Вы находитесь на странице: 1из 20

Paradigma Baru dlm Pemberantasan Kejahatan

Menghilangkan nafsu dan motivasi pelaku


kejahatan untuk melakukan kejahatan dapat
dilakukan dgn menghalanginya untuk
menikmati hasil atau buah dari kejahatannya
Harta kekayaan hasil kejahatan adalah titik
terlemah dari rantai kejahatan
Kesulitan membuktikan perbuatan pidana dan
pertanggungjawaban aktor intelektual kejahatan
diatasi dgn. menelusuri harta kekayaan hasil
kejahatan

Munculnya pencucian uang pertama kali di Amerika


Serikat tahun 1830, dimana pada waktu itu banyak
orang yg membeli perusahaan dgn uang hasil
kejahatan, seperti hasil perjudian, penjualan
narkotika,minuman keras dan pelacuran.
Mayer Lansky memutihkan uang kotor milik gangster
besar Al Capone dengan mengembangkan pusat
judi,pelacuran serta bisnis hiburan malam di Las Vegas
lalu dikembangkan lg di Havana (Cuba ) & Bahama.
Kejahatan ini semakin berkembang setelah memasuki
tahun 1980

Kesepakatan dunia internasional tentang pelarangan


kejahatan ini tertuang dalam United Nation

Convention Against Illicit Traffic in Narcotics, Drugs &


Psycotropic Substances of 1988, yg.biasa disebut UN
Drugs Convention 1988 yg mewajibkan para
anggotanya untuk menyatakan pidana terhadap
pelaku tindakan tertentu yg berhubungan dgn
narkotika & money laundering
Indonesia telah melakukan kriminalisasi thd pencucian
uang sejak awal 2002 dgn diundangkannya UU No.12
tahun 2002 ttg Tindak Pidana Pencucian Uang dan
diamandemen dgn UU No 25 Tahun 2003

Pelaku kejahatan mengeksploitasi globalisasi ekonomi,


keterbukaan informasi serta kecanggihan teknologi &
komunikasi untuk melakukan aktifitas ekonomi yg ilegal
Dengan pemanfaatan media tsb mengakibatkan
kejahatan pencucian uang sbg kejahatan yg :
- sulit dilacak (untraceable crime)
- tidak ada bukti tertulis (paperless crime)
- dilakukan dgn cara yg rumit

(inticrate crime)
- terorganisasi (organized crime)

Perlu pengawasan lalu lintas keuangan agar uang


berasal dari sumber yang legal dengan penggunaan
yang legal

Pencucian Uang
Upaya untuk menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul uang yg
dihasilkan dr suatu tindakan
kejahatan sehingga tampak seolaholah berasal dari tindakan yg sah

Pencucian uang adalah perbuatan menempatkan,


mentransfer, membayarkan, membelanjakan,
menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan, dan
membawa ke luar negeri, menukarkan atau perbuatan
lainya atas harta kekayaan yang diketahuinya atau
patut diketahuinya merupakan hasil tindak pidana
dengan maksud untuk menyembunyikan, atau
menyamarkan asal usul harta kekayaan sehingga
seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah.

( Pasal 1 butir 1 UU 15 tahun 2002 jo UU No.25 Tahun 2003


tentang Pencucian Uang)

Hasil kejahatan adalah harta kekayaan yg diperoleh dr


tindak pidana :

Korupsi
Penyuapan
Penyelundupan barang
Penyelundupan tenaga kerja
Penyelundupan imigran
Di bidang perbankan
Di bidang pasar modal
Di bidang asuransi
Narkotika
Psikotropika
Perdagangan manusia
Perdagangan senjata gelap
Penculikan
Terorisme
Pencurian
Penggelapan

- Penipuan
- Pemalsuan uang
- Perjudian
- Prostitusi
- di bidang perpajakan
- di bidang lingkungan hidup
- di bidang kelautan
- tindak pidana lain yg diancam dgn pidana penjara
4 tahun atau lebih

Yang dilakukan di wilayah negara RI atau diluar wilayah RI dan tindak pidana tersebut
juga merupakan tindak pidana menurut hukum Indonesia

Proses Pencucian uang (mekanismenya):


1. Placement : penempatan dana yg dihasilkan
dr tindak kejahatan ke dalam
sistem keuangan
2. Transfering: memindahkan atau mengubah
bentuk dana melalui transaksi
keuangan yg kompleks dalam
rangka mempersulit pelacakan
asal usul dana
3. Integration: menggunakan seolah-olah harta
yang halal
mengembalikan dana yg telah
tampak sah kepada si pelaku
sehingga dpt digunakan dgn
aman

Kejahatan pencucian uang


dibedakan dlm 2 kriteria :
1. Tindak pidana pencucian uang
2. Tindak pidana yg berkaitan dgn
pencucian uang

Ad.1. Tindak pidana pencucian uang


Rumusan ini terdapat dalam pasal 3
ayat (1) Setiap orang yg dgn sengaja :
- menempatkan harta kekayaan yg diketahuinya atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana ke dalam penyedia jasa keuangan, baik
atas nama sendiri atau atas nama pihak lain
- mentransfer harta kekayaan yg diketahuinya atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana dr suatu penyedia jasa keuangan ke
penyedia jasa keuangan yg. lain baik atas nama sendiri maupun atas
nama pihak lain
- membayarkan atau membelanjakan harta kekayaan yg diketahuinya
atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana baik perbuatan itu
atas namanya maupun atas nama pihak lain
- menghibahkan atau menyumbangkan harta kekayaan yg diketahuinya
atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana baik atas namanya
sendiri maupun atas nama pihak lain

