Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Konsep,
Guru,
Metode
PENDAHULUAN
Persoalan di dalam pendidikan selalu datang silih berganti, itulah kata
yang tepat untuk menggambarkan problema yang dihadapi dunia pendidikan saat
ini. Pendidikan merupakan jalan menuju pembangunaan. Proses pendidikan dan
pembangunan merupakan dua hal yang saling terkait dan mendukung. Pendidikan
diarahkan dan ditujukan untuk perbaikan sumber daya manusia (SDM) agar
menjadi lebih berkualitas, dan proses pendidikan ini sendiri merupakan upaya
untuk mengembangkan sumber daya manusia.1
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses yang dapat digunakan
untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga
mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Menurut UU No. 20 tahun
1
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal. 1
Erni Wulandari
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.2
Peningkatan mutu pendidikan sangat ditentukan oleh guru sebagai
pendidik dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan kata lain
guru menempati titik sentral pendidikan. Guru merupakan komponen pengajaran
yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar
mengajar sangat ditentukan oleh guru.3 Sehingga guru harus aktif menciptakan
suatu inovasi baru pada pembelajaran, supaya proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Matematika merupakan subjek yang sangat penting dalam pendidikan di
seluruh dunia.4 Karena, memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas
antar konsepnya sehingga memungkinkan kita terampil berpikir rasional.5 Selain
itu, matematika juga sangat penting dalam dan untuk hidup kita. Hal ini dapat
terlihat bahwa, banyak hal disekitar kita yang selalu berhubungan dengan
matematika.6 Di Indonesia, sejak bangku SD sampai perguruan tinggi, bahkan
sejak play group atau sebelumnya (baby school), syarat penguasaan terhadap
matematika jelas tidak bisa dikesampingkan. Untuk dapat menjalani pendidikan
selama dibangku sekolah sampai kuliah dengan baik, maka anak didik dituntut
untuk dapat menguasai matematika dengan baik.7
Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada BAB X Pasal 37 yang menjelaskan bahwa: Kurikulum pendidikan
dasar dan menengah wajib memuat mata pelajaran matematika8. Di samping itu
matematika memiliki banyak tujuan, sesuai dalam Peraturan Menteri Pendidikan
no. 22 tahun 2006, salah satu tujuan yang ingin dicapai yaitu siswa mampu
memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.9 Walaupun demikian, kenyataannya
2
Erni Wulandari
dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan
pengertian yang dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi berkembang.12
Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman konsep menentukan
volume benda putar adalah dengan menerapkan salah satu metode pembelajaran.
Diantara banyaknya metode pembelajaran yang ada, maka pada kasus ini dipilih
metode pembelajaran inkuiri, karena metode pembelajaran ini lebih menekankan
proses berfikir siswa untuk dapat mengkontruksi pengetahuannya sendiri.
Sehingga, dengan menggunakan metode pembelajaran ini siswa diharapkan
mampu mengkontruksi pengetahuannya sendiri dan dapat dengan mudah untuk
memahami suatu konsep pada materi pembelajaran, khususnya dalam
menenentukan suatu rumus volume benda putar. Selain itu, untuk mempermudah
menentukan rumus volume pada benda putar maka digunakan pendekatan melalui
pendekatan cakram dan kulit tabung. Sehingga, diharapkan siswa dapat berfikir
yang lebih kritis, dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
KAJIAN TEORI
1. Hakikat Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya
diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan
itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu
(knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya
yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir).
Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu
pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih
menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil
eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran
manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran.13
2. Proses Belajar Matematika
Pola tingkah laku manusia yang tersusun menjadi suatu model sebagai
prinsip-prinsip belajar yang diaplikasikan kedalam matematika. Prinsip belajar ini
haruslah dipilih sehingga cocok untuk mempelajari matematika. Matematika
berkenaan dengan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol tersusun secara logis
dan penalarannya deduktif, jelas belajar matematika itu merupakan kegiatan
mental yang tinggi.
Mempelajari konsep B yang mendasarkan kepada konsep A, seseorang
perlu memahami dulu konsep A. Tanpa memahami konsep A, tidak mungkin
12
4
15
Erni Wulandari
efektif, tepat pemilihannya sesuai dengan pokok bahasan matematika tertentu
akan meningkatkan daya serap siswa dalam belajar matematika. Metode mengajar
yang dipergunakan pendidik membawa siswa kepada bagaimana memahami
konsep.
