Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Fosil Nomor Peraga GS-01
Fosil dengan nomor peraga GS-01 menunjukkan kenampakan sebuah
susunan gigi suatu organisme. Fosil gigi ini memiliki rahang yang masih
melekat sehingga dapat dikategorikan sebagai fosil body utuh. Kenampakan
morfologi fosil ini nampak berwarna cokelat usang dengan barisan gigi yang
terlihat bergerigi. Menurut beberapa referensi, gigi yang bergerigi ini
berfungsi untuk mencerna makanan yang lunak. Dilihat dari ukurannya yang
relatif besar serta kenampakan barisan giginya, diinterpretasikan fosil gigi ini
milik organisme yang bertubuh besar dan merupakan mammalia pemakan
tumbuhan atau herbivora. Indikasi awal fosil gigi ini adalah milik gajah
purba. Kemungkinan gajah ini hidup berkelompok, kemudian karena suatu
hal, gajah ini mati dan lambat laun akan menanggalkan giginya. Menurut
suatu sumber, salah satu penyebab gajah purba ini mati karena lingkungan
hidupnya yang berupa hutan secara tiba-tiba hilang. Kemungkinan hilangnya
hutan ini akibat pada masa itu sempat terjadi cuaca ekstrim sehingga banyak
tumbuhan mati dan menyebabkan hutan atau tempat hidup gajah purba ini
menghilang. Akibatnya pasokan makanan bagi gajah purba ini berkurang
sehingga lama-kelamaan organisme ini tidak dapat bertahan hidup dan mati.
Mengingat bahwa hidup gajah secara berkelompok maka saat peristiwa
kepunahannya pun merupakan kepunahan massal. Ini yang menyebabkan
banyak sekali fosil yang ditemukan pada daerah yang sama dan umur geologi
yang sama pula. Setelah mati, bagian tubuh organisme ini mengalami
pembusukan dan meninggalkan gigi. Gigi beserta rahangnya ini jatuh
kedalam material sedimen. Fosil ini merupakan bagian keras organisme dan
berupa gigi yang mengandung fosfatan, sehingga terhindar dari pelapukan.
Selanjutnya didalam material sedimen ini, gigi mengalami proses pemfosilan.
Seiring berjalannya waktu, sedimen beserta fosil gigi ini akan tertimbun oleh
lapisan sedimen berikutnya. Akibat proses eksogenik berupa weathering, atau

bahkan akibat proses endogen, lapisan ini tersingkap sehingga akhirnya gigi
beserta rahang tadi tersingkap sebagai fosil.
Berdasarkan sejumlah referensi, gajah purba ini hidup pada umur
geologi pliosen dan pleistosen. Organisme ini hidup pada lingkungan daratan
(benua Asia). Berdasarkan interpretasi di atas, dapat diinterpretasikan bahwa
fosil dengan nomor peraga GS-01 merupakan Fosil Gigi Stegodon sp.

4.2 Fosil Nomor Peraga FD-01


Fosil dengan nomor peraga FD-01 ini menunjukkan kenampakan
morfologi seperti daun. Pada tubuh peraga ini nampak jelas tulang daunnya
dan apabila diamati lebit teliti terdapat kenampakan titik atau lubang kecil
tersebar pada seluruh tubuh peraga. Diindikasikan ini merupakan stomata
sebuah daun. Berdasarkan kenampakan morfologi daun ini, diperkirakan daun
ini gugur dari tangkainya saat masih berumur muda karena struktur daunnya
masih nampak jelas dan belum rusak seperti akibat kekeringan. Diindikasikan
penyebab gugurnya daun dari tangkainya akibat pengaruh dari suatu
organisme sehingga daun ini jatuh. Daun ini jatuh pada material sedimen
kemudian segera terkubur oleh material sedimen diatasnya sehingga terhindar
dari penghancuran. Didalam lapisan sedimen ini, daun ini mengalami proses
pembusukan perlahan, dimana kandungan air dan gasnya keluar sehingga
yang tersisa hanya karbon saja. Proses ini disebut proses destilasi sehingga
peraga FD-01 dapat diinterpretasikan merupakan peraga fosil dengan proses
pengawetan karbonisasi. Seiring berjalannya waktu, setelah mengalami
proses destilasi ini lama-kelamaan daun aslinya hancur dan hilang sehingga
yang tersisa hanya lapisan karbon membentuk struktur seperti daun. Akibat
proses eksogenik berupa weathering, atau bahkan akibat proses endogen,
lapisan ini tersingkap sehingga akhirnya lapisan karbon tadi ini tersingkap
sebagai fosil.
Berdasarkan sejumlah referensi, daun ini hidup pada umur geologi
carboniverus. Fosil daun semacam ini banyak sekali ditemukan di lingkupan
pengendapan

batubara.

Berdasarkan

interpretasi

di

atas,

dapat

diinterpretasikan bahwa fosil dengan nomor peraga FD-01 merupakan Fosil


Daun.

4.3 Fosil Nomor Peraga F-80


Fosil dengan nomor peraga F-80 ini menunjukkan kenampakan sebuah
cangkang. Kenampakan morfologinya seperti kerang berwarna cokelat.
Diinterpretasikan cangkang ini milik organisme yang hidup di laut dangkal.
Diindikasikan organisme ini mati kemudian cangkang ini jatuh pada material
sedimen yang belum terlalu kompak sehingga meninggalkan cetakan dengan
kenampakan struktur cangkang utuh, dan segera terkubur oleh material
sedimen lagi sehingga terhindar dari penghancuran. Lambat laun bagian
lunak organisme yang berada didalam cangkang ini membusuk dan hilang
sehingga hanya meninggalkan struktur luar cangkang organisme tersebut.
Kemudian material sedimen masuk dan mengisi cangkang ini. Seiring
berjalannya waktu, cangkang luar tadi hancur akhirnya hanya menyisakan
kenampakan seperti gambar peraga. Berdasarkan interpretasi tersebut, peraga
ini dapat digolongkan kedalam tipe pengawetan cast. Kemudian akibat proses
eksogenik berupa weathering, atau bahkan akibat proses endogen, lapisan ini
tersingkap sehingga akhirnya cangkang ini tersingkap sebagai fosil.
Berdasarkan sejumlah referensi, organisme ini hidup pada umur geologi
miocene. Fosil semacam ini banyak sekali ditemukan di lingkupan
pengendapan laut dangkal (neritik) dengan kedalaman 0-200 m. Berdasarkan
interpretasi di atas, dapat diinterpretasikan bahwa fosil dengan nomor peraga
F-80 merupakan Mollusca.

Вам также может понравиться