Ad.1. Tindak pidana pencucian uang


Menitipkan harta kekayaan yg diketahui atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana baik atas namanya maupun
atas nama pihak lain
Membawa ke luar negeri harta kekayaan yg diketahuinya atau
patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
Menukarkan atau perbuatan lainnya atas harta kekayaan yg
diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana dengan mata uang atau surat berharga lainnya
Dengan maksud untuk menyembunyikan atau menyamarkan
asal-usul harta kekayaan yg diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana, dipidana karena
tindak pidana pencucian uang dengan pidana penjara paling
singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling
sedikit Rp.100.000.000,- dan paling banyak 15 milyar

Unsur obyektif (inti delik)maka harus


dibuktikan. Unsur ini terdiri dari :
Menempatkan, mentransfer,membayarkan
atau membelanjakan, menghibahkan atau
menyumbangkan, menitipkan, membawa ke
luar negeri, menukarkan atau perbuatan lain
atas harta kekayaan (yg diketahui atau patut
diduga berasal dr kejahatan )
Unsur subyektifsengaja, mengetahui, atau
patut menduga bahwa harta kekayaan berasal
dr kejahatan dgn maksud untuk
menyembunyikan atau menyamarkan harta
tersebut

Pasal 6 (1):
Setiap orang yg menerima atau menguasai :
a. penempatan
e. sumbangan
b. pentransferan
f. penitipan atau
c. pembayaran
g. penukaran
d. hibah
Harta kekayaan yg diketahui atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana
dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun
dan paling lama 15 tahun dan denda paling
sedikit Rp. 100.000.000,- dan paling banyak 15
milyar

Unsur obyektif :
Menerima atau menguasai, penempatan,
pentransferan, pembayaran, hibah,
sumbangan, penitipan, penukaran harta
kekayaan

Unsur subyektif :
mengetahui atau patut menduga bahwa harta
kekayaan merupakan hasil tindak pidana

Ad.2. Tindak pidana yg berkaitan dgn


pencucian uang

Pasal 8 :
Penyedia jasa keuangan yg dgn sengaja tidak menyampaikan
laporan kepada PPATK sebagaimana dimaksud dalam pasal 13
ayat (1) dipidana dgn pidana denda paling sedikit 250 juta dan
paling banyak 1 milyar
Pasal 13 (1) yg ditunjuk oleh pasal 8 adalah sbb:
Penyedia jasa keuangan wajib menyampaikan laporan kepada
PPATK sebagaimana dimaksud dalam bab V untuk hal-hal sbb :
- transaksi keuangan yg mencurigakan
- transaksi keuangan yg dilakukan scr tunai dlm
kumulatif sebesar 500 juta rupiah atau lebih
atau mata uang asing yg nilainya setara di laku
kan dlm satu kali transaksi maupun beberapa
kali transaksi dalam satu hari kerja

Ad.2. Tindak pidana yg berkaitan dgn


pencucian uang
Pasal 9 :
Setiap orang yg tidak melaporkan uang tunai
berupa rupiah sejumlah 100 juta atau lebih atau
mata uang asing yg nilainya setara yg dibawa ke
dalam atau keluar wilayah negara RI dipidana
dgn pidana dgn pidana denda paling sedikit 100
juta dan paling banyak 300 juta

Ad.2. Tindak pidana yg berkaitan dgn


pencucian uang
Pasal 10 :
Pejabat atau pegawai PPATK, saksi, penyidik, penuntut
umum, hakim atau orang lain yg terkait dgn perkara
tindak pidana pencucian uang yg sedang diperiksa
melanggar ketentuan pasal 39 (1) dan pasal 41 (1)
dipidana dgn pidana penjara 1 s/d 3 tahun
Pasal 10 A :
Pejabat atau pegawai PPATK,penyidik, penuntut umum,
hakim dan siapapun juga yg memperoleh dokumen
/keterangan dalam rangka melaksanakan tugasnya
menurut UU wajib merahasiakan dokumen/keterangan
tersebut . Pelanggaran ketentuan ini dipidana penjara 5
s/d 15 tahun

Transaksi keuangan yg mecurigakan adalah


Transaksi yg menyimpang dr :
- karakteristik
- kebiasaan pola transaksi dr pengguna jasa
Transaksi yg patut diduga dilakukan dgn tujuan
menghindari pelaporan
Transaksi yg dilakukan atau batal dilakukan dgn
menggunakan harta kekayaan yg diduga berasal
dr hasil tindak pidana
Transaksi yg diminta oleh PPATK untuk
dilaporkan karena melibatkan harta kekayaan yg
diduga berasal dr hasil tindak pidana

Setiap orang yg melaporkan


terjadinya dugaan TPPU wajib diberi
perlindungan khusus oleh negara dr
kemungkinan ancaman yg
membahayakan diri,jiwa, dan/atau
hartanya termasuk keluarganya

Вам также может понравиться