Вы находитесь на странице: 1из 19

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pelayanan konseling merupakan pertanggung jawaban hamba Tuhan akan
kedalaman kebenaran firman Tuhan, dimana dewasa ini gereja semakin menyadari
bahwa kebenaran firman Tuhan dalam banyak hal harus diterjemahkan dalam bahasa
dan teknik yang tepat atau ia tidak akan menjadi seperti yang dikatakan dalam Amsal
25 : 11, Seperti apel emas di pinggan perak .
Tanggung jawab seorang hamba Tuhan justru memungkinkan supaya kebenaran
firman Tuhan dapat berbicara dengan penuh kuasa kepada setiap orang dalam setiap
kedalaman persoalan hidupnya.
Gereja tidak lagi merasa puas dengan pelayanan mimbarnya, karena ternyata
hampir setiap anggota jemaatnya masih membutuhkan bimbingan pribadi untuk tumbuh
bahkan mengalahkan hambatan-hambatan dalam kehidupan rohaninya secara pribadi.1
Pada mulanya suatu pernikahan dimulai dengan cita-cita, impian dan tekad yang
muluk-muluk namun selanjutnya diakhiri dengan sebuah perceraian, disamping
perceraian itu merupakan suatu hal yang memprihatinkan bagi gembala sidang maupun
jemaat gereja, oleh karena itu sebagai pelayan Tuhan maupun sebagai konselor Kristen
menghadapi kondisi yang demikian perlu mencari upaya untuk dapat membantu jemaat
yang sedang dalam permasalahan itu maupun masyarakat umum agar dapat ditemukan
sistem atau metode konseling yang bisa mencegah terjadinya perceraian.

Susabda B. Yakub. Pastoral Konseling Jilid 1.Malang : Penerbit Gandum Mas 2012.Hal.43

Untuk menilai sukses tidaknya sebuah pernikahan apa kriteria yang harus
dipakai untuk mengukur pernikahan itu selain memakai kacamata Tuhan yang adalah
inisiator sebuah pernikahan, karena Allah sendirilah yang berinisiatif membangun
pernikahan seperti dinyatakan oleh Firman-Nya dalam Kejadian 2 : 18 yang berbunyi:
Tuhan berfirman : Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan
menjadikan seorang penolong baginya yang sepadan dengan dia artinya bahwa manusia
membutuhkan penolong, sehingga dapat menjalani kehidupannya.2
Apa kerinduan Allah saat Ia membangun pernikahan seperti ditulis dalam Efesus
5 : 32 secara gamblang menyatakan bahwa hubungan antara suami dengan istri
menggambarkan hubungan antara Kristus dengan jemaat-Nya. Sebab itu laki-laki
akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya
itu menjadi satu daging. (Efesus 5 : 31).
Sebuah pernikahan seyogyanya dilandasi oleh sebuah cinta sejati yang
memberikan kasih dan sekaligus membiarkan pihak-pihak yang dicintai merasakan
kasih itu bukan sekedar yang seorang senang lalu yang lain melayani kesenangan
pasangannya
Oleh karena itu jemaat yang akan menikah berhak untuk menerima pelayanan
konseling pranikah agar calon pasangan suam istri dapat memahami arti sebuah
pernikahan Kristen serta seluruh hak dan kewajiban bagi kedua pihak setelah menerima
pemberkatan nikah kudus.
Namun saat ini masih banyak hamba Tuhan yang melaksanakan pelayanan
konselingnya dengan sambil lalu, karena cenderung mencampuradukkan dengan

Alkitab. Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, 2004.

