Вы находитесь на странице: 1из 27

Erni Wulandari

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA


KELAS XII DALAM MENENTUKAN VOLUME
BENDA PUTAR MENGGUNAKAN METODE
PEMBELAJARAN INKUIRI
Erni Wulandari
Jurusan Tadris Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
e-mail: erniwulandari2405@gmail.com
ABSTRAK
Penulisan makalah ini dilatarbelakangi oleh kesulitan belajar siswa dalam
memahami konsep menentukan volume benda putar. Dalam hal ini faktor yang
menyebabkannya adalah guru yang kurang bersahabat dengan siswa dan cara
mengajarnya yang lebih mengutamakan hafalan rumus. Sehingga siswa kurang
berperan aktif dalam proses pembelajaran dan kurang mampu mengembangkan
prestasi belajarnya. Rumusan masalah dalam makalah ini adalah 1) Apa saja
faktor yang menyebabkan siswa sulit dalam memahami konsep menentukan
volume benda putar? 2)Bagaimana penggunaan metode pembelajaran inkuiri
dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa menentukan volume benda putar?
Sedangkan tujuannya adalah 1) Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan
siswa sulit dalam memahami konsep menentukan volume benda putar. 2) Untuk
menjelaskan penggunaan metode pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan
pemahaman konsep siswa menentukan volume benda putar. Upaya yang
dilakukan untuk meninggkatkan pemahaman konsep siswa tersebut adalah dengan
menerapkan metode pembelajaran inkuiri. Karena metode pembelajaran ini lebih
menekankan peran aktif siswa yaitu siswa
langsung terlibat dalam
pembelajararan melalui percobaan sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang
membimbing suatu proses pembelajaran. Adapun tahapan dalam pembelajaran
inkuiri yaitu i) orientasi meliputi menjelaskan topik, tujuan, hasil belajar yang
dapat dicapai; menjelaskan pokok-pokok kegiatan; menjelaskan pentingnya topik
dan kegiatan belajar. ii) Merumuskan masalah meliputi pemberian kesempatan
pada siswa untuk mengemukakan masalah yang berkaitan dengan volume benda
putar. iii) Mengajukan hipotesis (guru membimbing siswa merumuskan hipotesis
yang relevan); iv) Mengumpulkan data, meliputi merancang lankah-langkah
percobaan, melakukan percobaan, mempresentasikan dan menganalisis hasil
percobaan. v) Menguji hipotesis; vi) Merumukan kesimpulan.
Kata kunci: Kesulitan Belajar, Pemahaman
Pembelajaran Inkuiri, Volume Benda Putar

Konsep,

Guru,

Metode

Jurusan Tadris Matematika IAIN TULUNGAGUNG 2014

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas XII dalam


ABSTRACT
Writing this paper is motivated by the students' learning difficulties in
understanding the concept of determining the volume rotate objects. In this case
the factors that cause it are teachers who are less friendly to students and teach
that prioritizes rote formula. So that students are less active role in the learning
process and are less able to develop their academic achievement.
Formulation of the problem in this paper is 1) What are the factors that lead to
difficult students in understanding the concept of determining the volume of
objects rotate? 2) How does the use of inquiry learning methods to improve
students' understanding of the concept of determining the volume of rotary objects
?. While the goal is 1) To determine the factors that cause students is difficult to
understand the concept of determining the volume rotate objects. 2) To describe
the use of inquiry learning methods to improve students' understanding of the
concept of determining the volume rotate objects. Efforts are made to improve
student understanding of the concept is the practice of inquiry learning methods.
Because of this learning method emphasizes the active role of students are directly
involved in pembelajararan students through the experiment, while the teacher
only as a facilitator who guides the learning process. The stages in the inquiry
learning, namely i) orientation includes explaining the topic, objectives, learning
outcomes that can be achieved; explain the main points of activity; explain the
importance of the topic and learning activities. ii) Formulate the problem include
providing opportunities for students to express the problems associated with
rotary volume objects. iii) Asking hypothesis (teachers guide students to
formulate hypotheses relevant); iv) to collect data, include designing lankah-step
experiment, experiment, presenting and analyzing the results of the experiment. v)
Test the hypothesis; vi) Maked conclusion.
Keywords: Difficulty learning, understanding concepts, teacher, inquiry learning
method, Volume of Turning Object

PENDAHULUAN
Persoalan di dalam pendidikan selalu datang silih berganti, itulah kata
yang tepat untuk menggambarkan problema yang dihadapi dunia pendidikan saat
ini. Pendidikan merupakan jalan menuju pembangunaan. Proses pendidikan dan
pembangunan merupakan dua hal yang saling terkait dan mendukung. Pendidikan
diarahkan dan ditujukan untuk perbaikan sumber daya manusia (SDM) agar
menjadi lebih berkualitas, dan proses pendidikan ini sendiri merupakan upaya
untuk mengembangkan sumber daya manusia.1
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses yang dapat digunakan
untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga
mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Menurut UU No. 20 tahun
1

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal. 1

Seminar Problematika Pembelajaran Matematika

Erni Wulandari
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.2
Peningkatan mutu pendidikan sangat ditentukan oleh guru sebagai
pendidik dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan kata lain
guru menempati titik sentral pendidikan. Guru merupakan komponen pengajaran
yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar
mengajar sangat ditentukan oleh guru.3 Sehingga guru harus aktif menciptakan
suatu inovasi baru pada pembelajaran, supaya proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Matematika merupakan subjek yang sangat penting dalam pendidikan di
seluruh dunia.4 Karena, memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas
antar konsepnya sehingga memungkinkan kita terampil berpikir rasional.5 Selain
itu, matematika juga sangat penting dalam dan untuk hidup kita. Hal ini dapat
terlihat bahwa, banyak hal disekitar kita yang selalu berhubungan dengan
matematika.6 Di Indonesia, sejak bangku SD sampai perguruan tinggi, bahkan
sejak play group atau sebelumnya (baby school), syarat penguasaan terhadap
matematika jelas tidak bisa dikesampingkan. Untuk dapat menjalani pendidikan
selama dibangku sekolah sampai kuliah dengan baik, maka anak didik dituntut
untuk dapat menguasai matematika dengan baik.7
Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada BAB X Pasal 37 yang menjelaskan bahwa: Kurikulum pendidikan
dasar dan menengah wajib memuat mata pelajaran matematika8. Di samping itu
matematika memiliki banyak tujuan, sesuai dalam Peraturan Menteri Pendidikan
no. 22 tahun 2006, salah satu tujuan yang ingin dicapai yaitu siswa mampu
memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.9 Walaupun demikian, kenyataannya
2

Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Ditjen


Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003), hal. 34
3
Usman, et.al., Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 1
4
M. Masykur dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intellegence, (Jogjakarta: ArRuzz Media, 2007), hal. 41
5
Max A. Sobel dan Evan M. Maletsky, Mengajar Matematika, (Jakarta: Erlangga, 2002),
hal. 11
6
Ariesandi Setyono, Mathemagic: Cara Jenius Belajar Matematika, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2007), hal. 1
7
M. Masykur dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intellegence , hal. 41.
8
Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional,, hal. 150
9
A. Saepul Hamdani, et. al., Matematika 1, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008), hal 2-3
paket 3.

Jurusan Tadris Matematika IAIN TULUNGAGUNG 2014

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas XII dalam


masih banyak siswa yang merasa malas untuk mempelajari matematika, karena ia
menganggap bahwa matematika itu sulit.
Menurut peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia nomor 70 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum
2013 untuk kelas XII, pada kompetensi inti yang ke-4 dan kompetensi dasar 4.6
yaitu mengajukan masalah nyata dan mengidentikasi sifat fundamental kalkulus
dalam integral tentu fungsi sederhana serta menerapkannya dalam pemecahan
masalah.10
Integral merupakan salah satu materi pembelajaran yang ada di tingkat
SMA. Integral ini mempunyai banyak kegunaan dalam berbagai hal, salah satunya
yaitu untuk mencari volume benda putar. Kebanyakan seorang guru dalam
menyampaikan materi ini hanya dengan memberikan rumus kepada siswa dan
dianjurkan untuk menghafalkan rumus tersebut tanpa mengerti dari mana rumus
tersebut diperoleh. Sehingga menyebabkan banyak siswa merasa kesulitan dalam
menentukan volume benda putar tersebut. Terutama ketika diberikan persoalan
yang rumit dan memerlukan pemahaman konsep yang lebih. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep itu sangat penting bagi
pembelajaran.
Pemahaman konsep atau dapat dikatakan sebagai belajar bermakna adalah
belajar memahami apa yang diperoleh, dan dikaitkan dengan keadaan lain
sehingga apa yang ia pelajari akan lebih dimengerti. Sehingga, siswa mampu
mengkontuksi pengetahuannya sendiri sedangkan guru berperan sebagai fasilitator
dan menciptakan iklim yang kondusif. Berbeda dengan belajar yang
menggunakan metode menghafal, yaitu pada pembelajaran menghafal, siswa
dapat menghafalkan apa yang sudah dipelajarinya 11, sedangkan ingatan yang kita
punya itu terbatas, sehingga ketika kita lupa rumusnya maka kita tidak akan bisa
menyelesaikan suatu persoalannya.
Siswa SMA itu sudah selayaknya untuk menerapkan pola berpikir
deduktif, yaitu siswa mampu mengolah sesuatu informasi dari umum menjadi
khusus. Misalnya ketika siswa mempelajari integral, setelah siswa mampu
memahami konsep dari integral, kemudian siswa mampu mengembangkannya
untuk menerapkan penggunaannya dalam menghitung volume benda putar, dan
lain-lain. Karena secara tidak langsung dalam menemukan rumus itu siswa
mampu mengkontuksi pengetahuannya sendiri, sehingga ingatan itu lebih melekat
pada otak. Hal ini sesuai dengan pandangan teori belajar Konstruktivisme, yang
menyatakan bahwa belajar merupakan proses aktif dari si subjek belajar untuk
mengkonstruksi makna, selain itu juga disebut sebagai proses mengasimilasikan
10

PERMENDIKNAS no. 70 tahun 2013, ( Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan


Kebudayaan Republik Indonesia, 2013) hal. 78
11
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya , 2008), hal. 5

Seminar Problematika Pembelajaran Matematika

Erni Wulandari
dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan
pengertian yang dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi berkembang.12
Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman konsep menentukan
volume benda putar adalah dengan menerapkan salah satu metode pembelajaran.
Diantara banyaknya metode pembelajaran yang ada, maka pada kasus ini dipilih
metode pembelajaran inkuiri, karena metode pembelajaran ini lebih menekankan
proses berfikir siswa untuk dapat mengkontruksi pengetahuannya sendiri.
Sehingga, dengan menggunakan metode pembelajaran ini siswa diharapkan
mampu mengkontruksi pengetahuannya sendiri dan dapat dengan mudah untuk
memahami suatu konsep pada materi pembelajaran, khususnya dalam
menenentukan suatu rumus volume benda putar. Selain itu, untuk mempermudah
menentukan rumus volume pada benda putar maka digunakan pendekatan melalui
pendekatan cakram dan kulit tabung. Sehingga, diharapkan siswa dapat berfikir
yang lebih kritis, dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
KAJIAN TEORI
1. Hakikat Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya
diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan
itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu
(knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya
yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir).
Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu
pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih
menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil
eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran
manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran.13
2. Proses Belajar Matematika
Pola tingkah laku manusia yang tersusun menjadi suatu model sebagai
prinsip-prinsip belajar yang diaplikasikan kedalam matematika. Prinsip belajar ini
haruslah dipilih sehingga cocok untuk mempelajari matematika. Matematika
berkenaan dengan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol tersusun secara logis
dan penalarannya deduktif, jelas belajar matematika itu merupakan kegiatan
mental yang tinggi.
Mempelajari konsep B yang mendasarkan kepada konsep A, seseorang
perlu memahami dulu konsep A. Tanpa memahami konsep A, tidak mungkin
12

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2007), hal. 37-38.
13
Revyareza, 2013, Hakikat Matematika dalam http:// revyareza. wordpress. com /
2013 /10/31/ hakikat-matematika/, diakses tanggal 24 November 2014

