Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pendahuluan
Pada saat ini terumbu karang di
Indonesia sedang mengalami
ancaman kerusakan baik yang
disebabkan oleh alam maupun
manusia. Kegiatan manusia yang
merusak seperti penangkapan
ikan dengan menggunakan bom,
racun (potas) atau pembuangan
jangkar di atas terumbu karang
merupakan sasaran dari berbagai
kampanye penyadaran
masyarakat yang sedang
digalakkan.
Tujuan
Mengetahui
Mengetahui
metode
pengelolaan
penelitian
terumbu
terumbu
karang
karang
Identifikasi
Masalah
Bagaimana
pengelolaan
terumbu
karang
Apa saja
metode
penelitian
terumbu
karang
PEMUTIHAN KARANG
Pemutihan karang (yaitu menjadi
pudar atau berwarna putih salju) terjadi
akibat berbagai macam tekanan, baik
secara alami maupun karena manusia,
yang menyebabkan degenerasi atau
hilangnya zooxanthellae pewarna dari
jaringan karang (Brown et al.,1999).
Warna terumbu karang tergantung pada
alga Zooxanthellae yang menempel dan
bersimbiosis
dengannya.
Alga
Zooxanthellae
berfotosintesis
menghasilkan makanan bagi terumbu
karang, sementara terumbu karang
menyediakan tempat yang aman untuk
alga ini hidup
Zooxanthellae : alga kecil yang hidup di
jaringan karang
PENGELOLAAN BERBASIS
MASYARAKAT
Pengelolaan terumbu karang berbasis-masyarakat adalah
pengelolaan secara kolaboratif antara masyarakat,
pemerintah setempat, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan
pihak-pihak terkait yang ada dalam masyarakat yang
bekerja sama dalam mengelola kawasan terumbu karang
yang sudah ditetapkan/disepakati bersama.
Tujuan dari pengelolaan terumbu karang berbasismasyarakat adalah untuk menjaga dan melindungi kawasan
ekosistem atau habitat terumbu karang supaya
keanekaragaman hayati dari kawasan ekosistem atau
habitat tersebut dapat dijaga dan dipelihara kelestariannya
dari kegiatan-kegiatan pengambilan atau perusakan
4. Penguatan Kelembagaan,
Kebijakan dan Peraturan
Kajian yang menganalisis
kekuatan, kelemahan,
peluang pengembangan/
pengurangan dari
kelembagaan dan
kebijakan serta peraturan
perundang-undangan yang
ada dalam rangka
menunjang kegiatan
pengelolaan terumbu
karang berbasis
masyarakat.
6. Implementasi Rencana
Dalam kegiatan implementasi tersebut,
kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan
adalah:
(a) integrasi ke dalam masyarakat
(b) pendidikan dan pelatihan
masyarakat
(c) memfasilitasi arah kebijakan
(d) penegakan hukum dan peraturan.
7. Monitoring
Tahap monitoring (pengawasan)
dilakukan mulai awal proses
implementasi rencana pengelolaan.
Pada tahap ini, monitoring dilakukan
untuk menjawab segenap pertanyaan
tentang efektivitas pengelolaan, atau
masalah lain yang terjadi yang tidak
sesuai dengan harapan yang ada pada
rencana pengelolaan.
8. Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap segenap
masukan dan hasil pengamatan yang
dilakukan selama proses monitoring
berlangsung.
Kelebihan
area luas dimonitor dalam waktu singkat
mudah dilakukan setelah pelatihan
sederhana
Peralatan murah
pengamat tidak akan kelelahan untuk
memonitor wilayah yang luas
sangat sesuai untuk mencari tempat
penelitian (site) dan menilai tipe terumbu
karang
Kekurangan
hewan-hewan yang biasa bersembunyi (cryptic)
gampang terlewati
monitoring dapat dilakukan pada lokasi di luar
terumbu secara tidak sengaja
peneliti sangat sulit mengingat bila terlalu
banyak variabel yang diamati
dapat dilakukan pada terumbu karang dangkal
saja
ketelitian sangat terbatas
Kelebihan
Keakuratan lebih besar dibanding Manta Tow
Tidak memerlukan training khusus
Area yang luas dapat disurvei dalam waktu singkat
Sangat berguna untuk memperoleh daftar spesies
yang ada di suatu wilayah, murah, dan tidak
membutuhkan kapal.
