0 оценок0% нашли этот документ полезным (0 голосов)
29 просмотров29 страниц
ESTIMATING PRICE AND SERVICE ELASTICITY OF URBAN TRANSPORTATION DEMAND WITH STATED PREFERENCE TECHNIQUE: A CASE IN KOREA
tujuan utama dari jurnal ini adalah memberikan informasi dan kebijakan yang efektif untuk mengurangi minat masyarakat pinggiran dalam menggunakan mobil pribadi. sebagai tambahan, metode yang digunakan biasanya sebagai alat utama dalam membuat kebijakan adalah dengan menggunakan elastisitas harga, di dalam penelitian ini penulis akan menambahkan dengan menggunakan level service transportasi lain pada perhitungannya.
walaupun hanya sedikit penelitian terdahulu tentang elastisitas harga bahan bakar kendaraan pribadi di korea tetapi sudah banyak dilakukan penelitian yang dilakukan mengenai elastisitas harga pada konsumsi bahan bakar.
Оригинальное название
Estimating Price and Service Elasticity of Urban Transportation Demandwith Stated Preference Technique a Case in Korea
ESTIMATING PRICE AND SERVICE ELASTICITY OF URBAN TRANSPORTATION DEMAND WITH STATED PREFERENCE TECHNIQUE: A CASE IN KOREA
tujuan utama dari jurnal ini adalah memberikan informasi dan kebijakan yang efektif untuk mengurangi minat masyarakat pinggiran dalam menggunakan mobil pribadi. sebagai tambahan, metode yang digunakan biasanya sebagai alat utama dalam membuat kebijakan adalah dengan menggunakan elastisitas harga, di dalam penelitian ini penulis akan menambahkan dengan menggunakan level service transportasi lain pada perhitungannya.
walaupun hanya sedikit penelitian terdahulu tentang elastisitas harga bahan bakar kendaraan pribadi di korea tetapi sudah banyak dilakukan penelitian yang dilakukan mengenai elastisitas harga pada konsumsi bahan bakar.
ESTIMATING PRICE AND SERVICE ELASTICITY OF URBAN TRANSPORTATION DEMAND WITH STATED PREFERENCE TECHNIQUE: A CASE IN KOREA
tujuan utama dari jurnal ini adalah memberikan informasi dan kebijakan yang efektif untuk mengurangi minat masyarakat pinggiran dalam menggunakan mobil pribadi. sebagai tambahan, metode yang digunakan biasanya sebagai alat utama dalam membuat kebijakan adalah dengan menggunakan elastisitas harga, di dalam penelitian ini penulis akan menambahkan dengan menggunakan level service transportasi lain pada perhitungannya.
walaupun hanya sedikit penelitian terdahulu tentang elastisitas harga bahan bakar kendaraan pribadi di korea tetapi sudah banyak dilakukan penelitian yang dilakukan mengenai elastisitas harga pada konsumsi bahan bakar.
Tasya K. Mirza 146020200111053 Royhul Akbar 146020200111057 Rino Radiansyah 146020200111060
tujuan utama dari jurnal ini adalah
memberikan informasi dan kebijakan yang efektif untuk mengurangi minat masyarakat pinggiran dalam menggunakan mobil pribadi. sebagai tambahan, metode yang digunakan biasanya sebagai alat utama dalam membuat kebijakan adalah dengan menggunakan elastisitas harga, di dalam penelitian ini penulis akan menambahkan dengan menggunakan level service transportasi lain pada perhitungannya.
walaupun hanya sedikit penelitian terdahulu
tentang elastisitas harga bahan bakar kendaraan pribadi di korea tetapi sudah banyak dilakukan penelitian yang dilakukan mengenai elastisitas harga pada konsumsi bahan bakar.
setelah melakukan percobaan terhadap para orang yang di
survey tersebut kemudian diajukan 3 level yang berbeda dari keadaan nyata. pada survey tersebut model logit digunakan, setelah di hasilkan 27 skenario dari pertanyaan dengan 3 level yang berbeda, orang orang yang di interview tersebut ditanya dengan 9 skenario yang berbeda, setelah menghapus data yang inkonsisten maka didapatlah sejumlah 4228 data set yang berhasil dikonfirmasikan.
