Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
Zulaika Binti Abdul Rasull G0006512
Pembimbing
dr. Suwardi, Sp.B, Sp.BA
STATUS PENDERITA
ANAMNESA
A. Identitas Penderita
Nama
: An. S
Umur
: 12 tahun
Suku
: Jawa
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
No. RM
: 010959400
Masuk RS
: 14 Mei 2012
Pemeriksaan
: 22 Mei 2012
B. Keluhan Utama :
Perut kembung
: (+
2.
Riwayat Mondok
: disangkal
: disangkal
2
: disangkal
: disangkal
Faringitis
: (-)
- Enteritis
: (-)
Bronkitis
: (-)
Pneumonia
: (-)
Morbili
: (-)
- Thypus
: (-)
Pertusis
: (-)
- Cacing
: (-)
Difteri
: (-)
- Operasi
: (-)
Varicella
: (-)
- Gegar Otak
: (-)
Malaria
: (-)
- Fraktur
: (-)
G. Riwayat Persalinan.
Penderita dilahirkan secara vacuum, cukup bulan, dibantu oleh bidan. Berat
badan lahir 3300 gram. Saat dilahirkan penderita menangis kuat dan gerak aktif.
Mekonium keluar dua hari kemudian.
II. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
-
Keadaan umum
: tampak lemah
Derajat kesadaran
: compos mentis
Derajat gizi
2. Tanda vital
-
Heart Rate
: 144x/menit
Frekuensi Pernafasan
Suhu
: 36,90C
3. Kulit
Kulit putih kecoklatan, kering, ujud kelainan kulit (-), hiperpigmentasi (-)
4. Kepala
Bentuk mesosefal, rambut kering (-), rambut warna hitam, sukar dicabut.
5. Wajah
Odema (-), wajah orang tua (-)
6. Mata
Cekung (-/-), Oedema palpebra (-/-), Odema periorbita (-/-), konjungtiva anemis (/-) , sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor (2mm/2mm),
hipertelorisme (+)
7. Hidung
Napas cuping hidung (-), sekret (-/-), darah (-/-), deviasi(-/-), low nasal bridge (+)
8. Mulut
Mukosa basah (+), sianosis (-), pucat (-), kering (-), makroglotis (+)
9. Telinga
Daun telinga dalam batas normal, sekret (-)
10. Tenggorok
Uvula di tengah, mukosa pharing hiperemis (-), tonsil T1 - T1
11. Leher
Bentuk normocolli, limfonodi tidak membesar, glandula thyroid tidak
membesar, kaku kuduk (-), gerak bebas, deviasi trakhea (-)
12. Toraks
Bentuk
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pulmo :
: distensi (+)
Auskultasi
Perkusi
: hipertimpani
Palpasi
: supel
14. Ekstremitas
Akral dingin
Oedem
Ikterik
15. Genital
penis (+), phimosis (+), terpasang DC no.
RT : TMSA dalam batas normal, massa (-), STLD (-), Feses menyemprot (+)
III. ASSESSMENT
-
Megacolon congenital
IV. PLANNING
-
Cek DR3
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah
Pemeriksaan
Hb
Nilai
Hasil
Satuan
Rujukan
10,0
g/dl
13,5-18,0
Hct
32
40-54
AE
2,89
106/uL
4,6-6,2
AL
8,9
103/uL
4,5 11
AT
64
103/uL
150 440
Golongan Darah
GDS
52
mg/dL
80-110
Ur
18
mg/dL
10-50
Cr
0,3
mg/dL
0,6-1,1
Na+
138
mmol/L
136-146
K+
3,9
mmol/L
3,5-5,1
Chlorida
106
mmol/L
98-106
Albumin
2,0
g/dl
3,5-5,0
HBsAg
Non Reaktif
Colon in loop
Non Reaktif
VI.
