Вы находитесь на странице: 1из 4

Alat

Fourier Transforms Infra-red (FTIR) Spektrofotometer


Pengayak dengan mesh 120
Mortar dan pestle
China dish atau evaporating dish
Pemanas
Magnetic stirrer
Cetakan supositoria
Aluminium foil
Lemari pendingin
Monsanto hardness tester
Timbangan
0.45m membrane filter
Spektrofotometer UV-Vis
Roches Fribilator
Borosilicate glass
Reflux condenser
Water bath
Buret dan statis
Erlenmeyer
Beaker glass
Rolex company (standar IP/BP/USP)
Dissolution Testing Apparatus type I
0.45 membrane filter
High Media Dialysis Membrane (HIMEDIA)

Bahan
- Metronidazole
- Cocoa butter
- Sodium Lauryl Sulphate
- Tween 80
- Span 20
- Potassium bromide
- Paraffin
- KOH etanolis
- Phenolphthalein
- HCl
- Phosphate buffer

- Anhydrous glacial acetic


- Perchloric acid
- Crystal violet
Preformulasi
Pengujian kompatibilitas eksipien obat mengunakaan Fourier Transforms Infra-red (FTIR)
Spectroscopy
Dilakukan koreksi base line digunakan potassium bromide kering

Dilakukan pengujian terhadap spektrum dari campuran potassium


bromide dan obat diuji

Dilakukan pengujian terhadap spektrum dari obat dengan polimer yang


berbeda

Metode dengan FTIR digunakan untuk menguji kompabilitas obat dengan basis cocoa
butter. Dalam teknik ini padatan diuji dengan cara merefleksikan sinar infra merah yang melalui
tempat kristal sehingga terjadi kontak dengan permukaan cuplikan. Degradasi atau induksi oleh
oksidasi, panas, maupun cahaya, dapat diikuti dengan cepat melalui infra merah. Sensitivitas
FTIR adalah 80-200 kali lebih tinggi dari instrumentasi dispersi standar karena resolusinya lebih
tinggi (Kroschwitz, 1990). Spektrum IR dari Metronidazole dari FTIR ditentukan menggunakan
metode KBr dispersion. KBr dipilih karena merupakan senyawa garam yang tidak
mengintervensi adsorbansi gelombang infrared oleh senyawa yang diidentifikasi. Pada metode
KBr sempel didsiapkan dalam bentuk padat. Cuplikan padat digerus pada mortar kecil bersama
Kristal KBr kering Dalam jumlah sedikit (0,5-2 mg cuplikan sampai 100 mg KBr kering)
campuran tersebut dipres diantara 2 sekrup memakai kunci kemudian kedua sekrupnya dan baut
berisi tablet cuplikan tipis diletakkan di tempat sel spektrofotometer infrared dengan lubang
mengarah ke sumber radiasi. (Hendayana, 1994). Untuk koreksi base line digunakan potassium
bromide kering. Kemudian spektrum dari campuran potassium bromide dan obat diuji dan

dilanjutkan dengan pengujian obat dengan polimer yang berbeda dengan instrumen Parkin
elmer-Pharmaspec-1 FTIR spectrophotometer.

Gambar 1. Peak FTIR dari Metronidazole

Gambar 2. Peak FTIR dari Metronidazole dan cocoa butter


Setelah dilakukan pengujian dengan alat FTIR, dihasilkan spektrum IR seperti
dtunjukkkan oleh Gambar 1 dan Gambar 2. Karena peak yang dihasilkan identik dengan peak
dari Metronidazole, maka cocoa butter dinyatakan kompatible sebagai basis.

Uji Disintegrasi

Suppositoria diuji pada water bath yang berisi air dengan suhu yang
konstan (37C +
1C)

Dicatat waktu yang diperlukan supositoria untuk meleleh atau melebur.

Waktu disintegrasi merupakan faktor penting untuk menentukan pelepasan zat aktif dari
sediaan supositoria. Pada pengujian ini, waktu yang dibutuhkan untuk meleburnya supositoria
diukur saat dimasukkan ke dalam water bath dengan suhu yang konstan (37C +
1C). Kemudian
dilakukan pencatatan terhadap waktu yang diperlukan supositoria untuk meleleh atau melebur.
Pada pengujian ini, wakti yang dibutuhan oleh supositoria untuk meleleh adalah 8,20 hingga 8,80
menit. Menurut Lachman et al, (2008) waktu hancur supositoria dengan basis oleum cacao
adalah 3 menit

Pustaka
Hendayana, Sumar, dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Press.
Kroschwitz, J. 1990. Polymer Characterization and Analysis. Canada: John Wiley and Sons,
Inc.,.
Lachman, L., H. A. Lieberman, dan J. L. Kanig. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi
Ketiga. Jakarta: UI Press.

Вам также может понравиться