Metode mengajar matematika adalah cara yang digunakan untuk
membelajarkan suatu bahan pembelajaran yang dalam realisasinya diperlukan satu
atau lebih teknik.17
5. Kesulitan Belajar
Kurikulum pendidikan telah menjelaskan bahwa kesulitan belajar
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Learning Disability yang berarti
ketidakmampuan belajar. Kesulitan belajar terdiri dari dua kata, yaitu kesulitan
dan belajar. Sebelum dikemukakan makna kesulitan belajar perlu dijelaskan
pengertian belajar dan kesulitan itu sendiri. Menurut seorang ahli pendidikan,
Dimyati Mahmud dalam Nini Subini menyatakan bahwa belajar adalah suatu
perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Dalam hal ini
juga ditekankan pada pentingnya perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati
secara langsung maupun tidak.
Menurut Sumadi Suryabrata dalam Nini Subini mengemukakan hal-hal
pokok yang ditemui dalam belajar, antara lain: a) Bahwa belajar itu membawa
perubahan (behaviorical changes, aktif maupun potensial), b) Bahwa belajar
berarti maendapatkan kecakapan baru, c) Bahwa belajar terjadi karena usaha
Bardasarkan pengertian tersebut maka seseorang dikatakan telah belajar
apabila pada dirinya terjadi perubahan tertentu. Dengan kata lain, belajar
merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang melalui suatu proses
tertentu.
Kesulitan berarti kesukaran, kesusahan, keadaan atau sesuatu yang sulit.
Kesulitan merupakan suatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan
dalam kegiatan untuk mencapai tujuan sehingga diperlukan usaha yang lebih baik
untuk mengatasi gangguan tersebut.18
Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah yang memiliki gangguan
satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman penggunaan bahasa
lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk
kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berfikir, berbicara,
membaca, menulis, mengeja, atau menghitung. Dari pengertian tersebut dapat kita
simpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan beragam gangguan yang dialami
siswa.
17
19
Erni Wulandari
berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau pengembangan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental.21
Merumuskan kesimpulan merupakan langkah penting dalam proses
pembelajaran. Yaitu, setelah siswa selesai melakukan percobaan, maka guru
membimbing siswa dalam menentukan kesimpulan yang dapat diambil dari
percobaan tersebut.
7. Komponen Metode Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki lima komponen yang
umum, yaitu: a) Question, pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah
pertanyaan pembuka yang menancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman
siswa terhadap suatu fenomena. b) Student Engangement, keterlibatan aktif siswa
merupakan suatu keseharusan, sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitataor.
c) Cooperative Interaction, siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja
berpasangan atau dengan kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. d)
Performance Evaluation, siswa dalam menjawab permasalahan biasanya diminta
untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahaunnya
mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. e) Variety of Resoures, siswa
dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar misalnya buku tes,
website, televisi, video, poster, dan lain sebagainya.22
8. Macam-macam Metode Pembelajaran Inkuiri
Adapun macam-macam metode pembelajaran inkuiri yaitu sebagai
berikut: a) Guided Inquiry (Inkuiri terbimbing) adalah inkuiri yang banyak
dicampuri oleh guru. Guru banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk baik
lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama
proses inkuiri. Guru memberikan persoalan dan siswa memecahkan persoalan itu
dengan prosedur tertentu yang diarahkan oleh guru. Siswa dalam menyelesaikan
persoalan menyesuaikan dengan prosedur yang telah ditetapkan guru. Inkuiri
secara terarah ini lebih sesuai diterapkan untuk peserta didik pada awal semester
dimana siswa belum terbiasa melakukan pembelajaran inkuiri. Dengan inkuiri
semacam ini, siswa tidak mudah binggung karena pendidik terlibat secara penuh.
