Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan
salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan
terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya.
Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap
kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik,
atau tampilan lainnya.
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7). Metode kuantitatif sering
juga disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode
discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini
sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk
penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan
30
pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific)
karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris,
obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode
discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai
iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas
nilai (value free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan
prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui
penggunaan instrumen yang telh diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang
melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat
membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika
dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh
dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya (Sudarwan Danim, 2002:
35).
Selain itu metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang
lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena
sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan
kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator. Setiap variable
yang di tentukan di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda
beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut.
Dengan menggunakan simbolsimbol angka tersebut, teknik perhitungan secara
kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu
31
kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati
metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi.
Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas
tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi
tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau
metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi
itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih
terbatas lingkupnya yang juga sering disebut sample dalam penelitian
kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari
populasi atau sering disebut data. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang
dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi
kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta
menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
Variabel Terikat dalam penelitian ini ialah Resiliensi
2. Variabel Bebas
Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah :
a. Insight
b. Inisiatif
32
C. Definisi Konsepsional
1. Resiliensi
Menurut Reivich. K dan Shatte. A yang dituangkan dalam bukunya The
Resiliency Factor menjelaskan resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi
dan beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam
kehidupan. Bertahan dalam keadaan tertekan, dan bahkan berhadapan dengan
kesengsaraan (adversity) atau trauma yang dialami dalam kehidupannya (Reivich.
K & Shatte. A, 2002 ). Menurut Jackson (2002) resiliensi adalah kemampuan
individu untuk dapat beradaptasi dengan baik meskipun dihadapkan dengan
keadaan yang sulit.
2. Insight
Kohler
dan
kawan-kawan
dalam
Sanjaya
(2006),
teori
Gestalt
dikembangkan oleh Kohler dan kawan-kawan. Teori ini berbeda dengan teori
teori yang telah dijelakan terdahulu. Menurut teori Gestalt, belajar adalah proses
mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar
bagian di dalam suatu situasi permasalahan. Berbeda dengan teori behaviouritik
yang menganggap belajar atau tingkah laku itu bersifat mekanistis sehingga
mengabaikan atau mengingkari peranan insight. Teori Gestalt justru menganggap
bahwa insight adalah inti dari pembentukan tingkah laku.
3. Inisiatif
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005:395) Inisiatif adalah
kemampuan untuk mencipta atau daya cipta. Menurut Wollfock dalam
Mardiyanto
(2008:23)
Inisiatif
adalah
kemampuan individu
dalam
33
menghasilkan sesuatu yang baru atau asli atau suatu pemecahan masalah.
Menurut
Suryana
(2006:2)
mengungkapkan bahwa
Inisiatif
adalah
masalah dan menemukan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah
dan menemukan peluang (thinking new things ).
Sugiyono
(2008:115),
Populasi
adalah
wilayah
34
diketahui (Hadi, 1993). Selain itu sampel yang dipakai dalam penelitian ini
menggunakan rancangan sampel probabilitas yang artinya penarikan sampel
didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan unit populasi memiliki kesempatan
yang sama untuk dijadikan sampel (Bungin, 2005).
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah metode yang digunakan peneliti untuk
memperoleh data yang diteliti. Menurut Suryabrata (2003) metode pengumpulen
data adalah suatu cara yang dipakai oleh peneliti untuk memperoleh data yang
akan diteliti. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data dan alat
ukurnya.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode angket yaitu suatu daftar yang berisi rangkaian pernyataan mengenai suatu
hal yang diteliti. Angket merupakan suatu daftar dari sejumlah pertanyaan atau
pernyataan yang ditujukan terhadap subjek penelitian dengan harapan akan
dipergunakan untuk mengungkapkan suatu kondisi subjek yang hendak diteliti,
kondisi subjek tersebut bersifat pribadi yang dapat berupa harapan, tekanan
prasangka, dan sebagainya (Hadi, 2000). Adapun alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala. Penggunaan skala pada penelitian ini didasarkan atas
karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi sebagaimana dikemukan oleh
Azwar (2003). Pengumpulan data didalam penelitian ini menggunakan tiga
macam skala, yaitu :
35
1. Skala Resiliensi
Skala ini disusun berdasarkan aspek yang dikemukakan menurut Reivich
dan Shatte (2002), memaparkan tujuh kemampuan yang membentuk resiliensi,
yaitu sebagai berikut :
a. Emotion Regukation
Regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang di bawah
kondisi yang menekan (Reivich & Shatte, 2002). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa orang yang kurang memiliki kemampuan untuk
mengatur emosi mengalami kesulitan dalam membangun dan menjaga
hubungan dengan orang lain. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai macam
faktor, di antara alas an yang sederhana adalah tidak ada orang yang mau
menghabiskan waktu bersama orang yang marah, merengut, cemas,
khawatir serta gelisah setiap saat. Emosi yang dirasakan oleh seseorang
cenderung berpengaruh terhadap orang lain. Semakin kita terasosiasi
dengan
36
adalah ketika kita melihat bahwa masa depan kita cemerlang (Reivich &
Shatte, 2002). Optimisme
yang dimiliki
37
38
mengatasi kemalangan dan bangkit dari keterpurukan, namun lebih dari itu
resiliensi juga merupakan kemampuan individu meraih aspek positif dari
kehidupan setelah kemalangan yang menimpa (Reivich & Shatte, 2002).
