Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Judul Penelitian.
IMPLEMENTASI HADITS TERHADAP GAYA HIDUP BERBUSANA
MAHASISWA/I STAIN JEMBER.
B. Abstrak.
Hadits merupakan sumber kedua dalam penetapan hukum tasyri
Islami. Hadits yang berfungsi memperjelas dan memperinci apa saja yang
terkandung dalam al-Quran mengambil peranan penting dalam mengatur
kehidupan umat Islam. Pengaturan hadits terhadap umat Islam bertujuan
untuk menciptakan tradisi umat Islam yang benar-benar Islam i. Hadits yang
merupakan teori keagamaan juga perlu adanya aplikasi agar supaya salah satu
tujuan adanya hadits yang berupa menciptakan tradisi Islam i benar-benar
bisa terwujud, misalnya terwujudnya praktik berbusana Mahasiswa/i STAIN
Jember yang Islami.
Dalan penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana
Mahasiswa/i STAIN Jember memahami hadits busana dan aplikasinya dalam
kehidupan sehari-sehari.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
tingkat pemahaman Mahasiswa/i STAIN Jember terhadap hadits busana, serta
seberapa besar tingkat penerapan mereka terhadap hadits-hadits tersebut.
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian teoritis yang bersifat
empiris, yaitu memaparkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian dan
menghubungkannya dengan kenyataan rill yang terjadi pada objek penelitian.
Lokasi penelitian ini adalah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Jember
yang bertempat di Dusun Karang Mluwo Desa Mangli Kecamatan Kaliwates
Kabupaten Jember.
Sumber data dalam penelitian ini adalah data teoritis dan data empiris.
Data teoritis diambil dari hadits-hadits shohih yang berhubungan dengan
busana, dan data empiris diambil dari objek penelitian yang berupa
Mahasiswa/i STAIN Jember, baik berupa hasil wawancara secara mendalam
ataupun penyebaran angket kepada objek penelitian. Selain itu sumber data
dalam penelitian ini juga diambil dari al-Quran dan hadits serta literaturliteratur lain yang berkaitan dengan objek yang diteliti tentang gaya hidup
berbusana Mahasiswa/i STAIN Jember.
C. Latar Belakang Masalah.
Hadits adalah ucapan, perkataan dan tingkah laku nabi Muhammad
SAW dan merupakan wahyu Allah kedua setelah al-Quran. Dan dia
(Muhammad SAW) tidak berbicara dari hawa nafsu, melainkan sesuatu yang
diucapkannya adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)1. Keberadaan
hadits yang sampai ketangan kita berbeda dengan al-Quran yang sudah bisa
dipastikan tidak mengalami perubahan. Oleh karena itu, para ulama
membagi hadits kedalam 2 katagori, yaitu sunnah shohihah dan sunnnah
dlaifah. Sedangkan hadits yang bisa dibuat dalil tasyri adalah hadits yang
tergolong sunnah shohihah, yaitu hadits shohih dan hadits hasan2.
Hadits yang merupakan
berfungsi untuk memperjelas dan memperinci apa-apa yang disebutkan alQuran dalam bentuk global. Sebagai dalil tasyri kedua dan penjelas serta
pemerinci pemahaman isi al-Quran yang global, hadits mengambil peranan
penting dalam mengatur kehidupan umat Islam . Ada banyak aspek
kemasyarakatan yang mana hadits mengambil peranan penting di dalamnya,
antara lain adalah ibadah praktis (thaharah, sholat, haji, dll), hukum jual beli,
pernikahan, aurat laki-laki dan perempuan, akidah, ahlak dan lain sebagainya.
Sebagai dalil tasyri hukum Islam , tentunya pengamalan hadits perlu
ditekankan. Hal ini karena pengamalan hadits bertujuan untuk menghidupkan
syariah Islam dimuka bumi ini. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka
terimalah. Dan apa yang dilarangnya kepadamu, maka tinggalkanlah3.
Meninggalkan pengamalan dari hadits-hadits nabi merupakan meninggalkan
syariah Islam itu sendiri dan hal itu merupakan hal yang dicela agama.
adalah cara
2.
3.
Bagaimanakah
solusi
penerapan
hadits
busana
terhadapan
mengetahui
solusi
penerapan
hadits
busana
terhadap
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember, STAIN Jember Press, 2012), 48
Akan tetapi studi-studi yang mengkaji tentang tata cara berbusana yang Islam
i sudah banyak dilakukan. Diantaranya yang dapat peneliti sebutkan adalah :
Abdullah Bin Sulong dan Norliza Binti Ahmad dalam penelitiannya
yang berjudul Kesadaran Menutup Aurat Dalam Kalangan Pelajar Tahun
Empat. Satu Kajian Di Fakulti Pendidikan, Universiti Teknologi Malaysia
(UTM) Skundal, Johor. Dalam penelitian tersebut dijelaskan tentang
bagaimana persepsi dan pengetahuan pelajar tahun empat fakultas pendidikan
di UTM mengenai menutup aurat serta bagaimana cara menurutup aurat
kalangan pelajar fakultas tersebut.10
Nashirudin al-Albany dalam kitabnya yang berjudul Jilbab Wanita
Muslimah. Beliau menjelaskan secara lengkap dan teliti tentang cara
berbusana umat Islam yang sesuai dengan syariah. Beliau juga menegaskan
bahwa cadar tidaklah wajib, yang wajib adalah memakai jilbab dengan syarat
memakai jilbab yang sesuai dengan syariah.11
H. Kerangka Teori.
1. Hadits.
Dalam kalangan ulama hadits terdapat perbedaan pendapat
mengenai pengertian dari hadits, khususnya perbedaan yang terjadi antara
ulama hadits mutaqaddimin dan ulama hadits mutaakhkhirin.