b) Open Inquiri (inkuiri terbuka, bebas) adalah inkuiri yang memberi kebebasan
dan inisiatif kepada siswa untuk memikirkan bagaimana akan memecahkan
persoalan yang dihadapi. Siswa berpikir sendiri, menemukann hipotesis, dan
menentukan peralatan yang digunakan, merangkainya, dan mengumpulkan data
sendiri. Disini siswa lebih bertanggung jawab, dan lebih mandiri. Pendidik tidak
memberikan pengarahan, dan lebih banyak memberikan kebebasan kepada siswa
21
22
23
24
10
Erni Wulandari
berbagai kemungkinan. Karenanya anak perlu diberikan kebebasan untuk
mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. 25
10. Tahapan pembelajaran inkuiri
Tahapan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: a) Orientasi,
langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang responsif. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini
adalah: 1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai oleh siswa. 2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkahlangkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan
masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan. 3) Menjelaskan pentingnya
topik dan kegiatan belajar, guru memberikan motivasi belajar kepada siswa,
sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung. b) Merumuskan masalah,
merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung
teka-teki. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah
diantaranya: 1) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa dan guru hanya
memberikan topik yang akan dipelajari. 2) Masalah yang dikaji mengandung tekateki yang jawabanya pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar siswa dapat
merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal
siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti. 3) Konsep-konsep
dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh
siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri , guru
perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah mimiliki pemahaman tentang
konsep-konsep yang terdapat dalam rumusan masalah. c) Mengajukan Hipotesis,
salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah mengajukan berbagai pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara, atau
dapat merumuskan berbagai perkiraaan kemungkinan dan suatu masalah yang
dikaji.
d) Mengumpulkan Data, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan. Sedangkan dalam menjawab pertanyaan dari
guru maka siswa melakukan suatu percobaan untuk menentukan volume benda
putar. e) Menguji Hipotesis, berarti mengembangkan kemampuan berpikir
rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan
argumentasi, tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan. f) Merumuskan Kesimpulan, merupakan langkah penting
dalam proses pembelajaran. Yaitu setelah siswa selesai melakukan percobaan,
25
11
26
27
12
Erni Wulandari
c) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat
obyektif, jujur, dan terbuka. d) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan
merumuskan hipotesisnya sendiri. e) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
f) Stuasi proses belajar menjadi lebih merangsang. g. Dapat mengembangkan
bakat dan kecakapan individu. h) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
i) Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar tradisional. j) Dapat
memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi
dan mengakomodasi informasi. Sedangkan kelemahannya adalah a) Kemungkinan
sebagian siswa tidak berperan serta aktif dalam pembelajaran ini sehingga justru
menghambat jalannya pengajaran melalui model ini. b) Persiapan dan penjelasan
yang kurang dari guru bisa membuat metode ini terhambat. Peserta didik harus
diberi penjelasan yang cukup sebelum kegiatan dimulai. Pendidik harus
membantu persiapan sematang mungkin supaya proses pembelajaran bisa berjalan
dengan lancar. c) Pembelajar yang terbiasa belajar dengan pengajaran tradisional
yang telah dirancang pengajar, biasanya agak sulit untuk memberi dorongan.
Lebih-lebih kalau harus belajar mandiri. d) Dampaknya dapat mengecewakan
pengajaran dan siswa sendiri. e) Kurang kompetennya pendidik dalam merancang
dan mengendalikan metode pembelajaran inkuiri ini dapat menyebabkan
terhambatnya proses pembelajaran.28
12. Pemahaman Konsep Matematis
Kemampuan pemahaman matematis adalah salah satu tujuan penting
dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan
kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan
pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.
Pemahaman matematis juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang
disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai
konsep yang diharapkan.
Ada tiga macam pemahaman matematis, yaitu : a) Pengubahan
(translation), digunakan untuk menyampaikan informasi dengan bahasa dan
bentuk yang lain dan menyangkut pemberian makna dari suatu informasi yang
bervariasi. b) Pemberian arti (interpretasi), digunakan untuk menafsirkan maksud
dari bacaan, tidak hanya dengan kata-kata dan frase, tetapi juga mencakup
pemahaman suatu informasi dari sebuah ide. c) Pembuatan ekstrapolasi
(ekstrapolation), ekstrapolasi mencakup estimasi dan prediksi yang didasarkan
pada sebuah pemikiran, gambaran kondisi dari suatu informasi, juga mencakup
pembuatan kesimpulan dengan konsekuensi yang sesuai dengan informasi jenjang
kognitif ketiga yaitu penerapan (application) yang menggunakan atau menerapkan
suatu bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru, yaitu berupa ide, teori
atau petunjuk teknis.
