Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
Jeanne Mevrayano
1010312029
Preseptor:
Dr.dr. Rosfita Rasyid, M.Kes
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah pribadi ini dengan judul Epidemiologi ,
pencatatan dan pelaporan masalah kesehatan di Puskesmas Andalas Padang.
Selanjutnya, Shalawat dan Salam kepada Rasulullah SAW.
Penulisan makalah pribadi ini dibuat dengan tujuan sebagai salah satu syarat
kelulusan dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr.dr. Rosfita Rasyid,
M.Kes selaku preseptor
penyelesaian makalah pribadi ini, juga untuk dukungannya baik dalam bentuk moril
maupun dalam mencari referensi yang lebih baik, kepada Kepala Puskesmas Andalas
Padang beserta seluruh jajarannya dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah pribadi ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu sangat
diperlukan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga karya tulis ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
3.2.
3.3
4.1.1
4.1.2
penyakit PTM terbanyak tiap bulannya adalah penyakit hipertensi , disusul dengan
Penyakit Diabetes mellitus. ........................................................................................... 25
4.2
4.3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada
pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan
terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan
informasi yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar.
Jadi, data dan informasi merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi,
karena data dan informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan
organisasi tersebut.
Puskesmas merupakan ujung tombak sumber data kesehatan khususnya bagi dinas
kesehatan kota dan Sitem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas juga merupakan
pondasi dari data kesehatan. Sehingga diharapakan terciptanya sebuah informasi yang
akurat, representatif dan reliable yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan
perencanaan kesehatan. Setiap program akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan
perlu dicatat, dianalisis, dan dibuat laporan. Data yang disajikan adalah informasi tentang
pelaksanaan progam dan perkembangan masalah kesehatan masyarakat. Informasi yang
ada perlu dibahas, dikoordinasikan, diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua
staf puskesmas. Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas dikombinasi
menjadi laporan terpadu puskesmas atau yang disebut dengan sistem pencatatan dan
pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Surveilans
2.1.1 Pengertian
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1479/MENKES/SK/X/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Survelans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak
Menular Terpadu, surveilans adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan
tindakan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan dan pengolahan, dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Sementara
menurut WHO (2004), surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada
unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.
Surveilans kesehatan masyarakat adalah proses pengumpulan data kesehatan yang
mencakup tidak saja pengumpulan informasi secara sistematik, tetapi juga melibatkan
analisis, interpretasi, penyebaran, dan penggunaan informasi kesehatan. Hasil surveilans
dan pengumpulan serta analisis data digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih baik tentang status kesehatan populasi guna merencanakan, menerapkan,
mendeskripsikan, dan mengevaluasi program kesehatan masyarakat untuk mengendalikan
dan mencegah kejadian yang merugikan kesehatan. Dengan demikian, agar data dapat
berguna, data harus akurat, tepat waktu, dan tersedia dalam bentuk yang dapat digunakan
(Timmreck, 2005)
2.1.2 Tujuan Surveilans
Tujuan surveilans berdasarkan Depkes RI tahun 2004 adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui gambaran epidemiologi masalah kesehatan atau penyakit pada
suatu wilayah.
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan prioritas masalah kesehatan. Ada
tiga persyaratan minimal yang harus diketahui untuk dapat menetapkan prioritas
masalah kesehatan, yakni besarnya masalah, adanya metode untuk mengatasi
5
masalah, dan tersedianya biaya untuk mengatasi masalah. Dengan data surveilans
yang layak dapat diketahui besaran masalah dari setiap masalah kesehatan yang
ada serta keefektifan dari sebuah metode yang digunakan.
3. Untuk mengetahui cakupan pelayanan.
4. Untuk kewaspadaaan dini terjadinya kejadian Luar Biasa (KLB) . KLB adalah
timbulnya atau meningkatnyakejadian / kematian yang bermakna secraa
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu (WHO, 2004).
5. Untuk memantau dan menilai program. Setelah keputusan dirumuskan dan
dilakukan inntervensi, kita dapat menilai berhasil atau tidaknya intervensi tersebut
dari data surveilans di rentang waktu berikutnya, apakah sudah terjadi penurunan
insiden atau prevalensi penyakit tersebut.
