Вы находитесь на странице: 1из 8

TUGAS PENYAKIT INTERNAL GANGGUAN METABOLIT DAN GENETIK

HIPOGLIKEMIA

Disusun oleh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Siti Nurjannah
Ovi Prudenta
Veronika Julie
Ni Made Artari Dewi
Umi Masumah
Shally Faturrahmah
Wahyu Ramadhan
Achmad Nurendy

115130100111001
115130100111011
115130100111020
115130101111006
115130101111016
115130101111025
115130107111004
115130107111007

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipoglikemia merupakan suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara
abnormal rendah. Kadar gula darah yang rendah menyebabkan berbagai sistem organ tubuh
mengalami kelainan fungsi terutama otak. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan kerja
otak sehingga hewan yang mengalami hipoglikemia menunjukkan gejala neurologis, kejang
otot, kram, kiprah goyah, ataksia, pernapasan, detak jantung, jatuh ke tanah, suhu turun, dan
bahkan miopragia, koma, serta shock.
Hipoglikemia sering terjadi pada hewan muda. Kejadian ini lebih umum terjadi pada
anjing dari pada kucing. Kemungkinan disebabkan oleh transportasi jarak jauh, masa laktasi,
kelaparan atau muntah, diare dan gangguan pencernaan lainnya atau hipoplasia bawaan.
Penegakan diagnosa suatu penyakit dengan gejala yang sama, memerlukan suatu
pemahaman tentang kondisi patologis khusus, untuk itu dalam makalah ini akan dijelaskan
mengenai hipoglikemia untuk membedakannya dengan penyakit lain yang serupa serta
penanganannya.
1.2 Batasan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas didapatkan beberapa batasan masalah sebagai
berikut
a. Pengertian hipoglikemia
b. Etiologi hipoglikemia
c. Patogenesa hipoglikemia
d. Gejala klinis hipoglikemia
e. Diagnosa hipoglikemia
f. Patologi anatomi hipoglikemia
g. Pencegahan hipoglikemia
h. Pengobatan hipoglikemia
i. Epidemiologi hipoglikemia
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai penyakit hipoglikemia agar
mahasiswa kedokteran hewan memahami tentang penyakit tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Hipoglikemia adalah kondisi kadar gula darah (glukosa) di bawah normal. Kadar
glukosa rendah menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi
terutama otak, karena glukosa merupakan sumber energi utamanya.
Tabel 1. Kadar Glukosa normal hewan domestik (Kaneko, 2008)

2.2 Etiologi
Penyebab utama hipoglikemia yakni sekresi insulin berlebihan (seperti tumor sel
islet), penyimpanan glukosa hepatik dan gangguan konversi (seperti fatty liver, sirosis),
hipofungsi korteks adrenal, insufisiensi hipofisis, sistem saraf pusat disregulasi, cachexia dan
faktor lainnya. Kemungkinan disebabkan oleh transportasi jarak jauh, masa laktasi, kelaparan
atau muntah, diare dan gangguan pencernaan lainnya atau hipoplasia bawaan. Kondisi ini
dapat dipicu oleh stres, perubahan pola makan, dan aktivitas berlebihan.
Seringkali penyebab terjadinya hipoglikemia bukan hanya disebabkan oleh kadar gula
yang rendah akibat ukuran fisik yang kecil, atau karena sangat muda, namun dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri yang mengkonsumsi glukosa dan kelainan hati.
2.3 Patogenesa
Glukosa yang diserap dari usus akan disimpan sebagai makromolekul (fase anabotik).
Insulin menyebabkan 60% dari glukosa tersebut disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan

sisasnya akan disimpan dijaringan lemak dan otot. Sekitar 70 % pemakaian glukosa terjadi di
otak. Dalam keadaan puasa, glukosa dalam darah mengalami penurunan sehingga insulin
juga menurun. Namun glukagon dan epinephrin akan meningkat sehingga terjadi pemecahan
glikogen menjadi glukosa. Selama homeostasis glukosa tersebut di atas berjalan,
hipoglikemia tidak akan terjadi. Hipoglikemia terjadi jika hati tidak mampu memproduksi
glukosa