seperti yang terlihat pada tabel 7, diantara 3 polihan tersebut
elastisitas pada car - bus+subway adalah tertinggi, akibatnya, dengan peningkatan 50% pada harga bahan bakar, penulis mengharapkan para penumpang bisa berpindah mode transportasinya dari mobil menjadi menggunakan bus+subway sebanyak maksimum adalah 8,5% dan minimum sebanyak 3,9%.
kenaikan subsidi sebanyak 50% pada ketiga
model tersebut hanya maksimal mengubah prilaku sebesar 4,35% saja, maka disimpulkan tidak perlu diberikan subsidi pada ketiga model tersebut.
pada teori button tahun 1993, dinyatakan
bahwa pengguna mobil lebih sensitif terhadap biaya parkir dibanding dengan kenaikan bahan bakar. maka itu di uji dalam jurnal ini tentang kedua variabel tersebut dengan asymptotic t test dengan rumus seperti di bawah ini.
Hasil ujinya didapatkan seperti tergambar dibawah ini
bahwa dalam semua model bahwa hipotesisnya di tolak pada level signifikan 5%, hal ini berarti bahwa biaya parkir lebih mempengaruhi penggunaan mobil pribadi dibanding dengan harga bahan bakarnya, dan kebijakan untuk menambah biaya parkir akan lebih efektif dibanding dengan menambah biaya bahan bakar pada penggunaan kendaraan di daerah urban.
Dimana pada table tersebut terjadi perpindahan jumlah
penumpang sebesar masing masing persentase dimana pada tingkat kenaikan parkir kendaraan pribadi sebesar 40.000 won perpindahan terjadi paling besar pada model share car subway dengan pengurangan jumlah pengguna mobil sebesar 13% dan kenaikan pengguna subway sebesar 18%. Pada tingkat kenaikan parkir sebesar 80.000 won kenaikan terbesar juga terjadi pada model share car- subway dengan pengurangan jumlah pengguna mobil sebesar 26% dan 35 %. Tetapi hal ini sulit untuk di terapkan karena pada sebagian perusahaan di korea selatan memberi fasilitas parkir yang murah di tempat kerjanya guna mendongkrak kinerja pegawai pada perusahaan tersebut.
waktu dalam kendaraan dan model share
pada tabel 11 dapat di lihat apabila kecepatan pada masing masing transportasi pengganti meningkat maka akan terdapat peningkatan pengguna pada masing masing kendaraan Apabila kecepatan subway pada model share car subway meningkat sebesar 50% maka akan terdapat perpindahan jumlah pengguna mobil pribadi ke subway sebesar 28,73% dan lain lain.
Hal ini mungkin bisa di lakukan dengan menjamin
ketepatan waktu sampai kendaraan umum tersebut misalnya subway atau dengan cara menambah jumlah ankutan umum sehingga waktu menunggu antara bus dapat di kurangi.
Apabila terjadi perlambatan atau kemacetan
pada mode share car bus maka para pengguna bus akan kembali menggunakan mobil pribadi dengan tingkat pengguna sebanyak 21,92% namun apabila mengalami perbaikan 1 tingkat maka kebalikannya dimana pengguna mobil pribadi akan berpindah ke bus sebanyak 25,05% responden.
penelitian ini dilakukan pada area metropolitas seoul dengan
menggunakan stated prefered dan metodologi enumeration. pada kebijakan pengurangan biaya transportasi umum hal ini dirasa tidak efisien karena dianggap harga transportasi umum di korea selatan masih sangat murah sehingga tidak dapat meningkatkan jumlah penggunaan angkutan umum secara drastis. pada kebijakan harga lahan parkir dirasa sangat memberikan efek yang signifikan dibandingkan peningkatan harga bahan bakar kendaraan pribadi, hal ini dianggap sangat tepat dalam pengurangan jumlah kendaraan pribadi di korea selatan dan diharapkan perusahaan perusahaan di korea selatan juga mendukung hal ini. peningkatan service dalam hal waktu juga di rasakan sangat penting untuk mendukung kenaikan jumlah penumpang yang berpindah dari moda transportasi pribadi menjadi tranportasi umum, sehingga di harapkan pemberi pelayanan transportasi umum dapat terus meningkatkan kinerja dan kempuannya.
