Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PATHWAYS
Gaya hidup
habit
sirkumsisi
diagnosa
Sosek
Ca Cervik
Rendah
Budaya
Pendidikan
Manifestasi klinik:
Keputihan tidak gatal, bau busuk,
Contact bleeding, Metroragi, Nyeri ,
Kehilangan BB, Cepat lelah,
Pemeriksaan Fisik servic teraba besar,
ireguler , lunak, Gejala lain akibat
metastase jauh
HVP
Herpes
Pembedahan:
Pre, intra, post operasi
Kombinasi
mbedahan
emoterapi
Pe
Seksual
Tidak
Koitus < 16
Efek Samping
Organ target
Post radioterapi
Gangguan konsepsi
Gangguan
interaksi sosial
Cemas
Perubahan nutrisi < kebutuhan
Gangguan integritas kulit
Gangguan eliminasi BAK
LAPORAN PENDAHULUAN
KLIEN DENGAN CA CERVIKS
DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
DISUSUN OLEH :
IRMA DWI HAPSARI
LAPORAN PENDAHULUAN
KLIEN DENGAN CA CERVIKS
A. Pengertian
Ca. Cervik adalah pertumbuhan jaringan abnormal pada cervik dimana
jaringan ini tumbuh meluas dan biasanya ganas.
B. Etiologi
1.
Endogen
Berasal dari dalam tubuh, antara lain:
Faktor genetik
2.
Eksogen
Berasal dari luar tubuh yang biasanya bersifat menahun dan karena adanya
rangsang dan pencetus:
Makanan
3.
4.
Peradangan Ca. Cervik yang menahun dan higiene yang kurang baik. Contoh
adanya peradangan yang disebabkan oleh:
5.
Streptococcus
Stapilococcus/ enterococcus
Neisseria gonorhoe
Clamidia tracomatis
Adanya
pencemaran
lingkungan
yang
menahun
yang
mengandung
Tempat
85% dari kasus yang terjadi di daerah luar cervik dan 15% terjadi di saluran
dalam cervik. Ca yang terjadi di luar cervik dimulai dari persimpangan dari
perubahan epitel bersisik dengan epitel kolumnar (daerah/ zona perpindahan).
Ca Cervik timbul antara epitel yang melapisi eksoserviks (porsio) dan
endoserviks kanalis servika yang di sebut squamo columner fungtion (scj).
Pada wanita scj ini berada di luar ostium uteri eksternum, sedang pada wanita
> 35 tahun, berada pada kanalis serviks. Pada awal perkembangannya kanker
serviks tidak memberi tanda-tanda dan keluhan. Pada pemeriksaan dengan
spekulum tampak sebagai porsio yang erosif (metaplasi squamosa)
fisiologik/patologik.
2.
Makroskopik
Luka mungkin terjadi:
3.
Mikroskopik
Histologi awal perubahan mungkin dilihat sampai 10 tahun sebelum invasif
carsinoma menimbulkan gejala klinik. Pertumbuhan sel ini dimulai dari sel
basal, mitosis yang abnormal dan perubahan lapisan sel. Gradasi dari sel dan
hubungan yang normal antara orang adalah berbeda, status ini dinamakan
displasia. Proporsi dari carcinoma in-situ pertumbuhan progresif ke invasif
adalah sel bersisik di dalam endocervik, 85% dari lesi disebut adeno
carcinoma.
3.
E. Penyebaran
1.
2.
b.
c.
3.
Serous discharge
Keputihan
Perdarahan sentuh
Bila nekrosis dan terinfeksi, sekret encer dari vagina berbau busuk
Nyeri pelvik
b. Signs
Klasifikasi berdasarkan IFGO (International Federation of Obstetrics ang
Gynaecology)
Tingkat 0
Tingkat 1
G. Pemeriksaan Diagnostik
a.
b.
Schillers test
c.
Colposcopy
d.
Radioactive phosporus
e.
Enzyme test
f.
H. Pencegahan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Pap smears/ servical smears. Untuk wanita yang aktif seksualitasnya satu
tahun sekali, dan untuk wanita yang biasa mulai umur lebih dari 18 tahun tiap
dua tahun sekali.
J. Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tujuan
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan
pasien akan mampu
mengurangi
rasa nyeri dengan kriteria
hasil:
Pasien merasa
nyaman.
Nyeri
berkurang
Mampu
Intervensi
Kaji
tingkat
nyeri.
Berikan rasa
nyaman
pada
pasien
dengan
pengaturan posisi
dan
aktivitas
hiburan (musik).
Ajarkan teknik
manajemen nyeri
Rasional
Untuk
mengkaji data
dasar.
Mengalihkan
fokus perhatian.
Meningkatka
n relaksasi untuk
mengurangi
nyeri.
Memungkink
an
pasien
mendemonstrasi
kan
keterampilam
relaksasi,
Gangguan
perubahan nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
b.d
anoreksia pasca
tindakan
kemoterapi.
Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan
kebutuhan
nutrisi
dapat
tercukupi
dengan kriteria hasil:
Pasien
mengungkapkan
pentingnya
nutrisi.
Peningkatan
BB progresif.
Ketakutan/cemas Setelah
dilakukan
berhubungan
tindakan keperawatan
dengan ancaman ketakutan/ kecemasan
perubahan status berkurang
sampai
kesehatan
serta menghilang dengan
ancaman
kriteria hasil:
kematian
Pasien
mendemonstrasi
kan
koping
efektif
dalam
pengobatan.
Pasien tampak
rileks
dan
melaporkan
cemas
berkurang.
Ganguan
body
image
berhubungan
dengan perubahan
struktur
tubuh
sekunder terhadap
kemoterapi
Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan gangguan
body image dapat
teratasi
dengan
kriteria hasil:
Pasien
(relaksasi,
visualisasi,
distraksi).
Kolaborasi
pemberian
analgetik.
Pantau intake
dan
output
makanan tiap hari.
Ukur BB tiap
hari.
Dorong pasien
untuk diet tinggi
protein.
berpartisipasi
aktif
dalam
kontrol nyeri.
Kontrol nyeri
maksimum.
Identifikasi
defisiensi
nutrisi.
Memantau
peningkatan BB.
Kebutuhan
jaringan
metabolik
adekuat
oleh
nutrisi.
Memberikan
kesempatan
untuk
mengungkapkan
ketakutannya.
Membantu
mengurangi
kecemasan.
Meningkatka
n kepercayaan
pasien.
Meningkatka
n kemampuan
kontrol cemas.
Membantu
mengidentifikasi
masalah
untuk
menemukan
pemecahannya.
Membantu
Gangguan
integritas
kulit
berhubungan
dengan
efek
radiasi
dan
kemoterapi
mampu
mengembangkan
mekanisme
koping.
Pasien
mampu
memahami
tentang
perubahan
struktur tubuh.
Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan integritas
kulit dapat terjaga
dengan kriteria hasil:
Pasien
berpartisipasi
dalam mencegah
komplikasi.
Tidak terjadi
kerusakan kulit.
bahwa
tidak
samping terjadi
pada pasien.
Berikan
dukungan emosi.
Gunakan
sentuhan selama
interaksi
dan
pertahankan
kontak mata.
Kaji
kulit
terhadap
efek
samping
terapi
kanker, observasi
adanya
kerusakan/perlam
batan
penyembuhan
luka.
Mandikan
dengan air hangat
dan sabun ringan.
Dorong pasien
untuk
menghindari
menggaruk kulit.
Ubah
posisi
tubuh
dengan
sering.
pasien
untuk
menyiapkan diri
beradaptasi.
Membantu
klien
untuk
percaya diri.
Meningkatka
n
kepercayaan
diri pasien.
Efek
kemerahan dapat
terjadi
pada
terapi radiasi.
Mempertahan
kan kebersihan
kulit
tanpa
mengiritasi kulit.
Membantu
menghindari
trauma kulit.
Meningkatka
n sirkulasi dan
mencegah
tekanan
pada
kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. (2009). Rencana asuhan keperawatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran, EGC.
Marry H, Persis. (2006). Dasar-dasar keperawatan maternitas. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran, EGC.
Smeltzer, G Bare.(2004). Buku ajar keperawatan medikal bedah vol. 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Price, Sylvia A. (2010). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit edisi
keempat buku kedua. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.