Вы находитесь на странице: 1из 12

MEMAHAMKAN KONSEP PERBANDINGAN SKALA MENGGUNAKAN

MEDIA BELAJAR SEGITIGA PELANA


Eka Prasetia Wulandari
Program Studi Tadris Matematika
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
e.mail : ekawulan26@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kesulitan-kesulitan apa saja yang
dihadapi siswa dalam materi pembelajaran perbandingan skala, disamping itu
dalam penelitian ini juga disebutkan bahwa metode apa yang cocok digunakan
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialami siswa tersebut.
Berdasarkan proses wawancara dengan salah satu SD di tulungagung kesulitan
yang menonjol adalah siswa kesulitan untuk mengingat suatu rumus yang
disampaikan oleh guru dan juga siswa kurang teliti dalam perubahan pengukuran
yang pada dasarnya sudah diajarkan pada bab sebelumnya. Hal tersebut membuat
peneliti terdorong untuk memberikan usulan strategi pembelajaran dengan
menggunakan rencana pembelajaran pendekatan konsep, yang dirasa nantinya
akan memberikan kemudahan untuk siswa dalam memahami materi. Dalam hal
ini pendektan konsep yang diberikan adalah dengan menggunakan segitiga pelana,
yang didalamnya memuat tata cara bagaimana agar siswa lebih mudah untuk
mengingat rumus serta dengan menggunakan suatu konsep, siswa akan lebih
mudah menyelesaian suatu persoalan.
Kata kunci: segitiga pelana, kesulitan belajar siswa, metode pendekatan konsep.
ABSTRACT
This research intent describe handicaps any kind that faced student in compare
learning material scale compare, despitefully deep observational it also said that
method what would be convenient is utilized deep settles about problem which be
experienced by that student. Base interview process with one of SD at
tulungagung is handicap student to remember a formula that passed on by teacher
and also reducing student analyzes in measurement change that basically was
taught on previous chapter. That thing make researcher most shove to give
learning strategy proposal by use of approaching learning plan concept, one that
perceived by its following will give amenity for student deeping to understand
material. In this case pendektan concept that is given is by use of saddle trilateral,
per se it load procedure how that student easiering to remember formula and by
use of a concept, student will a lot easier working out a problem.
Key word : scale compare, students learned handicap, concept approaching
methods.

teknologi (IPTEK). Matematika


adalah ilmu dasar dan juga sebagai
pokok dari segala ilmu pengetahuan
oleh karena itu sudah seharusnya
setiap individu dibekali matematika
sedini mungkin.2 Dalam hal ini guru
mempunyai peran penting dalam
pembekalan matematika sebagai
sarana keberhasilan dalam proses
belajar yang mencakup pendidikan
secara menyeluruh. Guru harus dapat
membantu
siswa
untuk
menghubungkan pelajaran sekolah
dengan
pengetahuan
dan
pengalamannya agar siswa dapat
mencapai standar ketuntasan dalam
pembelajaran matematika. Dari hasil
pengamatan
tersebut,
hal
ini
merupakan masalah yang perlu
diatasi. Oleh sebab itu perlu
dikembangkan suatu pembelajaran
yang tidak membosankan dan
membuat siswa lebih tertarik, dengan
cara
menciptakan
metode
pembelajaran yang menarik.
Perbandingan
skala
mempunyai peran yang sangat
penting dalam matematika dan dapat
digunakan dalam kehidupan nyata
dilingkungan sekitar kita. Sebagai
contoh dalam kehidupan sehari-hari
Untuk mengetahui letak suatu kota,
gunung, sungai, dan lain sebagainya
pada suatu wilayah atau pulau
tertentu, tidak mungkin kita melihat
secara keseluruhan dalam keadaan
sebenarnya.3 Untuk mendapatkan
gambaran tentang hal tersebut maka
dapat dibuat gambaran yang dapat

PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Matematika adalah cabang
ilmu pengetahuan yang sangat
penting dan sangat berperan dalam
perkembangan dunia. Matematika
tidaklah konkrit, tetapi abstrak.
Dengan
mengetahui
sasaran
penelaahan matematika, kita dapat
mengetahui hakekat matematika
yang sekaligus dapat kita ketahui
juga cara berpikir matematik itu.
Kalau kita telaah, matematika itu
tidak hanya berhubungan dengan
bilangan-bilangan serta operasioperasinya, melainkan juga unsur
ruang sebagai sasaranya. Tetapi,
sampai saat ini belum ada
kesepakatan yang bulat diantara para
matematikawan, apa yang disebut
matematika itu.1 Maka dari beberapa
pernyataan di atas dapat kita
simpulkan
bahwa
pengertian
matematika yaitu bahasa simbol yang
terdefinisikan secara sistematik,
antara satu konsep dengan konsep
yang lain saling berkaitan dan
pembuktian matematika dibangun
dengan
penalaran
deduktif.
Matematika
merupakan
suatu
pelajaran yang tersusun secara
beraturan, logis, berjenjang dari yang
paling mudah hingga yang paling
rumit. Dengan demikian, pelajaran
matematika tersusun sedemikian
rupa sehingga pengertian terdahulu
lebih
mendasari
pengertian
berikutnya.
Matematika sangat penting
dalam
kehidupan
sehari-hari,
matematika
berguna
dalam
menumbuhkan kemampuan individu
dalam mengikuti perkembangan
kecanggihan ilmu pengetahuan dan

Achmad
Nurrotiq,Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif dengan
Pendekatan Struktural Tipe NHT(Numbered
Head Together)terhadap prestasi belajar
siswa ditinjau dari kemampuan awal siswa
kelas
VIII
SMP
N
1
Wonosari,(Surakarta,Skripsi
Tidak
Diterbitkan,2008),hal.1
3
Cholik adinawan.dkk, Matematika
SMP,(Jakarta:Erlangga,2004). Hal.193

Hudojo, Herman, Mengajar


Belajar Matematika, (Jakarta:Depatermen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1988). hal.2

ii

mewakili keadaan sebenarnya, agar


gambar dengan keadaan sebenarnya
sesuai atau sebangun, maka gambar
itu
dapat
dibuat
dengan
menggunakan perbandingan tertentu
yang disebut skala. Perbandingan
skala sangat sulit dipelajari siswa
jika ia tidak dapat memahami soal
cerita yang disajikan, serta dalam
perbandingan skala juga memuat
pengukuran yang dibahas sebelum
materi perbandingan skala. Karena
jika ia tidak paham dengan
perubahan
dalam
pengukuran
misalnya km ke cm ia akan bingung
menentukan hasil penyelesaian dari
persoalan tersebut. Atau malah ia
tidak tahu bahwa persoalaan yang
dihadapinya belum mencapai titik
tuntas.
Cara mengatasi kesulitan
yang dihadapi siswa tersebut adalah
dengan strategi pembelajaran yang
menarik agar siswa tidak jenuh
dalam meteri yang disajikan oleh
guru serta dapat membantu siswa
lebih memahami materi. Dalam hal
ini peneliti memberikan usulan
tentang strategi pembelajaran yang
menarik yaitu dengan pendekatan
konsep dengan menggunakan media
segitiga pelana yang berfungsi
meningkatkan prestasi belajar serta
memotivasi siswa agar lebih
semangat dalam pelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka
mendorong
penulis
untuk
meminimalisir
permasalahan
permasalahan yang dialami peserta
didik
dalam
pokok
bahasan
memecahkan masalah skala melalui
pendekatan konsep dan media belajar
segitiga pelana. Oleh karena itu, pada
karya tulis ilmiah ini penulis
mengambil
judul
MEMAHAMKAN
KONSEP
PERBANDINGAN
SKALA