karena

penurunan

bahan

pembentukkan

glukosa,

penyakit

hati

atau

ketidakseimbangan hormonal.
Hipoglikemia berkaitan erat dengan mekanisme glikogenesis di dalam tubuh.
Hipoglikemia terjadi ketika pembentukan glukosa tanpa disertai dengan proses glikogenesis
(merombak glukosa). Akibatnya, insulin meningkat sehingga gula darah rendah. Hal ini
terjadi karena gula sangat cepat diserap. Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa
yang memasuki sel akan berkurang pula, disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi
tidak terkendali. Kedua faktor ini juga akan menimbulkan hipoglikemia.
Seperti sebagian besar jaringan lainnya, metabolisme otak, bergantung pada glukosa
untuk bahan bakar. Saat jumlah glukosa terbatas, otak memperoleh glukosa dari penyimpanan
glikogen di astrosit, namun dalam beberapa menit saja. Untuk melakukan kerja yang begitu
banyak, otak sangat bergantung pada suplai glukosa secara terus menerus dari darah
kedalam jaringan interstitial sistem saraf pusat. Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang
disuplai oleh darah menurun, maka akan mempengaruhi kerja otak seperti penurunan mental
dan bahkan koma.
2.4 Gejala Klinis
Gejala hipoglikemia dapat terjadi mendadak dengan ciri-ciri bervariasi antara satu
penderita dengan penderita lainnya. Hal ini disebabkan penurunan respon hormonal terhadap
hipogikemia. Keadaan ini terjadi pada sebagian pasien yang telah menderita diabetes.
Keadaan hipoglikemi ini mungkin baru dapat terdeteksi dengan jelas setelah timbulnya
gangguan sistem syaraf pusat yang sedang dan berat.
Gejala umum hipoglikemia yakni kelemahan, gejala neurologis paroksismal, kejang
otot, kram otot, ataksia, menyebabkan kebutaan, kolaps bahkan koma, suhu turun, miopragia,
dan shock.
Pada hipoglikemia ringan saat kadar glukosa darah menurun, sistem syaraf simpatik
akan terangsang, maka pelimpahan adrenalin ke dalam darah akan menyebabkan :
a. Tremor
b. Takikardi

c. Palpitasi
d. Kegelisahan
e. Mudah lapar
Pada hipoglikemia sedang, penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-sel otak
tidak memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan bik. Tanda gangguan fungsi pada
sistem syaraf pusat mencakup :
a. Sakit kepala
b. Vertigo
c. Gerakan tidak terkoordinasi
d. Konvulsi
Pada hipoglikemia berat, fungsi sistem syaraf pusat mengalami gangguan sangat berat
seperti
a. Kehilangan kesadaran
b. Koma
c. Kejang
d. Mengalami disorientasi
2.5 Diagnosis
Diagnosa dapat dilakukan dengan mengamati gejala klinis dan pemeriksaan gula
darah. Pemeriksaan darah dapat dengan analisa darah puasa (GDP) / BSN, 2 jam pp (post
prandial), Glukosa darah acak / sesaat / random, dan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO).
Penyebabnya bisa ditentukan berdasarkan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium sederhana. Jika dicurigai suatu hipoglikemia autoimun, maka
dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya antibodi terhadap insulin.
Untuk mengetahui adanya tumor penghasil insulin, dilakukan pengukuran kadar
insulin dalam darah selama berpuasa (kadang sampai 72 jam). Pemeriksaan CT scan, MRI
atau USG sebelum pembedahan, dilakukan untuk menentukan lokasi tumor.

