005: 3)Bahasa pada hakikatnya
adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang
mempergunakan bunyi sebagai alatnya.

2) Pengertian Bahasa menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126)
bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunanya,
sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.
3) Sedangkan bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi,
2002: 88) bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan
oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi,
dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku
yang baik, sopan santun yang baik
C. Bahasa Indonesia
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam
berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan
kurikulum 2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat
subaspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Oleh karena itu,
setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran
untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat dalam kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian
tujuan belajar dapat terpenuhi.
Gilstrap dan Martin (1975) menyatakan bahwa peran pengajar lebih erat
kaitannya dengan keberhasilan pebelajar, terutama berkenaan dengan kemampuan
pengajar dalam menetapkan strategi pembelajaran. Sedangkan tujuan pembelajaran
bahasa, menurut Basiran (1999) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai
konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna,
peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa.
Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan
penggunaan.

BAB III
Pembahasan
Bahasa sebagai alat komunikasi
Melalui Bahasa, manusia dapat berhubungan dan berinteraksi dengan alam
sekitarnya, terutama sesama manusia sebagai makhluk sosial. Manusia dapat
memikirkan, mengelola dan memberdayakan segala potensi untuk kepentingan
kehidupan umat manusia menuju kesejahteraan adil dan makmur. Manusia dalam
berkomunikasi tentu harus memperhatikan dan menerapkan berbagai etika sehingga
terwujud masyarakat yang madani selamat dunia dan akhirat. Bahasa sebagai alat
komunikasi berpotensi untuk dijadikan sebagai sarana untuk mencapai suatu
keberhasilan dan kesuksesan hidup manusia, baik sebagai insan akademis maupun
sebagai warga masyarakat.
Bahasa sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat ekspresi diri, bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan
segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran,
gagasan, dan keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan
dan memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai
tempat dan situasi.
Peran Bahasa Dalam Kommunkasi
Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak
untuk melakukan kegiatan ilmiah sebab bahasa merupakan sarana komunikasi
ilmiah yang pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosakata yang baik akan
sukar bagi seorang ilmuan untuk mengkomunikasikan gagasannya kepada pihak
lain. Dengan bahasa selaku alat komunikasi, kita bukan saja menyampaikan
informasi tetapi juga argumentasi, di mana kejelasan kosakata dan logika tata
bahasa merupakan persyaratan utama.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud
kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama
dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).

Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah
memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin
menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat
orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain.
Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini
pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita
menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak
sasaran kita.
Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita
juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh
karena itu, seringkali kita mendengar istilah bahasa yang komunikatif. Misalnya,
kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu,
namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum.
Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula
merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat
menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa
dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita,
baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri. Maka dari itu kita dituntut untuk
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena bahasa Indonesia
merupakan kepribadian bangsa Indonesia.
Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa.
Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus
memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu,
unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang
khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan. Cara kita berbahasa kepada anak
kecil dengan cara kita berbahasa kepada orang dewasa tentu berbeda. Penggunaan
bahasa untuk lingkungan yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah tentu
tidak dapat disamakan.
Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan oleh anggota masyarakat untuk
menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lain yang mempunyai
kesamaan bahasa. Hubungan atau komunikasi itu dapat dilakukan secara
perseorangan ataupun secara kelompok. Bahasa dapat dipergunakan sebagai
sarana untuk menjalin kerja sama dengan pihak lain, baik untuk kepentingan
perseorangan, kelompok, maupun kepentingan bersama.
Bahasa sebagai alat komunikasi juga dapat dipergunakan untuk bertukar
pendapat, berdiskusi, dan membahas suatu persoalan yang dihadapi. Bahasa pula
yang memungkinkan seseorang mempelajari sesuatu yang yang dinyatakan oleh

