Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak
Tindakan diversi
urin dan feces sering dikerjakan pada pasien dengan keganasan
abdomen dan pelvik yang memerlukan tindakan pembedahan pengangkatan kandung
kencing dan rektum serta penyakit obstruksi karena invasi tumor atau kerusakan karena
radiasi. Manajemen ostomy yang efektif penting diperhatikan pada paliative care dan
melibatkan pembuatan pouch sistem yang efektif, perhatian pada diversi, perubahan
spesifik pada intake diet dan cairan, manajemen komplikasi peristoma dan stoma.
Manajemen colostomy termasuk pencegahan terhadap konstipasi, manajemen ileostomi
termasuk strategi mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, dan pencegahan
dari sumbatan makanan, dan manajemen diversi urine termasuk fokus pada intake cairan.
Komplikasi peristoma dan stoma yang sering terjadi memerlukan produk barierr, sistem
kantong stoma untuk mencegah retraksi dan bahan pengikat. Tindakan pembedahan
diperlukan jika terjadi hernia inkarserata, prolaps persisten, atau stenosis yang
mengganggu fungsi.
Pendahuluan
Ostomy
adalah
tindakan
pembedahan
yang
dilakukan
untuk
PREOPERATIF MANAJEMEN
Ketika diagnosis telah ditegakkan maka evaluasi menyeluruh harus
diperhatikan untuk meminimalkan resiko terhadap pasien. Yang termasuk tindakan
preoperatif manajemen adalah : (1). Preoperatif konseling, (2). Pemilihan
prosedur, (3). Pemilihan lokasi stoma yang tepat.2-3
Preoperatif konseling
Stoma intestinal dapat permanen atau temporer, jika ada kemungkinan
akan dibuat stoma harus diantisipasi sebelum pembedahan dan didiskusikan
dengan pasien. Pra pembedahan, akan dilakukan konseling pasien agar tidak
terjadi kesalahan pemahaman terhadap stoma, dan berbicara dengan pasien
2
stoma yang lain. Sering kali pasien salah persepsi terhadap efek stoma yang akan
mengakibatkan berkurangnya kualitas hidup dan mengakibatkan kecemasan.
Pada tahap ini akan diberikan pemahaman terhadap prosedur pembedahan yang
akan dijalani, kemungkinan stoma yang akan dipilih, dan bagaimana stoma akan
berfungsi.
Terkadang
diperlukan
alat
bantu
untuk
memudahkan
pasien
2-6
Pemilihan prosedur
Beberapa indikasi pilihan untuk pembuatan stoma dapat dilihat di tabel 1.
Indikasi ini biasanya berhubungan terutama dengan jenis stoma yang akan dipilih,
tetapi terkadang tidak mudah untuk menentukan pilihan yang tepat. Pada
beberapa keadaan pilihan yang ditetapkan pada satu pasien tidak dapat
diterapkan pada pasien yang lain.7
stoma harus terlihat pasien, (c). Lipatan kulit, scar, dan tonjolan tulang harus
dihindari, (d). Jangan pada daerah ikat pinggang, (e). Lokasi stoma harus
diidentifikasi pada posisi tidur, duduk, dan berdiri, (f). Ketidakmampuan
sebelumnya/cacat tubuh harus dipertimbangkan.
Pembuatan Stoma
Cara stoma dibuat tergantung dari tujuannya. Stoma kolon dibuat dengan
mukosa usus terletak sejajar kulit. Stoma usus halus dibuat dengan bagian usus
yang menonjol sekitar 5 cm, agar isi usus halus yang iritatif dapat langsung masuk
ke kantong ileostomi tanpa mengalir ke kulit.
5
1. Sekostomi
Sebuah
sambungan
dibuat
antara
kulit
dengan
sekum
dan
oleh
feses
dan
membutuhkan
irigasi
rutin
untuk
mempertahankan patensi.
Prosedur sekostomi sering dilakukan untuk indikasi yang salah maka
sering kali tidak memperbaiki keadaan dan sebaliknya, malah menimbulkan
komplikasi.
