Вы находитесь на странице: 1из 6

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. A dengan ulkus diabetikum di


Ruang E2 RSUD Cibabat Kota Cimahi sejak tanggal 15 Desember 2014 sampai dengan
19 Desember 2014, maka bab ini penulis akan membahas kesenjangan yang terjadi
antara landasan teori dengan kasus, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, penatalaksanaan, dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pada pengkajian didapatkan klien ulkus diabetikum pada Ny. A. Terdapat
luka pada ekstremitas bawah pada calcaneus pedis sinistra, observasi tanda-tanda
vital 100 / 80 mmHg, suhu 36,80c, nadi 80x / menit, pernafasan 24x / menit. Luka
pada saat dikaji terasa panas, nyeri kaki dirasakan ketika klien berjalan hendak ke
kamar mandi sampai mengeluarkan darah, dan nyeri berkurang jika klien
beristirahat.

Keluhan dirasakan menyebar pada seluruh kaki kiri klien, nyeri

dirasakan seperti cenat-cenut, dengan skala nyeri 3 (0-10) yaitu nyeri yang
mengganggu, nyeri saat klien bergerak.
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah tau bahwa dirinya mempunyai
penyakit DM. Tetapi klien sering mengeluh badan lemas, mudah letih, sering
merasa haus, dan nafsu makan berkurang. Klien mengatakan hal itu biasa karena
klien sering berjualan kue keliling. Data yang didapatkan sama seperti teori tidak

56

57

ada hambatan waktu melakukan pengkajian karena klien dan keluarga cukup
kooperatif.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ada pada teori adalah tujuh teori tetapi dua
diagnosa tidak muncul pada kasus yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi zatzat gizi berhubungan dengan faktor biologis diagnosa ini tidak terdapat di kasus
karena tidak terjadi kekurangan nutrisi dari kebutuhan. Potensial komplikasi: hipo /
hiperglikemi diagnosa ini tidak terdapat di kasus karena tidak terjadi hipo/
hiperglikemi.
Sedangkan lima diagnosa selebihnya sama dengan kasus yaitu Nyeri akut b/d
agen injuri fisik. Potensial Komplikasi : Infeksi. Kerusakan integritas jaringan
berhubungan dengan faktor mekanik: perubahan sirkulasi, imobilitas dan
penurunan sensabilitas (neuropati). Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan
tidak nyaman nyeri, intoleransi aktifitas, penurunan kekuatan otot. Kurang
pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal (Familiar) dengan sumber
informasi.
Dalam menegakkan diagnosa keperawatan pada Ny. A penulis tidak menemui
hambatan, dalam memperoleh data baik dari klien maupun perawat ruangan.
Penulis juga menggunakan buku-buku sebagai sumber untuk mendukung dalam
menegakkan diagnosa.

58

C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan yang dilakukan diagnosa yang muncul pada kasus Ny. A adalah
sebagai berikut : Nyeri akut b/d agen injuri fisik menjadi prioritas pertama, rasa
nyaman merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus segera dipenuhi setelah
terpenuhinya kebutuhan fisiologi manusia. Tujuan yang ingin dicapai rasa nyaman
terpenuhi, intervensi mengkaji skala nyeri, rasionalnya : untuk mengetahui seberapa
nyeri yang ada pada klien, kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien
terhadap nyeri, rasionalnya : sebagai salah satu dasar untuk memberikan tindakan
atau asuhan keperawatan sesuai dengan respon klien, Berikan posisi yang nyaman,
tidak bising, ruangan terang dan tenang, rasionalnya : membantu klien rileks, dan
mengurangi nyeri, Biarkan klien melakukan aktivitas yang disukai dan alihkan
perhatian klien pada hal lain, rasionalnya : beraktivitas sesuai kesenangan dapat
mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri, kolaborasi pemberian analgetik,
rasionalnya : Untuk menekan atau mengurangi nyeri.
Potensial Komplikasi : Infeksi ditempatkan pada prioritas kedua sebab
walaupun infeksi keadaan yang mengancam dan masih dalam keadaan resiko,
tujuan yang ingin dicapai infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil : infeksi tidak
terjadi, intervensi : Observasi tanda-tanda vital, rasonalnya : bila ada peningkatan
suhu tubuh dan peningkatan nadi menendakan terjadinya infeksi (38c), kaji luka
ulkus diabetikum, rasionalnya : menentukan adakah tanda peradangan di daerah
luka, kaji pengetahuan pasien mengenai cara perawatan luka, rasionalnya : pasien
mengetahui cara perawatan luka bagi dirinya, ajarkan perawatan luka bagi pasien,
rasionalnya : pasien mengetahui cara perawatan luka bagi dirinya, anjurkan pasien