orang lain. Dengan bahasa, kita juga dapat mewarisi budaya dan tradisi yang
diturunkan oleh para leluhur, dan kita pun dapat mengajarkan serta mewariskan
budaya dan tradisi itu kepada generasi sesudah kita.[4]
Dalam hal ini peranan bahasa Inggris sangat diperlukan baik dalam
menguasai teknologi komunikasi maupun dalam berinteraksi secara langsung.
Sebagai sarana komunikasi global, bahasa Inggris harus dikuasai secara aktif baik
lisan maupun tulisan. Sayangnya, dewasa ini, sebagian masyarakat masih
berparadigma bahwa dengan adanya bahasa inggris maka akan lahirlah generasigenerasi penerus bangsa yang hilang akan jati dirinya terutama dalam aspek
bahasa (sebagai salah satu elemen budaya nasional/jati diri bangsa). Mereka
berfikir, bahwa generasi-generasi muda itu akan lebih sering menggunakan bahasa
inggris (yang notabene memang berasal dari budaya barat) sebagai bahsa
kebanggaan mereka, sedangkan bahsa indonesia sendiri yang memang sudah
menjadi bahasa nasional kita justru akan terbengkalaikan.
Selain daripada itu, bahasa inggris telah menjadi satu kata kunci yang
sanggup menggenggam segala aspek, baik itu bisnis, politik, sosial, maupun
budaya. Dahulu, mungkin bahasa inggris masih menjadi hal yang sedikit tabu untuk
dipelajari dan dipahami lebih dalam lagi. Namun, saat ini justru sebaliknya, bahasa
inggris yang merupakan alat komunikasi dalam era globalisasi menjadi kunci utama
keberhasilan seseorang dalam mencapai karier bermasa depan cerah. Mengingat,
komuniksai khususnya dalam bahasa (bahasa internasional) menjadi jembatan
berbagai kegiatan. Dengan kata lain, kemampuan dalam berbahasa inggris dapat
pula dijadikan sebagai investasi. Ya, investasi ilmu. Jenis investasi yang tidak
pernah rugi tetapi untung terus. Tentunya ketika kita memakainya kita akan untung
dan apabila kita mengamalkannya kepada orang lain maka keuntungan yang kita
dapat justru berlipat. Hasil yang didapat dari sebuah investasi, biasanya relatif
berjangka panjang sebab yang namanya investasi itu memerlukan proses. Ibarat
orang menanam, harus sabar untuk memetik hasilnya. Demikin pula dalam belajar
bahasa inggris, sabar tapi pasti. Adapun keuntungan dari investasi tersebut adalah:
dalam pasar global (AFTA) nanti kita tidak akan kalah saing dan dapat terus
bertahan dengan kemampuan yang telah kita miliki ditunjang dengan kemampuan
dalam berbahsa inggris.
Disamping itu, tentunya kita tahu, hampir semua alat teknologi menggunakan
bahasa Inggris. Selain itu, jika kita mau bekerja di perusahaan multinasional atau
perusahaan asing otomatis, kemampuan bahasa inggris kitalah yang sangat
dipertanyakan dan menjadi persyaratan utama yang paling penting. Berdasarkan
alasan-alasan di atas, tidaklah mustahil perkembangan teknologi yang semakin

pesat menuntut kita untuk lebih proaktif dalam menanggapi arus informasi global
sebagai aset dalam memenuhi kebutuhan pasar.
Sebagai bahasa pergaulan dunia bahasa Inggris bukan hanya sebagai
kebutuhan akademis karena penguasaannya hanya terbatas pada aspek
pengetahuan bahasa melainkan sebagai media komunikasi global.Untuk menguasai
bahasa Inggris dengan baik mestinya proses belajar mengajar menekankan aspek
latihan ( Trial and Error ) sehinga siswa akan terlibat secara aktif dalam
menyampaikan pendapat / gagasan secara bebas sesuai dengan kondisi nyata. Hal
tersebut sangat dianjurkan sebab pengetahuan bahasa inggris untuk perkembangan
seorang individu di negara Indonesia menjadi suatu hal yang tidak terelakan. Suka
tidak suka, subyek yang satu ini menjadi hal yang perlu dipelajari oleh setiap orang
Indonesia. Biarpun Anda tidak yakin akan mendapat kesempatan untuk ke keluar
negeri, pengetahuan ini tetap diperlukan juga. Minimal, Anda tidak perlu terbengongbengong ketika menonton siaran berita CNN lantaran tidak ada terjemahan di bagian
bawah layar televisi atau bingung saat membaca buku manual penggunaan alat
elektronik yang hanya tercetak dalam bahasa Inggris, terlebih lagi anda tidak perlu
merasa resah dalam detik-detik menjelang AFTA (pasar global) 2015 nanti.

