Вы находитесь на странице: 1из 13

1.

PENDAHULUAN

1.1. Tinjauan Pustaka


Mikroskop adalah suatu alat yang mempunyai fungsi utama dalam melakukan
penelitian untuk pengamatan-pengamatan terhadap benda-benda, bagian sel, atau
bahkan makhluk hidup yang berukuran sangat kecil atau sering disebut makhluk hidup
bersel tunggal. (Fardiaz, 1992). Berdasarkan perkembangan fisika dan elektronika,
mikroskop dibagi dalam dua kelompok besar, mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron. Dengan mikroskop elektron memungkinkan dapat diamatinya bagian-bagian
sel, misalnya inti sel, mitokondria, badan golgi, dan sebagainya (Dzen, 2003). Ada dua
bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:

Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.

Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja
objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya (Albert,
1994).

1. Lensa okuler:

lensa yang berada di ujung tempat mendekatnya mata untuk

mengamati bayangan benda. Umumnya lensa itu mempunya perbesaran 10x, 12x
dan 15x.
2. Lensa objektif: satu set lensa yang dekat pada benda atau objek umumnya
mempunyai perbesaran 5 X, 10 X 40 X dan 100 X. lensa objektif dipasang pada
revolver.
3. Kondensor: berfungsi mengumpulkan dan memusatkan sinar ke arah atas dari
sumber cahaya ke sistem lensa.
4. Diafragma: berguna mengatur mengatur banyaknya jumlah cahaya yang masuk.
5. Dasar (base): berfungsi menopang tubuh dan aparatus mikroskop.
6. Meja mikroskop (stage): meja untuk meletakkan benda atau objek.
7. Tubus: ruang tempat tensa okuler dan lensa objektif diposisikan.
8. Makrometer: aparatus/mekanik kasar untuk mengatur naik turunnya tubulus.
9. Mikrometer: aparatus/mekanik halus untuk pengatur jarak antara lensa objektif
dengan benda secara granular/halus (Subandi, 2010).
Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium. Miselium
merupakan kumpulan dari hifa. Pada beberapa kapang, hifanya tidak mempunyai

dinding pembatas dan disebut aseptate hifa. Untuk hifa yang memiliki dinding
pembatas disebut septate hifa. Hifa ada yang berfungsi untuk mengabsorbsi nutrisi(hifa
vegetatif)dan ada hifa yang berfungsi untuk reproduksi (hifa fertil) (Waluyo, 2007).

Kacang tanah sebagai bahan pangan dapat menjadi substrat yang baik bagi jamur
toksigenik yang menghasilkan mikotoksin. Jamur toksigenik yang biasa menginfeksi
kacang tanah adalah Aspergillus flavus (Kasno, 2004). Aspergillus adalah jamur yang
membentuk filamen-filamen panjang bercabang, dan dalam media biakan membentuk
miselia dan konidiospora. Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau
tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora (Tarigan, 1991).
Ciciciri Aspergillus adalah mempunyai hifa berseptat dan miselium bercabang,
sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan merupakan hifa fertil, koloninya
berkelompok, konidiofora berseptat atau nonseptat yang muncul dari sel kaki, pada
ujung hifa muncul sebuah gelembung, keluar dari gelembung ini muncul sterigma, pada
sterigma muncul konidiumkonidium yang tersusun berurutan mirip bentuk untaian
mutiara, konidiumkonidium ini berwarna (hitam, coklat, kuning tua, hijau) yang
memberi warna tertentu pada jamur. (Schlegel, 1994)

Khamir (yeast) merupakan fungi uniselular tanpa miselium, hanya merupakan sel
tunggal. Beberapa khamir berbentuk spheroidal, elips, berbentuk lemon, atau silinder.
Beberapa khamir tidak memproduksi spora sehingga disebut asporogenous, dan
digolongkan kedalam fungi imperfekti. Tetapi ada pula khamir yang memproduksi
spora, khamir ini disebut sporogenous dan digolongkan ke dalam kelas Ascomycetes
dan Basidiomycetes (Sumarsih, 2003). Yeast berproduksi secara aseksual yaitu dengan
cara pembelahan sel sederhana atau dengan cara pelepasan sel tunas (Campbell et al.,
2004).

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengenal mikroskop dan aplikasinya dalam mengamati
objek mikroskopik, mengenal bagian-bagian kapang pada bahan pangan berjamur,
mengetahui pertumbuhan mikroorganisme pada bahan pangan tertentu, serta
mengetahui faktor yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada bahan pangan.

2. MATERI METODE

2.1. Materi
2.1.1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain mikroskop cahaya, pinset, kaca
preparat datar serta penutupnya, pipet tetes dan label.

2.1.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain yeast instan, larutan gula
2%, alkohol, lactophenol blue, dan kacang tanah berjamur.