pelayanan - pelayanan yang lain dan membawa peranan sebagai seorang pengkhotbah
dan penasehat dalam setiap pelayanan konselingnya.
Pelayanan konseling tidak sama dengan berkhotbah atau memberi nasehat,
karena pelayanan konseling yang utama justru menolong konseli (klien atau penerima
bimbingan) untuk bertanggungjawab penuh dalam hidupnya, dan di bawah terang
firman Tuhan menolong dia menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan dan persoalan
hidupnya.
Oleh karena itu konselor yang baik adalah konselor yang tahu menahan
lidahnya untuk memberikan nasehat atau pendapat pribadinya, serta pengenalan yang
mendalam akan prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan sehingga tdak membuat
konselor memaksakan tafsiran-tafsiran pribadinya serta penerapan praktis dalam hidup
konseli.
Kemudian apa yang dimaksud dengan konseling itu dapat disimpulkan bahwa
konseling merupakan hubungan timbal balik (interpersonal relationship) antara hamba
Tuhan (pendeta, pengajar, penginjil dll) yang berfungsi sebagai konselor dengan
konselinya (orang yang meminta bimbingan) dalam mana konselor mencoba
membimbing konselinya ke dalam suatu suasana percakapan konseling yang ideal
(conducive atmosphere)3 yang memungkinkan konseli itu betul-betul dapat mengenal
dan mengerti apa yang sedang terjadi pada dirinya sendiri, sehingga ia mampu melihat
tujuan hidupnya dalam relasi dan tanggung jawabnya pada Tuhan dan mencoba
mencapai tujuan itu dengan takaran, kekuatan dan kemampuan seperti yang sudah
diberikan Tuhan kepadanya.
3

Trisna A.Jonathan. Pernikahan Kristen Suatu Usaha Dalam Kristus. Jakarta : Institut Theologi dan
Keguruan 1986, 140

Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah


kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi
Allah ( Ibrani 13 : 4 ) 4. Di dalam ayat ini secara tegas Tuhan mengatakan bahwa
janganlah mencemarkan tempat tidur, karena itu namanya zinah dan hal itu sangat
dibenci Tuhan karena pezinah akan memperoleh hukuman.
Oleh sebab itu bagi setiap orang percaya haruslah menghindari perbuatan zinah,
percabulan karena itu merupakan kebencian Allah dan selalu akan berdampak pada
kehidupan keluarga dan rumah tangga yang tidak harmonis bahkan ada kecenderungan
merusak kebahagiaan rumah tangga dan keluarga yang seharusnya mereka nikmati.
Perkawinan Kristen adalah sebuah perkawinan yang didasarkan pada ajaran
Kristus yaitu bahwa suami-istri dipandang sebagai organisme tunggal sebagaimana
pengertian yang dimaksud dalam ungkapan satu daging, karena itulah perzinahan
oleh suami-istri merupakan pemotongan satu anggota tubuh yang hidup 5
Namun kenyataan yang terjadi dalam kehidupan pernikahan khususnya
pernikahan Kristen tidak dapat dipungkiri bahwa banyak terjadi perselingkuhan,
perzinahan yang mengakibatkan kehidupan keluarga Kristen mengalami goncangan dan
perselisihan yang berkepanjangan dan dikhawatirkan akan merusak kehidupan keluarga
itu bahkan sampai pada tataran perceraian serta kehancuran hidup pernikahannya,
seperti sering penulis alami dan hadapi di dalam memberikan konseling keluarga di
sebuah gereja lokal Solo.
Berdasarkan kondisi dan realitas tersebut dipandang perlu gereja mewaspadai
serta melakukan tindakan pencegahan terhadap masuknya tren perselingkuhan dan
4
5

Aliitab. Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia 2004


C.S.Lewis, Mere Christianity. Kekristenan Asali.Bandung : Pionir Jaya, 2007,hlm.151

perzinahan yang dapat berakibat perceraian dalam keluarga jemaat Kristen dengan
upaya memberikan bimbingan, pendidikan tentang pernikahan Kristen yang benar di
hadapan Tuhan secara lebih serius, kontinyu dan berkesinambungan.
Hal ini dapat dibuktikan dengan data yang penulis peroleh dari nara sumber di
beberapa gereja di kota Solo pada umumnya dan GBI X khususnya.
Pertama, penulis melakukan wawancara dengan Kepala Departemen Pernikahan
dan Konseling di gereja X yang menunjukkan fakta bahwa trend terjadinya
perselingkuhan dan perzinahan di gereja tersebut bertendensi terjadinya peningkatan,
hal ini terbukti dengan makin meningkatnya konseli yang minta konseling tentang
kondisi pernikahannya akibat perselingkuhan dan perzinahan.
Selanjutnya penulis mewancarai salah seorang anggota Majelis gereja dari
denominasi lain dan mendapatkan penjelasan bahwa telah terjadi beberapa kasus
perceraian anggota jemaatnya yang disebabkan oleh perselingkuhan dan perzinahan
yang tidak dapat dicegah meskipun telah diberikan konseling oleh gembala sidangnya.
Ketiga, penulis memberikan konseling kepada pasangan suami-istri Kristen yang
sudah cukup berumur akan tetapi hidup pernikahannya hampir mengalami kehancuran
akibat perselingkuhan dan perzinahan yang dilakukan oleh salah satu pihak dari
pasangan tersebut.
Berdasarkan masalah tersebut di atas maka penulis terdorong untuk meneliti
MODEL BIMBINGAN BAGI PERNIKAHAN KRISTEN UNTUK MENCEGAH
TERJADINYA PERCERAIAN BERDASARKAN SURAT EFESUS 5 : 22-25.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan masalah tersebut di atas maka penulis merumuskan masalah
penelitian pokok adalah sebagai berikut:
Bagaimanakah model bimbingan bagi pernikahan Kristen untuk mencegah
terjadinya perceraian berdasarkan surat Efesus 5:22-25