Jurusan Tadris Matematika IAIN TULUNGAGUNG 2014

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas XII dalam


orang itu memahami konsep B. Ini berarti, mempelajari matematika haruslah
bertahap dan berurutan serta mendasarkan kepada pengalaman belajar yang lalu.
Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu
didasarkan kepada apa yang telah diketahui orang itu. Karena itu untuk
mempelajari suatu materi matematika yang baru, pengalaman belajar yang lalu
dari seseorang itu akan mempengaruhi terjadinya proses belajar materi
matematika.14
3. Matematika Sekolah
Matematika sekolah merupakan matematika yang diajarkan disekolah,
yaitu matematika yang diajarkan di pendidikan dasar (SD) dan pendidikan
menengah (SMP/ MA sederajat dan SMA sederajat).
Fungsi mata pelajaran matematika sebagai alat, pola pikir dan ilmu atau
pengetahuan. Ketiga fungsi matematika tersebut di jadikan acuan dalam
pembelajaran matematika sekolah.15 Selain itu, matematika sekolah berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa
melalui model matematika yang berupa kalimat, grafik, persamaan matematika,
diagram, grafik atau tabel.16
4. Metode Pembelajaran Matematika
Metode adalah suatu cara yang teratur atau yang telah dipikirkan secara
mendalam untuk digunakan dalam mencapai suatu tujuan. Metode mengajar
adalah suatu cara yang direncanakan dan digunakan pendidik apakah ia guru atau
dosen dalam proses pembelajaran agar tujuan tercapai. Hakikat metode mengajar
matematika adalah cara yang teratur yang telah dipikirkan secara mendalam untuk
digunakan. Yang direncanakan dan digunakan pendidik apakah ia guru atau dosen
dalam proses pembelajaran agar tujuan tercapai pembelajaran matematika dimana
siswa mempunyai kompetensi penalaran dalam penggunaan rasio yang lebih baik
daripada penggunaan emosi.
Metode mengajar berbeda dengan metode pembelajaran. Metode
pembelajaran adalah cara menyajikan meliputi: menguraikan, memberi contoh,
dan latihan suatu materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai kompetensi
tertentu. Dalam metode pembelajaran digunakan beberapa metode mengajar.
Sedangkan metode mengajar ada di dalam salah satu komponen Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang disingkat RPP. Kedudukan metode mengajar
tidak kalah pentingnya dengan komponen lain dari pembelajaran matematika
seperti pendekatan pembelajaran matematika. Metode mengajar matematika yang
14

Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta : DEPDIKBUD, 1988), hal 3-

4
15

Erman Suherman, et. al., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:


JICA, 2003), hal. 55-56
16
Depdiknas, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Matematika SMP dan MTs, (Jakarta:
Depdiknas, 2004), hal. 6

Seminar Problematika Pembelajaran Matematika

Erni Wulandari
efektif, tepat pemilihannya sesuai dengan pokok bahasan matematika tertentu
akan meningkatkan daya serap siswa dalam belajar matematika. Metode mengajar
yang dipergunakan pendidik membawa siswa kepada bagaimana memahami
konsep.
Metode mengajar matematika adalah cara yang digunakan untuk
membelajarkan suatu bahan pembelajaran yang dalam realisasinya diperlukan satu
atau lebih teknik.17
5. Kesulitan Belajar
Kurikulum pendidikan telah menjelaskan bahwa kesulitan belajar
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Learning Disability yang berarti
ketidakmampuan belajar. Kesulitan belajar terdiri dari dua kata, yaitu kesulitan
dan belajar. Sebelum dikemukakan makna kesulitan belajar perlu dijelaskan
pengertian belajar dan kesulitan itu sendiri. Menurut seorang ahli pendidikan,
Dimyati Mahmud dalam Nini Subini menyatakan bahwa belajar adalah suatu
perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Dalam hal ini
juga ditekankan pada pentingnya perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati
secara langsung maupun tidak.
Menurut Sumadi Suryabrata dalam Nini Subini mengemukakan hal-hal
pokok yang ditemui dalam belajar, antara lain: a) Bahwa belajar itu membawa
perubahan (behaviorical changes, aktif maupun potensial), b) Bahwa belajar
berarti maendapatkan kecakapan baru, c) Bahwa belajar terjadi karena usaha
Bardasarkan pengertian tersebut maka seseorang dikatakan telah belajar
apabila pada dirinya terjadi perubahan tertentu. Dengan kata lain, belajar
merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang melalui suatu proses
tertentu.
Kesulitan berarti kesukaran, kesusahan, keadaan atau sesuatu yang sulit.
Kesulitan merupakan suatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan
dalam kegiatan untuk mencapai tujuan sehingga diperlukan usaha yang lebih baik
untuk mengatasi gangguan tersebut.18
Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah yang memiliki gangguan
satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman penggunaan bahasa
lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk
kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berfikir, berbicara,
membaca, menulis, mengeja, atau menghitung. Dari pengertian tersebut dapat kita
simpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan beragam gangguan yang dialami
siswa.

17

M. Ali hamzah dan Muhlisraini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika,


(Jakarta: PT Raja grafindo perseda, 2012), hal. 257-258
18
Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak, (Jogjakarta: Javaliteri, 2011),
hal. 12-13

