Вы находитесь на странице: 1из 4

Kinetika Reaksi Enzimatik

Enzim merupakan protein yang menganalisis seluruh proses biokimiawi dalam sel hayati
yang sangat spesifik dan mangkus. Kemangkusan reaksi enzimatik ditunjukkan pada
pengubahan yang tinggi pada suhu, Ph, dan tekanan yang relatif rendah serta substrat dan
jenis reaksi yang spesifik.
Proses untuk produksi biomassa atau metabolik merupakan hasil dari satu rangkaian reaksi
enzimatik yang terjadi di dalam sel mikroba. Selain itu, enzim juga dapat didayagunakan
keaktifannya di luar sel setelah diisolasi dari cairan kultur atau ekstraksi sel. Teknik ini dapat
memperkecil kerugian yang timbul dalam penggunaan sel secara keseluruhan. Banyak sekali
jenis reaksi enzimatik yang dapat didayagunakan dalam bioproses untuk menghasilkan
produk pangan , pakan, bahan kimiawi, atau pengelolaan lingkungan.
Untuk mengendalikan aktivitas enzim tersebut dan mendayagunakannya dalam kegiatan
proses, maka perlu dipahami dasar-dasar kinetika reaksi yang dikatalisis oleh enzim, baik
dalam satu substrat atau lebih dan pada homogen maupun heterogen.
Pada reaksi yang dikatalisis enzim, laju kinetik pada konsentrasi substrat yang rendah
merupakan garis lurus dan akan terhambat atau bahkan hilang pada konsentrasi substrat yang
lebih tinggi. Dalam keadaan seperti ini laju reaksi enzimatik tidak tergantung pada
konsentrasi subsrtat.
Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh adanya berbagai senyawa dalam cairan reaksi.
Beberapa zat yang dapat meningkatkan aktivitas enzim dibesut aktivator. Sebaliknya
beberapa zat yang dapat menurunkan aktivitas enzim disebut inhibitor.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap reaksi enzimatik:
1. Pengaruh pH
Sebagian besar enzim sangat peka terhadap pH sehingga aktivitas tergantung pada
perubahan pH. Pengaruh pH ini dapat terjadi dengan cara perubahan struktur protein,
ionisasi protein, dan perubahan kemampuan pengikatan serta pengaruh laju reaksi.
2. Pengaruh suhu
Enzim merupakan makromolekul yang ringkih. Oleh karena itu, harus ditangani
dengan sangat hati-hati agar sifat-sifatnya dapat dipertahankan. Kecuali enzim
termolabil yang dapat aktif pada suhu tinggi.
3. Degradasi di bawah pengaruh/ aksi protese atau mikroba (enzim proteolitik dapat
dinonaktifkan oleh otolisis),
4. Sifat urea atau guanidin klorhidrat yang dapat mengancurkan cincin/rangkaian protein
pada enzim,
5. Eksposisi enzim pada pH ekstrim,
6. Sebagian besar senyawa organik,
7. Kadar tinggi H2O2 molekul yang juga merupakan zalara produk dari reaksi enzimatik
(oksidase),
8. Adanya hidrogen yang menghambat beberapa jenis enzim (nitrogenase, hidrogenasi),
serta
9. Jenis-jenis logam berat.

Kinetika reaksi enzimatik dapat terjadi pada 2 sistem, yaitu:


1. Kinetika reaksi enzimatik pada sistem Homogen
2. Kinetika reaksi enzimatik pada sistem Heterogen

Teknik pengukuran aktivitas enzimatik :


1.
2.
3.
4.
5.

pH-Stat
Metoda spektofotometrisk
Metoda fluorimetrik
Elektrokimiawi, dan
Analisis kimiawi langsung yang diterapkan pada percobaan khusus.

Perancangan Bioreaktor
Pemilihan bioreaktor
Bioreaktor dan seluruh sistem harus dirancang sebaik mungkin agar proses yang dilakukan
oleh biokatalis dapat berlangsung optimal.
Selama proses suasana reaksi harus dapat dipantau dan dikendalikan. Bioreaktor memberikan
lingkungan fisik sehingga biokatalis dapat melakukan interaksi dengan lingkungan dan bahan
nutrisi (hara) yang dimasukkan ke dalamnya. Dalam pemilihan bioreaktor perlu
dipertimbangkan beberapa faktor antara lain jenis mikroba yang digunakan, sifat media,
parameter proses, dan faktor produksi.
Media biakan yang digunakan berpengaruh terhadap jenis bioreaktor yang akan dijadikan
sebagai wahana reaksi.
Sifat-sifat fisik media yang digunakan pada bioreaktor, misalnya:
1.
2.
3.
4.
5.

gas (metana),
cairan dan senyawa larut air (metanol, etanol),
bahan padat dan larut air (glukosa, lakstosa),
bahan cair dan tidak larut air (minyak bumi, parafin),
serta padatan yang larut sebagian atau tak larut dalam air (pati, selulosa).

