Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dimulai pada bulan Januari tahun 2013 bertempat di Laboratorium

Kimia Basic Science Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Bengkulu.
3.2

Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1

Alat-alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rotary evaporator, kertas

saring, jarum ose, batang pengaduk, neraca analitik, oven, cawan petri, kapas,
erlenmeyer, alumunium foil, Laminar air flow, lampu spritus, lumpang porselin, cork
borrer, dan autoklaf.
3.2.2

Bahan-bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun lidah mertua

(Sansevieria trifasciata Prain) yang di dapat di halaman rumah didaerah Tengah


Padang, Kota Bengkulu, jamur Trichophyton rubrum yang diperoleh dari Lab.
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UGM, akuades, Dimetilsulfoksida (DMSO), etanol
96%, media Potato Dextrose Agar (PDA), akuades, dan ketokonazol.
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Pengambilan Sampel
Tanaman yang digunakan sebagai sampel penelitian yaitu daun lidah mertua
(Sansevieria tripasciata Prain) yang diambil didaerah Tengah Padang, Kota Bengkulu.

13

14

3.3.2

Pembuatan Ekstrak Daun Lidah Mertua (Sansevieria tripasciata Prain)


Sampel dicuci dan dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan air,

kemudian dikering anginkan, dipotong kecil-kecil dan dihaluskan hingga berbentuk


serbuk. Sampel kemudian ditimbang sebanyak 1 kg, kemudian dimaserasi dengan
menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak 3,5 L lalu didiamkan selama 3x24 jam.
Filtrat yang di dapatkan ditampung dalam erlenmeyer. Ekstrak yang terkumpul
kemudian di rotary evaporator pada suhu 37C hingga pelarut menguap, tujuannya
adalah untuk memekatkan ekstrak dan memisahkan antara pelarut dengan senyawa aktif
dan daun lidah mertua.
3.3.3 Uji Aktivitas Antijamur
3.3.3.1 Sterilisasi Alat
Sterilisasi alat dengan cara menutup alat-alat yang akan disterilkan dengan
alumunium foil atau kapas, kemudian dimasukkan ke dalam autoklaf pada suhu 121oC
dengan tekanan 15 psi (per square inchi) selama 15 menit.
3.3.3.2 Pembuatan Media Potato Dextrose Agar (PDA)
Pembuatan media agar Potato Dextrose Agar (PDA), dilakukan dengan cara
sebanyak 0,66 gram PDA dilarutkan dalam 10 mL akuades. Kemudian dipanaskan
hingga larut dalam erlenmeyer dan disumbat dengan kapas dan ditutup dengan
alumunium foil lalu disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121 oC selama 15 menit (Ati
et al, 2010).
3.3.3.3 Pembuatan Regenerasi Jamur
Pembuatan biakan jamur Trichophyton rubrum dimaksudkan untuk menjaga
regenerasi jamur dan menghindari terjadinya perubahan karakter dari biakan jamur
murni. Sebanyak 10 mL PDA steril dituang dalam cawan petri yang telah steril dan

15

biarkan memadat pada suhu 28C. Kemudian jamur yang akan diuji disuspensikan
dengan cara diambil sebanyak 1 ose, kemudian digoreskan pada media PDA secara
aseptic kemudian diinkubasi pada suhu 25oC selama 48 jam hingga terjadi pertumbuhan
(Dewi et al., 2009).
3.3.3.4 Pembuatan media larutan kontrol positif (ketokonazol)
Sebanyak 0,0025 gram ketokonazol dilarutkan didalam 0,5 mL akuades, aduk
sampai homogen (Siswandono, 1995).
3.3.3.5 Uji Aktivitas Jamur
Pada pengujian aktivitas antijamur digunakan metode dilusi padat, yaitu dengan
cara mencampurkan ekstrak dengan media. Sampel yang digunakan adalah ekstrak
kasar daun Lidah Mertua yang dibuat pada konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80,
90, dan 100% dengan pelarut DMSO. Sebagai kontrol negatif digunakan DMSO dan
sebagai kontrol positif digunakan ketokonazol. Pengujian dilakukan dengan cara
sebanyak 10 mL media PDA (Dewi et al., 2009) dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Selanjutnya, ekstrak yang sesuai dengan konsentrasi diambil 1 mL dicampurkan ke
dalam media PDA, kemudian dituang ke dalam cawan petri steril dengan cara aseptik
lalu diinkubasi hingga menjadi padat pada suhu 28oC selama 30 menit (Melinda, 2010).
Kemudian diinokulasi miselia Trichophyton rubrum hasil regenerasi menggunakan cork
borrer ukuran 0,7 cm dan selanjutnya diinkubasi pada suhu 25C selama 7 hari,
kemudian diukur diameter zona hambat (clear zona) dengan menggunakan penggaris
(Silvia et al., 2013).
Pengamatan dilakukan dengan mengamati zona hambat dari masing-masing
konsentrasi dan 3 kali pengulangan.

16

3.3.4 Pengumpulan Data


Data diperoleh dengan cara mengukur diameter zona hambat pertumbuhan
jamur akibat pemberian ekstrak daun Sansevieria tripasciata Prain yang terbentuk,
dengan cara mengukur diameter (satuan cm) daya hambat yang terbentuk dari masingmasing konsentrasi perlakuan dengan menggunakan penggaris. Pada masing-masing
pengulangan dirata-ratakan ukuran diameter daya hambatnya untuk setiap perlakuan
(Oka et al., 2012). Persentase pengahambatan dihitung dengan rumus :
X=

x 100%

Keterangan :
X = Persentase penghambat (%)
a = Diameter pertumbuhan T. rubrum pada perlakuan
b = Diameter pertumbuhan T. rubrum pada kontrol

Вам также может понравиться