59

mencuci tangan sebelum memegang daerah lukanya, rasionalnya : meminimalkan


terjadinya infeksi, lakukan perawatan vulva, rasionalnya : mencegah terjadinya
infeksi dan memberikan rasa nyaman bagi pasien.
Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik:
perubahan sirkulasi, imobilitas dan penurunan sensabilitas (neuropati) menjadi
prioritas ketiga sebab walaupun kerusakan integritas keadaan yang mengancam dan
masih dalam keadaan resiko, tujuan yang ingin dicapai integritas jaringan tidak
terjadi dengan kriteria hasil : integritas jaringan tidak terjadi, intervensi : observasi
terjadinya tanda-tanda kerusakan kulit, rasionalnya : membantu mengidentifikasi
kerusakan kulit, Ganti pakaian bila basah, rasionalnya : mencegah kulit dari iritasi.
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan tidak nyaman nyeri,
intoleransi aktifitas, penurunan kekuatan otot menjadi prioritas keempat karena
kerusakan mobilitas fisik merupakan kebutuhan fisiologi manusia yang harus
dipenuhi tujuan yang ingin dicapai kerusakan mobilitas fisik tidak terjadi dengan
kriteria hasil : dapat memenuhi aktivitas secara mandiri, intervensi : ajarkan latihan
aktif/pasif, rasonalnya : meningkatkan dan mencegah kontraktur, pertahankan
nutrisi yang adekuat, rasionalnya : nutrisi diperlukan untuk energi, bantu klien
dalam memenuhi ADL, rasionalnya : mempertahankan keamanan klien.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal (Familiar) dengan
sumber informasi menjadi prioritas kelima karena kurang pengetahuan merupakan
kebutuhan fisiologi manusia yang harus dipenuhi tujuan yang ingin dicapai kurang
pengetahuan tidak terjadi dengan kriteria hasil : dapat memahami penyakitnya,
intervensi : Kaji tingkat pemahaman klien dan keluarga tentang penyakitnya,

60

rasionalnya : mengidentifikasi sejauhmana tingkat pengetahuan keluarga atau klien


tentang penyakit yang dideritanya, berikan informasi pada klien dan keluarga
tentang kondisi klien, rasionalnya : mengurangi rasa cemas yang dialami klien dan
keluarga, beri kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya, rasionalnya :
mengetahui informasi apa yang dibutuhkan klien dan keluarga, berikan penkes
sesuai kebutuhan : Penyakit DM, rasionalnya : memberikan informasi yang jelas,
evaluasi keberhasilan penkes, rasionalnya : menilai perubahan kognitif yang terjadi
setelah penkes.

D. Penatalaksanaan Keperawatan
Setelah menyusun rencana tindakan maka langkah selanjutnya adalah
aplikasikan asuhan keperawatan tersebut pada klien Ny. A, dalam tahap
pelaksanaan pada diagnosa dilakukan baik menurut teori maupun kasus karena
klien dan keluarga kooperatif.
Implementasi yang dilakukan disesuaikan dengan kondisi klien dan peralatan
yang tersedia. Pendokumentasian setiap tindakan keperawatan yang dilakukan
terhadap klien dicatat dalam catatan keperawatan.
Dalam melakukan implementasi respon yang baik dan kooperatif diberikan
oleh klien dan keluarga sehingga hal tersebut sangat membantu penulis dalam
melakukan implementasi.

61

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Pada tahap evaluasi
ini dari lima diagnosa yaitu Nyeri akut b/d agen injuri fisik. Potensial Komplikasi :
Infeksi. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik:
perubahan sirkulasi, imobilitas dan penurunan sensabilitas (neuropati). Kerusakan
mobilitas fisik berhubungan dengan tidak nyaman nyeri, intoleransi aktifitas,
penurunan kekuatan otot. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak
mengenal (Familiar) dengan sumber informasi, proses asuhan keperawatan dan
proses melelahkan semua diatasi, walaupun asuhan keperawatan dapat diatasi
dalam waktu 5 x 24 jam terhitung dari tangga 15 Desember 2014 sampai 19
Desember 2014, oleh karena keadaan klien baik sehingga diperbolehkan pulang
namun demikian klien harus tetap dianjurkan menjaga kondisi tubuh dan
menjalankan perawatan dirumah sesuai yang telah diberitahukan. Adapun faktor
penunjang dan pendukung dalam melakukan tindakan keperawatan adalah sikap
kooperatif dan partisipasi dari klien dan keluarga.

Вам также может понравиться