Jurusan Tadris Matematika IAIN TULUNGAGUNG 2014

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas XII dalam


6. Metode Pmbelajaran Inkuiri
Metode inkuiri merupakan metode yang mampu menggiring siswa untuk
menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inkuiri menempatkan siswa
sebagai subjek pada kegiatan siswa. Kendatipun metode ini berpusat pada
kegiatan siswa, namun guru tetap memegang peranan penting dalam perlu
mendesain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring siswa dalam
melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan,
melontarkan pertanyaan, memberikan komentar dan melalui penciptaan iklim
yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran
yang bervariasi.
Metode inkuiri ini menuntut siswa memproses belajar menjadi sesuatu
yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, melalui metode ini
siswa dibiasakan untuk produktif, analitis, dan kritis. Jadi, metode inkuiri adalah
metode yang memberikan keleluasaan kepada siswa untuk belajar secara aktif,
analitis dan kreatif dalam memecahkan persoalan matematika. 19 Inkuiri banyak
dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif, menurut aliran ini belajar pada
hakikatnya adalah proses mental dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala
potensi yang dimiliki setiap individu secara optimal. Aliran belajar kognitif ini
selanjutnya melahirkan berbagai teori belajar, meliputi: a) Teori belajar Gestalt
menjelaskan bahwa perubahan perilaku itu disebabkan karena adanya insight
dalam diri siswa, dengan demikian tugas guru adalah menyediakan lingkungan
yang dapat memungkinkan setiap siswa bisa menangkap dan mengembangkan
insight itu sendiri. b) Teori medan yang dikembangkan oleh Kurt Lewin dalam
Wina sanjaya, menekankan bahwa belajar itu pada dasarnya adalah proses
pengubahan struktur kognitif, dan menekankan pentingnya hadiah dan kesuksesan
sebagai faktor yang dapat meningkatkan motivasi belajar setiap individu. c) Teori
belajar konstruktivistik yang dikembangkan oleh Piaget. Menurut piaget dalam
Wina sanjaya, pengetahuan itu akan bermakna manakala dicari dan ditemukan
sendiri oleh siswa.20
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama metode pembelajaran inkuiri.
Pertama, metode inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal
untuk mencari dan menemukan, artinya metode inkuiri menempatkan siswa
sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan
untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanakan,
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Ketiga,
tujuan penggunaan pembelajran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan

19

M. Ali hamzah dan Muhlisraini, Perencanaan , hal. 271-272


Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada group, 2006), hal. 193
20

Seminar Problematika Pembelajaran Matematika

Erni Wulandari
berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau pengembangan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental.21
Merumuskan kesimpulan merupakan langkah penting dalam proses
pembelajaran. Yaitu, setelah siswa selesai melakukan percobaan, maka guru
membimbing siswa dalam menentukan kesimpulan yang dapat diambil dari
percobaan tersebut.
7. Komponen Metode Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki lima komponen yang
umum, yaitu: a) Question, pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah
pertanyaan pembuka yang menancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman
siswa terhadap suatu fenomena. b) Student Engangement, keterlibatan aktif siswa
merupakan suatu keseharusan, sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitataor.
c) Cooperative Interaction, siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja
berpasangan atau dengan kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. d)
Performance Evaluation, siswa dalam menjawab permasalahan biasanya diminta
untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahaunnya
mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. e) Variety of Resoures, siswa
dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar misalnya buku tes,
website, televisi, video, poster, dan lain sebagainya.22
8. Macam-macam Metode Pembelajaran Inkuiri
Adapun macam-macam metode pembelajaran inkuiri yaitu sebagai
berikut: a) Guided Inquiry (Inkuiri terbimbing) adalah inkuiri yang banyak
dicampuri oleh guru. Guru banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk baik
lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama
proses inkuiri. Guru memberikan persoalan dan siswa memecahkan persoalan itu
dengan prosedur tertentu yang diarahkan oleh guru. Siswa dalam menyelesaikan
persoalan menyesuaikan dengan prosedur yang telah ditetapkan guru. Inkuiri
secara terarah ini lebih sesuai diterapkan untuk peserta didik pada awal semester
dimana siswa belum terbiasa melakukan pembelajaran inkuiri. Dengan inkuiri
semacam ini, siswa tidak mudah binggung karena pendidik terlibat secara penuh.
b) Open Inquiri (inkuiri terbuka, bebas) adalah inkuiri yang memberi kebebasan
dan inisiatif kepada siswa untuk memikirkan bagaimana akan memecahkan
persoalan yang dihadapi. Siswa berpikir sendiri, menemukann hipotesis, dan
menentukan peralatan yang digunakan, merangkainya, dan mengumpulkan data
sendiri. Disini siswa lebih bertanggung jawab, dan lebih mandiri. Pendidik tidak
memberikan pengarahan, dan lebih banyak memberikan kebebasan kepada siswa

21

Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Jogjakarta: Insan madani, 2012), hal. 89


Anissatul Murokofah, Strategi dan Model-Model Pembelajaran, hal. 170 - 171

22

Jurusan Tadris Matematika IAIN TULUNGAGUNG 2014

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas XII dalam


untuk menemukan sendiri. Open Inquiri ini dapat dilakukan dalam kelompok,
dapat juga dilakukan secara individual.23
9. Prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri
Metode pembelajaran inkuiri merupakan metode yang menekankan
kepada pengembangan intelektual siswa. Perkembangan mental (intelektual),
menurut Piaget dalam Hamruni, dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:
a) Maturation atau kematangan adalah proses perubahan fisiologi dan anatomis,
yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, pertumbuhan
otak, dan pertumbuhan system saraf. Pertumbuhan otak merupakan salah satu
aspek yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan berfikir (intelektual) anak.
b) Physical experience adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukan individu
terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitar. Aksi atau tindakan fisik
yang dilakukan individu memungkinkan dapat mengembangkan aktivitas dan
daya pikir. c) Social experience adalah aktivitas dalam berhubungan dengan orang
lain. Melalui pengalaman sosial, bukan hanya dituntut untuk mempertimbangkan
atau mendengarkan pandangan orang lain, tetapi juga akan membutuhkan
kesadaran bahwa ada aturan lain di samping aturannya sendiri. d) Equilibration
adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan
pengetahuan baru yang ditemukannya.24
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam penggunaan metode
pembelajaran inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh
setiap guru. Prinsip prinsip tersebut adalah sebagai berikut: a) Berorientasi pada
pengembangan intelektual, tujuan dari penerapan metode pembelajaran inkuiri ini
adalah untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Dengan demikiaan
pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada
proses belajar. b) Prinsip interaksi, proses pembelajaran pada dasarnya adalah
proses interaksi, baik interaksi antar siswa maupun interaksi antara siswa dengan
guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai
proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi
sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. c) Prinsip
bertanya, kemampuan pendidik (guru) untuk bertanya dalam setiap langkah
inkuiri sangat diperlukan, sebab kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan
pada dasarnya sudah merupakan bagian dari proses berpikir. d) Prinsip belajar
untuk berfikir, belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar
adalah proses berfikir (learning how to think), yakni proses pengembangan
potensi seluruh otak. e) Prinsip keterbukaan, belajar adalah suatu proses mencoba