2.6 Diagnosa Banding


Diagnosa banding dari hipoglikemia yakni hipokalsemia (eclampsia), distemper,
abses otak, toksikosis (keracunan timbal), dan epilepsi. Hipoglikemia dapat terjadi secara
bersamaan dengan kejadian hipokalsemia, tetapi pada kondisi hipoglikemia, kekakuan otot

terjadi sedangkan pada hipokalsemia tidak terjadi. Distemper dapat ditegakkan dengan
identifikasi limfosit yang meningkat serta isolasi virus. Abses otak dapat di periksa dengan
MRI. Toksikosis atau keracunan dapat dibedakan dengan melihat signalement dan sejarah.
Epilepsi atau gangguan saraf dapat dibedakan berdasarkan signalment serta diagnosis kadar
glukosa dalam darah.
2.7 Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan:
a. memberikan asupan glukosa dalam jumlah tinggi pada hewan kecil karena masih
memiliki kemampuan yang rendah untuk menggunakan sumber energi selain dari
glukosa dibandingkan dengan hewan dewasa
b. anak anjing dan hewan kecil sebaiknya diberikan pakan secara teratur dan mengandung
karbohidrat kompleks, serta protein dan lemak kualitas tinggi
c. anjing yang dilatih secara khusus untuk keperluan berburu atau berjaga dianjurkan
diberikan protein dan lemak tinggi pada pakannya beberapa jam sebelum melakukan
aktivitas berat supaya kadar gula darahnya mencukupi untuk menunjang aktivitasnya.
Namun kadar glukosa dalam darah tidak boleh melebihi 80-120 mg/dL untuk menjaga
kondisi homeostasis darah
d. selain karena rendahnya asupan gizi, hipoglikemia bisa terjadi karena penyakit utama
seperti heat stroke, penyakit liver yang parah, hypoadrenocorticism, dan iatrogenic
administrasi insulin. Oleh karena itu pemberian suplemen mengandung dextrose
dianjurkan pada hewan yang terkena hipoglikemia. Larutan dengan dextrose diatas 5%
bias diberikan intravena agar cepat direspon oleh tubuh.
2.8 Pengobatan
Pengobatan pertama dengan campuran larutan glukosa 25% 4,8 mg/kg BB dan larutan
Ringer 20 sampai 40 mg/kg BB, infus intravena, atau dengan glukosa oral, hingga gejala
klinis menghilang, sementara secara aktif dilakukan pengobatan penyakit utama.
Setelah iti dilakukan perbaikan nutrisi, diet protein tinggi dan karbohidrat. Untuk
meningkatkan kadar glukosa darah, dapat digunakan diazoxide (10-40mg/kg) atau
glukokortikoid. Apabila terdapat tumor pada kelenjar pankreas dapat dilakukan operasi.
2.9 Epidemiologi

Hipoglikemia sering terjadi pada hewan muda dari pada hewan dewasa terutama saat
neonatal. Anjing lebih umum daripada kucing.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Hipoglikemia merupakan suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara
abnormal rendah. Kadar gula darah yang rendah menyebabkan berbagai sistem organ tubuh
mengalami kelainan fungsi terutama otak. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan kerja
otak sehingga hewan yang mengalami hipoglikemia menunjukkan gejala neurologis, kejang
otot, kram, kiprah goyah, ataksia, pernapasan, detak jantung, jatuh ke tanah, suhu turun, dan
bahkan miopragia, koma, serta shock.
Hipoglikemia sering terjadi pada hewan muda. Kejadian ini lebih umum terjadi pada
anjing dari pada kucing. Kemungkinan disebabkan oleh transportasi jarak jauh, masa laktasi,
kelaparan atau muntah, diare dan gangguan pencernaan lainnya atau hipoplasia bawaan.
Diagnosa dapat dilakukan dengan mengamati gejala klinis dan pemeriksaan gula
darah. Pencegahan dapat dilakukan dengan perbaikan nutrisi serta pemberian karbohidrat
yang cukup. Pengobatan dengan pemberian dextrose IV atau glukosa oral. Apabila
disebabkan karena tumor pankreas, maka diterapi dengan operasi.
3.2 Saran
Penambahan literatur sebaiknya dilakukan mengingat minimnya informasi mengenai
kasus ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Masjoer. 2001. Kapita selekta kedokteran Edisi 3. Medica Aesculpalus. FKUI : jakarta
Kaneko, 2008. Clinical Biochemistry of Domestic animal. 6th edition. Elsevier
Tilley LP, Smith FWK. 2000. The 5 Minute Veterinary Consult Ver. 2. Lippincott Williams &
Wilkins. USA

Вам также может понравиться