Вы находитесь на странице: 1из 32

Penyakit Karena Fungi (Jamur)

By Linayati, S.Pi, M.Sc

Karakteristik
Fungi :
- Termasuk organisme heterotrophik (tdk
mengandung klorofil)
- Biasanya memiliki filamen, ada yang tidak
berfilamen (uniselluler)
- filament sebagai hypae (s=hypha) dan jika
berkumpul menjadi mycelium.
- Jamur umumnya opportunistic invaders, tetapi
sekali kejadian adalah fatal dan susah ditangani

Penyakit Jamur pada Ikan

Serangan sering merupakan infeksi sekunder


Jamur dapat menginfeksi telur, fry, fingerling
dan ikan dewasa
factor pemicu: adanya luka atau infeksi
microbial ( bakteri dan virus),stress karena
penanganan atau kualitas air kurang baik,
ekspose terhadap pH ekstrim, suhu yang rendah,
kekurangan makanan sehingga daya than tubuh
lemah

Penyakit karena jamur


Saprogleniasis
Penyebab : Saprolegnia sp
Bisa menyerang ikan air tawar dan juga ikan
air laut. Saprolegniamenyerang ikan yg
biasanya telah terserang baktei atau
parasit.
Tanda-tanda : terdapat formasi seperti kapas putih

pada telur ikan dan jaringan ikan yang terinfeksi;


biasanya ditemukan pada permukaan tubuh,.insang, sirip
dan mata; warna mycelium tergantung pada partikel
yang tertempel pada micelium, bervariasi dari putih
hingga coklat

Penyakit Karena Fungi

Penyakit karena Jamur


Saprolegnia memperbanyak diri dengan
sexual dan asexsual
Asexual : dengan spora.
Zoospora yang matang akan keluar dr
spongaria dan berenang menggunaka
rambut getarnya (biflagellata) dan
menempel pada ikan

Efek pada inang : ikan malas bergerak, letargik


(lesu) meningkat;kehilangan respon, kehilangan
keseimbangan; secara histopatology terlihat jaringan
nekrosis. Infeksi pada ikan yang matang gonad lebih
tinggi karena ikan yg matang gonad hormon
corticosteroidnya meningkat sehingga meningkatkan
kerentanan ikan terhadap serangan penyakit.
Diagnosis : jamur dapat dikultur pada media agar
misalnya pada sabareoud dextrosa agar (SDA)
dengan masa inkubasi sekitar 3 hari

Pencegahan dan pengobatan:


- Kepadatan dikurangi, menghindari stress;
- Malchite green oxalat 3-5 mg/L selama 60
menit untuk telur ikan: 2 mg/L untuk ikan;
- Formalin 250 mg/L selama 60 menit;
- Hidrogen peroksida 250-500 ml/L selama 15
menit untuk telur ikan, 25 mg/L untuk ikan
dewasa;
- NaCl 0,5% dgn metode dip/celup pada telur
dan ikan.

Branchiomycosis (gill rot)/busuk


insang
Penyebab : Branchiomyces spp
Organisme sasaran : carp, goldfish, eels
Tanda-tanda : insang menjadi pucat
dengan kecoklatan disebabkan oleh
haemorragic dan trombosis, grayish
sebagai akibat dari ischemia (sulit
bernafas); nekrosis

Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Efek pada inang : hypa jamur pada insang


menghalangi sirkulasi darah; nekrosis pada sel
epitel lamella, dan fusion lamella; mortalitas 3050% pada 2-4 hari; kematian karena anoxia
(ketiadaan oksigen)
Diagnosis : secara mikroskopis dapat dilihat cabang
mycelia pada insang yang terinfeksi
Prevensi dan Kontrol : malachite green 0,3 mg/L
selama 24 jam; atau perendaman formslin 15-25
ml/liter, pemberian makanan dihentikan dan yang
mati dimusnahkan; kolam didrainasi (diairi) ,
dikeringkan, dan disenfeksi dengan kapur.
Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Ichtyophoniasis
(Ichtyosporidiasis)

Penyebab : Ichtyophonus sp

Organisme sasaran : kerapu, trout, flounders, hering dan


cods
Penyebaran melalui kotoran ikan dan kanibalisme terhadap
ikan yang terjangkit
Tanda-tanda : keruskan external bervariasi tergantung
spesies, terkadang tidak terlihat kerusakan sementara;
berenang tidak teratur dan bengkak pada bagian perut; terjadi
swollen (bengkak) pada organ dalam (ginjal, hati, jantung)
dengan sejumlah nodule berdiameter 2 mm. Nodule juga
terdeteksi pada jaringan otot

Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Diagnosis : nodule dapat teramati dengan


mikroskop dan tanda-tanda konektif jaringan
dikelilingi oleh granolomus yang halus.
Ikan yang terserang segera dipisahkan dan
dimusnahkan. Segera lakukan sterilisasi pada
kolam minimal selama beberapa hari. Jika
kolam berlumpur maka sterilisasi dan
pengeringan dilakukan selama hitungan
bulan.

Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Epizootic Ulcerative Syndrome


(EUS)

Penyebab : Aphanomyces invadans yang berasosiasi


dengan rhabdovirus dan bakteri Aeromonas hydrophyla.
Strain Aphanomyces saprobik, Saprolegnia spp, Pythium
spp penyebab superinfeksi lesion (luka).
Organisme sasaran : lebih dr 30 jenis ikan air tawar
Tanda-tanda : terjadi perubahan warna lebih gelap dan
hilang nafsu makan; ikan terapung di bawah permukaan
air; sesekali ikan hyperaktif dengan pergerakan
tersentak-sentak; luka borok dapat diobservasi pada
tubuh /badan ikan
Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Aphanomyces invadans

Efek pada inang : ikan lesu; tahap yang lebih jauh dari
adalah erosi pada ekor; secara histopatology terlihat nekrosis
jaringan dan sedikit respon inflamsi

Diagnosis : muncul pada beberapa kali / tahun, normalnya


sesudah banjir yang diikuti oleh cuaca dingin (Des-Feb.);
isolasi A. invadans dari internal organ pada media khusus
untuk jamur

Prevention dan kontrol : langkah pertama pemindahan semua


ikan dari kolam; kemudian lakukan pengeringan dan kolam
diberi kapur dengan ketentuan 25 kg/ha; desinfeksi peralatan
yang terkontaminasi; mengurangi kepadatan ketika EUS
prevalensi tinggi; memilih ikan ikan yang resisten EUS
seperti tilapia;;
Pengobatan : 0,1 mg/L malachite green. Bisa juga dengan
gentian violet atau garam.

Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Penyakit karena Jamur


Achlyasis
Penyebab Achlya sp
Menyerang organ eksternal seperti kulit, sirip
dan insang ikan.
Gejala : tubuh tampak ditumbuhi benang
halus ( sama dengan saprolegnia)
Penaggulangan : rendam ikan sakit dengan
FORMALIN 100-200 ppm selama 1-3
jam. Atau malachite green 2.5 ppm selama
1 jam

Penyakit karena Jamur

Jamur pada Crustacea


a. Larval Mycosis

Penyebab : Lagenidium spp, Sirolpidium spp,


Haliopthoros spp
Organisme sasaran : semua jenis penaeid,
kepiting
Tanda-tanda : kematian pada larva udang dan
kepiting, telur kepiting sangat rentan terhadap
infeksi mycotic; pada larva udang terdapat pada
protozoea dan mysis
Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Efek pada inang : systemic progressive; kematian


10-100% dalam 48-72 jam setelah terinfeksi.

Diagnosis : pengujian secara mikroskopis terlihat


non septat, banyak percabangan pada mycelia; juga
dapat dideteksi zoospora motil

Prevensi dan kontrol : disenfeksi tangki


pemeliharaan larva dengan klorinasi dan filtrasi; 0,2
ppm Treflan; 1-10 ppm formalin; telur disenfeksi
dengan 20 ppm detergent

b. Blackgill Diseases (Fusarium


disease)

Penyebab : Fusarium solani


Patogen opportunistic oleh stress atau kepadatan
tinggi
Masuk ke kolam budidaya dari Lumpur dasar
kolam atau sumber air laut
Organisme sasaran : semua jenis penaeus,
terutama pada juvenil sampai dewasa
P. japonicus dan P. califoniensis (paling rentan);
P. stylirostris dan P. vanamei (rentan moderat);
P. monodon dan P. merguensis (relatif rentan).
Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Tanda-tanda : bintik hitam pada juvenil yang mati


dan biasanya tidak menyebabkan kematian

Efek pada inang : infeksi biasanya dimulai pada


kerusakan jaringan seperti pada insang akibat
treatmen bahan kimia dan polutan, luka hasil dari
penyakit lain; menyebabkan luka disertai respon
inflamasi yang kadang berakhir dengan melanisasi
berat

Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Diagnosis : secara mikroskopis dengan


melihat makrokonidia yang berbentuk
canoe;
Prevensi dan kontrol : penggunaan
fungisida; eliminasi konidiospora

Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

c. Aflatoxicosis

Penyebab : Aflatoxin oleh Aspergillus flavus


dan aspergilus yang lain sebagai akibat
kontaminasi pada penyimpanan dan pakan
kadaluarsa
Organisme sasaran : P. monodon dan jenis
penaeus yang lain.
Tanda-tanda : udang kekuningan, dan terjadi
diskolorasi kemerahan pada tubuh udang;
lethargic, berenang dekat dasar kolam; cangkang
lembek/lunak
Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Diagnosis : tidak akan survive lebih dari 30


detik setelah infeksi; kehilangan nafsu makan
Efek pada inang : secara histopatology
terjadi nekrosis pada tubule epitelium;
pertumbuhan terhambat/kerdil
Prevensi dan kontrol : jangan menggunakan
pakan yang berjamur; penyimpanan pakan
pada tempat yang kering dgn ventilasi yang
bagus.

Source : Slides from Ir. Sri Wulan, MP

Вам также может понравиться