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas yang menjadi tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui penyebab fenomena terjadinya perselingkuhan dan perzinahan di
kalangan keluarga Kristen yang mengakibatkan perceraian, sehingga dapat di antisipasi
bentuk bimbingan bagi pernikahan Kristen yang dibutuhkan oleh keluarga Kristen pada
umumnya dan jemaat pada khususnya.

D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini untuk dapat membantu
mengetahui penyebab fenomena terjadinya perselingkuhan dan perzinahan dari
keluarga Kristen warga jemaat gereja sehingga dapat diantisipasi pendidikan
maupun bentuk konseling apa yang perlu diberikan bagi keluarga Kristen agar
tidak terjadi perselingkuhann dan perzinahan yang mengakibatkan hancurnya
kehidupan keluarga.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN


Penelitian ini dibatasi pada pokok pembahasan mengenai Model Bimbingan
bagi Pernikahan Kristen untuk mencegah terjadinya perceraian berdasarkan surat
Efesus 5:22-25.
F. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
1. Metode Penelitian
Metode yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
yang oleh beberapa ahli metodologi seperti Kirk dan Miller, mendefinisikan bahwa
metode kualitatif sebagai metode dalam ilmu pengetahuan sosial yang bergantung pada
pengamatan pada kawasannya.
Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor mengemukakan bahwa metode
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati6
Untuk mendapatkan data, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan
mengamati secara partisipasi dan memeriksa atau menyedidiki bahan yang telah
disiapkan. Penelitian ini erat hubungannya dengan pengumpulan data, termasuk
penyimpanan dan pengeluaran yang efektif untuk tujuan penelitian7
Penulis kemudian menggunakan metode deskriptif analitis dimana metode ini
ditujukan untuk menghimpun dan menganalisis buku-buku teks, baik yang bersifat
teoritis maupun empiris. Kegiatan analisis ditujukan untuk mengetahui makna,

Lexy J.Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002. Hlm.2-3
Andreas B. Subagyo, Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 2004,
hlm.259.
7

kedudukan dan hubungan antara berbagai konsep dan kebijakan atas peristiwa yang ada
ataupun yang terjadi, untuk selanjutnya mengetahui manfaat, daya guna, hasil maupun
dampak dari masalah-masalah tersebut.8
2. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dipakai oleh penulis adalah mencari, mengumpulkan,
menganalisa dan membuat kesimpulan terhadap berbagai buku maupun teks tentang
bentuk-bentuk konseling pernikahan Kristen untuk mencegah terjadinya perceraian
berdasarkan surat Efesus 5:22-25.
Selain dari berbagai macam buku dan teks, penulis juga mengumpulkan banyak
informasi yang berkaitan dengan judul skripsi ini dari berbagai narasumber baik
melalui pengamatan maupun wawancara.
G. DEFINISI ISTILAH
Ada beberapa istilah yang perlu didifinisikan dalam penelitian ini sehingga tidak
menimbulkan salah tafsir diantaranya sebagai berikut :
1. Model Bimbingan
Model bimbingan adalah suatu proses untuk dapat membantu orang lain dalam
mengambil keputusan penting yang akan mempengaruhi kehidupannya, sehingga
model bimbingan ini merupakan pola atau cara yang diberikan oleh seseorang yang
telah terlatih dalam memberikan bimbingan kepada pribadi maupun pasangan keluarga
Kristen agar mereka mampu dan trampil dalam mengambil keputusan sendiri dalam
mengatasi masalah pribadi maupun keluarganya.

Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008 ,
hlm.85-86

Model bimbingan berfokus pada bagaimana membantu orang lain untuk memilih
apa yang dianggapnya paling tepat dan berharga, dan dalam hal ini membantu orang
lain untuk menemukan arah dalam kehidupannya.9
Model bimbingan merupakan metode yang dapat diberikan oleh seorang yang
sudah terlatih dan berpengalaman dalam memberikan bimbingan kepada seseorang
individu untuk membantu mengatur kegiatan-kegiatan sendiri, mengembangkan
pandangan hidupnya serta mampu membuat keputusan serta siap menanggung
konsekwensi atas keputusannya bagi dirinya sendiri, jadi model bimbingan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah pola yang diberikan oleh seseorang yang terlatih
kepada pribadi atau sekelompok orang agar mereka terampil dalam mengambil
keputusan sendiri.
2. Pernikahan Kristen
Pernikahan adalah tahap kehidupan yang didalamnya seorang laki-laki dan
perempuan boleh hidup bersama-sama dan menikmati seksual secara sah.Sedangkan
perzinahan dan persundalan adalah hubungan seksual yang tidak diakui oleh masyarakat
sebagai konstitusi pernikahan.10.
Sedangkan menurut Markus Suyadi, pernikahan Kristen adalah suatu peristiwa
di mana seorang laki-laki dan seorang perempuan saling mengikat janji di hadapan
Tuhan untuk hidup bersama, baik dalam suka maupun duka hingga maut yang
memisahkan, yang kemudian diteguhkan dalam pemberkatan nikah kudus oleh seorang

9
10

Samuel T. Gladding. Konseling Profesi Yang Menyeluruh.Jakarta Barat : Indeks, 2012, hlm.5-6
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II.Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih 2008, hal.154

10

gembala sidang yang menyatakan bahwa kedua mempelai secara sah telah menjadi
pasangan suami istri untuk seumur hidup sesuai dengan hukum Tuhan11
Pernikahan merupakan lambang Kristus dan gereja-Nya artinya pernikahan
adalah suatu lambang yang paling rahasia yaitu hubungan Kristus dan gereja-Nya,
sehingga seperti Kristus demikian mengasihi gereja-Nya sampai Ia mengorbankan diriNya untuk gereja-Nya demikian pula halnya maka seorang suami atau kepala keluarga
harus belajar seperti Kristus. Ini berarti sebagai kepala ia bertanggung jawab
mengambil segala resiko dalam mencintai keluarganya dan berani berkorban sehingga
seluruh keluarganya disempurnakan.12
3. Mencegah
Mencegah adalah berikan pencegahan, menahan agar sesuatu tidak terjadi, tidak
menurutkan, merintangi, melarang, mengikhtiarkan supaya jangan terjadi.13
4. Perceraian
Perceraian adalah perpisahan atau putusnya hubungan sebagai suami-istri,
perpisahan antara suami-istri selagi keduanya masih hidup.14 Dalam penelitian ini
perceraian menunjuk pada putusnya hubungan suami-istri selagi keduanya masih hidup
5. Surat Efesus
Surat efesus adalah surat yang ditulis oleh rasul Paulus untuk jemaat di Efesus
dan kemungkinan surat ini ditulis sebagai surat edaran untuk gereja-gereja diseluruh

11

Markus Suyadi. Pernak-pernik Pernikahan. Yogyakarta : Andi Offset,, 2010 hal.37


Stephen Tong. Keluarga Bahagia. Surabaya : Penerbit Momentum, 2013, hal.51
13
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarte: Balai Pustaka,
1995). Hal 176
14
Ibid
12

11

Asia.15 Ditulis sekitar 62 masehi ketika rasul Paulus sedang dipenjara karena Kristus
(Efesus 3:1; 4:1; 6:20). Dengan mengambil tema Kristus dan gereja, surat ini dibawa
oleh seorang kawan sekerja Paulus bernama Tikhikus (Efesus 6:21).