Prosedur
ini
sebenarnya
digunakan
untuk
melindungi
anastomosis sisi kiri untuk terapi obstruksi usus besar, perforasi sekum,
clan volvulus sekum. Menurut Corman, satu-satunya indikasi sekostomi
adalah untuk pasien dengan sindrom Ogilvie. Ileus non-bedah yang
menyebabkan dilatasi sekum yang berat dan terdapat risiko kemungkinan
terjadinya perforasi dapat diterapi dengan sekostomi. Intinya sekostomi
bukan merupakan manuver dekompresi melainkan hanya penampungan
Gambar 3. Sekostomi
kolostomi
loop
yang
paling
umum
adalah
kolostomi
abdomen.
Stoma
ini
permanen
dan
dibuat
setelah
Komplikasi dini:
Pelepasan
mukosa
atau
nekrosis
usus
terminal
akibat
iskemia
Kebocoran persisten antara kulit dan kantung menyebabkan erosi kulit dan
stres pada pasien, akibat lokasi stoma yang tidak tepat (misalnya di atas
9
5. Prolaps
Hal ini jarang terjadi apabila mesenterium dijahit ke peritoneum parietal
dengan benar.
6. Abses dan fistula paraileostomi
Perforasi dari ileum oleh jahitan dan tekanan berlebihan yang dapat
mengakibatkan jaringan nekrotik maupun penyakit yang rekuren dapat
menyebabkan abses dan fistula.
7. Iritasi kulit
Hal ini merupakan komplikasi yang paling biasa dan sering terjadi akibat
dari tumpahan cairan ileostomi ke kulit sekitar ileostomi. Iritasi ini sering
ringan
namun
dapat
menjadi
berat
apabila
dibiarkan
lama.
dengan
penggunaan
kantung
ileostomi
yang
baik,
13
Perubahan
fisiologi
setelah
dilakukan
ileostomi
adalah
hilangnya
kemampuan menyerap air dan garam dari kolon. Apabila ileum bebas dari
penyakit dan reseksi yang berlebihan tidak dilakukan, maka ileostomi dapat
menghasilkan 12 liter cairan per hari. Kehilangan yang terjadi terhadap natrium
50 meq/hari, begitu pula dengan kehilangan dari kalium. Pasien dengan ileostomi
yang sehat mempunyai nilai rendah terhadap total natrium dan kalium yang dapat
bertukar, namun dengan serum
Penyuluhan prabedah
Perawatan paseabedah
Masalah bau
Masalah psikologik
Pada pasien dengan ileostomi, kantung harus diganti pada hari pertama
pascaoperasi. Dengan penggantian ini maka akan memungkinkan untuk dilakukan
inspeksi dasar stoma, pembersihan kulit peristoma, dan pemakaian bukaan yang
lebih besar jika stoma mengalami edema. Penggantian kantung harus diteruskan
setiap dua hari sekali atau tiga kali seminggu sampai pasien pulang.
16
Perbedaan yang jelas antara kantung ileostomi dan kolostomi adalah pada
Ileostomi terdapat cincin protektif yang harus dipakai di sekitar stoma karena sifat
efluks yang korosif. Selama 68 hari pertama pascaoperasi dibutuhkan kantung
sekali pakai yang disertai barrier kulit. Pada hari ke- 7 atau ke-8, stoma harus
diukur ulang karena edema biasanya sudah menghilang walaupun biasanya
membutuhkan waktu 4-6 minggu untuk stoma menyusut ke ukuran terkecilnya.
Oleh karena itu, beberapa kali penggantian lempeng muka akan dibutuhkan
dalam periode ini. Setelah peralatan yang diperlukan sudah tepat maka pasien
harus tetap tinggal di rumah sakit selama 3 hari untuk latihan. Sebaiknya pasien
ditemani oleh keluarga dekat atau ternan agar ada orang lain yang mempelajari
prosedur.
Pada kunjungan pascaoperasi, sangat penting untuk memeriksa dan
mengukur ulang stoma,
serta memastikan
bahwa
pasien menggunakan
perlengkapan yang tepat. Kulit peristoma sebaiknya selaiu diperiksa untuk iritasi
atau lesi.