23

24

Ibid., hal. 171-172


Hamruni, Strategi Pembelajaran,..., hal. 91-92

Seminar Problematika Pembelajaran Matematika

10

Erni Wulandari
berbagai kemungkinan. Karenanya anak perlu diberikan kebebasan untuk
mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. 25
10. Tahapan pembelajaran inkuiri
Tahapan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: a) Orientasi,
langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang responsif. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini
adalah: 1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai oleh siswa. 2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkahlangkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan
masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan. 3) Menjelaskan pentingnya
topik dan kegiatan belajar, guru memberikan motivasi belajar kepada siswa,
sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung. b) Merumuskan masalah,
merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung
teka-teki. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah
diantaranya: 1) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa dan guru hanya
memberikan topik yang akan dipelajari. 2) Masalah yang dikaji mengandung tekateki yang jawabanya pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar siswa dapat
merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal
siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti. 3) Konsep-konsep
dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh
siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri , guru
perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah mimiliki pemahaman tentang
konsep-konsep yang terdapat dalam rumusan masalah. c) Mengajukan Hipotesis,
salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah mengajukan berbagai pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara, atau
dapat merumuskan berbagai perkiraaan kemungkinan dan suatu masalah yang
dikaji.
d) Mengumpulkan Data, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan. Sedangkan dalam menjawab pertanyaan dari
guru maka siswa melakukan suatu percobaan untuk menentukan volume benda
putar. e) Menguji Hipotesis, berarti mengembangkan kemampuan berpikir
rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan
argumentasi, tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan. f) Merumuskan Kesimpulan, merupakan langkah penting
dalam proses pembelajaran. Yaitu setelah siswa selesai melakukan percobaan,

25

11

Anissatul Mufarokah, Strategi dan Model-Model Pembelajaran, hal. 175

Jurusan Tadris Matematika IAIN TULUNGAGUNG 2014

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas XII dalam


maka guru membimbing siswa dalam menentukan kesimpulan yang dapat diambil
dari percobaan tersebut.26
Adapun sintaks metode pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
Table 1.1 Tahap Pembelajaran Inkuiri27
Fase
Aktivitas guru
1. Menyajikan pertanyaan
1. Guru
membimbing
siswa
mengidentifikasi masalah
kemudian
masalah ditulis dipapan tulis.
2. Guru membagi siswa kedalam beberapa
kelompok.
2. Membuat hipotesis
1. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengemukakan pendapat dalam
membentuk hipotesis.
2. Guru
membimbing
siswa
dalam
menentukan hipotesis yang relevan
dengan
permasalahan
dan
memprioritaskan hipotesis mana yang
menjadi prioritas penyelidik.
3. Merancang percobaan
1. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menentukan langkah-langkah yang
sesuai dengan hipotesis yang akan
dilakukan.
2. Guru membimbing siswa mengurutkan
langkah-langkah percobaan.
4. Melakukan
percobaan Guru membimbing siswa mendapatkan
untuk
memperoleh informasi melalui percobaan.
informasi
5. Mengumpulkan
dan Guru memberi kesempatan pada setiap
menganalisis data
kelompok untuk menyampaikan hasil
pengolahan data yang terkumpul.
6. Membuat kesimpulan
Guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan.
11. Keunggulan dan kelemahan metode pembelajaran inkuiri
Keunggulan metode pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut. a) Dapat
membentuk dan mengembangkan self-concept pada diri siswa, sehingga siswa
dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik. b) Membantu dalam
menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

26

27

Hamruni, Strategi Pembelajaran.., hal.95-99


Anissatul Mufarokah, Strategi dan model-model Pembelajaran,, hal. 176

Seminar Problematika Pembelajaran Matematika

12

Erni Wulandari
c) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat
obyektif, jujur, dan terbuka. d) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan
merumuskan hipotesisnya sendiri. e) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
f) Stuasi proses belajar menjadi lebih merangsang. g. Dapat mengembangkan
bakat dan kecakapan individu. h) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
i) Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar tradisional. j) Dapat
memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi
dan mengakomodasi informasi. Sedangkan kelemahannya adalah a) Kemungkinan
sebagian siswa tidak berperan serta aktif dalam pembelajaran ini sehingga justru
menghambat jalannya pengajaran melalui model ini. b) Persiapan dan penjelasan
yang kurang dari guru bisa membuat metode ini terhambat. Peserta didik harus
diberi penjelasan yang cukup sebelum kegiatan dimulai. Pendidik harus
membantu persiapan sematang mungkin supaya proses pembelajaran bisa berjalan
dengan lancar. c) Pembelajar yang terbiasa belajar dengan pengajaran tradisional
yang telah dirancang pengajar, biasanya agak sulit untuk memberi dorongan.
Lebih-lebih kalau harus belajar mandiri. d) Dampaknya dapat mengecewakan
pengajaran dan siswa sendiri. e) Kurang kompetennya pendidik dalam merancang
dan mengendalikan metode pembelajaran inkuiri ini dapat menyebabkan
terhambatnya proses pembelajaran.28
12. Pemahaman Konsep Matematis
Kemampuan pemahaman matematis adalah salah satu tujuan penting
dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan
kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan
pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.
Pemahaman matematis juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang
disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai
konsep yang diharapkan.
Ada tiga macam pemahaman matematis, yaitu : a) Pengubahan
(translation), digunakan untuk menyampaikan informasi dengan bahasa dan
bentuk yang lain dan menyangkut pemberian makna dari suatu informasi yang
bervariasi. b) Pemberian arti (interpretasi), digunakan untuk menafsirkan maksud
dari bacaan, tidak hanya dengan kata-kata dan frase, tetapi juga mencakup
pemahaman suatu informasi dari sebuah ide. c) Pembuatan ekstrapolasi
(ekstrapolation), ekstrapolasi mencakup estimasi dan prediksi yang didasarkan
pada sebuah pemikiran, gambaran kondisi dari suatu informasi, juga mencakup
pembuatan kesimpulan dengan konsekuensi yang sesuai dengan informasi jenjang
kognitif ketiga yaitu penerapan (application) yang menggunakan atau menerapkan
suatu bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru, yaitu berupa ide, teori
atau petunjuk teknis.
28