H. SISTEMATIKA PENELITIAN
Sistematika penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, pentingnya penelitian, ruang lingkup penelitian, metode dan
prosedure penelitian, definisi istilah dan sistematika penelitian.
Bab II Berisikan metodologi penelitian, yang berisikan tentang langkah-langkah
penelitian, anggapan dasar, analisis masalah dan variabel serta analisis variabel.
Bab III Mencakup tentang pembahasan penelitian yang untuk mencegah
terjadinya perzinahan berdasarkan surat Efesus 5:22-25 meliputi penjelasan hasil
penelitian serta temuan tentang model bimbingan bagi pernikahan Kristen.
Bab IV Merupakan penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran

15

Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, Matius-Wahyu (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1999) hal
576

12

BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. LANGKAH LANGKAH PENELITIAN
Metode merupakan cara yang teratur dan pola berpikir yang baik untuk
mencapai maksud, atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.16 Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu metode yang hanya menyiratkan
penekanan pada proses dan makna yang tidak secara ketat diperiksa atau diukur dari
segi jumlah, intensitas dan frekuesinya atau menggunakan data-data statistik.17
Disamping itu penulis juga menggunakan metode pendekatan studi pustaka yaitu
dengan cara mengumpulkan bahan dari buku-buku dan catatat-catatan lainnya yang
memiliki hubungan serta dapat mendukung penelitian untuk dijadikan sebagai sumber
dari penelitian.
Adapun langkah-langkah penelitian kepustakaan yang dilakukan penulis
meliputi :
1. Penetapan Judul penelitian
Penulis terlebih dahulu melakukan penelitian dan menentukan masalah serta
menetapkan judul penelitian berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan, sehingga
penulis memilih judul : Model Bimbingan konseling pernikahan Kristen untuk
mencegah terjadinya perceraian menurut kitab Efesus 5 : 22-25

16

Departemen Pendidikan dan Kebudeayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jaka5rta : Balai Pustaka,
1995, hal.652.
17
Andreas B. Subagio.Pengantar Riset Kualitatif dan Kuantatif. Bandung : Kalam Hidup, 2004-hal.62

13

2. Identifikasi Masalah
Penulis berusaha mengerti dan memahami bagaimana pandangan Kekristenan
tentang perceraian di tengah-tengah makin meningkatnya data perceraian dikalangan
jemaat dan keluarga Kristen serta bagaimana langkah-langkah yang harus diambil oleh
para pemimpin Kristen khususnya gembala sidang dan para pemimpin gereja untuk
melakukan bimbingan dan tindakan pencegahan terjadinya perzinahan secara terus
menerus yang mengakibatkan perceraian.
3. Cara mengumpulkan data
Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara mengamati fenomena
perselingkuhan dan perzinahan yang terjadi di masyarakat pada umumnya serta pada
jemaat gereja pada khususnya dimasa kini.
Hal ini sangat menolong penulis untuk melakukan penelitian tentang model
bimbingan bagi pernikahan Kristen untuk mencegah terjadinya perceraian kemudian
penulis mulai mencari, mengumpulkan buku sertab literatur yang berhubungan dengan
model bimbingan bagi pernikahan Kristen untuk mencegah terjadinya perceraian..
Selanjutnya penulis mulai mengolah data sesuai dengan pengelompokan data
yang berhubungan dengan pembahasan, yang dilanjutkan dengan mulai menganalisa
teks Alkitab yang berhubungan dengan judul yang penulis pilih .
Penulis menemukan teks dalam Efesus 5:22-25 mengenai model bimbingan dan
memadukan dengan hasil pengamatan serta data-data yang telah dikelompokkan.Setelah
melakukan analisa terhadap teks Alkitab, penulis memilih surat Efesus 5 : 22-25 sebagai
objek penelitian dengan judul skripsi : Model Bimbingan Bagi Pernikahan Kristen
Untuk Mencegah Perceraian Berdasarkan Surat Efesusd 5 : 22-25

14

B. ANALISIS MASALAH DAN VARIABEL


1. Analisis Masalah
Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan untuk
diselesaikan. Dari penelitian yang dilakukan penulis maka masalah-masalah yang terjadi
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Adanya kecenderungan meningkatnya perceraian dalam masyarakat dewasa
ini, yang terbukti meningkatnya angka permintaan konseling keluarga
Kristen yang disebabkan oleh perzinahan dan perselingkuhan yang
berakibat pada hancurnya sebuah pernikahan maka dipandang perlu para
pemimpin Kristen melakukan tindakan pencegahan yang
berkesinambungan.
b. Adanya kebutuhuhan pelayanan preventif bagi orang-orang percaya yang
dapat dilakukan oleh gereja untuk mencegah terjadinya perzinahan dan
perselingkuhan.
Dari identifikasi masalah tersebut diatas penulis dapat merangkai satu
kesimpulan berdasarkan permasalahan yang terjadi yaitu adanya pengaruh gaya hidup
perselingkuhan dan perzinahan dalam pernikahan diluar Kristen sehingga
mempengaruhi pula gaya hidup pernikahan orang-orang Kristen Dari hasil penelitian
yang telah dilakukan penulis dapat membuat analisa masalah dimana diperlukan model
bimbingan bagi pernikahan Kristen untuk mencegah perceraian yang didasarkan pada
tulisan rasul Paulus kepada jemaat di Efesus yang diharapkan dapat diaplikasikan dalam
pernikahan Kristen dengan efektif..
2. Variabel Penelitian