MENGGUNAKAN
MEDIA
BELAJAR SEGITIGA PELANA
B. Rumusan masalah
1. Apa yang menyebabkan
siswa
sulit
memahami
proses
penyelesaian
perbandingan skala ?
2. Bagaimana
pembelajaran
konsep perbandingan skala
dengan
menggunakan
segitiga pelana?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui faktor
yang menyebabkan siswa
sulit memahami proses
penyelesaian perbandingan
skala.
2. Untuk
mengetahui
pembelajaran
konsep
perbandingan skala dengan
menggunakan
segitiga
pelana.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi siswa : Untuk melatih
keaktifan
siswa
dalam
belajar, dan juga dapat
merangsang siswa untuk
aktif
dalam
mengembangkan
potensinya.
2. Bagi guru : Menjadi bahan
masukan khususnya guru
mengajar
konsep
memecahkan masalah skala
dalam rangka meningkatkan
hasil pembelajaran siswa
dengan
menggunakan
pendekatan
matematika
realisti dan media belajar.
Yaitu melatih guru agar
lebih
kreatif
dalam
menciptakan suatu metode
pembelajaran yang menarik.
3. Bagi sekolah : Menjadi
bahan pertimbangan bagi

iii

pembelajaran.6 Jadi pendekatan


dalam pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar
dapat belajar dengan baik dengan
menggunakan
suatu
strategi
pembelajaran yang dipandang tepat
untuk
memudahkan
siswa
memahami pelajaran dan juga
menimbulkan
suatu
proses
pembelajaran yang menyenangkan.

praktisi pendidikan lainnya


dalam membuat kebijakan
pendidikan.
Bagi peneliti lain : Dapat
dikembangkan
dengan
penelitian
serupa
pada
materi pelajaran maematika
yang berbeda.

4.

KAJIAN TEORI
A. Pendekatan dalam
pembelajaran
Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada
suatu
lingkungan
belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran
dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.4 Pendekatan belajar
bertitik tolak pada aspek psikologis
dilihat dari pertumbuhan dan
perkembangan anak, kemampuan
intelektual, dan kemampuan lainnya
yang
mendukung
kemampuan
belajar.
Pendekatan
dilakukan
sebagai strategi yang dipandang tepat
untuk
memudahkan
siswa
memahami pelajaran dan juga belajar
menyenangkan.5
Pendekatan
pembelajaran tentu tidak harus
menggunakan pendekatan tertentu,
tetapi sifatnya dan terencana, artinya
memilih pendekatan di sesuaikan
kebutuhan
materi
ajar
yang
dituangkan
dalam
perencanaan

B. Pendekatan konsep
1) Pengertian
Pendekatan
Konsep
Konsep
menunjukan
suatu hubungan antar konsepkonsep yang lebih sederhana
sebagai dasar perkiraan atau
jawaban manusia terhadap
pertanyaan-pertanyaan
yang
bersifat asasi tentang mengapa
suatu gejala itu bisa terjadi.
Konsep merupakan pikiran
seseorang atau sekelompok
orang yang dinyatakan dalam
definisi sehingga menjadi
produk pengetahuan yang
meliputi
prinsip-prinsip,
hukum, dan teori. Konsep
diperoleh dari pakta, peristiwa,
pengalaman melalui generasi,
dan berfikir abstrak. Konsep
dapat mengalami perubahan
disesuaikan dengan fakta atau
pengetahuan baru, sedangkan
kegunaan
konsep
adalah
menjelaskan dan meramalkan.7
Jadi pendekatan konsep adalah
suatu pendekatan pengajaran
secara langsung menyajikan
konsep
tanpa
memberi
kesempatan kepada siswa
untuk menghayati bagaimana
konsep itu diperoleh. Konsep
merupakan buah pemikiran

Syaiful,sagala, Konsep dan


Makna
Pembelajaran
(bandung:alfabeta,2010).hal. 35
5
Ibid., hal.42

Ibid., hal.50
Djati Kerami, Kamus Matematika,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2009), Hal. 71
7

iv

seseorang atau sekelompok


orang yang dinyatakan dalam
definisi sehingga melahirkan
pruduk pengetahuan memiliki
prinsip, hukum, dan teori.
Konsep diperoleh dari fakta,
peristiwa, pengalaman, melalui
generalisasi
dan
abstrak,
kegunaan
konsep
untuk
menjelaskan dan meramalkan.
Pemahaman konsep di
dalam
matematika
sangat
diperlukan sebab jika konsep
sebelumnya belum dipahami
maka
akan
sulit
untuk
memahami materi selanjutnya.8
Jadi
dalam
sebuah
pembelajaran
pemahaman
konsep sangat dibutuhkan,
dengan pemahaman konsep
siswa akan lebih mudah
mempelajari materi dalam
proses
pembelajaran,
dan
proses bembelajaran akan
berjalan baik jika semua
mengerti
konsep
yang
diajarkan.

memperhatikan
aspek student centre.
(2) Guru
terlalu
dominan dan siswa
tidak
dibimbing
untuk
memahami
konsep.
C.