13

Anissatul Mufarokah, Strategi dan model-model Pembelajaran, hal. 178-180

Jurusan Tadris Matematika IAIN TULUNGAGUNG 2014

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas XII dalam


Bloom mengklasifikasikan pemahaman (Comprehension) ke dalam
jenjang kognitif kedua yang menggambarkan suatu pengertian, sehingga siswa
diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila mereka dapat
menggunakan beberapa kaidah yang relevan. Dalam tingkatan ini siswa
diharapkan mengetahui bagaimana berkomunikasi dan menggunakan idenya
untuk berkomunikasi. Dalam pemahaman tidak hanya sekedar memahami sebuah
informasi tetapi termasuk juga keobjektifan, sikap dan makna yang terkandung
dari sebuah informasi. Dengan kata lain seorang siswa dapat mengubah suatu
informasi yang ada dalam pikirannya kedalam bentuk lain yang lebih berarti.29
PEMBAHASAN
1. Faktor Penyebab Kesulitan Memahami Konsep Menentukan Volume
Benda Putar.
Telah diketahui bahwa masih banyak siswa yang belum memahami
konsep dalam menentukan volume benda putar. Hal ini dikarenakan beberapa
faktor diantaranya: a) Guru, merupakan orang yang mendidik siswa dalam segala
hal, ketika di sekolah. Guru dan cara mengajarnya merupakan faktor penting
dalam menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Bagaimana sikap dan
kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan
bagaimana cara guru mengajarkan ilmu pengetahuan itu kepada siswa-siswanya
dan turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Guru berperan
sebagai pembimbing ketika dalam kegiatan pembelajaran. Dalam perannya
sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan
motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Dengan demikian, cara
mengajar guru harus efektif dan mengerti siswanya, baik dalam menggunakan
model, teknik, ataupun metode dalam mengajar yang akan disampaikan kepada
siswanya dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan dengan konsep yang
diajarkan berdasarkan kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar. 30
Kebanyakan pada materi penerapan integral ini, guru hanya mengajar dengan
memberikan penjelasan dari penggunaan rumus untuk mencari volume benda
putar tanpa siswa terlibat langsung dalam merumuskan volume benda putar serta
siswa tidak mengerti darimana rumus itu diperoleh. b) Metode mengajar, metode
merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
diterapkan. Sedangkan mengajar hakikatnya adalah suatu proses, yaitu mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorongnya untuk melakukan proses belajar. Metode
29

Anugrah Nur Fadila, 2013,


Kemampuan Pemahaman Matematis dalam
ttps://anugrahnurfadila.wordpress.com/kemampuan-pemahaman-matematisi/, diakses tanggal 24
November 2014
30
Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak, hal. 34

Seminar Problematika Pembelajaran Matematika

14

Erni Wulandari
mengajar yang monoton, adalah salah satu penyebab kesulitan belajar siswa.31
Misalnya, pada materi menentukan volume benda putar, yaitu guru hanya
memberikan penjelasan rumus yang telah ada kemudian siswa disuruh untuk
menghafalkan rumus-rumus tersebut, tanpa diberikan bagaimana rumus-rumus itu
diperoleh. Sehingga, ketika menghadapi permasalahan yang membutuhkan suatu
konsep siswa tidak mampu mengerjakannya dengan baik.
2. Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri dalam Menahami Konsep
Menentukan Volume Benda Putar
Benda putar adalah benda ruang yang diperoleh dari hasil pemutaran suatu
daerah di dalam bidang datar terhadap garis tertentu sumbu putar atau sumbu
rotasi.32Terdapat banyak cara yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep menentukan
volume benda putar. Salah satunya adalah diperlukannya suatu peningkatan
pemahaman konsep siswa tentanghal tersebut. Pada makalah ini, dipilihlah
menggunakan metode pembelajaran inkuiri. Karena metode pembelajaran inkuiri
ini lebih mengarah pada pemahaman siswa untuk menemukan suatu konsep.
Sehingga dengan metode pembelajaran ini siswa akan merasa mengerti dan
memahami suatu konsep tentang menentukan volume benda putar, hal ini
didukung oleh Nia Cholus Lestari dalam skripsinya yang mengatakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terhadap kemampuan
menggunakan konsep matematika differensial dapat memberikan memberikan
pengaruh dalam menyelesaikan soal-soal fisika materi kinematika siswa kelas XI.
Hal ini dikarenakan siswa lebih memperdalam bahan pelajaran, baik secara
kelompok maupun secara individu dan siswa juga diberi kesempatan untuk
mengkontruksi pemahaman mereka sendiri, berpikir untuk dapat menemukan dan
mencari sesuatu penetahuan secara ilmiah, dihadapkan kepada suatu keadaan atau
masalah yang mereka bisa menelaah, mengetahui jawaban serta menarik suatu
kesimpulan yang masuk akal. Sehingga diharapkan siswa lebih mudah dalam
memehami materi yang diberikan dan tidak mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal.33
Tahapan Penerapan penggunaan metode pembelajaran inkuiri terhadap
penyelesaian masalah memahami konsep menentukan volume benda putar adalah
sebagi berikut:

31

Ibid., hal. 45
Suwah Sembiring,dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA kelas XII IPA Semester
1 dan 2, (Bandung: Yrama Widya, 2008), hal. 19
33
Nia Cholus Lestari, Pengaruh metode inkuiri dalam menggunakan konsep matematika
diferensial terhadap penyelesaian soal kinematika pada siswa kelas XI MAN Tulungagung 1,
(Skripsi tidak diterbitkan, Program Studi tadris Matematika jurusan tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Tulungagung, 2011), hal. 100
32