Faktor-faktor berikut yang esensial untuk diperhatikan saat memasang
kantung:
1. Harus dipakai selama 3-7 hari.
2. Tidak boleh bocor atau menyebabkan bau.
17
Iritasi parah dapat disebabkan oleh ukuran lempeng mulka yang tidak tepat,
kebocoran, alergi terhadap produk adhesif, atau infeksi jamur. Membersihkan area
dengan
ANTACID
atau
SUKRALFAT
biasanya
mengurangi
iritasi.
Masalah dengan infeksi yeast sering terjadi pada cuaca hangat atau
kapanpun ketika terjadi kelembaban di bawah kantung. Area stoma harus
dibersihkan dan dikeringkan perlahan, dan sedikit Kenalog disemprotkan di area
stoma. Setelah kelebihannya dilap maka area sekitarnya dibubuhi sedikit bedak
Mycostatin, kemudian pada barrier kulit lalu pada kantungnya.
Pasien yang rambut tubuhnya banyak maka harus menyingkirkan rambut di
sekitar stoma dalam radius 10 cm dengan gunting atau pisau cukur elektrik. Alat
cukur manual atau krim perontok rambut sebaiknya tidak dipakai.
Diet dan higiene personal adalah cara paling efektif untuk mengurangi bau.
Ikan, telur, keju, dan bawang bombay menjadi masalah untuk pasien dengan
ileostomi, sementara sayuran hijau merupakan masalah terbesar untuk pasien
kolostomi. Yogurt, buttermilk, dan seledri mengurangi bau pada pasien kolostomi.
Beberapa produk yang dapat mengurangi bau adalah deodoran cair dan
tablet. Devrom (bismuth subgallate) tablet kunyah yang dimakan setengah jam
sebelum makan 2-3 kali/hari akan mengurangi bau secara efektif.
Gangguan fungsi seksual pada pasien dengan stoma intestinal di antaranya
adalah impotensi, dispareunia, daya tarik fisik yang menurun, kekhawatiran akan
bau, ketakutan melukai stoma, dan ketakutan akan penolakan dari pasangan
seksual. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pasien berharap agar ahli bedah
dapat berdiskusi dahulu mengenai masalah seksual dengan mereka sebelum
pelaksanaan operasi ostomi permanen.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Cataldo PA, MacKeigan JM. Intestinal stomas.New York:Marcel Dekker;2004.
2. Maidl L, Ohland J. Care of stoma. In: Fischer, Josef E, editors. Mastery of
surgery. Edisi ke-5. Lippincott Williams & Wilkin;2007.1449-66.
3. Orkin BA, Cataldo PA. Intestinal stomas. In: Wolff BG, Fleshman JW et all,
editors. The ASCRS textbook of colon and rectal surgery. Springer;2007:62240.
4. Boyer ML, Ostomy management. In: Sands LR, Sands DR, editprs.
Ambulatory colorectal surgery; New York;2009:283-303.
5. Gordon PH, MacDonald J, Cataldo PA. Intestinal stoma. In: Gordon PH,
Nivatvongs S, editors. Principles and practice of surgery for the colon, rectum,
and anus. New York;2007:1031-79.
6. Tjandra JJ. Intestinal stomas. In: Tjandra JJ, Clunie GJA, Kaye AH, Smith JA,
editors. Textbook of surgery. 3rd ed. Blackwell; Massachusetts;2006:251-6.
7. Williams JG. Intestinal stomas. In: Wiley SW, Mitchell FP, Gregory JJ, Larry
KR, William PH, John PH, Nathaniel SJ, editors. ACS surgery:principles &
pactice. 6th ed. 2007.
8. Corman ML. Colon and rectal surgery. 5th ed. Santa Barbara: J.B. Lippincott
Company; 2005.
9. Hyman N, Nelson R. Stoma complications. In: Wolff BG, Fleshman JW et all,
editors. The ASCRS textbook of colon and rectal surgery. Springer;2007:64352.
10. Doughty D. Principles of ostomy management in the oncology patient. J
support Oncol.2005;3;059-69. Diunduh dari: www.SupportiveOncology.net.
20
21