Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abdul Halim Fathani, Metematika Hakikat dan Logika, ( Jogjakarta : Ar-Ruzz Media,
2012), hal. 22
7
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
8
A.S. Sudjatna, Panduan Pelajaran Matematika 3, (Jogjakarta: DIVA Press, 2008), hal.
5
9
Siska Wulansari, Belajar Mudah Matematika SD, (Yogyakarta: Gala Ilmu Semesta,
2008) , hal. 1
10
Ariesandi Setyono, Mathemagics, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), hal.
1
11
Mohammad Saroni, Mengelola Jurnal Pendidikan Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), hal. 9
yang singkat untuk menggantikan kalimat verbal yang panjang. 12 Materi yang
sering membuat siswa kesulitan adalah pada materi Pecahan dalam Bentuk
Aljabar. Pada materi tersebut terdapat beberapa sub materi seperti
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Bentuk Aljabar, Perkalian dan
Pembagian Pecahan Bentuk Aljabar, Perpangkatan Pecahan Bentuk Aljabar.
Jika dasar dari materi materi ini disampaikan secara baik oleh seorang guru,
maka dalam pembelajaran materi ini akan berjalan dengan baik pula.
Proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran dikatakan
berhasil dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi dan hasil belajar
siswa. Namun pada kenyataannya dapat dilihat bahwa hasil belajar yang
dicapai siswa masih rendah. Masalah tersebut dikarenakan kurangnya
pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan. Siswa cenderung
hanya menghafalkan rumus-rumus serta mencatat apa yang diajarkan oleh
guru, kondisi seperti ini dapat menyebabkan kemampuan siswa untuk
menyelesaikan suatu persoalan menjadi lemah. Selain itu, siswa cenderung
kurang berani bertanya sehingga siswa belum mampu berfikir kritis ketika
dikaitkan dalam permasalahan kehidupan sehari-hari.
Seorang anak dengan pengetahuan dasar yang kuat akan dengan
mudah memahami instruksi matematika pada level-level berikutnya. Jika
konsep dasar yang diletakkan kurang kuat atau anak mendapatkan kesan
buruk pada perkenalan pertamanya dengan matematika, maka tahap
berikutnya akan menjadi masa-masa sulit dan penuh perjuangan.13 Itu
sebabnya, jika seorang guru hanya menerangkan saja tanpa memberikan
penguatan konsep dasar dari apa yang diajarkan akan berdampak pada materimateri selanjutnya.
Hal lain yang menyebabkan sulitnya matematika bagi siswa adalah
karena matematika kurang bermakna. Pembelajaran matematika disekolah
kebanyakkan masih menggunakan metode pembelajaran bersifat
konvensional (ceramah). Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah
untuk dilakukan. Pada metode ini cenderung bersifat Teacher Centered
Learning14 yaitu guru mendominasi dalam kelas. Keaktifan siswa tidak
tampak dalam pembelajaran tersebut, dikarenakan siswa cenderung pasif dan
hanya mendengarkan pengajaran guru yang masih mendominasi dalam proses
belajar-mengajar dikelas sehingga pembelajaran di kelas lebih banyak
berjalan pada satu arah saja. Guru yang mengajar dengan ceramah memiliki
harapan agar siswa mendengar, mencatat dan menghafalkan. Padahal dalam
dunia pendidikan sekarang siswa harus diberikan kesempatan untuk
menemukan dan mengkonstruksi sendiri ide-ide matematikanya. Penggunaan
metode dalam pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting, karena
tanpa menggunakan metode yang tepat akan mempengaruhi keberhasilan
pada proses dan hasil dalam kegiatan belajar mengajar. Selain metode,
pemanfaatan sarana dan fasilitas yang disediakan juga mempengaruhi dalam
kegiatan belajar mengajar.
12
Berneet Rich, Philip A. Schmidt, Aljabar Elementer, (Jakarta: Erlangga, 2004), hal. 1
Ariesandi Setyono, Mathemagics, ..., hal. 15
14
Amdayhary, Model Pembelajaran Teacher Center dan Student Center,
http://amdayhary.blogspot.com/2014/04/model-pembelajaran-teacher-center-dan.html, diakses 07
Oktober 2014, jam 13.22 WIB.
13
2.
22
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: ArRuzz Media, 2012), hal. 13
23
Agus Zainul Fitri, Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, (Bandung: Alfabeta,
2013), hal. 196
24
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar..., hal. 30
25
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2004), hal. 28
26
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2000), hal. 45
27
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), hal. 157
28
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 92
3.
29
33
38
Pelaksanaan
1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada
sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian
dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat
memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah
pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini
berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang
dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam
mengeksplorasi bahan.
2) Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan
3.
39
Muhammad Faiq, Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) dalam
Implementasi Kurikulum 2013, http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/06/modelpembelajaran-discovery-learning-kurikulum-2013.html, diakses 22 September 2014, jam 18.10
WIB.
e.
4.
c.
d.