Setiap sifat fisik berpengaruh terhadap bioreaktor yang dipilih. Sebagai contoh, substrat
metana dan udara yang eksplosif tentunya tidak tepat bila menggunakan bioreaktor yang
mempunyai bagian volume untuk udara.
Dalam praktik dikenal dua sistem bioreaktor, yakni :
1. Bioreaktor nun-aseptik [banyak dijumpai dalam pembuatan ragi roti dan pembuangan
cairan limbah]
2. Bioreaktor aseptik [bioreaktor produksi antibiotik, asam amino, polisakarida, dan PST]

Faktor produksi
Berbagai faktor produksi yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan bioreaktor adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Biaya dan penyediaan bahan mentah (gula dalam bentuk pati, tetes, sirup gula)
Fasilitas perdagangan untuk produk dan bahan mentah
Ketersediaan dan mutu tenaga kerja
Keadaan pasar (penjualan stabil, pabrik tunggal, penjualan berubah, pabrik fleksibel)
Biaya dan ketersediaan energi dan air pendingin
Aturan kerja dan keselamatan
Undang-undang tentang pembatasan polusi lingkungan
Kemungkinan pengunaan secara ekonomis hasil samping produk

Jenis-jenis dari bioreaktor:


1.
2.
3.
4.

Bioreaktor fed-batch (semi-curah/semi-sinambung)


Bioreaktor sinambung (continuous stirred tank reaktor CSTR) untuk reaksi enzimatik
CSTR dengan pendaurulangan
Bioreaktor tubular piston (plus-flow tubular reactor, PFTR)

Perkembangan Bioreaktor Baru


Perkembangan bioproses yang pesat acap kali menyebabkan satu proses menghendaki
penanganan dan pengendalian khusus yang tidak dapat dilakukan dengan menggunakan
bioreaktor biasa. Sehingga dibuat model bioreaktor baru yang dirancang untuk memecahkan
masalah tersebut yang jumlahnya banyak sekali.
Rancangan Bioreaktor

Bioreaktor pembawa mikro


(microcarrier)

Sistem Sel yang


Digunakan
Bakteri, khamir, dan kapang
lain
Bakteri, khamir, dan kapang
mobil, lumpur aktif
Sel mamalia mobil pada
manik

Propagator jaringan
permukaan

Jaringan mamalia (tubuh


pada permukaan)

Bioreaktor membran (serat


berongga) (hollow-fiber)
dan membran putar(rotating
membran)
Tangki berpengaduk
(modifikasi)

Bakteri, khamir, sel


tanaman, sel mamalia

Menara udara (air-lift)


Bioreaktor terfluidisasi

Bakteri, khamir, dan sel


tanaman mobil

Produk
PST*, enzim, metabolik
sekunder, biosurfaktanm
etanol, metabolik sekunder,
penanganan limbah
Interferon, faktor tumbuh,
faktor darah, antibodi
monoklonal
Interferon, faktor tumbuh,
faktor darah, antibodi
monoklonal, vaksin,
hormon, protease
Etanol, antibodi
monoklonal, vaksin,
hormon, protase
Antibodi monoklonal faktor
pertumbuhan, onterferon,
produk-produk berkhasiat

Unggun diam (modifikasi)


Bioreaktor menara dan laras
Bioreaktor vakum dan
siklon
Bioreaktor fotokimia

Bakteri mobil, khamir,


kapang, sel tanaman
Bakteri dan khamir
Bakteri dan khamir

obat
Etanol, rezim, produk
berkhasiat obat
PST
Etanol, PST

Bakteri fotosintetis dan alga

PST

Bioreaktor untuk Sel Tanaman dan Sel Hewan


Biakan sel tanaman dan mamalia mempunyai daya tarik yang besar karena produk yang
dihasilkan bernilai relatif lebih tinggi dan banyak digunakan untuk industri farmasi dan
medis. Contoh bioproduk itu antara lain interferon, antibodi monoklonal (MAB), faktor
angiogenik (promotor saluran darah, urokinase) dan produk penting lain.
Berbeda dengan sel mikroba dan enzim, produksi sel mamalia dan tanaman dalam skala yang
besar tidaklah mudah. Sel-sel itu memerlukan nutrisi yang sangat lengkap dan strukturnya
sangat mudah patah/fragil (hanya mengandung membran sel sebagai pelingdung). Selain ayu,
sel juga memerlukan kondisi lingkungan yang stabil serta saling terikat antara permukaan
parutan. Dengan keterbatasan dan ciri itu, dalam pengembangan proses diperlukan satu
sistem yang menghasilkan densitas yang tinggi dibandingkan yang dihasilkan pada teknik
pembiakan konvensional.

Вам также может понравиться