28
13
14
Erni Wulandari
mengajar yang monoton, adalah salah satu penyebab kesulitan belajar siswa.31
Misalnya, pada materi menentukan volume benda putar, yaitu guru hanya
memberikan penjelasan rumus yang telah ada kemudian siswa disuruh untuk
menghafalkan rumus-rumus tersebut, tanpa diberikan bagaimana rumus-rumus itu
diperoleh. Sehingga, ketika menghadapi permasalahan yang membutuhkan suatu
konsep siswa tidak mampu mengerjakannya dengan baik.
2. Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri dalam Menahami Konsep
Menentukan Volume Benda Putar
Benda putar adalah benda ruang yang diperoleh dari hasil pemutaran suatu
daerah di dalam bidang datar terhadap garis tertentu sumbu putar atau sumbu
rotasi.32Terdapat banyak cara yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep menentukan
volume benda putar. Salah satunya adalah diperlukannya suatu peningkatan
pemahaman konsep siswa tentanghal tersebut. Pada makalah ini, dipilihlah
menggunakan metode pembelajaran inkuiri. Karena metode pembelajaran inkuiri
ini lebih mengarah pada pemahaman siswa untuk menemukan suatu konsep.
Sehingga dengan metode pembelajaran ini siswa akan merasa mengerti dan
memahami suatu konsep tentang menentukan volume benda putar, hal ini
didukung oleh Nia Cholus Lestari dalam skripsinya yang mengatakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terhadap kemampuan
menggunakan konsep matematika differensial dapat memberikan memberikan
pengaruh dalam menyelesaikan soal-soal fisika materi kinematika siswa kelas XI.
Hal ini dikarenakan siswa lebih memperdalam bahan pelajaran, baik secara
kelompok maupun secara individu dan siswa juga diberi kesempatan untuk
mengkontruksi pemahaman mereka sendiri, berpikir untuk dapat menemukan dan
mencari sesuatu penetahuan secara ilmiah, dihadapkan kepada suatu keadaan atau
masalah yang mereka bisa menelaah, mengetahui jawaban serta menarik suatu
kesimpulan yang masuk akal. Sehingga diharapkan siswa lebih mudah dalam
memehami materi yang diberikan dan tidak mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal.33
Tahapan Penerapan penggunaan metode pembelajaran inkuiri terhadap
penyelesaian masalah memahami konsep menentukan volume benda putar adalah
sebagi berikut:
31
Ibid., hal. 45
Suwah Sembiring,dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA kelas XII IPA Semester
1 dan 2, (Bandung: Yrama Widya, 2008), hal. 19
33
Nia Cholus Lestari, Pengaruh metode inkuiri dalam menggunakan konsep matematika
diferensial terhadap penyelesaian soal kinematika pada siswa kelas XI MAN Tulungagung 1,
(Skripsi tidak diterbitkan, Program Studi tadris Matematika jurusan tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Tulungagung, 2011), hal. 100
32
15
16
Erni Wulandari
Gambar cakram
Gambar tabung
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 1.3
Dari gambar tersebut siswa mengidentifikasi bahwa:
Alasnya berupa lingkaran dengan jari-jarinya () dan tingginya sehingga
siswa dapat menentukan volume cakram tersebut adalah:
=
= . 2 .
17
Gambar 1.4
Siswa mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat pada bangun tersebut
diketahui bahwa : Alasnya berbentuk lingkaran dengan luas . 2, jari-jari tabung
r , tingginya h, selain itu 1 adalah jari-jari lingkaran kecil dan 2 adalah jari-jari
lingkaran yang besar. Sehingga siswa mampu merumuskan volume kulit tabung
dapat adalah sebagai berikut:
Volume = luas alas tinggi
= (. 2 2 . 1 2 )
= (2 + 1 )(2 1 )
2 +1
= 2 (
Dimana : (
) . (2 1 ).
2
2 +1
2
) = =
(2 1 ) = =
Sehingga: = 2( )( )()
= 2. . . 35
2) Siswa berdiskusi bersama kelompoknya, untuk menjawab pertanyaan tersebut.