Elastisitas diartikan sebagai tingkat kepekaan
perubahan kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya perubahan faktorfaktor lain. Penyebab kuantitas suatu barang yang diminta /ditawarkan bisa berubah disebabkan tiga hal : a. Harga barang itu sendiri b. Harga barang lain c. Income atau pendapatan.
Elastisitas Harga (Price Elasticity)
yaitu perbandingan/ratio persentase perubahan kuantitas suatu barang yang diminta atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri. Elastisitas Silang (Cross Elasticity) yaitu perbandingan/ratio persentase perubahan kuantitas suatu barang (barang X) yang diminta atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang lain (barang Y). Elastisitas Pendapatan/Income yaitu perbandingan/ratio persentase perubahan kuantitas suatu barang yang diminta atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan income/pendapatan.
Elastisitas harga ada 2 yaitu :
Elastisitas Harga dari Permintaan (Price Elasticity of
Demand)atau yang lebih dikenal sebagai Elastisitas Permintaan. Elastisitas permintaan (Ed) diartikan sebagai derajat kepekaan perubahan kuantitas barang yang diminta yang disebabkan karena perubahan harga barang itu sendiri Elastisitas Harga dari Penawaran (Price Elasticity of Supply)atau lebih dikenal dengan Elastisitas Penawaran. Elastisitas penawaran (Es) diartikan sebagai derajat kepekaan perubahan kuantitas barang yang ditawarkan yang disebabkan karena perubahan harga barang itu sendiri
Elastisitas permintaan dapat dibedakn menjadi 5
macam yaitu : 1. Permintaan Inelastis Sempurna (Ed=0) Permintaan Inelastis Sempurna terjadi jika tidak ada perubahan jumlah yang diminta meskipun ada perubahan harga, atau Qd = 0, meskipun P ada
2. Permintaan Inelastis (Ed <1)
Permintaan Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu berpengaruh terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta
3. Permintaan Elastis Uniter (Ed =1)
Permintaan Elastis Uniter kalau perubahan harga pengaruhnya sebanding terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta.
4. Permintaan Elastis (Ed>1)
Permintaan Elastis kalau perubahan harga pengaruhnya cukup besar terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta
5. Permintaan Elastis Sempurna (Ed=0)
Permintaan Elastis Sempurna terjadi jika ada perubahan jumlah yang diminta meskipun tidak ada perubahan harga, atau Qd = Ada perubahan, meskipunP = 0 (Tidak ada perubahan harga).
1. Penawaran Inelastis Sempurna (Es = 0)
Penawaran Inelastis Sempurna terjadi jika tidak ada perubahan jumlah yang ditawarkan meskipun ada perubahan harga, atau Qs = 0, meskipun P ada
2. Penawaran Inelastis (Es < 1)
Penawaran Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu berpengaruh terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan.
3. Penawaran Elastis Uniter (Es = 1)
Penawaran Elastis Uniter kalau perubahan harga pengaruhnya sebanding terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan.
4. Penawaran Elastis (Es > 1)
Penawaran Elastis kalau perubahan harga pengaruhnya cukup besar terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan
5. Penawaran Elastis Sempurna (Ed = )
Penawaran Elastis Sempurna terjadi jika ada perubahan jumlah yang ditawarkan meskipun tidak ada perubahan harga, atau Qs = Ada perubahan, meskipun P = 0
Revealed Preference (RP) :
Survei dengan informasi pada pilihan-pilihan yang nyata (atribut-atribut yang telah ada). Stated Preference (SP) : Survei dengan pertanyaan (kuisioner) (hipotesis) yang menghubungkan atribut baru.
Sales, Digital, and Direct Marketing Strategies PPT With Journal Review "Do Males and Females Differ in How They Perceive and Elaborate On Agent-Based Recommendations in Internet-Based Selling?"