PROGNOSIS
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad sanam
: dubia ad bonam
Ad fungsionam
: dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
MEGAKOLON KONGENITAL
a. Definisi
Merupakan penyakit obstruktif usus fungsional tersering pada neonatus, akibat
aganlionosis meissner da aeurbach dalam lapisan dinding usus, mulai dari sfingter
ani internus kea rah proksimal, 70-80% terbatas di daerah rektosigmoid, 10% sampai
seluruh kolon, dan sekitar 5 % dapat mengenai seluruh usus sampai pylorus.
b. Patogenesis
Absensi ganglion meissner dan aeurbach pada mukosa usus mengakibatkan
usus selalu dalam keadaan spastic dan gerak peristaltic pada daerah tersebut tidak
mempunyai gaya dorong sehingga usus bersangkutan tidak ikut dalam proses
evakuasi feses ataupun udara. Penampilan klinis pasien sebagai gangguan passase
usus.
c. Gejala Klinis
Gejala utama berupa gangguan defekasi, yang dapat mulai timbul 24 jam
pertama setelah lahir. Dapat pula timbul pada umur beberapa minggu atau beberapa
bulan kemudian.
Trias klasik gambaran klinis pada neonatus adalah mekonium keluar terlambat,
yaitu lebih dari 24 jam pertama, muntah hijau, dan perut membuncit seluruhnya.
Adakalanya gejala obstipasi kronik ini diselingi oleh diare berat dengan feses yang
berbau dan berwarna khas yang disebabkan oleh timbulnya penyulit berupa
enterokolitis. Entorokolitis antara lain disebabkan oleh bakteri yang tumbuh
berlebihan pada daerah kolon yang iskemik akibat distensi yang berlebihan pada
dindingnya. Enterokolitis dapat timbul sebelum tindakan operasi atau bahkan
berlanjut setelah operasi definitif.
Pada pemeriksaan colok dubur terasa ujung jari terjepit lumen rectum yang
sempit. Selain itu adanya feses yang menyemprot pada colok dubur merupakan tanda
khas dari penyakit ini.
d. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosa megakolon congenital didasarkan pada
anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium dan radiologi. Gejala klinis yang
menonjol dari megakolon congenital adalah suatu trias klasik gejala yang terdiri dari
:
1. Mekonium keluar terlambat setelah lebih dari 24 jam pasca kelahiran.
2. Perut kembung.
3. Muntah warna hijau
Pemeriksaan Patologi Anatomi
1.
Biopsi hisap : mukosa dan submukosa memiliki akurasi 100% tidak dijumpai sel
ganglion meissner disertai penebalan serabut saraf menegakkan diagnosis
3.
Pemeriksaan Radiologi
1. Foto polos abdomen : didapatkan gambaran dilatasi dari usus ataupun gambaran
obstruksi dari usus. Selain itu foto ini juga untuk melihat apakah telah terjadi
perforasi.
2. Barium enema: pada barium enema akan tampak lumen rektosigmoid mengecil di
bagian proksimalnya dan terlihat daerah transisi diikuti daerah usus yang melebar
e. Diagnosis Banding
1. Atresia ileum atau mekonium plug sindrom.
2. Retardasi mental.
3. Hipotiroid kongenital.
4. Psikogenik.
f. Penatalaksanaan
Prinsip penanganan pada megakolon congenital adalah mengatasi obstruksi,
mencegah enterokolitis, membuang segmen aganlionik, dan mengembalikan
kontinuitas usus.
Tindakan yang dilakukan antara lain :
1. Konservatif melalui pemasangan sonde lambung serta pipa rectal untuk
mengeluarkan mekonium dan udara.
2. Tindakan bedah sementara melalui kolostomi yang dibuat di kolon berganglion
normal yang paling distal, dengan tujuan untuk memperbaiki KU pasien serta
diharapkan usus dapat mengecil sendiri.
3. Tindakan bedah definitive dengan mereseksi bagian usus yang aganglionik dan
membuat anastomosis. Prosedurnya adalah Duhamel, Swenson, Soave dan
Rehbein.
10
Daftar Pustaka
De Jong W., 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Editor Bahasa Indonesia: Sjamsuhidajat.
Jakarta: ECG
Mansjoer, Arif dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius
Mantu, F. N., 1995. Catatan Kuliah Bedah Anak. Jakarta: EGC
Reksoprodjo, S., 2005. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Bagian Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Indonesia
11