(a) Pertanyaan pertama, fungsi y = f (x) dibatasi oleh garis x = a dan x = b yang
diputar mengelilingi sumbu x dan sumbu y.
34
35
18
Erni Wulandari
Kurva yang terbentuk dari persoalan tersebut adalah sebagai berikut:
Y
y = f(x)
f (x)
a
Gambar 1.5
Gambar hasil pemutaran kurva mengelilingi sumbu x adalah sebagai berikut:
y = f(x)
f (x)
0
Gambar 1.6
Gambar hasil pemutaran kurva mengelilingi sumbu y adalah sebagai berikut:
Y
a
y = f(x)
f(x)
b
A
Gambar 1.7
Sebelum siswa menentukan volumenya, guru memberikan pengarahan bahwa
jika sumbu putarnya tegak lurus dengan piasnya(lajur) maka untuk menentukan
volumenya dapat didekati menggunakan pendekatan volume cakram. Dan apabila
19
36
20
Erni Wulandari
Gambar kurva yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Y
x = f(y)
X
0
Gambar 1.8
Gambar hasil pemutaran kurva mengelilingi sumbu x adalah sebagai berikut:
Y
f(y)
x = f(y)
a
aa
bb
Gambar 1.9
Gambar hasil pemutaran kurva mengelilingi sumbu y adalah sebagai berikut:
Y
f(y)
d
x = f(y)
c
0
Gambar 1.10
Berdasarkan gambar 1. 9 dan 1. 10, siswa mengidentifikasi bahwa piasnya adalah
sumbu x.
Pada gambar 1. 9 (a) Siswa menentukan pendekatan yang sesuai untuk
menentukan volume yang terbentuk. Karena sumbu putarnya (sumbu x) sejajar
21
2
maka diperoleh: lim||0 () .
Setelah melakukan percobaan kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah
mempresentasikan hasil percobaan dan menganalisis data, sebagai berikut:
1) Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil
percobaannya. Yaitu sebagai berikut:Volume benda putar yang dengan fungsi y =
f (x) dibatasi oleh garis x = a dan x = b yang diputar mengelilingi sumbu x dapat
dihitung dengan menggunakan metode cakram maka, diperoleh:
lim||0 ()2 . dan jika diputar mengelilngi sumbu y dapat dihitung
menggunakan metode kulit tabung diperoleh:
lim||0 2. . . Volume benda putar yang diputar mengelilingi suatu
fungsi y = f (x) dibatasi oleh garis x = c dan x = d yang diputar mengelilingi
sumbu x dan didekati menggunakan metode kulit tabung, diperoleh:
lim||0 2. . . dan jika diputar mengelilingi sumbu y dapat
menggunakan metode cakram diperoleh lim||0 . ()2 .
2) Menganalisis, setelah hasilnya diketahui, kemudian guru mengingatkan siswa
22
Erni Wulandari
2 (). Volume benda putar pada suatu fungsi x = f (y) dibatasi oleh
garis x = c dan x = d yang diputar mengelilingi sumbu x diperoleh: =
= (())2 .
e) Mengujikan Hipotesis, untuk menguji hipotesis, guru memberikan
suatu contoh persoalan, yang cara penyelesaiannya menggunakan rumus yang
telah diperoleh dari hasil percobaan tersebut. Persoalannya yaitu sebagai berikut:
Suatu kurva yang dibatasi oleh garis = ( ) . , sumbu x dan garis x = h, diputar
= ( )
( )
X
h
A
( ) = 0
Dimana : = . 2 = ( )
2
2
= 2 0 2
h
x 3
. 2 3
1
= 2 =
= . 2
2
3
3
3 0
2) Menggunakan pendekatan volume kulit tabung adalah sebagai berikut:
2
Y
=
( )
0
X
0
23
= 2. ( )
= 0 2. ( )
= 2. 0 ( 2 )
r
y 2 y3
= 2.