Jawab:
a.
b.
c.
d.
e.
40
+
+
+
+
e.
+
=
=
)(
)
)
( )
3 2 + 5 + 15 2 + 8 + 15
=
5
10
(
)(
) (
)(
)
=
(
)(
)
4 + 2 + 2
2 2
+ 4 2
+ 2 4
4 + + 4 2 2 4 2 4
=
= 2
2 4
4
Contoh soal pengurangan pecahan bentuk aljabar:
a.
Jawab:
a.
c.
e.
2.
)(
2 6
e.
d.
d.
+2
c.
b.
b.
( )
2 15 36
9 36
=
9
9
)(
) (
)(
)
(
)(
)
2
+ 15 + 6 + 30 + 2 4 + 2
2 + 10 2 5
3 +
+ 6 2 2 + 30 + 4
=
2 3 + 10
4 2 +17 +34
=
2 3 + 10
Perkalian dan Pembagian Pecahan Bentuk Aljabar
a. Perkalian
Cara mengalikan pecahan bentuk aljabar sama dengan
mengalikan pecahan biasa, yaitu:
=
=
dengan dan
Contoh soal:
a.
b.
b.
c.
e.
d.
2 + 15
c.
Jawab:
a.
d.
e.
b.
)(
3 18+ 2 6
7
2 3 18
=
7
(
)
=
(
)(
)
40 48
= 2
+ 7 7
40 48
= 2
+6 7
Pembagian
Aturan pembagian pada pecahan bentuk aljabar sama
dengan aturan pembagian pada pecahan biasa, yaitu :
: =
=
dengan , , dan
Contoh soal:
a.
b.
Jawab:
a.
b.
c.
d.
:
:
:
:4
=3
2 4 2
1 2
: =
=
=
3 1
3
4 12
6
(
)
d.
:
=
=
=
(
)
Perpangkatan Pecahan Bentuk Aljabar
Pada bagian sebelumnya, kamu telah mengetahui bahwa
untuk a bilangan riil dan n bilangan asli, berlaku:
=
sebanyak n faktor
Definisi bilangan berpangkat tersebut berlaku juga pada
pecahan bentuk aljabar.
c.
3.
a.
b.
c.
:4 =
=
(
(
)
)
(
(
)(
)(
)
+2 +2 +4
= 2
3 3 +9
2
4.
+4 +4
6 +9
Penyederhanaan Pecahan Bentuk Aljabar
Cara menyederhanakan pecahan bentuk aljabar. Untuk itu,
pelajari uraian berikut ini.
a.
Untuk menyederhanakan bentuk
b.
c.
, tentukan faktor
Jadi,
=
= =
Jadi,
=
=
Jadi,
.41
tentukan
=
)(
PEMBAHASAN
A. Pemahaman Matematika Siswa pada Konsep Dasar Pecahan dalam
Bentuk Aljabar
Belajar mengajar merupakan dua kosep yang tidak dapat dipisahkan.
Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh seseorang sebagai
subjek yang menerima pelajaran sedangkan mengajar menunjuk pada apa
yang harus dilakukan oleh guru sebagai seorang pengajar. Kedua konsep
tersebut dapat berjalan efektif jika terjadi interaksi antara guru dan siswa.
Tingkat pemahaman matematika seorang siswa lebih dipengaruhi oleh
pengalaman siswa itu sendiri. Sedangkan pembelajaran matematika
merupakan usaha membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan melalui
proses belajar mengajar di kelas. Seorang guru memiliki kewajiban dalam
mengatasi kesulitan yang dialami siswa pada proses belajarnya. Kesulitan
41
Nuniek Avianti Agus, Mudah Belajar Matematika 2 Untuk Kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2007), hal. 12-17
tersebut dapat berupa kesalahan yang terlihat ketika siswa menyelesaikan soal
yang diberikan.
Kebanyakan dari siswa memiliki perbedaan dalam memahami
pelajaran matematika. Terkadang mereka dapat cepat memahami materi yang
diajarkan, terkadang pula mereka lambat dalam memahaminya. Permasalahan
tersebut merupakan salah satu permasalahan yang harus diselesaikan oleh
seorang guru, apalagi guru mata pelajaran matematika. Selain permasalahan
tersebut, masih banyak lagi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
permasalahan tersebut, antara lain lemahnya konsep dasar siswa dan metode
pengajaran guru yang kurang tepat untuk diajarkan dalam kelas.
Tingkat pemahaman siswa terhadap konsep dasar pada materi
Pecahan dalam Bentuk Aljabar antara siswa juga memiliki perbedaan.
Sebelum memahami materi Pecahan dalam Bentuk Aljabar, siswa
diharuskan sudah mampu menguasai materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
dan Pemfaktoran Bentuk Aljabar. Jika materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
dan Pemfaktoran Bentuk Aljabar belum sepenuhnya dikuasi oleh siswa,
maka akan banyak terjadi kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa.