Pengertian media
Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk meyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang
fikiran,
perasaan,
perhatian dan minat sehingga proses
belajar terjadi.9 Menurut Scharman
(1977) media pembelajaran adalah
teknologi
pembawaan
pesan
(informasi) yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran.10 Jadi
media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk
keperluan pembelajaran dengan cara
menyalurkan dan mengirim pesan
kepada penerima yang dapat
merangsang
fikiran,
perasaan,
perhatian dan minat belajar siswa.
dalam hal ini media presentasi Media
presentasi dapat digunakan untuk
menjelaskan materi-materi dengan
pendekatan konsep.

2) Kelebihan
Dan
Kelemahan
Pendekatan
Konsep
a) Kelebihan
pendekatan
konsep :
(1) Fokus
pada
penguasaan konsep
dan subkonsep
(2) Siswa
dibimbing
untuk
memahami
konsep
dengan
beberapa metode
b) Kelemahan pendekatan
konsep :
(1) Pendekatan
ini
kurang

D.

Fungsi
media
dalam
pembelajaran
Beberapa manfaat media
pembelajaran menurut Nana

Sudiyono, dkk., Strategi


Pembelajaran Partisipatori di Perguruan
Tinggi, (Malang: UIN Malang Press,
2006), hal 167
10
Suwarna, dkk,. Pengajaran
Mikro
Pendekatan
Praktis
dalam
menyiapkan
Pendidik
Profesional,
(Yogyakarta: Tiara Wacana, Cet. II, 2006),
hal. 127

Soejadi, Kiat Pendidikan


Matematika di Indonesia, (Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional: 2000), hal. 14

Sudjana dan Ahmad Rivai


(1992) adalah:11
a. Pembelajaran akan lebih
menarik perhatian siswa
sehingga
dapat
menumbuhkan
motivasi
belajar.
b. Bahan pembelajaran akan
lebih
jelas
maknanya
sehingga
dapat
lebih
dipahami oleh siswa dan
memungkinkan
siswa
menguasai
tujuan
pembelajaran lebih baik.
c. Metode pembelajaran akan
lebih
bervariasi,
tidak
semata-mata
komunikasi
verbal melalui penuturan
kata-kata
oleh
guru,
sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan
tenaga, apalagi bila guru
mengajar untuk setiap jam
pelajaran.
d. Siswa
lebih
banyak
melakukan kegiatan belajar,
sebab
tidak
hanya
mendengarkan uraian guru,
tetapi juga aktivitas lain
seperti
pengamatan,
melakukan,
mendemonstrasikan
dan
lain-lain.
Maka
dapat
diambil
kesimpulan bahwa manfaat media
pembelajaran bagi siswa yaitu
menarik perhatian siswa sehingga
siswa
lebih
aktif
dalam
pembelajaran,
membuat
pembelajaran lebih menyenangkan
agar siswa tidak bosan dengan materi
yang
diajarkan,
serta
dapat
memotivasi
siswa
dalam
pembelajaran.

E. Ruang lingkup materi dan


rumus perbandingan skala
Untuk mengetahui letak suatu
kota, gunung, sungai, dan lain
sebagainya pada suatu wilayah atau
pulau tertentu, tidak mungkin kita
melihat secara keseluruhan dalam
keadaan
sebenarnya.
Untuk
mendapatkan gambaran tentang hal
tersebut. Dibuatlah suatu gambaran
yang mewakili keadaan sebenarnya,
agar gambar dengan keadaan
sebenarnya sesuai atau sebangun,
maka gambar itu dibuat dengan
perbandingan tertentu yang disebut
skala. Gambar-gambar yang dibuat
dengan perbandingan skala tertentu
sehingga
mewakili
keadaan
sebenarnya di antaranya adalah peta
dan denah.
Pada suatu peta umumnya
dicantumkan besar skala yang
digunakanya. Untuk selanjutnya
perhatikan contoh peta berikut ini.12