2 3r 0
r2 r3 1
= 2. . 2 37
2 3 3
f) Merumuskan Kesimpulan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
diatas siswa bersama-sama guru membuat kesimpulan bahwa: Menentukan
volume benda putar yang menggunakan pendekatan volume cakram dan kulit
tabung diperoleh hasil yang sama (benar). Kemudian guru bersama siswa
membuat suatu daftar tabel tentang rumus menentukan volume benda putar,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.2 Rumus volume benda putar menggunakan pendekatan volume cakram
Daerah
Sumbu
Gambar
Rumus
dibatasi oleh
putar
y = f(x),
Sumbu
= (())2
sumbu x,
x
Y
y = f(x)
garis x = a
dan
x=b
X
0 a
x = g (y),
Sumbu
sumbu y,
y
garis y = c
dan garis y=d
Y
d
x
X = f(y)
= (())2
c
0
37
24
Erni Wulandari
Tabel 1.3 Rumus volume benda putar menggunakan pendekatan volume
kulit tabung.
Daerah yang Sumbu Gambar
Rumus
dibatasi
putar
y = f (x),
Sumbu
= 2 ()
Y
y = f(x)
sumbu x,
y
garis x = a
dan x = b
0 a
x = g (y),
sumbu y,
garis y = c
dan garis
y=d
Sumbu
x
Y
d
X
b
x
X = f(y)
= 2 ()
c
0
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diketakui bahwa: a) penyebab
kesulitan siswa adalah guru metode mengajar guru. Yakni dalam proses
pembelajarannya guru kurang akrab dengan siswa dan metode pengajaran yang
diterapkan hanya dengan menghafalkan rumus-rumus. Padahal menghafal rumus
itu bukan cara yang efektif akan tetapi semakin menjadikan siswa sulit untuk
memahami suatu pelajaran. Karena banyak sekali rumus-rumus yang harus
dihafalkan siswa, sedangkan memori otak siswa itu terbatas, dan ingatanpun
adakalanya yang bersifat tahan lama dan ada pula yang hanya sebentar. Sehingga,
jika lupa rumusnya maka siswa akan sulit dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. b) Metode pembelajaran inkuiri merupakan salah satu metode
pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
dalam menentukan volume benda putar. Karena metode pembelajaran ini lebih
mengarahkan siswa agar berperan aktif dalam suatu proses pembelajaran, selain
itu siswa juga dapat mengkonstruksi pengetahuannya melalui pengalaman atau
percobaan yang telah dilakukan. Adapun tahapan dalam menerapkan metode ini
25
26
Erni Wulandari
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Insan madani.
Hamzah, M. Ali dan Muhlisraini. 2012. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika, Jakarta: PT Raja grafindo perseda.
Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Depdikbud.
Lestari, Nia Cholus. 2011. Pengaruh metode inkuiri dalam menggunakan konsep
matematika diferensial terhadap penyelesaian soal kinematika pada siswa
kelas XI MAN Tulungagung 1. Skripsi tidak diterbitkan: Program Studi
tadris Matematika jurusan tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Tulungagung.
Masykur, M. dan Fathani, Abdul Halim. 2007. Mathematical Intellegence: Cerdas
Melatih Otak dan Menaggulan gi Kesulitan Belajar. Jogjakarta: Ar- Ruzz
Media.
Nur Fadila, Anugrah 2013, Kemampuan Pemahaman Matematis dalam
ttps://anugrahnurfadila.wordpress.com/kemampuan-pemahamanmatematisi/ diakses tanggal 24 November 2014.
PERMENDIKNAS no. 70 tahun 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Revyareza, 2013, Hakikat Matematika dalam http:// revyareza. wordpress. com
/ 2013 /10/31/ hakikat-matematika/, diakses tanggal 24 November 2014
Sagala, Syaifull. 2005. Konsep dan Makna pembelajaran: Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada group.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sembiring, Suwah et. al.. 2008. Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA kelas XII
IPA Semester 1 dan 2. Bandung: Yrama Widya.
Setyono, Ariesandi. 2007. Mathemagic: Cara Jenius Belajar Matematika. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Sobel, Max A. dan Maletsky, Evan M. 2002. Mengajar Matematika. Jakarta:
Erlangga.
Subini, Nini. 2011. Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak. Jogjakarta:
JavaliteriSuherman, Erman, et. al.. 2003. Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.
Usman, et. al.. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press.
Zahroh, Umy. KALKULUS. Jogjakarta: Teras.
27