Вы находитесь на странице: 1из 4

Nama : Yudhistiro Arif Wicaksono

Nim : 10506134020

KELAS C2010 TEKNIK ELEKTRO-D3

Audit Energi
Standar untuk audit energi di Indonesia adalah SNI 03-6196-2000 PRosedur Audit Energi
Pada Bangunan Gedung (selanjutnya disingkat PAEBG). Standar PAEBG memuat tentang
prosedur audit energi pada bangunan gedung, diperuntukkan bagi semua pihak yang terlibat
dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengelolaan gedung. Bangunan gedung ini
mencakup perkantoran, hotel, pertokoan/pusat belanja, rumah sakit, apartemen, dan rumah
tinggal.
Tujuan dari standar ini adalah:
1) Memberikan petunjuk bagi pengguna energi dalam memutuskan jenis audit yang sesuai
dengan kebutuhan mereka;
2) Memberikan panduan bagi pengguna energi pada saat penugasan audit energi;
3) Memberikan batasan dalam persiapan dan membandingkan proposal audit energi;
4) Memberikan pelatihan terbaik bagi pada auditor energi dalam memberikan servis yang baik
dan efektif;
5) Membantu pengembangan program manajemen energi dengan menjelaskan aktifitas sebelum
dan sesudah audit bagi organisasi pengguna energi serta pelaporan yang baik;
6) Persyaratan untuk audit;
7) Memberikan kontribusi dalam kualitas energi yang ada sekarang dan sistem manajemen yang
lain, seperti keuangan, lingkungan, operasional atau ketersediaan manajemen kesehatan dan
keselamatan.
Agar dapat terwujud secara benar dan terarah, maka perlu dilakukan pendekatanpendekatan yang memenuhi kapasitas dan kebutuhan dari hal hal yang menjadi output/
keluaran aktivitas. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pelaksanaan asesmen energi
antara lain adalah:
2.1. Goal Seek Method.
Intensitas Konsumsi Energi (IKE), merupakan parameter utama yang harus dicari dan
ditentukan, baik pada sistem proses produksi maupun pada peralatan utility (boiler, chiller,

Nama : Yudhistiro Arif Wicaksono


Nim : 10506134020
compressor, pompa, dll).

KELAS C2010 TEKNIK ELEKTRO-D3

Dengan besaran/nilai IKE tersebut dapat dikembangkan menjadi

formulasi dan simulasi analisis peluang penghematan energi. Intensitas Konsumsi Energi adalah
jumlah penggunaan energi tiap meter persegi luas gross bangunan dalam suatu kurun waktu
tertentu.
Berikut ini adalah contoh dari hasil pengukuran IKE gedung PS kedokteran UNILA:
Luas gross gedung PS. Kedokteran adalah 4418.34 m2. Konsumsi energi listrik gedung PS.
Kedokteran pada satu tahun setiap bulan berkisar antara 7.720 kWh hingga 12.520 kWh, dan
untuk pembayaran rekening berkisar antara Rp 5.834.600. hingga Rp 9.458.600. Perhitungan
Intensitas Konsumsi Energi dapat dihitung sebagai berikut :

IKE

IKE

IKE

26.4 Kwh/m2/tahun

Dari data pemakaian daya terpasang yang di hitung 2 s/d 12 jam/hari ( data terlampir ) dapat di
hitung IKE sebagai berikut :
Total Pemakaian daya per hari adalah 796.216 kWh perhari dan nilai ini bila di kalikan dalam
setahun adalah :

Pemakaian daya setahun = 796.216 x 365 adalah sebesar 290618.84 kWh pertahun.

Besar IKE adalah 290618.84/ 4418.34 adalah sebesar 65.78 Kwh/m2/tahun.

Nilai perhitungan ini bila merujuk pada standar IKE ASEAN-USAID masih berada di bawah
batas Standar.
Dari audit energi awal dapat disimpulkan bahwa tingkat efisiensi konsumsi energi listrik
pada gedung kampus PS Kedokteran Unila masih di bawah standar 240 Kwh/m2/tahun. Dengan

Nama : Yudhistiro Arif Wicaksono


Nim : 10506134020

KELAS C2010 TEKNIK ELEKTRO-D3

demikian bisa di katakan nilai IKE masih efisien . Hal tersebut disebabkan karena tingkat kuat
penerangan disebagian besar ruangannya masih dibawah standar yang ditetapkan dalam SNI 036197-2000. Dan kondisi suhu dan kelembaban udara disetiap ruangannya pada saat terjadi beban
pendinginan maksimum tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.
2.2. Pareto Chart;
Merupakan grafik yang dapat

dijadikan alat/tools untuk menentukan permasalahan

utama atau identifikasi masalah inti. Mekanisme pendekatan masalah menggunakan pareto
chart, sebagai berikut :
Tentukan karakterisitik mutu, misalnya teknologi pengguna energi terbesar sebagai kunci
untuk diasumsikan bahwa persentase penghematan yang akan diperoleh memiliki nilai energi
yang besar, meskipun untuk sementara belum diketahui berapa persen potensi hemat energi
yang akan didapat. Apabila

prosentase potensi yang diperoleh kecil, dikalikan dengan

kapasitas yang besar, maka nilai yang diperoleh cukup signifikan.


Untuk memperoleh bobot pengguna energi terbesar, maka dilakukan stratifikasi objek
peralatan.
Dari hasil stratifikasi diperoleh sebaran objek (peralatan pengguna energi) mulai pengguna
energi terbesar hingga ke peralatan pengguna energi yang terkecil.
2.3. Metode 5W + 1H
Digunakan untuk mencari akar masalah (sumber pemborosan yang dapat dikonversi
menjadi potensi/peluang hemat energi) pada peralatan pengguna energi yang telah ditentukan
dari hasil pareto chart. Mekanisme pendekatan masalah menggunakan metode 5W + 1H, sebagai
berikut :
Where; untuk menemukan dimana sumber yang berpotensi terjadinya pemborosan energi.
What;

untuk mengidentifikasi

apa yang menyebabkan hingga terjadinya

energi.
Why; untuk mengidentifikasi penyebab hal itu terjadi;

pemborosan

Nama : Yudhistiro Arif Wicaksono


Nim : 10506134020

KELAS C2010 TEKNIK ELEKTRO-D3

Who; untuk mengidentifikasi siapa yang menjadi trigger (aktor utama) terjadinya potensi
pemborosan energi pada peralatan yang sedang diteliti. Analisa berdasarkan 5M (Man/
Manpower, Machine, Material, Metode, Mother Nature/lingkungan kerja).
When;

untuk mengidentifikasi waktu

terjadinya masalah, dapat didiskusikan dengan

operator apakah kejadiannya bersifat siklus, tidak menentu Halaman 9 dari 32 ataukah ada
pengaruh dari proses operasi peralatan lain.
How; Bagaimana mengatasi akar masalah (sumber pemborosan yang dapat dikonversi
menjadi potensi/peluang hemat energi) tersebut.
2.4. Metode pengamatan dan pengukuran;
Untuk melihat efektifitas, dan performansi operasi peralatan yang ada. Data-data primer
(pengamatan langsung dan hasil pengukuran) dan data sekunder (log-sheet

dan hasil

wawancara) sangat diperlukan untuk membantu di dalam analisa Neraca Massa dan Energi
(Mass & Heat Balance). Hasil pengukuran yang diambil berdasarkan pertimbangan peningkatan
efektifitas dan effisiensi peralatan (menghindari terjadinya penurunan akibat efek kegiatan
effisiensi energi).

Вам также может понравиться