2.2. Metode
2.2.1. Mengamati Bagian-bagian Mikroskop
Mikroskop diamati bagian-bagiannya lalu digambar dan diberi keterangan nama
masing-masing bagian.

2.2.2. Pengamatan Miselia Kapang pada Bahan Pangan Berjamur


Kaca preparat datar beserta penutupnya dibersihkan dengan alkohol. Kemudian miselia
kapang pada bahan pangan berjamur diambil secara hati-hati dengan pinset agar struktur
tidak rusak lalu diletakkan diatas kaca preparat. Setelah itu ditambahkan 1 tetes larutan
lactophenol blue lalu ditutup. Kemudian objek diamati dengan mikroskop dan hasil
pengamatan digambar serta diberi keterangan.

2.2.3. Pengamatan Yeast


Kaca preparat datar beserta penutupnya dibersihkan dengan alkohol. Kemudian sampel
berupa yeast instan yang dilarutkan pada larutan gula 2% diteteskan pada kaca preparat.
Lalu objek diamati dengan mikroskop dan hasil pengamatan digambar serta diberi
keterangan.

3. HASIL PENGAMATAN

3.1. Tabel Hasil Pengamatan Mikroskop


Tabel 1. Pengamatan Mikroskop
Gambar

Keterangan
Gambar : mikroskop cahaya
Keterangan :
1. Lensa okuler
2. Revolver
3. Lensa objektif
4. Lengan mikroskop
5. Penjepit
6. Meja mikroskop
7. Alas mikroskop
8. Pemutar halus/mikrometer
9. Pemutar kasar/makrometer
10. Kondensor
11. Penggeser objek
12. Bagian penyambung listrik
13. Sumbu cahaya

6
7

5
10
11

13

12

3.2. Tabel Hasil Pengamatan Kapang


Tabel 2. Pengamatan Kapang
Kelompok

Gambar

Keterangan

Gambar
: Kapang
Perbesaran : 40 x 10
Warna
: Hitam
Ket
: Miselia

G1

G2

G3

G4

G5

Gambar
: Kapang
Perbesaran : 40 x 10
Warna
: Cokelat transparan
Ket
: Spora

Gambar
: Kapang
Perbesaran : 40 x 10
Warna
: Cokelat transparan
agak hitam
Ket
: Spora

Gambar
: Kapang
Perbesaran : 40 x 10
Warna
: Cokelat transparan,
Hijau
Ket
: Spora

Gambar
: Kapang
Perbesaran : 40 x 10
Warna
: Transparan, Coklat
Ket
: Spora

Gambar
: Kapang
Perbesaran : 40 x 10
Warna
: Transparan, Coklat
Ket
: Spora & Miselia

G6

Dapat dilihat pada Tabel 2., bahwa sampel diamati dengan perbesaran lensa yang sama
yaitu 40 x 10. Sampel yang diamati pada kelompok G1 hingga G6 adalah kapang pada
kacang tanah yang berjamur. Terdapat 2 jenis struktur kapang yang tampak dalam
pengamatan, yaitu spora dan miselia. Miselia teramati pada kelompok G1; spora
teramati pada kelompok G2, G3, G4, dan G5; sedangkan pada kelompok G6 teramati
spora dan miselia.

3.3. Tabel Hasil Pengamatan Yeast


Tabel 4. Pengamatan Yeast
Kelompok

G7

Gambar

Keterangan

Gambar
: Yeast
Perbesaran : 40 x 10
Warna
: Transparan
Ket
: Coccus

G8

G9

G10

G11

Gambar
: Yeast
Perbesaran : 40 x 10
Warna
: Transparan
Ket
: Coccus

Gambar
: Yeast
Perbesaran : 40 x 10
Warna
: Transparan
Ket
: Coccus

Gambar
: Yeast
Perbesaran : 40 x 10
Warna
: Transparan
Ket
: Coccus

Gambar
: Yeast
Perbesaran : 40 x 10
Warna
: Transparan
Ket
: Coccus

G12

Gambar
: Yeast
Perbesaran : 40 x 10
Warna
: Transparan
Ket
: Coccus

Dapat dilihat pada Tabel 3., bahwa sampel yang diamati pada kelompok G7 hingga G12
adalah yeast dengan perbesaran lensa yang sama yaitu 40 x 10. Didapati bahwa warna
yang teramati pada yeast dari semua kelompok adalah transparan dan berbentuk coccus.

4. PEMBAHASAN

Sesuai dengan pendapat Albert (1994) ada dua bagian utama yang umumnya menyusun
mikroskop, yaitu bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, lensa okuler;
dan bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja
objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.

Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium. Miselium


merupakan kumpulan dari hifa (Waluyo, 2007). Kapang yang diamati pada bahan
kacang tanah yang berjamur adalah Aspergillus flavus. Aspergillus adalah jamur yang
membentuk filamen-filamen panjang bercabang, dan dalam media biakan membentuk
miselia dan konidiospora. Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau
tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora (Tarigan, 1991). Ciciciri
Aspergillus adalah mempunyai hifa berseptat dan miselium bercabang, sedangkan hifa
yang muncul diatas permukaan merupakan hifa fertil, koloninya berkelompok,
konidiofora berseptat atau nonseptat di mana pada ujung hifa muncul sebuah
gelembung, keluar dari gelembung ini muncul sterigma, pada sterigma muncul
konidiumkonidium. Konidiumkonidium ini berwarna hitam, coklat, kuning tua, hijau
yang memberi warna tertentu pada jamur atau kapang (Schlegel, 1994).

Khamir (yeast) merupakan fungi uniselular tanpa miselium, hanya merupakan sel
tunggal berbentuk spheroidal, elips, berbentuk lemon, atau silinder (Sumarsih, 2003).
Yeast berproduksi secara aseksual yaitu dengan cara pembelahan sel sederhana atau
dengan cara pelepasan sel tunas (Campbell et al., 2004). Sehingga jika diamati di
mikroskop, yeast tidak mempunyai spora maupun miselia seperti kapang.

Bagian yang diamati dalam praktikum ini adalah miselia kapang. Pada saat pengamatan
miselia kapang pada kacang tanah, miselia diberi tetesan larutan lactophenol blue
dengan tujuan untuk mewarnai kapang sehingga lebih mudah dilihat menggunakan
mikroskop. Setelah diamati menggunakan perbesaran 40x10, maka struktur yang dapat
teramati dari kapang ada 2 jenis, yaitu spora dan miselia. Miselia teramati pada
kelompok G1; spora teramati pada kelompok G2, G3, G4, dan G5; sedangkan pada

10

kelompok G6 teramati spora dan miselia. Pada kelompok G6 didapatkan hasil sesuai
dengan pendapat Tarigan (1991) bahwa Aspergillus adalah jamur yang membentuk
filamen-filamen panjang bercabang, dan dalam media biakan membentuk miselia dan
konidiospora. Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan
menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Sedangkan pada kelompok G1 hanya
terlihat bagian miselia dan kelompok G2,G3,G4,G5 hanya terlihat bagian sporanya.
Selain itu, warna spora yang didapatkan adalah hijau hitam untuk kelompk G1, coklat
transparan untuk kelompok G2,G3,G4,G5, dan G6. Hal ini sesuai dengan pendapat
Schlegel (1994) yang menyatakan bahwa spora pada Aspergillus berwarna hitam,
coklat, kuning tua, atau hijau.
Pada pengamatan yeast dengan mikroskop didapatkan hasil semua kelompok bahwa
bentuk yeast adalah bulat atau coccus. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumarsih (2003)
bahwa yeast berbentuk spheroidal, elips, berbentuk lemon, atau silinder.

5. KESIMPULAN

Mikroskop adalah suatu alat yang mempunyai fungsi utama dalam melakukan
penelitian untuk pengamatan-pengamatan terhadap benda-benda, bagian sel, atau
bahkan makhluk hidup yang berukuran sangat kecil.

Mikroskop terdiri dari 2 bagian utama, yaitu perlengkapan optik dan non optik.

Kapang pada kacang tanah berjamur adalah Aspergillus flavus.

Kapang pada kacang tanah berjamur mempunyai organ berupa spora dan miselium.

Bentuk sel tunggal dari yeast/ khamir adalah bulat atau coccus.

Semarang, 11 Desembaer 2014


Praktikan,

Asisten Praktikum:

Nike Chandrawibowo

Tesyara Danesh

14.I2.0046

11

6. DAFTAR PUSTAKA

Anwar R. and M. Mochtar Tarigan, 1991. Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis


Mycology, Immunology, and Clinical Aspects. Islamic Universiy of North
Sumatra/PTP IX Hospital, Medan.
Albert, Bruce, dkk. 1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Campbell, N. A., J.B. Reece, dan L.G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.
Erlangga. Jakarta.
Dzen, S.M., Roekistiningsih, S. Santoso &S. Winarsih. 2003. Bakteriologi Medik.
Bayumedia Publising. Malang.
Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia Pustaka. Jakarta.
Kasno A. 2004. Pencegahan Infeksi Aspergillus flavus dan Kontaminasi Alfatoksin
pada Kacang Tanah. Jurnal Litbang Pertanian Vol 23.
Schlegel, H.G., dan K. Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.
Subandi. 2010. Mikrobiologi. Rosda. Jakarta.
Sumarsih, S., 2003. Mikrobiologi Dasar. Universitas Pembangunan Nasional.
Yogyakarta.
Waluyo. L, 2007. Mikrobiologi Umum Edisi Revisi. Balai Pustaka. Jakarta.

12

7. LAMPIRAN

13

Вам также может понравиться