Peran Bahasa Dalam Kehidupan Masyasrakat


Seperti yang telah umum diketahui, di Indonesia paling tidak terdapat tiga
jenis bahasa yang sama-sama digunakan oleh masyarakat meskipun situasi
pemakaian dan jumlah penuturnya berbeda-beda. Ketiga jenis bahasa itu adalah
bahasa daerah, bahasa nasional, dan bahasa asing.
Bahasa daerah, bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, merupakan
bahasa ibu atau bahasa yang pertama kali dikuasai sejak seorang mulai mengenal
bahasa atau mulai dapat berbicara. Sementara itu, bahasa Indonesia umumnya
merupakan bahasa kedua, yang rata-rata diperoleh melalui jalur pendidikan formal.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa para pemakai bahasa Indonesia lazimnya lahir
dan dibesarkan bukan dalam lingkungan keluarga yang menggunakan bahasa
Indonesia sehari-hari, melainkan dalam lingkungan keluarga yang menggunakan
bahasa daerah.
Secara resmi kemeradaan bahasa daerah di Indonesia diakui oleh
Negara. Hal itu sejalan dengan penjelasan pasal 36 Undang-Undang Dasar
1945,yang menegaskan bahwa bahasa-bahasa daerah yang terdapat di indonesia
terutama yang mesih digunakan sebagai sarana komunikasi dan masih dipelihara
oleh masyarakat pemakainya, seperti bahasa jawa, bahasa sunda, dan bahasa

Madura, akan dihargai dan dipelihara pula oleh Negara karena bahasa-bahasa itu
merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup.
Seperti yang telah disebutkan di atas, selain terdapat pemakaian bahasa
daerah dan bahasa nasional, di Indonesia juga terdapat pemakaian bahasa asing.
Bahasa asing yang dimaksud antara lain, adalah bahasa inggris, bahasa arab,
bahasa perancis, bahasa jerman, dan bahasa jepang.
Bahasa daerah sesungguhnya sebagai tiang penopang kebudayaan,.
Sebagai tiang penopang, peran bahasa dan fungsinya jelas sangat amat mendasar.
Jika bahasa-bahasa daerah itu rapuh, akan runtuh pula bangunan kebudayaan yang
ditopangnya. Maka dari itu banyak dari orang berfikir bagaimana mempertahankan,
melestarikan, atau menghidupkan kembali jika sudah terlanjur mati. Adapun sebab
dari kematian kreativitas berbahasa, baik secara generative maupun inovatif,
diantaranya disebutkan:
1.

Dominasi format kekuasaan dan cultural social politik yang tidak memungkinkan
perkembangan.

2.

Fungsi dan peran bahasa daerah yang lama dihilangkan fungsinya.

3.

Potensi-potensi bahasa daerah yang tidak pernah dibangkitkan.


Bahasa yang dipakai dengan baik, bahasa yang dipelihara dan
dikembangkan dengan baik, akan tumbuh menjadi bahasa yang bermartabat dan
berwibawa. Dalam menjadikan bahasa demikian itu, sosok kreativitas muncul dalam
bentuk yang generative maupun inovatif.
Beranalogi dengan hal itu adalah upaya penghentian pergeseran bahasabahasa daerah yang merosot mundur itu. Atau jika mungkin malahan upaya
membalikkan arah pergeseran bahasa-bahasa daerah yang merosot itu. Jadi kata
kuncinya adalah keyakinan. Dalam sosiolinguistik, keyakinan itu disebut sikap
bahasa, yang akan berpengaruh besar terhadap kemempuan dan perilaku
berbahasa (language aptitude ). Jika masyarakat berkeyakinan bahwa bahasabahasa daerah yang bergerak mundur memiliki kemanfaatan, terlebih jika diyakini
bahwa bahasa-bahasa itu berhakikat sebagai penopang kebudayaan, pastilah
mereka akan dipulihkan. Dalam sosiolinguistik, hal demikian ini dikenal dengan
istilah pembalikan pergeseran bahasa (language shifting), supaya terjadi
pemertahanan bahasa (language defence). Jadi, upaya pembalikan pergeseran
dilakukan manakala masyarakat menganggap masih ada kemanfaatan.