Banyak individu yang tidak mampu melakukan reaching out, hal
ini dikarenakan mereka telah diajarkan sejak kecil untuk sedapat mungkin
menghindari kegagalan dan situasi yang memalukan. Mereka adalah
individu-ind ividu yang lebih memilih memiliki kehidupan standar
dibandingkan harus meraih kesuksesan namun harus berhadapan dengan
resiko kegagalan hidup dan hinaan masyarakat. Hal ini menunjukkan
kecenderungan individu untuk berlebih-lebihan (overestimate) dalam
memandang kemungkinan hal-hal buruk yang dapat
terjadi di masa
Aspek
Emotion Regukation
Impulse Control
Optimism
Casual Analysis
Empathy
Self-efficacy
Reaching out
Jumlah
Aitem
Favorable
1, 8, 15
2, 9, 16
3, 10, 17
4, 11, 18
5, 12, 19
6, 13, 20
7, 14
20
Jumlah
3
3
3
3
3
3
2
20
39
2. Skala Insight
Skala Insight diambil berdasarkan Aspek-aspek insight pada individu
yang dijelaskan Kohler dalam Sanjaya (2006) adalah sebagai berikut;
Kesanggupan, Kesanggupan berkaitan dengan kemampuan inteligensi
individu. Pengalaman, Dengan belajar, individu akan mendapatkan suatu
pengalaman dan pengalaman itu akan menyebabkan munculnya insight. Taraf
kompleksitas dari suatu situasi, Semakin kompleks masalah, maka akan
semakin sulit untuk diatasi. Latihan, Latihan yang rutin akan meningkatkan
kemampuan insight dalam situasi yang bersamaan. Trial and Error, Apabila
seseorang tidak dapat memecahkan suatu masalah, seseorang akan melakukan
percobaan-percobaan hingga akhirnya menemukan insight untuk memecahkan
masalah tersebut.
Aspek
Kesanggupan
Pengalaman
Taraf kompleksitas dari suatu
situasi
Latihan
Trial and Error
Jumlah
Aitem
Favorable
Jumlah
1, 6, 11, 16
2, 7, 12, 17
4
4
3, 8, 13, 18
4, 9, 14, 19
5, 10, 15, 20
20
4
4
20
3. Skala Inisiatif
Skala inisiatif diambil dari aspek-aspek inisiatif yang di paparkan oleh Sund
dalam Slameto (2003) Inisiatif dalam penelitian ini dapat dilihat dalam proses
40
kegiatan pembelajaran. Inisiatif santri yang diamati meliputi; Dorongan rasa ingin
tahu yang tinggi, Keterampilan berfikir luwes, Keterampilan berfikir lancer,
Keterampilan berfikir orisinil, dan Berani mengambil resiko
Aspek
2
3
4
5
Aitem
Favorable
Jumlah
1, 6, 11, 16
2, 7, 12, 17
3, 8, 13, 18
4
4
4, 9, 14, 19
5, 10, 15, 20
20
4
20
41
menunjukkan
konsistensi
atau
keterpercayaan
hasil
pengukuran suatu alat ukur. Hal ini ditunjukkan konsistensi skor yang diperoleh
sunjek yang diukur dengan alat yang sama (Azwar, 2004). Reliabilitas ini
dinyatakan dalam koefisien reliabilitas, dengan angka antara 0 sampai 1,00.
Semakin tinggi koefisien mendekati angka 1,00 berarti reliabilitas alat ukur
semakin tinggi. Sebaliknya alat ukur yang rendah ditandai dengan koefisiensi
reliabilitas yang mendekati angka 0 (Azwar,2004).
Uji reliabilitas dilakukan dengan konsistensi internal yaitu dengan
menggunakan teknik Alpha Cronbach. Alasan pengunaan teknik Alpha cronbach
karena dapat digunakan untuk menguji skala ataupun tes dengan tingkat
kesukaran yang seimbang dan dapat digunakan untuk butir-butir dikotomi atu
nirdikotomi (Hadi,2000).
42
Faktor
1
2
3
4
5
6
7
Jumlah
Butir Awal
3
3
3
43
Faktor
1
2
3
4
5
44
I. Skala Inisiatif
Skala Insight terdiri dari 20 butir dan terbagi dalam 5 faktor. Hasil analisis
butir didapatkan dari r hitung > r tabel untuk N = 60 = 0.250. Berdasarkan hasil
uji validitas menunjukkan terdapat 0 butir yang gugur.
Nama Konstrak : Inisiatif
Nama Faktor 1 : Dorongan rasa ingin tahu yang tinggi
Nama Faktor 2 : Keterampilan berpikir fleksibel
Nama Faktor 3 : Keterampilan berpikir lancer (kritis)
Nama Faktor 4 : Keterampilan berpikir orisinil (kreatif)
Nama Faktor 5 : Berani mengambil resiko
Tabel 5. Rangkuman Analisis Kesahihan Butir (N = 60)
Jumlah
Jumlah Butir
Jumlah
Butir Awal
Gugur
Butir Sahih
4
0
4
4
0
4
4
0
4
4
0
4
4
0
4
Sumber Data : Hasil olah SPSS hal : 76
Faktor
1
2
3
4
5