2.1.3 Komponen surveilans
Komponen-komponen kegiatan surveilans menurut Depkes. RI, (2004) seperti
dibawah ini :
1. Pengumpulan data, data yang dikumpulkan adalah data epidemiologi yang jelas,
tepat dan ada hubungannya dengan penyakit yang bersangkutan. Tujuan dari
pengumpulan data epidemiologi adalah: untuk menentukan kelompok populasi
yang mempunyai resiko terbesar terhadap serangan penyakit; untuk menentukan
reservoir dari infeksi; untuk menentukan jenis dari penyebab penyakit dan
karakteristiknya;
untuk
memastikan
keadaan
yang
dapat
menyebabkan
dan disebarluaskan ke unit terkait antara lain berupa laporan kepada atasan atau
kepada lintas sektor yang terkait sebagai informasi lebih lanjut
Komponen-komponen dalam pelaksanaan sistem surveilans (WHO,1999) adalah sebagai
berikut:
a.
Pengumpulan Data
2).
3).
4).
5).
Sumber data yang dikumpulkan barlainan untuk tiap jenis penyakit.Sumber data
sistem surveilans terdiri dari 10 elemen yaitu:
1). Pencatatan kematian
2).
3).
b.
berdasarkan waktu, tempat dan orang, kemudian disajikan dalam bentuk teks, tabel, spot
map dan lain-lain agar bisa menjawab masalah-masalah yang ada, sehingga segera
dilakukan tindakan yang cepat dan tepat.
Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data, dibuat tanggapan dan saran-saran
dalam menentukan tindakan pemecahan masalah yang ada.
c.
kesehatan setempat untuk keperluan penentuan tindak lanjut, juga untuk disebarkluaskan
dengan jalan dilaporkan kepada atasan sehagai infomasi lebih lanjut, dikirimkan sebagai
umpan balik (feed back)kepada unit kesehatan pemberi laporan.
Umpan balik atau pengiriman informasi kembali kepada sumber-sumber data
(pelapor) mengenai arti data yang telah diberikan dan kegunaannya setelah diolah,
merupakan suatu tindakan yang penting, selain tindakan follow up.
b.
c.
d.
10
Beberapa pengertian dasar dari SP2T4P menurut DepKes. Ri (1992) adalah sebagai
berikut:
1.
2. Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas beberapa komponen yang saling
berkaitan, berintegrasi dan mempunyai tujuan tertentu
3. Terpadu merupakan gabungan dari berbagai macam kegiatan pelayanan kesehatan
puskesmas, untuk menghindari adanya pencatatan dan pelaporan lain yang dapat
memperberat beban kerja petugas puskesmas.
4. Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga kesehatan
adalah melakukan pencatatan data penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga
kesehatan dan melaporkan data tersebut kepada instansi yang berwenang berupa
laporan lengkap pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan format yang di
tetapkan.
5. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan tiap triwulan adalah melakukan
pencatatan data pada semua kegiatan dalam satu triwulan berjalan dan
melaporkan data tersebut dalam bentuk rekapitulasi kegiatan triwulanan kepada
instansi yang berwenang dengan menggunakan format yang di tetapkan
6. Pencatatan dan pelapopran rekapitulasi kegiatan yang di selenggarakan setiap
triwulan dan tiap tahun adalah pencatatan data untuk semua kegiatan dalam satu
triwulan dan satu tahun berjalan, serta melaporkan data tersebut dalam bentuk
rekapitulasi kegiatan triwulanan dan tahunan kepada instansi yang berwenang
dengan menggunakan format yang telah di tetapkan.
11
Sistem
Pencatatan
dan
Pelaporan
Terpadu
Puskesmas
(SP2TP)
didalam
pelaksanaannya masih terbatas pada data yang merupakan hasil dari interaksi antara
masyarakat dengan fasilitas kesehatan. SP2TP/SIMPUS dapat juga membantu dalam
perencanaan program-program kesehatan di puskesmas. Namun dalam kenyataannya
belum berjalan seperti yang harapkan, bahkan kehadiran sistem pencatatan dan
pelaporan di puskesmas dilihat sebagai suatu hal yang cukup membebani petugas
puskesmas. Evaluasi dilakukan untuk mengkaji pelaksanaan sistem pencatatan dan
pelaporan di Puskesmas, menemukan masalah-masalah yang dihadapi baik dari aspek
teknis dan non teknis.
2.2.2 Manfaat pencatatan dan pelaporan
1. Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat pusat,provinsi,dan
kab/kota
2. Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan dalam rangka
pengembangan tenaga kesehatan
3. Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan
4. Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil.
2.2.3 Jenis pencatatan terpadu puskesmas
Pencatatan kegiatan harian progam puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di
luar gedung.
1.
Pencatatan yang dibuat di dalam gedung Puskesmas adalah semua data yang diperoleh
dari pencatatan kegiatan harian progam yang dilakukan dalam gedung puskesmas seperti
tekanan darah, laboratorium, KB dan lain-lain. Pencatatan dan pelaporan ini
menggunakan: family folder, kartu indek penyakit, buku register dan sensus harian.
