Вы находитесь на странице: 1из 8

TUGAS TERSTRUKTUR PERTANIAN BERKELANJUTAN

SISTEM PERTANIAN TERPADU

Oleh :
AZHAR GIAN PRADIPTA
NIM A1C011077

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014

A. Latar Belakang
Pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh
potensi energi sehingga dapat dipanen secara seimbang.

Pertanian

melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan


memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam
proses produksi. Dengan pertanian terpadu ada pengikatan bahan organik di
dalam tanah dan penyerapan karbon lebih rendah dibanding pertanian
konvensional yang pakai pupuk nitrogen dan sebagainya. Agar proses
pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya
produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan. Pada kawasan
tersebut sebaiknya terdapat sektor produksi tanaman, peternakan maupun
perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan kawasan
tersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksi
tidak akan menjadi limbah karena pasti akan dimanfaatkan oleh komponen
lainnya. Disamping akan terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan
biaya produksi sehingga efektivitas dan efisiensi produksi akan tercapai.
Selain hemat energi, keunggulan lain dari pertanian terpadu adalah
petani akan memiiki beragam sumber penghasilan. Sistem Pertanian terpadu
memperhatikan diversifikasi tanaman dan polikultur. Seorang petani bisa
menanam padi dan bisa juga beternak kambing atau ayam dan menanam
sayuran. Kotoran yang dihasilkan oleh ternak dapat digunakan sebagai pupuk
sehingga petani tidak perlu membeli pupuk lagi. Jika panen gagal, petani
masih bisa mengandalkan daging atau telur ayam, atau bahkan menjual
kambing untuk mendapatkan penghasilan.

Pertanian terpadu merupakan pilar kebangkitan bangsa Indonesia


dengan cara menyediakan pangan yang aktual bagi rakyat Indonesia. Dalam
segi ekonomi pertanian terpadu sangat menguntungkan bagi masyarakat
karena output yang dihasilkan lebih tinggi dan sistem pertanian terpadu ini
tidak merusak lingkungan karena sistem ini ramah terhadap lingkungan.
B. Tujuan
Untuk menjelasakan tentang sistem pertanian terpadu di Indonesia
dalam pertanian berkelanjutan dan pentingnya perkembangan sistem
pertanian terpadu yang memiliki dampak yang besar bagi kehidupan
mayarakat dan pertumbuhan perekonomian Indonesia.
C. Manfaat
1. Memberikan wawasan tentang pertanian terpadu
2. Menjelaskan konsep dari pertanian terpadu
D. Uraian Sistem Pertanian Terpadu
Pertanian terpadu merupakan konsep pemanfaatan lahan yang
tersediasemaksimal mungkin untuk menghasilkan produk pertanian yang
beraneka ragam dengan kualitas tinggi. Hasil yang beragam dari tiap
komoditas pertanian tersebut diolah kembali untuk sumber masukan energi
dalam melakukan aktivitas pertanian lainnya. Pemanfaatan komponenkomponen pertanian yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya akan
meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi yaitu berupa peningkatan
hasil produksi yang bersifat ramah lingkungan. Konsep pertanian terpadu ini
juga merupakan upaya petani dalam memperbaiki sifat tanah dengan
penambahan input bahan organik dari dalam sistem pertanian itu sendiri.

Sistem pertanian semakin tergantung pada input-input luar sebagai


berikut : kimia buatan (pupuk, pestisida), benih hibrida, mekanisasi dengan
pemanfaatan bahan bakar minyak dan juga irigasi. Konsumsi terhadap
sumber-sumber yang tidak dapat diperbaharui, seperti minyak bumi dan
fosfat sudah dalam tingkat yang membahayakan. Bersamaan dengan
meningkatnya kebutuhan akan produk pertanian, maka teknologi baru untuk
pengembangan varietas baru, seperti jagung, padi, gandum serta tanaman
komersial lainnya juga nampak semakin menantang. Namun demikian,
pemanfaatan input buatan yang berlebihan dan tidak seimbang, bisa
menimbulkan dampak besar, bukan hanya terhadap ekologi dan lingkungan,
tetapi bahkan terhadap situasi ekonomi, sosial dan politik diantaranya dengan
adanya ketergantungan pada impor peralatan, benih serta input lainnya.
Akibat selanjutnya menyebabkan ketidakmerataan antar daerah dan
perorangan yang memperburuk situasi sebagian besar petani lahan sempit
yang tergilas oleh revolusi hijau (Reijntjes, Haverkort, dan Bayer, 1999).
Untuk mengantisipasi berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, maka
sangat dibutuhkan adanya suatu sistem pertanian yang efisien dan
berwawasan lingkungan, yang mampu memanfaatkan potensi sumberdaya
setempat secara optimal bagi tujuan pembangunan pertanian berkelanjutan.