Penyebab kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan soalsoal matematika dapat dilihat dari beberapa hal antaranya disebabkan
kurangnya pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok yang
dipelajari, kurangnya penguasaan bahasa matematika, keliru menafsirkan
atau menerapkan rumus, salah perhitungan, kurang teliti, lupa konsep. Dari
pihak guru dapat dinyatakan bahwa cara mengajar kurang mendukung
pemahaman yang tuntas atas materi yang diajarkan serta guru kurang
memperhatikan siswa dalam belajar.
Kesalahan-kesalahan tersebut didukung oleh penelitian yang telah
dilakukan Sitti Sahriah yaitu masih banyak ditemukan siswa yang mengalami
kesalahan yang berhubungan dengan operasi pecahan bentuk aljabar.
Kesalahan yang terjadi yaitu kesalahan konseptual dan kesalahan
prosedural.42
1. Kesalahan konseptual
Kesalahan konseptual adalah kesalahan yang dilakukan siswa
dalam menafsirkan istilah, konsep, dan prinsip. Kesalahan tersebut antara
lain:
a. Kesalahan tidak menyamakan penyebut
Diberikan sebuah soal, yaitu
Sederhanakanlah!
+12+7
+4
b.
+12+7
( )
43
( )
4
2
+ 7 + 12
4
Kesalahan konsep perkalian silang
Diberikan sebuah soal, yaitu
Sederhanakanlah!
+ 12 + 7
12 +
2 4 3
2 3
d.
=
=
=
2.
(
(
)
)
(
)
Dari jawaban tersebut menunjukkan bahwa jawaban siswa salah,
dikarenakan siswa belum benar dalam menyelesaikan soal
menggunakan pemfaktoran. Seharusnya difaktorkan terlebih dahulu,
kemudian dilakukan pencoretan. Seperti:
(
)(
)(
)
=
(
)(
)(
)
(
)
=
(
)
Kesalahan prosedural
Kesalahan prosedural adalah kesalahan yang dilakukan siswa
dalam menyusun langkah-langkah yang hirarkis sistematis untuk
menjawab suatu masalah. Kesalahan tersebut antara lain:
a. Kesalahan karena tidak menuliskan variabel
Diberikan sebuah soal, yaitu
Sederhanakan penjumlahan pecahan berikut!
1 =14
3
7 =4 3
(14 35 21) = 12
(14 56) = 12
14 12 = 56
2 = 56
=
e.
= 28
Jadi, nilai x pada persamaan tersebut adalah 28.
Kesalahan menuliskan tanda
Diberikan sebuah soal, yaitu
Sederhanakan pengurangan pecahan berikut!
f.
=
(
) (
)
(
)
(
)(
)
Dapat dilihat bahwa siswa salah dalam melakukan pemfaktoran.
Siswa menuliskan faktor dari ( 16) = ( + 4)( 5).
(
) (
)
(
)
(
)
(
) (
)(
)
=
(
) (
)(
)
(
)(
)(
)
=
(
)(
)(
)
(
)
=
=
(
)
Kesalahan-kesalahan tersebut dapat dikarenakan beberapa faktor,
diantaranya: siswa tidak mengetahui cara menyamakan penyebut berbeda
pada pecahan aljabar, siswa kurang mahir dalam memfaktorkan, Siswa tidak
mahir dalam memanipulasi langkah penyelesaian, siswa tidak mengerti aturan
perkalian silang, siswa tidak dapat mengkaitkan materi pada soal dengan
materi yang telah diperoleh sebelumnya, siswa kurang teliti dalam melakukan
operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pada pecahan
bentuk aljabar.
B. Penggunaan Metode Discovery Learning dalam Meningkatkan
Pemahaman Siswa Pada Pokok Bahasan Pecahan dalam Bentuk Aljabar
Keberhasilan suatu pembelajaran dapat diukur dari kemampuan siswa
dalam memahami materi pelajaran. Kriteria keberhasilan pembelajaran
diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila sebagian
besar siswa memahami pelajaran dengan baik. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah guru. Guru berperan besar
dalam menyusun strategi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
agar siswa termotivasi untuk berprestasi serta dapat memahami pelajarannya
dengan baik.
Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran tidak
terlepas dari pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran. Dengan
penggunaan metode pembelajaran yang tepat, maka dapat meningkatkan
hasil dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Siswa akan lebih
aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung
secara efektif dalam mencapai suatu kompetensi. Dengan tercapainya
kompetensi, maka akan berakibat pada peningkatan prestasi belajar siswa
pada proses pembelajaran.
Pelaksanaan
a. Pertama, siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, misalnya diberikan suatu soal awal mengenai
operasi penjumlahan pecahan dalam bentuk aljabar sebelum
pembelajaran dimulai agar siswa memiliki keinginan untuk
menyelediki atau menyelesaikan soal tersebut serta guru mengetahui
seberapa besar pemahaman siswa, selain itu guru juga memperoleh
nilai awal kemampuan siswa. Contoh soal:
1)
2)
3)
b.
c.