Bahasa Dalam Kommunkasi dan Dalam Kehidupan Masyasrakat


Masyarakat memiliki struktur dan lapisan (layer) yang bermacam-macam,
ragam struktur dan lapisan masyarakat tergantung pada kompleksitas masyarakat
itu sendiri. Semakin kompleks suatu masyarakat, maka stuktur masyarakat itu
semakin rumit pula. Kompleksitas masyarakat juga ditentukan oleh ragam budaya
dan proses-proses yang dihasilkan. Semakin masyarakat itu kaya dengan
kebudayaannya, maka semakin rumit proses-proses sosial yang dihasilkan.
Berbagai proses komunikasi dalam masyarakat terkait dengan stuktur dan
lapisan (layer) maupun ragam budaya dan proses social yang ada di masyarakat
tersebut, serta tergantung pula pada adanya pengaruh dan khalayaknya , baik
secara individu, kelompok ataupun masyarakat luas. Sedangkan substansi bentuk
atau wujud komunikasi ditentukan oleh (1) pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi (komunikator dan khalayak); (2) cara yang ditempuh;(3) kepentingan
atau tujuan komunikasi; (4) ruang lingkup yang melakukannya; (5) saluran yang
digunakan; dan (6) isi pesan yang disampaikan.

BAB IV
Kesimpulan
Komunikasi merupakan hal yang mutlak dilakukan dalam kehidupan manusia
umumnya dalam menjalin sosialisasi. Berkomunikasi dengan orang lain adalah
rutinitas kita sehari- hari. Dalam berkomunikasi tentunya kita menggunakan bahasa
dalam penyampaiannya. Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak
boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi.
Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan
tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima
dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya.
Bahasa daerah sesungguhnya sebagai tiang penopang kebudayaan,. Sebagai
tiang penopang, peran bahasa dan fungsinya jelas sangat amat mendasar. Jika
bahasa-bahasa daerah itu rapuh, akan runtuh pula bangunan kebudayaan yang
ditopangnya. Maka dari itu banyak dari orang berfikir bagaimana mempertahankan,
melestarikan, atau menghidupkan kembali jika sudah terlanjur mati.

Saran
Dalam hal ini, upaya-upaya dalam mengembangkan bahasa Indonesia perlu
dilakukan berbagai pihak. Pemerintah wajib mengeluarkan kebijakan dan program
yang mampu meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia, baik di bidang
penelitian dan pengajaran bahasa Indonesia. Juga, rakyat Indonesia sebagai
penutur aslinya harus meningkatkan kebanggaannya terhadap penggunaan bahasa
Indonesia, misalnya dengan membatasi penggunaan bahasa asing yang sudah ada
padanan katanya dalam bahasa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
http://cakmoul.blogspot.com/2013/04/makalah-peran-bahasa-dalampercepatan.html
https://www.academia.edu/5424913/Makalah_bahasa_indonesia
http://impiandalamhati.blogspot.com/2011/03/teori-belajar-bahasaindonesia.html
http://www.kajianteori.com/2013/03/pengertian-bahasa-apa-arti-bahasamenurut-ahli.html
http://rizkirahmadewi.blogspot.com/2013/09/peranan-dan-fungsi-bahasaindonesia.html
http://sanditiyassatrio.blogspot.com/2012/12/contoh-makalah-bahasaindonesia-dengan.html
http://eprints.uny.ac.id/8975/3/bab%202%20-08402244041.pdf

Вам также может понравиться