15

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi pusat perhatian suatu
penelitian. Objek penelitian ini adalah model bimbingan bagi pernikahan Kristen untuk
mencegah terjadinya perceraian berdasarkan surat Efesus 5 :22-25.. Ada dua variabel
yang diteliti oleh penulis yaitu model bimbingan bagi pernikahan Kristen untuk
mencegah terjadinya perceraian serta variabel lainnya yaitu pendekatan eksposisi
terhadap surat Efesus 5 :22-25.
Dari kedua variabel tesebut diperbandingkan serta dicari korelasinya dengan
penjelasan-penjelasan secara universal dari berbagai sumber, dimana pembahasannya
ditunjang oleh pengkajian terhadap beberapa literatur atau sumber pustaka berupa
Alkitab, kamus, buku-buku, catatan-catatan dan sumber data lain yang relevan dengan
isi pembahasan.
Dengan meneliti kedua variabel di atas diharapkan penulis dapat menjawab
masalah yang dihadapi oleh para pemimpin Kristen khususnya di gereja pada masa kini
yaitu tentang bagaimana menyikapi dan mensiasati adanya kecenderungan terjadinya
perceraian dalam keluarga Kristen sehingga kecenderungan tersebut dapat dicegah dan
ditanggulangi.
C. ANALISIS VARIABEL
1. Model bimbingan bagi pernikahan Kristen untuk mencegah terjadinya
perceraian
Secara umum model bimbingan merupakan pola yang dapat diberikan oleh
seorang konselor atau hamba Tuhan kepada seseorang pribadi atau sekelompok orang
agar mereka terampil dan mampu dalam mengambil keputusan sendiri atas masalah
yang dihadapinya.

16

Bimbingan berfokus pada memberikan bantuan pemikiran kepada orang-orang


untuk memilih keputusan apa yang dipandang paling tepat dan berharga, dan dalam hal
ini membantu seseorang untuk menemukan arah dan tujuan dalam kehidupannya.18.
Sedangkan menurut Samuel T.Glading bentuk bimbingan dapat diberikan
kepada mereka yang telah memiliki masalah maupun yang belum, dengan tujuan untuk
mencegah serta mengantisipasi kesulitan hidupnya agar individu tersebut dapat
memahami dan mengerti dirinya serta mampu membuat keputusan sendiri dalam
menghadapi masalahnya sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat dicapai
kebahagiaan hidup sebagai makluk individu maupun sebagai makluk sosial.19
Sedangkan menurut Crow & Crow yang dikutip oleh Erman Amti Marjohan
bahwa konseling merupakan bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun
wanita yang telah terlatih, memiliki kepribadian dan pendidikan yang memadai kepada
individu untuk membantu mengatur kegiatan hidupnya serta dapat menanggung
bebannya sendiri.20
Yang dimaksud dengan model bimbingan bagi pernikahan Kristen untuk
mencegah perceraian merupakan bimbingan yang diberikan oleh konselor atau hamba
Tuhan yang sudah terlatih dalam bidang pernikahan Kristen kepada pasangan suami
istri untuk menolong mereka merawat pernikahannya.
Dalam menyikapi trend perceraian agar tidak mempengaruhi umat Tuhan maka
para pemimpin Kristen dapat memberikan bimbingan yang bersifat preventif berkaitan
dengan pernikahan Kristen , dan melalui bimbingan preventif inilah pasangan suami
18

Sayekti Pujosuwarno. Bimbingan dan Konseling Keluarga. Yogyakarta : Menara Mas, 1994 hal.82
Samuel T.Glading.Konseling Profesi Yang Menyeluruh. Jakarta Barat : Indeks, 2012 hal.5-6
20
Erman Amti Marjohan. Bimbingan dan Konseling. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan 1991/1992, hal.2
19