Pada peta diatas tertulis skala


1 : 5.000.000, artinnya setiap 1 cm
pada peta (gambar) mewakili
5.000.000 cm jarak sebenarnya.
Dengan demikian, skala adalah
perbandingan antara jarak pada peta
(gambar) dengan jarak sebenarnya.
Kata skala sering kita temui
pada benda-benda nyata, seperti pada
peta Wilayah dan gambar. Dalam hal
ini, skala menyatakan perbandingan

11

Asnawir dan Basyirudin


Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), hal 24-25

12

Cholik
adinawan.
Matematika SMP... ibid.,hal. 195

vi

dkk,

antara ukuran gambar dan ukuran


sebenarnya atau sesungguhnya.
Skala 1 : n artinnya setiap 1
cm jarak pada peta atau gambar
mewakili n cm jarak sebenarnya.13
Dari pengertian skala dapat
ditemukan 3 rumus dalam
menyelesaikan persoalan matematika
diantaranya :
1. Mencari jarak pada peta :
Jarak pada peta = skala x
jarak sebenarnya.
2. Mencari skala
Skala =

respons yang bertentangan, sehingga


hasil belajar yang dicapainya lebih
rendah
dari
potensi
yang
15
dimilikinya. Jadi cara menciptakan
dan mempersiapkan pembelajaran
matematika yang efektif dan efisien,
Kesalahan yang dilakukan siswa
perlu kita analisis lebih lanjut16
Aktifitas belajar bagi setiap individu,
tidak selamanya dapat berlangsung
secara wajar. Kadang-kadang lancar,
kadang-kadang tidak, kadang-kadang
dapat cepat menangkap apa yang
dipelajari, kadang-kadang terasa
amat sulit. Dalam hal semangat,
terkadang semangatnya tinggi, tetapi
juga sulit untuk mengadakan
konsentrasi, jadi para guru harus
selalu mendampingi siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Sebab
guru sebagai fasilitator akan sangat
dibutuhkan oleh siswanya.

3. Mencari jarak sebenarnya


Jarak sebenarnya =

F. Kesulitan belajar siswa


kesulitan belajar siswa pada
matematika bukan karena kebodohan
siswa atau ketidak mampuannya
dalam belajar, tetapi terdapat
kondisi-kondisi
tertentu
yang
membuatnya tidak siap untuk belajar
kebanyakan
kesalahan
yang
dilakukan
siswa
dalam
menyelesaikan soal matematika erat
kaitannya dengan kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa. Kesulitan
merupakan penyebab terjadinya
kesalahan14 jadi kesulitan belajar
siswa adalah keadaan dimana proses
belajar seseorang terganggu karena
timbulnya
respons
yang
bertentangan. Pada dasarnya, siswa
mengalami
kekacauan
belajar,
potensi dasarnya tidak dirugikan,
akan tetapi belajarnya terganggu atau
terhambat oleh adanya respons-

PEMBAHASAN
A. Faktor penyebab kesulitan
siswa
dalam
materi
perbandingan skala
Kesulitan
belajar
anak
disebabkan oleh faktor internal dan
faktor eksternal.17 Faktor intenal
adalah faktor yang mempengruhi dari
dalam diri anak, faktor internal
sangat terantung pada daya ingat
otak, misal dikaitkan dengan
kesulitan siswa dalam materi
perbandingan skala adalah lemahnya
daya ingat anak dalam mengingat
rumus perbandingan skala. Daya
ingat keseluruhan anak sangatlah
15

Ibid., hal.15
Sahriah, dkk, Analisis Kesalahan
Siswa
Dalam
Menyelesaikan
Soal
Matematika Materi Operasi Pecahan Bentuk
Aljabar Kelas VIII SMP Negeri Malang,
(Malang: UM, 2010), hal. 13.
17
Nini Subini, Mengatasi Kesulitan
Belajar Pada Anak, (Jogjakarta: PT Buku
Kita, 2011), hal. 42
16