2.
Pencatatan yang dibuat di luar gedung Puskesmas adalah data yang dibuat berdasarkan
catatan harian yang dilaksanakan diluar gedung Puskesmas seperti Kegiatan progam
yandu, kesehatan lingkungan, UKS, dan lain-lain. Pencatatan dan Pelaporan ini
menggunakan kartu register dan kartu murid.
12
6. LB3
a. Gizi
b. KB
c. Imunisasi
d. KIA
e. Pengamatan Penyakit Menular, seperti: diare, malaria, DBD, TB Paru, Kusta,
Filaria, ISPA, Rabies dan lain-lain.
7. LB4
a. Kunjungan Puskesmas
b. Kehatan Olahraga
c. Kesehatan Sekolah
d. Rawat Tinggal
e. dll
8. LT: laporan kegiatan Puskesmas (tribulan)
a. LT 1
Keadaan sarana Puskesmas
Dasar UKS
Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Jiwa
Program Pendidikan dan Pelatihan
Program Pemberantasan Penyakit dan Gizi
b. LT 2 (kepegawaian)
Tenaga PNS di Puskesmas
Tenaga PTT di Puskesmas
Tenaga PNS di Puskesmas Pembantu
c. LT 3 (peralatan)
Peralatan Laboratorium
Peralatan untuk Kesehatan Gigi
14
15
BAB 3
ANALISIS SITUASI
3.1
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Sebelah Timur
3. Kelurahan Jati
4. Kelurahan Sawahan Timur
5. Kelurahan Simpang Haru
6. Kelurahan Andalas
7. Kelurahan Kubu Marapalam
8. Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah
9. Kelurahan Parak Gadang Timur
10. Kelurahan Ganting Parak Gadang
3.2.
Sarana Kesehatan
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk makin meningkatkan kualitas dan
Wilayah Kerja Puskesmas Andalas sangat luas, oleh karena itu untuk melayani
masyarakat, Puskesmas Andalas memiliki 1 buah Puskesmas induk, dan 8 buah
Puskesmas pembantu dan 3 buah Poskeskel yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas
Andalas, yaitu :
1. Puskesmas Pembantu Andalas Barat
2. Puskesmas Pembantu Parak Karakah
3. Puskesmas Pembantu Tarandam
4. Puskesmas Pembantu Ganting Selatan
5. Puskesmas Pembantu Jati Gaung
6. Puskesmas Pembantu Sarang Gagak
7. Puskesmas Pembantu Kubu Dalam
8. Puskesmas Pembantu Kampung Durian
9. Poskeskel Kubu Marapalam
10. Poskeskel Sawahan Timur
11. Poskeskel Kubu Dalam Parak Karakah
17
Sarana kesehatan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas yaitu :
Rumah Sakit Pemerintah
: 3
: 6
Klinik Swasta
: 6
: 51 Orang
: 15 Orang
: 30 Orang
Kader aktif
: 356 Orang
Pos KB
: 12 Pos
Posyandu Balita
: 89
Posyandu Lansia
: 13
18
Formulir W1 untuk kasus KLB, yang harus dilaporkan dalam 24 jam, terdapat
19 penyakit yang diaporkan dalam formulir W1,
Data didapat dari dalam puskesmas ataupun luar puskesmas
-
19
20
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1
l. Frambusia
b. Kholera
m. Hepatitis
c. DHF
n. Encephalitis
d. DSS
o. Meningitis
e. Campak
p. Thypus Abdominalis
f. Dipteri
q. Rabies
g. Pertusis
r. Pes/Anx
h. Tetanus
s. Keracunan
i. Tetanus Neonatorum
j. Polio/AFP
k. Malaria
Penyakit
Diare akut
Malaria Konfirmasi
Pneumonia
Diare Berdarah/disentri
Tersangka Chikungunya
Tersangka campak
Tersangka difteri
Tersangka pertusis
AFP
Tersangka Antraks
Tersangka leptospirosis
Tersangka kolera
Tersangka tetanus
Tersangka HFMD
Formulir W2 merupakan rekapitulasi penyakit terbaru perminggu (minggusabtu) dan dilaporkan setiap hari sabtu ke Dinas Kesehatan Kota, awalnya dapat
melalui SMS dengan format SMS yang baku , contoh
46/AND, 8, A14, D15, K1, X852
Artinya :
46
A1
01
008
13
: Tahun
001
: no urut kasus
23
Tabel 2. Laporan Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis Puskesmas triwulan III 2014
NO
NAMA
PENYAKIT
Juli
Agustus
September
Diare
19
25
18
19
22
20
TB Paru BTA +
TB Paru Klinis
22
22
24
18
20
31
Campak
Malaria Klinis
Pneumonia
16
12
16
13
Influenza
388
569
378
624
379
553
DBD
Difteri
4. Asma Bronkial
5. PPOK
6. Cidera akibat KLL darat
penyakit PTM terbanyak tiap bulannya adalah penyakit hipertensi, disusul dengan
Penyakit Diabetes mellitus.