17

istri akan terus diingatkan kembali untuk terus menghormati janji pernikahan mereka,
karena Allah sangatlah membenci adanya perceraian.
Pandangan Alkitab sangat tegas terhadap perceraian dan hal ini sekaligus untuk
melawan pandangan modern yang menyatakan bahwa perzinahan atau perceraian
adalah penyesuaian ulang yang sederhana, yang bisa dilakukan setiap kali oleh orang
yang merasa sudah tidak lagi ada rasa saling mencintai, atau ketika salah satu dari
pasangan tersebut jatuh cinta dengan orang lain21
Dalam hal ini berarti pandangan modern tidak memandang kesucian dari sebuah
pernikahan dan juga sisi keadilan yang berkaitan dengan menepati janji sebuah
pernikahan.
2. Eksposisi Efesus 5 :22-25
Surat Efesus merupakan surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat di Efesus
atau orang Kristen Yahudi yang masih ragu-ragu dalam iman mereka kepada Yesus,
karena mereka kecewa dan merasa kehilangan cara hidupnya kalau menerima Yesus
sebagai Juruselamatnya.22
Di dalam surat Efesus Paulus melanjutkan pembicaraan tentang hubungan baru
dalam jemaat, Paulus membahas dua dimensi lain dalam kehidupan kekristenan:
a. Dimensi pertama bahwa hubungan antar anggota keluarga dalam rumah
tangga dimana keberadaan keluarga Ilahi akan mudah dipahami oleh
dunia jika keluarga dalam sebuah rumah tangga menerapkan kasih Ilahi
dalam peran sertanya masing-masing.

21

C.S. Lewis, Mere Christianity . Kekristenan Asli. Bandung : Puionir Jaya, 2006 hal.153
Dwi Gatot Suprasetyo. Diktat Kuliah Tafsir PB 4. Surakarta : Sekolah Tinggi Teologi El-Shadday 2014,
hal.5
22

18

b. Dimensi kedua berkaitan dengan musuh orang percaya yang harus


dihadapi dengan menggunakan seluruh kelengkapan senjata Allah.
Latar belakang masyarakat Efesus pada masa itu sangat meninggikan kedudukan
kaum lelaki sehingga para suami bebas bertindak terhadap istrinya karena tidak ada
hukum yang dapat menjerat mereka. Disinilah Paulus memberikan dasar hubungan bagi
suami istri dalam pernikahan Kristen, untuk mencegah pengaruh keadaan masyarakat
saat itu yang dapat mempengaruhi pernikahan Kristen yaitu :
a. Suami istri harus saling merendahkan diri (Ef.5:21).
b. Istri harus tunduk kepada suami, karena suami adalah kepala (Ef.5:22-23).
c. Suami sebagai kepala haruslah mengasihi istri (Ef.5:25)
Surat Efesus menyediakan suatu pengertian pernikahan Kristen yang radikal
yaitu suatu hubungan satu daging yang mencerminkan pernikahanKristus dengan
mempelai-Nya yaitu jemaat. Surat Efesus merupakan surat yang menjawab persoalan
pernikahan Kristen masa kini, ditengah pengaruh trend perceraian di masyarakat.
Seperti pernyataan Elizabet B Hurlock yang mengatakan bahwa .perceraian merupakan
kulminasi dari penyesuaian yang buruk, dimana suami istri tidak mampu lagi mencari
cara penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak.
Maka surat Efesus memberikan dasar yang kokoh tentang bagaimana cara hidup
suami istri dalam menjalani pernikahan Kristen yang tetap harmonis. Paulus
memberikan pemahaman dalam surat Efesus bahwa pernikahan Kristen sejati akan
mencerminkan relasi antara Kristus dan jemaat.
Pencerminan ini melibatkan suami yang mengasihi istrinya seperti Kristus
mengasihi jemaat, dan istri dengan sukacita tunduk pada suaminya seperti jemaat

19

tunduk kepada Kristus. Dasar dari sikap tunduk istri dan kasih suami datang dari sikap
saling merendahkan diri danhati yang takut akan Allah.
Surat Efesus mengarahkan orang percaya untuk menyadari panggilan hidupnya
sebagai anak terang untuk menjadi alat di tangan Tuhan.Melalui kehidupan pernikahan
Kristen yang dinamis dan harmonis, hal itu akan mempresentasikan hubungan antara
Kristus dan jemaat. Pernikahan Kristen akan memberikan kesaksian bagaimana Kristus
sangat mengasihi jemaat-Nya.