15

Jurusan Tadris Matematika IAIN TULUNGAGUNG 2014

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas XII dalam


a) Orientasi, Sebelum kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode
inkuiri dimulai, hal-hal yang harus dilakukan guru adalah sebagai berikut: 1)
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
siswa. Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang topik, tujuan, dan hasil
belajar dari kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan ini. Misalnya: topik
pembelajarannya adalah penerapan integral (volume benda putar), dengan tujuan
adalah siswa paham dan mampu menentukan volume benda putar yang
menggunakan pendekatan volume cakram dan kulit tabung, hasil belajar (siswa
mampu menentukan berbagai persoalan yang berkaitan dengan volume benda
putar). 2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
untuk mencapai tujuan. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah: (a) Mengamati
dan menentukan volume bangun ruang yang diberikan oleh guru. (b)
Menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru tentang volume benda
putar dengan mengadakan percobaan. (c) Mempresentasikan dan menganalisis
hasil percobaan. (d) Menguji hipotesis. (e) Membuat kesimpulan. 3) Menjelaskan
pentingnya topik dan kegiatan belajar. Topik ini penting dipelajari, karena dengan
mempelajari volume benda putar kita dapat menentukan volume suatu bangun
yang dalam kehidupan sehari-harinya prinsip pembuatannya dengan diputar.
b) Merumuskan masalah. Adapun kegiatan yang dilakukan guru adalah
sebagai berikut: (a) Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi masalah,
yaitu Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan
pendapatnya tentang benda-benda dalam kehidupan sehari-hari yang prinsip
pembuatannya diputar. Diperoleh salah satunya yaitu pembuatan gerabah. Setelah
itu guru memberikan pertanyaan kepada siswa yaitu tentukan volume yang
dihasilkan dari hasil pembuatan gerabah menggunakan pendekatan volume
cakram dan kulit tabung apabila pada pembuatan gerabah tersebut diilustrasikan
pada suatu fungsi sebagai berikut:
(1). Fungsi y = f (x) dibatasi oleh garis x = a dan x = b diputar mengelilingi
sumbu x dan sumbu y.
(2). Fungsi x = f (y) dibatasi oleh garis y = c dan y = d diputar mengelilingi sumbu
x dan sumbu y.
(b) Guru mengelompokkan siswa kedalam beberapa kelompok, kelompok dipilih
secara acak.
c) Mengajukan Hipotesis, guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menentukan hipotesis dan membimbingnya dalam menentukan hipotesis
yang relevan. Misalnya yaitu: Penentuan volume benda putar yang menggunakan
pendekatan volume cakram dan kulit tabung akan diperoleh hasil yang sama.
d) Mengumpulkan Data. Sebelum melakukan percobaan, guru
membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan, yaitu: 1) Guru
memberikan suatu bangun cakram dan tabung pada tiap-tiap kelompok dan
menyuruh tiap-tiap kelompok untuk mengamati bangun tersebut.
Seminar Problematika Pembelajaran Matematika

16

Erni Wulandari

Gambar cakram

Gambar tabung

Gambar 1.1

Gambar 1.2

Siswa perkelompok mengidentifikasi bagian-bagian yang terdapat pada kedua


bangun tersebut. 2) Siswa menentukan volume cakram dan kulit tabungnya.
3) Guru membimbing siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk menjawab
rumusan masalah yang telah ditentukan dengan melakukan suatu percobaan.
Langkahnya adalah sebagai berikut: (a) Menggambar suatu kurva yang
menjadikan suatu ilustrasi dari pertanyaan tersebut dan mengidentifikasi bagianbagiannya. (b) Melakukan pemutaran pada kurva, menggambarkan hasil
pemutarannya, dan mengidentifikasi bagian-bagiannya. (c) Menentukan volume
yang dihasilkan menggunakan pendekatan volume cakram dan kulit tabung.
Setelah merancang langkah-langkah percobaan tahap selanjutnya adalah
melakukkan percobaan, sebagai berikut:
1) Siswa mengamati dan mencoba mencari volume bangun tersebut (cakram dan
tabung), dengan menggunakan rumus umum yang telah diketahui yaitu: Volume =
luas alas tinggi. (a) Menghitung volume cakram. Siswa menggambar dan
mengidentifikasi bagian-bagian yang terdapat pada cakram yaitu sebagai berikut:
()

Gambar 1.3
Dari gambar tersebut siswa mengidentifikasi bahwa:
Alasnya berupa lingkaran dengan jari-jarinya () dan tingginya sehingga
siswa dapat menentukan volume cakram tersebut adalah:
=
= . 2 .

17

Jurusan Tadris Matematika IAIN TULUNGAGUNG 2014

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas XII dalam


= . ()2 . 34
(b). Menghitung volume kulit tabung
2
1

Gambar 1.4
Siswa mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat pada bangun tersebut
diketahui bahwa : Alasnya berbentuk lingkaran dengan luas . 2, jari-jari tabung
r , tingginya h, selain itu 1 adalah jari-jari lingkaran kecil dan 2 adalah jari-jari
lingkaran yang besar. Sehingga siswa mampu merumuskan volume kulit tabung
dapat adalah sebagai berikut:
Volume = luas alas tinggi
= (. 2 2 . 1 2 )
= (2 + 1 )(2 1 )
2 +1

= 2 (

Dimana : (

) . (2 1 ).

2
2 +1
2

) = =

(2 1 ) = =
Sehingga: = 2( )( )()
= 2. . . 35
2) Siswa berdiskusi bersama kelompoknya, untuk menjawab pertanyaan tersebut.
(a) Pertanyaan pertama, fungsi y = f (x) dibatasi oleh garis x = a dan x = b yang
diputar mengelilingi sumbu x dan sumbu y.