E. Pembahasan
1. Aspek Ekonomi
Adapun keuntungan atau manfaat ekonomi atas penyelenggaraan kegiatan
pertanian terpadu bagi petani dan keluarga adalah sebagai berikut:

a.

Menyediakan kebutuhan pangan dan gizi yang bervariasi bagi

b.

keluarga petani.
Memberikan pendapatan yang tidak tergantung kepada musim.
Pendapatan itu dapat diperoleh secara bersinambung dari waktu ke

c.

waktu dengan jarak yang tidak begitu lama.


Mengefektifkan tenaga kerja keluarga. Dengan usahatani integrasi
pengangguran tak kentara dapat dihindarkan dan produktivitas

d.

tenaga kerja keluarga dapat ditingkatkan.


Usahatani integrasi juga dapat meningkatkan

produktivitas

penggunaan lahan dan modal.


2. Aspek Sosial
Adapun keuntungan atau manfaat sosial atas penyelenggaraan kegiatan
pertanian terpadu bagi petani adalah sebagai berikut:
a. Mengurangi tingkat pengangguran di pedesaan
b. Meningkatkan taraf hidup petani
c. Mengurangi penggunaan bahan kimia pada kegiatan pertanian petani
dan lebih condong ke bahan organik.
3. Aspek Lingkungan
Adapun keuntungan atau manfaat pada lingkungan atas penyelenggaraan
kegiatan terpadu adalah sebagai berikut:
a. Mampu meningkatkan produksi pertanian dan menjamin keamanan
pangan di dalam negeri;
b. Mampu menghasilakan pangan yang terbeli dengan kualitas gizi yang
tinggi serta menekan atau meminimalkan kandungan bahan-bahan
pencemar kimia maupun bekteri yang membahayakan;
c. Tidak mengurangi dan merusah kesuburan tanah, tidak meningkatkan
erosi, dan menekan ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak
terbarukan;

d. Tidak membahayakan bagi kesehatan masyarakat yang bekerja atau


hidup di lingkungan pertanian, dan bagi yang mengkonsumsi hasilhasil pertanian;
e. Melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup di lahan
pertanian dan pedesaan serta melestarikan sumber daya alam dan
keragaman hayati.

F. Kesimpulan
Guna mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian sekaligus
menjaga kelestarian lingkungan, maka pengelolaan sumberdaya secara efektif
mutlak dilakukan.
Berbagai pendekatan dilaksanakan secara terpadu, dan untuk mendukung
keberkelanjutannya, harus di dukung oleh inovasi teknologi yang di rancang
berdasarkan kesesuaian dengan kondisi wilayah baik bio-fisik maupun sosial
ekonomi dan budaya masyarakat lokal.
Dalam sistem pertanian terpadu berkaitan dengan input, proses produksi dan
output. Proses input berkaitan dengan sumber daya alam dan sumber daya
manusia, pada proses produksi berhubungan dengan waktu dan lingkungan

sedangkan pada output berkaitan dengan pangan, peternakan, perikanan,


perkebunan dan kehutanan. Hal ini saling berkaitan karena apabila salah satu
komponen yang ada di dalamnya rusak atau hilang akan mempengaruhi keadaan
dan ketersediaan komponen lain.
Untuk kendala pada sistem pertanian terpadu itu sendiri antara lain :
1.

Dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai keberlanjutan sistem


pertanian

2.

Hasil produksinya lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem


pertanian konvensional

3.

Dibutuhkan tenaga kerja yang lebih intensif

Sistem pertanian terpadu akan selalu tersedia apabila komponen-komponen


yang ada selalu dilestarikan dan dimanfaatkan dengan baik dan penggunaannya
tidak berlebihan, sehingga dapat selalu tersedia dan dapat di manfaatkan. Jadi
banyaknya pemanfaatan sumber daya alam saat ini akan sangat membantu
kelestarian komponen dari sistem pertanian.

DAFTAR PUSTAKA
Danoesastro, Haryono. 1979.

Pemanfaatan Pekarangan. Yayaan Pembina

Fakulas Pertanian UGM. Yogyakarta.


Dover,M. dan Talbot,L.M., 1987. To Feed The Earth: Agroecology for
Sustainable Development. World Resources Intitute. Washington DC.
Handayanto, E. 1999. Pengelolan Kesuburan Tanah. Fakultas Pertanian.
Universitas Brawijaya. Malang.
Hardjowigeno, S., 1989. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta
Monika, WT et al. 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Sebelas
Maret Universitas Press. Surakarta.
Reijntjes,C., B.Haverkot dan A. W. Bayer., 1999. Pertanian Masa Depan
Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan Dengan Input Luar Rendah.
Kanisius. Yogyakarta.

Вам также может понравиться