4.2
Difteri pada seorang anak sekolah yang tinggal di wilayah kerja puskesmas andalas di
kelurahan parak gadang. Pada kasus ini telah dilakukan pelacakan pada anak tersebut dan
telah diambil sampel sputum dan dilaporkan ke DKK, provinsi dan pusat.
Dalam kasus ini petugas surveilans juga bekerja sama dengan pihak imunisasi
melakukan pelacakan, menyakan hal-hal yang berhubungan dengan kelengkapan
imunisasi anak, dimana imunisasinya, apakah penyimpanan vaksinnya telah
dengan standard prosedur yang tepat .
25
sesuai
4.3
surveilans puskesmas sudah berjalan dengan baik, baik laporan harian, mingguan, atau
bulanan , namun ada beberapa sedikit kendala dalam peaporan ke dinas kesehatan kota
yaitu :
1. Penyerahan laporan dari masing- masing pemegang program, posyandu, pustu,
dan lain- lain terlambat.
2. Formulir yang telah di tetapkan oleh dinas kesehatan untuk pelaporan penyakit
terbanyak tidak sesuai dengan data penyakit yang ditemukan di Puskesmas.
Pemecahan masalah yang telah dilakukan pihak Puskesmas untuk keterlambatan,
dengan memberi peringatan waktu kepada pemegang program Puskesmas masingmasing dan memberikan limit waktu untuk pengumpulan data. Formulir yang telah
ditentukan oleh dinas kesehatan tetap dilaporkan secara online dan di tambah dengan
pemberian data manual yang sesuai dengan data penyakit yang di temukan di Puskesmas.
26
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kegiatan surveilans, pencatatan dan pelaporan yang baik diperlukan terutama bagi
puskesmas sebagai unit pelayan kesehatan perifer, sehingga nantinya didapatkan data
kesehatan yang lebih akurat bagi dinas kesehatan. Bagi puskesmas, kegiatan ini
dibutuhkan dalam mengetahui perkembangan pola penyakit yang ada dan epidemiologi
penyakit tersebut sehingga dapat disusun suatu kebijakan yang dapat menekan angka
kejadiannya.
Pada Puskesmas Andalas kegiatan surveilans dilakukan terhadap 19 penyakit
menular. Petugas surveilans melakukan pengumpulan data secara aktif dan pasif dengan
menerima data dari unit pelayanan kesehatan dan masyarakat di wilayah kerjanya, serta
dari pemegang program pokok di puskesmas. Selain itu data juga didapatkan dengan
mencari data yang dimaksudkan di dinas kesehatan. Pencatatan menggunakan formulir
yang telah ditentukan. Hasilnya dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten / kota secara
berkala.
Masalah yang terdapat dalam kegiatan surveilans, pencatatan dan pelaporan di
Puskesmas Andalas adalah pemegang program surveilans yang berlatar pendidikan DIII
yang bukan epidemiolog terampil, terlambatnya penyerahan laporan dari masing- masing
pemegang program, posyandu, pustu, dan lain- lain, serta kerjasama lintas sektor yang
masih kurang optimal.
5.2 Saran
1. Petugas
surveilans
agar
dapat
lebih
meningkatkan
kinerjanya
dan
27
3. Pemegang
masing-
masing
program
dapat
memberikan
laporan
hasil
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan R.I., 1997 Pedekatan Epidemiologi dan Dasar-dasar
Surveilans, Pusdiklat : Jakarta.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2004) Kepmenkes tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan Penyakit Menular
dan Tidak Menular Terpadu. Departemen Kesehatan Republik Indonesia :
Jakarta.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2004) Kepmenkes tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan dan Penyakit.
4. Puskesmas Andalas. Laporan Tahunan Puskesmas Andalas Tahun 2013.
5. WHO, 1999, WHO Recommended Surveillance Standards, The united Kingdom
of Great Britain.
6. WHO. (2004) WHO comprehensive assessment of the National Disease
surveilans in Indonesia. Washington DC
29