13

Ibid., hal.196
Titin Fardatun Nisa, Analisis
Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Kemala
Bhayangkari
Surabaya
dalam
Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi
Bangun Ruang, (Surabaya: UNESA, 2010),
hal.10
14

vii

berbeda, ada anak yang mudah


mengingat pelajaran ada juga anak
yang
sangat
sulit
mengingat
pelajaran. Faktor eksternal adalah
faktor yang berpengaruh pada
kondisi dari sekitar anak tinggal.
Yang termasuk faktor eksternal disini
diantaranya
adalah
:
faktor
lingkungan
sekolah,
faktor
lingkungan
keluarga,
faktor
pendekatan dalam pembelajaran.
Knapa faktor pendekatan dalam
pembelajran sangat berpengaruh
dalam mengatasi kesulitan belajar
karena jika pendekatan pembelajaran
yang digunakan salah maka proses
pembelajaran tidak akan berjalan
maksimal, begitupun sebaliknya jika
pendekatan
pembelajaran
yang
digunakan tepat untuk siswa,
pembelajaran yang berlangsunga
akan sangat efektif, dan siswa yang
mengikuti pembelajaran akan senang
dengan materi yang diajarkan.
Faktor-faktor yang menjadi
kesulitan siswa dalam perbandingan
skala berdasarkan hasil dialog
dengan Alfi Maghfirroh, salah satu
siswa Sekolah Dasar
Negeri di
Tulungagung pada tanggal 16
November 2014, antara lain:
1. Kurangnya
pemahaman
siswa
terhadap
konsep
perbandingan skala. Yang
dimaksud
kurangnya
pemahaman siswa terhadap
konsep perbandingan skala
adalah mereka kesulitan
dalam menyelesaikan soal
perbandingan skala.
2. Kurang
teliti
pada
perubahan nilai pengukuran
seperti km ke cm. Yang
dimaksud kurang teliti pada
perubahan nilai pengukuran
seperti km ke cm adalah
kebiasaan anak yang kurang

3.

4.

5.

teliti pada konsep perubahan


pengukuran.
Kebingungan
dalam
memahami soal cerita. Yang
dimaksud bingung dalam
memahami
soal
cerita
adalah
siswa
bingung
menentukan apa yang sudah
diketahui.
Tidak senang dengan materi
perbandinga skala yang
dirasa terlalu sulit dipahami.
Tidak
senang
disni
kebanyakan siswa bsosan
dengan cara penyampaian
materi.
Penyampaian materi yang
kurang
menarik.
Penyampaian materi yang
monoton akan membuat
siswa
kurang
tertarik
terhadap m ateri akhirnya
materi yang disampaikan
kurang menarik.

B. Pembelajaran
konsep
perbandingan skala dengan
menggunakan segitiga pelana
Pertama merifiew tentang bab
sebelumnya yaitu bab pengukuran.
Karena bab perbandingan skala disini
sangat berkaitan erat dengan materi
pengukuran.Yang kedua pemahaman
materi menggunakan pendekatan
konsep, karna dengan pendekatan
konsep sesuai dengan pembahasan
yang telah dijabarkan, siswa akan
lebih mudah untuk memahami
materi, konsep yang menarik akan
membuat siswa lebih tertarik,
penasaran, sehingga mereka akan
tergugah dan mau mencoba konsep
yang telah diajarkan.
Pendekatan konsep yang di
maksud disini adalah dengan
menggunakan media segitiga pelana.
Yang mana pada segitiga pelana
memuat rumus-rumus perbandingan

viii

skala yang mudah untuk dihafalkan


serta memudahkan siswa untuk
memecahkan
persoalan
yang
dihadapinya. Berikut ini adalah cara
penggunaan media segitiga pelana :
1.

didalamnya memuat kata PE, LA dan


NA, dimana PE adalah jarak pada
peta, LA adalah skala dan NA adalah
jarak sebenarnya
3. Menjelaskan
cara
memperoleh rumus jarak
pada peta