Kekurangan
Sangat melelahkan
Sulit dilakukan jika kawasan pengamatan sangat
luas
Subyektifitas pengamat dapat menyebabkan data
menjadi bias
Pengukuran hanya berdasarkan perkiraan, dan
tidak dapat mendeteksi perubahan yang kecil
dalam ekosistem.
Kelebihan
Daerah cakupan kecil
Waktu pengamatan tidak terlalu lama
Data kuantitatif dan lebih akurat
Mudah dipelajari bagi pemula
Kekurangan
Tidak dapat dilakukan untuk
mengambil data di tubir dan kawasan
bergua
Jumlah titik (poin) yang dibutuhkan
harus disesuaikan kondisi di lapangan
Tidak cocok untuk jenis-jenis yang
jarang ditemui
Informasi tentang ukuran koloni
karang tidak dapat diperoleh.
Kekurangan
Sangat sulit untuk standarisasi beberapa
ketegori lifeform di antara sejumlah
pengamat
Hanya terbatas pada data persentase
penutupan dan atau kelimpahan relatif
Pengamat harus penyelam yang baik
Tidak dapat digunakan untuk masalahmasalah demografi seperti pertumbuhan,
rekrutmen dan mortalitas
Tidak bagus digunakan untuk pendugaan
kuatitatif persentase penutupan spesies
yang jarang atau kecil
Memerlukan waktu yang lebih lama
sehingga biaya juga meningkat
Membutuhkan keahlian khusus sesuai
dengan tingkat presisi data dan informasi
yang diinginkan
Tidak bisa digunakan untuk biota yang
jarang ditemukan atau terlalu kecil.
Quadran
Metode ini termasuk
metode yang cukup
komprehensif dan
dapat digunakan untuk
mengamati berbagai
macam parameter.
Metode ini bertujuan
untuk mendapatkan
data yang
komprehensif dan
mendeteksi perubahan
yang kecil dalam
ekosistem.
Kelebihan
Dapat melihat perubahan kecil
Cocok untuk jenis-jenis yang
kecil, jarang, atau yang suka
bersembunyi
Informasi mendetil mulai dari
persentase tutupan,
kelimpahan, hingga frekuensi.
Kekurangan
Memakan banyak waktu
Penempatan kuadrat dapat
merusak karang jika tidak hatihati
Tidak cocok untuk biota yang
berukuran lebih dari 1 m.
2. Belt Transect
Secara umum metode ini digunakan untuk menggambarkan kondisi suatu
populasi makro-invertebrata tertentu di terumbu karang.
Metode ini dapat juga digunakan untuk menghitung populasi karang tertentu
seperti Fungia spp. dan karang-karang hias ataupun visual sensus untuk ikan.
Metode ini sudah sangat umum dan dikembangkan dengan baik oleh Reef
Check.
Dengan metode ini sepasang penyelam yang berenang sepanjang sabuk
(belt) dan menghitung kelimpahan kelompok invertebrate target, selain
kesehatan terumbu atau kerusakan secara fisik.
Kelebihan
Biaya yang murah, khususnya dengan
menggunakan tenaga sukarela
Proses pembelajaran dan membangkitkan
kepedulian
Memberikan gambaran global kesehatan
terumbu karang
Pengulangan survey dapat dilakukan sebagai
suatu program monitoring lokal.
Kekurangan
Secara idealnya pengulangan
dilakukan lebih dari 4 kali per
site dan lebih dari 4 kali survey
dilakukan dalam setahun
supaya data dapat
dibandingkan, dengan
demikian hal ini akan
menambah mahal biaya
operasional.
KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelolaan yang berbasis
masyarakat adalah suatu system pengelolaan sumberdaya
alam dimana masyarakat lokal terlibat secara aktif dalam
proses pengelolaan sumberdaya alam yang terkandung di
dalamnya. Pengelolaan disini meliputi berbagai dimensi
seperti perencanaan, pelaksanaan, serta pemanfaatan
hasil-hasilnya.
Metode penelitian terumbu karang terbagi menjadi 3
kategori yaitu metode monitoring skala luas yang terdiri
dari metode Manta Tow dan Timed Swim, Metode
monitoring skala sedang yang terdiri dari Point Intercept
Transect dan Line Intercept Transect, serta metode
pemantauan skala detil yang terdiri dari Quadran dan Belt
Transect.