Munculnya perbedaan pendapat ini dari pengertian hadits dan sunnah.
Menurut ulama mutaqoddimin, hadits adalah segala perkataan, perbuatan
atau ketetapan yang disandarkan kepada Nabi pasca kenabian, sementara
sunnah adalah segala sesuatu yang diambil dari Nabi tanpa membatasi
waktu. Sedangkan ulama mutaakhkhirin berpedapat bahwa hadits dan
sunnah memiliki pengertian yang sama, yaitu segala ucapan, perbuatan
atau ketetapan Nabi.12
10
Abdullah dan Norliza, Kesadaran Menutup Aurat Dalam Kalangan Pelajar Tahun Empat. Satu
Kajian Di Fakulti Pendidikan, Universiti Teknologi Malaysia (UTM) Skundal, Johor, (Penelitian,
Universiti Teknologi Malaysia, t.t.) 2-7.Pdf.
11
Muhammad Nasiruddin al-Albany. Jilbab Wanita Muslimah, Penerjemah Abu Shafiya,
(Yogyakarta, Mendia Hidayah, 2002), 3.
12
Suryadi, dkk, Metodologi Penelitian Living Quran dan Hadits, (Yogyakarta, Sukses Offset, Mei
2007), cet 1, 89.
2. Gaya Hidup.
Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang
bisa berubah tergantung zaman atau keinginan seseorang untuk mengubah
gaya hidupnya. Istilah gaya hidup pada awalnya dibuat oleh psikolog
Austria, Alfred Adler, pada 1929. Pengertiannya yang luas, sebagaimana
dipahami pada hari ini, mulai digunakan sejak 1961. Gaya hidup bisa
dilihat dari cara berpakaian, bahasa, kebiasaan dan lain-lain. Gaya hidup
bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang lain. Gaya hidup juga
bisa dijadikan contoh dan juga bisa dijadikan hal tabu.
3. Busana.
Kata busana diambil dari bahasa sansekerta bhusana. Namun
dalam bahasa Indonesia terjadi penggeseran arti busana menjadi
padanan pakaian. Meskipun demikian, pengertian busana dan pakaian
merupakan dua hal yang berbeda. Busana merupakan segala sesuatu yang
kita pakai mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Sedangkan
pakaian adalah bagian dari busana yang tergolong pada busana pokok.
Dalam kamus bahasa Indonesia, busana adalah pakaian lengkap dan
berbusana adalah mengenakan pakaian lengkap.13
I. Metode Penelitian.
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)
atau living hadits dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Maksudnya
adalah penelitian lapangan yang berorientasi kepada living hadits (hadits yang
hidup) dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif adalah
sebuah pendekatan yang dilakukan dalam penelitian dengan berdasarkan
realita yang ada bukan berdasarkan nilai/angka. Sedangkan pendekatan
deskriptif adalah sebuah pendekatan yang dilakukan dalam penelitan dengan
tujuan mendeskripsikan apa-apa yang saat ini terjadi. Didalam pendekatan ini
13
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta, Pusat Bahasa, 2008), 242.
2. Lokasi Penelitian.
Lokasi penelitian ini berada di Kabupaten Jember, tepatnya di Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember yang bertempat di Dusun
Karang Mluwo Desa Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.
3. Sumber Data.
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah data langsung dari
lapangan berupa hasil wawancara secara mendalam serta hasil dari pengisian
angket yang diberikan kepada objek penelitian. Selain itu juga sumber data
meliputi al quran, al hadits, literatur-literatur serta catatan-catatan yang
berkaitan dengan obyek yang diteliti yaitu tentang Implementasi Hadits
Terhadap Gaya Hidup Berbusana Mahasiswa/i STAIN Jember.
4. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara mendalam, observasi partisipasi, dokumenter serta hasil dari
pengisian angket yang selanjutnya akan dianalisis dengan metode analisis
deskriptif agar dapat tercipta sebuah hasil penelitian yang sesuai dengan
realita yang ada.
5. Analisis dan Keabsahan Data.
Analisis dan kebasahan data dalam penelitian ini meliputi beberapa
prosedur, yaitu :
a. Penguraian hadits yang memuat tentang tata cara berbusana yang
baik dan yang sesuai syariah. Penguraian hadits tersebut disertai
dengan penerapan ilmu hadits yang menunjukkan keabsahan
hadits tersebut sebagai pijakan awal dalam penelitian.
14
Mardalis, Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta, Bumi Aksara, 2002), Cet
kelima, 26.
mempermudah
pemahaman
terhadap
penelitan
ini.
Adapun
10
Bab empat, solusi yang ditawarkan. Bab ini berisikan solusi yang
tawarkan terhadap masalah yang terjadi mengenai penerapan hadits busana
beserta alasan-alasannya.
Bab lima, penutup. Pada bab ini akan diuraikan mengenai inti
penelitian serta hasilnya yang sesuai dengan judul penelitian ini. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah memahami dan merumuskan hasil dari
penelitian. Dalam bab ini juga akan disajikan saran-saran yang terkait
dengan penelitian tentang hadits busana ini.
11