Mengenalkan garis yang


terdapat dalam segitiga
pelana

PE

LA
Garis mendatar berfungsi sebagai
pembagi

NA

Jarak pada peta = skala x jarak sebenarnya

Garis tegak berfungsi sebagai perkalian

Slide ke tiga menjelaskan


bagaimana penggunaan segitiga
pelana dalam pemecahan masalah,
misal untuk mencari jarak pada peta
yang pertama buat dulu segitiga
pelana yang kedua jika yang dicari
jarak pada peta maka arahkan tangan
untuk menutup kata PE. Dengan
demikian pada segitiga pelana akan
ada kata LA dan NA yang tidak
tertutup tangan, jadi rumus untuk
mencari jarak pada peta = skala x
jarak sebenarny.
Contoh aplikasi dalam
soal :
Dua kota bejarak 120 km. Jika
kedua kota itu digambar pada
peta dengan skala 1 : 800.000,
tentukan jarak kedua kota
tersebut.
Jawab :
Diketahui :
Jarak sebenarnya = 120 km =
12.000.000 cm
Skala
= 1 : 800.000
Ditanya
= jarak pada
peta?
jarak pada peta

Slide pertama
memperkenalkan garis mendatar dan
garis tegak, dimana garis mendatar
berfungsi sebagai pembagi dan garis
tegak berfungsi sebagai perkalian.
2. Menjelaskan apa saja yang
ada disegitiga pelana

PE

LA

NA

Keterangan :
PE = jarak pada peta
LA = skala
NA = jarak sebenarnya

Slide ke dua menjelaskan apa


maksud dari SEGITIGA PELANA
dan bagaiman penggunaan segitiga
pelana
itu
dalam
materi
perbandingan skala. Nah disegitiga
pelana akan ada segitiga yang
ix

= skla x jarak sebenarnya


=
x 12.000.000 cm
= 15 cm
Jadi, jarak pada peta adalah 15
cm

5. Menjelaskan
cara
memperoleh rumus jarak
sebenarnya

PE

4. Menjelaskan
cara
memperoleh rumus skala

LA

NA

PE
Jarak sebenarnya =

LA

NA
Slide terakir menjelaskan cara
untuk menentukn rumus jarak
sebenarnya, yaitu dengan metode
yang sama tutup kata NA dengan
tangan kemudian lihat kata yang
tidak tertutup tangan yaitu kata PE
dan LA, maka rumus yang didapat
yaitu
jarak
sebenarnya
=
.
Contoh aplikasi dalam
soal :
Pada peta, jarak kota Medan
dengan kota Parapat 2,4 cm.
Pada peta tertulis skala 1 :
10.000.000.
Berapakah jarak antara kota
Medan
dengan
Parapat
yang sebenarnya?
Jawab:
Diketahui :
Jarak pada peta = 2,4cm.
Skala = 1 : 10.000. 000
Ditanya= jarak sebenarnya ?
Jaraksebenarnya=

Skala =

Selanjutnya di slide ke empat


di jelaskan cara untuk mencari skala
yaitu dengan menutupkan tangan
dikata LA, kemudiakan akan ada
kata PE dan NA yang tidak tertutup
tangan, maka rumus untuk mencari
skala =
Contoh aplikasi dalam
soal :
Jarak dua buah kota pada suatu
peta adlah 5cm, sedangkan jarak
sebenarnya adalah 150 km.
Tentukan skla peta tersebut !
Jawab :
Diketahui :
jarak pada peta = 5 cm
Jarak sebenarnya = 150 km =
15.000.000 cm
Ditanya
= Skala?
Skala
=

=
=
atau
1 : 3.000.000
Jadi, skala perbandinganya
adalah 1 : 3.000.000

= 2,4 x 10.000.000
= 2.4000.000 cm
= 240
Jadi, jarak sebenarnya kota
medan dengan kota prapat
adalah 240