Вам также может понравиться

  • Terapi Karsinoma Serviks
    Terapi Karsinoma Serviks
    Документ2 страницы
    Terapi Karsinoma Serviks
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Episiotomi: Prosedur Tetap
    Episiotomi: Prosedur Tetap
    Документ24 страницы
    Episiotomi: Prosedur Tetap
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Rev Terapi Cairan Pediatrik 16-03-21
    Rev Terapi Cairan Pediatrik 16-03-21
    Документ48 страниц
    Rev Terapi Cairan Pediatrik 16-03-21
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Protap Tambahan
    Protap Tambahan
    Документ25 страниц
    Protap Tambahan
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Standar Tenaga
    Standar Tenaga
    Документ22 страницы
    Standar Tenaga
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • PR Ujian
    PR Ujian
    Документ8 страниц
    PR Ujian
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Terapi Karsinoma Vulva
    Terapi Karsinoma Vulva
    Документ1 страница
    Terapi Karsinoma Vulva
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Tentiran Kecil
    Tentiran Kecil
    Документ1 страница
    Tentiran Kecil
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Gangguan Kepribadian
    Gangguan Kepribadian
    Документ20 страниц
    Gangguan Kepribadian
    Prabuwinoto Setiawan
    Оценок пока нет
  • DR Sani Rachman
    DR Sani Rachman
    Документ23 страницы
    DR Sani Rachman
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Farmakologi - DR - Samigun
    Farmakologi - DR - Samigun
    Документ41 страница
    Farmakologi - DR - Samigun
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Sarkopenia
    Sarkopenia
    Документ60 страниц
    Sarkopenia
    Mario Alexander
    100% (1)
  • Presentation 4
    Presentation 4
    Документ10 страниц
    Presentation 4
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Tipus AKDR Yang Benar
    Tipus AKDR Yang Benar
    Документ10 страниц
    Tipus AKDR Yang Benar
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Fungsi Luhur
    Pemeriksaan Fungsi Luhur
    Документ25 страниц
    Pemeriksaan Fungsi Luhur
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Sindrom Hiperventilasi
    Sindrom Hiperventilasi
    Документ2 страницы
    Sindrom Hiperventilasi
    dr liza M.Pd.I MM CHt
    Оценок пока нет
  • Awesdr
    Awesdr
    Документ2 страницы
    Awesdr
    Luqman Hakim
    Оценок пока нет
  • 137 250 1 SM
    137 250 1 SM
    Документ3 страницы
    137 250 1 SM
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Sirosis Hepatis
    Laporan Kasus Sirosis Hepatis
    Документ17 страниц
    Laporan Kasus Sirosis Hepatis
    indraprimajaya
    Оценок пока нет
  • Sirosis Hepatis
    Sirosis Hepatis
    Документ23 страницы
    Sirosis Hepatis
    Na Na
    100% (2)
  • Gemelli
    Gemelli
    Документ5 страниц
    Gemelli
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • 1357 H 2008
    1357 H 2008
    Документ20 страниц
    1357 H 2008
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Laptut Jiwa3
    Laptut Jiwa3
    Документ22 страницы
    Laptut Jiwa3
    Maria Goretti Novianty Hutauruk
    Оценок пока нет
  • Katarak Statusratih
    Katarak Statusratih
    Документ9 страниц
    Katarak Statusratih
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Terapi Diet Pada Sirosis Hati
    Terapi Diet Pada Sirosis Hati
    Документ16 страниц
    Terapi Diet Pada Sirosis Hati
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Kasus Sdhfirosis Hepatis
    Kasus Sdhfirosis Hepatis
    Документ15 страниц
    Kasus Sdhfirosis Hepatis
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Terapi Diet Pada Sirosis Hati
    Terapi Diet Pada Sirosis Hati
    Документ16 страниц
    Terapi Diet Pada Sirosis Hati
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Scan PKM
    Scan PKM
    Документ2 страницы
    Scan PKM
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Laboratorium Darah
    Pemeriksaan Laboratorium Darah
    Документ1 страница
    Pemeriksaan Laboratorium Darah
    Mario Alexander
    Оценок пока нет
  • Naskah Publikasi
    Naskah Publikasi
    Документ14 страниц
    Naskah Publikasi
    Mario Alexander
    Оценок пока нет