Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Mata Kuliah:PengantarIlmuPemerintahan
Dosen : Dr. Aulia Sofyan
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb. Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
atas rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
Perbandingan system pemerintahan Aceh, D.I Yogjakarta, Papua, dan DKI Jakarta.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
PENGANTAR ILMU PEMERINTAHAN
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari bapak Dr.Aulia Sofyan sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus
pengetahuan bagi kita semuanya. Amin.
M. AIDHIL SAHLAN
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .......................................................................................... .... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
LatarBelakangMasalah ......................................................................................... .4
Rumusanmasalah .................................................................................................. .4
BAB II PEMBAHASAN .....................5
Sistem pemerintahan aceh.5
Sistem pemerintahan papua..6
Sistem pemerintahan DKI jakarta...........................................................................................8
Sistem pemerintahan DIY ......................................................................................................9
BAB VI PENUTUP. 11
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................... ................... 11
DAFTAR PUSTAKA..12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sistem pemerintahan presidenssil. Sistem
pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu.
Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan
yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan
mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu
pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan
berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal
tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah
laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan
politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontiniu
dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan
sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan
sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.
Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda
pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah
adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.
Rumusan masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang Sistem pemerintahan di indonesia, maka diperlukan
subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan masalah
sebagai berikut:
Bagaimana sistem pemerintahan di daerah Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
agama, dan peradilan serta kewenangan tertentu di bidang lain yang ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Pasal 4 Ayat (1) tersebut maka semua hal di luar empat hal yang
ditetapkan UU tersebut merupakan kewenangan penuh pemerintahan lokal Papua, yakni
DPRP, Gubernur dan juga MRP.
Wewenang MRP yang cukup besar dalam konsep otonomi khusus Papua juga
mendorong kecurigaan besar, bahkan oleh Mendagri Hari Sabarno keberadaan MRP dicurigai
bisa menjadi benih-benih disintegrasi nasional dan menciptakan negara dalam negara, di
mana komentar Hari Sabarno tersebut berhubungan dengan ketakutan bahwa MRP
kemungkinan bisa didominasi oleh kelompok-kelompok pro-kemerdekaan.[5]
Otonomi khusus bagi Provinsi Papua diberikan oleh Negara Republik
Indonesia
melalui Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 (Lembaran Negara Tahun 2001 No. 135 dan
Tambahan Lembaran Negara No. 4151) yang telah diubah dengan Perpu No. 1 Tahun 2008
(LN Tahun 2008 No. 57 dan TLN No. 4843). UU 21/2001 yang terdiri dari 79 pasal ini
mengatur kewenangan-kewenangan Provinsi Papua dalam menjalankanOtonomi Khusus.
Untuk materi lengkap bisa dilihat di dalam UU 21/2001. Selain hal-hal yang diatur secara
khusus dalam UU ini, Provinsi Papua masih tetap menggunakan UU tentang Pemerintahan
Daerah yang berlaku secara umum bagi seluruh daerah di Indonesia.
Pemberian Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua dimaksudkan untuk mewujudkan
keadilan, penegakan supremasi hukum, penghormatan terhadap HAM, percepatan
pembangunan ekonomi, peningkatan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Papua, dalam
rangka kesetaraan dan keseimbangan dengan kemajuan provinsi lain. Otonomi khusus
melalui UU 21/2001 menempatkan orang asli Papua dan penduduk Papua pada umumnya
sebagai subjek utama. Orang asli Papua adalah orang yang berasal dari rumpun
ras Melanesia yang terdiri dari suku-suku asli di Provinsi Papua dan/atau orang yang diterima
dan diakui sebagai orang asli Papua oleh masyarakat adat Papua. Sedangkan penduduk
Papua, adalah semua orang yang menurut ketentuan yang berlaku terdaftar dan bertempat
tinggal di Provinsi Papua.
jumlah dinas, lembaga teknis provinsi serta dinas, dan/atau lembaga teknis daerah baru sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan anggaran keuangan daerah.
Gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil Pemerintah dan Kepala Daerah
Provinsi DKI Jakarta yang diberikan kekhususan tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab
dalam kedudukan DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, dibantu
oleh sebanyak-banyaknya 4 (empat) orang Deputi Gubernur sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan keuangan daerah yang bertanggung jawab kepada Gubernur. Deputi diangkat
dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan. Deputi diangkat dan diberhentikan
oleh Presiden atas usul Gubernur.
dengan memperhatikan bentuk dan susunan pemerintahan asli yang selanjutnya diatur dalam
Perdais. Kewenangan kebudayaan diselenggarakan untuk memelihara dan mengembangkan
hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang berupa nilai-nilai, pengetahuan, norma, adat istiadat,
benda, seni, dan tradisi luhur yang mengakar dalam masyarakat DIY yang selanjutnya diatur
dalam perdais. Dalam penyelenggaraan kewenangan pertanahan kesultanan Yogyakarta dan
kadipaten Pakualamanan dinyatakan sebagai badan hukum. Kasultanan dan Kadipaten
berwenang mengelola dan memanfaatkan tanah Kasultanan dan tanah Kadipaten ditujukan
untuk sebesar-besarnya pengembangan kebudayaan, kepentingan sosial, dan kesejahteraan
masyarakat. Kewenangan Kasultanan dan Kadipaten dalam tata ruang terbatas pada
pengelolaan dan pemanfaatan tanah Kasultanan dan tanah Kadipaten yang selanjutnya diatur
dalam Perdais. Perdais adalah peraturan daerah istimewa yang dibentuk oleh DPRD DIY dan
Gubernur untuk mengatur penyelenggaraan kewenangan istimewa. Selain itu, pemerintah
menyediakan pendanaan dalam rangka penyelenggaraan urusan keistimewaan DIY dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara sesuai dengan kebutuhan DIY dan kemampuan
keuangan negara.
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi. Negara
mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau
bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Yang dimaksud satuan-satuan
pemerintahan daerah yang bersifat khusus adalah daerah yang diberikan otonomi khusus.
Daerah-daerah yang diberikan otonomi khusus ini adalah Provinsi Aceh, Provinsi papu,
Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Yogyakarta.
SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan berikutnya.
11
DAFTAR PUSAKA
http://politik.kompasiana.com/2010/11/29/aceh-papua-dki-diakomodir-kenapa-jogjaditelantarkan-bagian-ii-321922.html
http://kristiarjati.blogspot.com/2012/06/otonomi-khusus.html
http://handriilmupemerintahan.blogspot.com/2014/09/provinsi-di-indonesia-yangmendapatkan.html
12