yang menarik akan membuat


siswa
lebih
tertarik,
penasaran, sehingga mereka
akan tergugah dan mau
mencoba konsep yang telah
diajarkan.
B. Saran
1. Bagi
guru
yang
akan
menerapkan
pendekatan
konsep untuk anak didiknya
sebaiknya, buat suana kelas
terlihat hidup, buat anak-anak
penasaran dengan konsep
yang disajikan, ketika anakanak
penasaran
dengan
konsep yang digunakan,
maka anak akan dengan
langsung
mau
mencoba
konsep tersebut. Namun
jangan lupa selama proses
berlangsung
peran
guru
sangat penting yaitu sebagai
fasilitator
2. Bagi
siswa
diharapkan
memperhatikan materi yang
dijelaskan oleh guru, agar
nantinya
jika
mereka
dijelaskan
dengan
menggunakan
pendekatan
konsep mereka tidak akan
kebingungan. Karena apa
yang mereka dengar dan
perhatikan
akan
mempengaruhi setiap langkah
dalm
menyelesaikan
persoalan-persoalan
yang
akan mereka temui. Dengan
kata lain jika mereka
memperhatikan setiap urutan
tata
cara
pengguanaan
konsep,
mereka
bisa
membangun sendiri konsep
yang lebih mudah mereka
pahami.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan
pembahasan pada rumusan masalah,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Faktor penyebab kesulitan
siswa
dalam
materi
perbandingan skala adalah
kesulitan belajar siswa yang
disebabkan
oleh
faktor
internal dan faktor eksternal
kesulitan
siswa
dalam
mengerjakan
proses
perbandingan
skala
dikarenakan
mereka
kebingungan
dalam
memahami soal, bingung
menentukan apa yang sudah
diketahui dan solusi apa yang
tepat
digunakan
dalam
memecahkan
persoalan
tersebut,
dari
kesulitankesulitan tersebut ternyata
yang
menjadi
pokok
permasalahan adalah mereka
belum mengerti konsep.
2. Pembelajaran
konsep
perbandingan skala dengan
menggunakan segitiga pelana
adalah dengan memahamkan
konsep perbandingan skala
menggunakan media belajar
segitiga pelana. Langkah
pertama
merifiew
bab
sebelumnya
yaitu
bab
pengukuran. Karena bab
perbandingan skala disini
sangat berkaitan erat dengan
materi pengukuran. Yang
kedua pemahaman materi
menggunakan
pendekatan
konsep,
karna
dengan
pendekatan konsep sesuai
dengan pembahasan yang
telah dijabarkan, siswa akan
lebih
mudah
untuk
memahami materi, konsep

xi

[11] Subini, Nini.2011. Mengatasi


Kesulitan Belajar Pada Anak.
Jogjakarta: PT Buku Kita
[12] Sahriah, dkk. 2010. Analisis
Kesalahan
Siswa
Dalam
Menyelesaikan Soal Matematika
Materi Operasi Pecahan Bentuk
Aljabar Kelas VIII SMP Negeri
Malang. Malang: UM

DAFTAR RUJUKAN
[1] Hudojo,
Herman.
1988.
Mengajar Belajar Matematika.
Jakarta: P2LPTK/UPBT
[2] Nurrotiq
Achmad.
2008.
Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan
Struktural Tipe NHT(Numbered
Head
Together)terhadap
prestasi belajar siswa ditinjau
dari kemampuan awal siswa
kelas VIII SMP N 1 Wonosari.
Surakarta: Skripsi.
[3] Adinawan, Cholik. Dkk .2004.
Matematika
SMP.
Jakarta:
Erlangga
[4] Sagala, Syaiful. 2010. Konsep
dan
Makna
Pembelajaran.
Bandung : alfabeta.
[5] Kerami, Djati. 2009. Kamus
Matematika. Jakarta: Balai
Pustaka.
[6] Soejadi. 2000. Kiat Pendidikan
Matematika
di
Indonesia.
Jakarta:
Direktorat
Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.
[7] Sudiyono, dkk. 2006. Strategi
Pembelajaran Partisipatori di
Perguruan Tinggi. Malang: UIN
Malang Press.
[8] Suwarna, dkk. 2006.
Pengajaran Mikro Pendekatan
Praktis dalam menyiapkan
Pendidik Profesional.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
[9] Asnawir dan Basyirudin Usman.
2002. Media Pembelajaran.
Jakarta: Ciputat Pers.
[10] Titin Fardatun Nisa. 2010.
Analisis Kesalahan Siswa Kelas
VIII SMP Kemala Bhayangkari
Surabaya dalam Menyelesaikan
Soal Cerita pada Materi Bangun
Ruang. Surabaya: UNESA.

xii

Вам также может понравиться