34

Umy Zahroh, KALKULUS, (Jogjakarta: Teras, 2011), 112


Ibid., hal. 116

35

Seminar Problematika Pembelajaran Matematika

18

Erni Wulandari
Kurva yang terbentuk dari persoalan tersebut adalah sebagai berikut:

Y
y = f(x)

f (x)
a

Gambar 1.5
Gambar hasil pemutaran kurva mengelilingi sumbu x adalah sebagai berikut:
y = f(x)

f (x)
0

Gambar 1.6
Gambar hasil pemutaran kurva mengelilingi sumbu y adalah sebagai berikut:
Y
a
y = f(x)

f(x)
b
A

Gambar 1.7
Sebelum siswa menentukan volumenya, guru memberikan pengarahan bahwa
jika sumbu putarnya tegak lurus dengan piasnya(lajur) maka untuk menentukan
volumenya dapat didekati menggunakan pendekatan volume cakram. Dan apabila
19

Jurusan Tadris Matematika IAIN TULUNGAGUNG 2014

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas XII dalam


sumbu putarnya sejajar dengan piasnya maka untuk menentukan volumenya
menggunakan pendekatan volume kulit tabung.
Siswa perkelompok mendiskusikan volume benda putar tersebut yang
terbentuk pada kurva tersebut.
(1) Diputar mengelilingi sumbu x. Pada gambar 1.6, siswa mengidentifikasi
bahwa piasnya adalah sumbu y sedangkan sumbu putarnya adalah x, sesuai
dengan penjelasan tersebut maka volume benda putar itu dapat ditentukan dengan
menggunakan pendekatan volume cakram. Hasil percobaan adalah volume benda
putar ini akan dapat didekati bila n buah cakram lingkaran yang jumlahnya
mendekati tak terhingga, sehingga tebal masing-masing elemen cakram akan
mendekati nol dan volume benda putar tersebut adalah
=1 = =1 ()2 .
Dan bila 0
2
=1 =
=1 () .
2
lim||0
=1 () . karena daerahnya dibatasi antara a dan b, maka
lim||0 ()2 . 36
(2) Diputar mengelilingi sumbu y. Pada gambar 1.7 Siswa mengidentifikasi pias
dan sumbu putarnya, diketahui sumbu putarnya (sumbu y) sejajar dengan piasnya
(sumbu y), sesuai penjelasan diatas maka siswa menggunakan pendekatan volume
kulit tabung untuk menentukan volumenya dan mengidentifikasinya sebagai
berikut:
A : Luas alas dari kulit yang memiliki tebal
Tinggi tabung : f (x).
Sehingga, Volume = Luas alas tinggi
V = A f (x)
Dimana A = luas alas dari kulit tabung yang memiliki tebal
A = 2. . .
Bila = , = : = 2. . .
Sehingga: 2. . . . f(x)
(b) Siswa menyelesaikan soal nomor 2. Fungsi x = f (y) dibatasi oleh garis y = c
dan y = d yang diputar mengelilingi sumbu x dan sumbu y.

36

Ibid., hal. 113

Seminar Problematika Pembelajaran Matematika

20

Erni Wulandari
Gambar kurva yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Y

x = f(y)

X
0
Gambar 1.8
Gambar hasil pemutaran kurva mengelilingi sumbu x adalah sebagai berikut:
Y
f(y)
x = f(y)

a
aa

bb

Gambar 1.9
Gambar hasil pemutaran kurva mengelilingi sumbu y adalah sebagai berikut:
Y
f(y)
d
x = f(y)

c
0

Gambar 1.10
Berdasarkan gambar 1. 9 dan 1. 10, siswa mengidentifikasi bahwa piasnya adalah
sumbu x.
Pada gambar 1. 9 (a) Siswa menentukan pendekatan yang sesuai untuk
menentukan volume yang terbentuk. Karena sumbu putarnya (sumbu x) sejajar
21

Jurusan Tadris Matematika IAIN TULUNGAGUNG 2014

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas XII dalam


dengan piasnya (sumbu x), maka siswa memilih menggunakan pendekatan
volume kulit tabung. (b) Siswa menentukan volume bangun tersebut
menggunakan pendekatan volume kulit tabung yaitu:
A : Luas alas dari kulit yang memiliki tebal
Sehingga Volume = Luas alas tinggi
V = A . f (y)
Dimana A = luas alas dari kulit tabung yang memiliki tebal
A = 2. . .
Bila = , = : = 2. . .
Sehingga: 2. . .
Pada gambar 1.10. (a) Siswa menentukan pendekatan yang sesuai untuk
menentukan volume yang terbentuk. Karena sumbu putarnya (sumbu x) tegak
lurus dengan piasnya (sumbu y). Maka siswa dapat menentuka volume tersebut
menggunakan pendekatan volume cakram. (b) Siswa menentukan volume bangun
tersebut sesuai dengan pendekatan volume cakram, yaitu:
=1 = =1 ()2 .
Dan bila 0
2
=1 =
=1 () .
2
lim||0
y=d
=1 () . karena daerah itu dibatasi y = c, sampai

2
maka diperoleh: lim||0 () .
Setelah melakukan percobaan kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah
mempresentasikan hasil percobaan dan menganalisis data, sebagai berikut:
1) Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil
percobaannya. Yaitu sebagai berikut:Volume benda putar yang dengan fungsi y =
f (x) dibatasi oleh garis x = a dan x = b yang diputar mengelilingi sumbu x dapat
dihitung dengan menggunakan metode cakram maka, diperoleh:
lim||0 ()2 . dan jika diputar mengelilngi sumbu y dapat dihitung
menggunakan metode kulit tabung diperoleh:
lim||0 2. . . Volume benda putar yang diputar mengelilingi suatu
fungsi y = f (x) dibatasi oleh garis x = c dan x = d yang diputar mengelilingi
sumbu x dan didekati menggunakan metode kulit tabung, diperoleh:
lim||0 2. . . dan jika diputar mengelilingi sumbu y dapat
menggunakan metode cakram diperoleh lim||0 . ()2 .
2) Menganalisis, setelah hasilnya diketahui, kemudian guru mengingatkan siswa

tentang definisi jumlahan Riemann, yaitu: lim||0 =1 (). = =1 ().


Kemudian guru membimbing siswa menganalisi volume benda putar yang
diperoleh tersebut dengan menggunakan definisi tersebut, sehingga diperoleh:
Volume benda putar pada fungsi y = f (x) dibatasi oleh garis
x = a dan x = b yang diputar mengelilingi sumbu x, diperoleh :
Seminar Problematika Pembelajaran Matematika

22

Erni Wulandari

= (())2 dan jika

diputar melalui sumbu y diperoleh =

2 (). Volume benda putar pada suatu fungsi x = f (y) dibatasi oleh
garis x = c dan x = d yang diputar mengelilingi sumbu x diperoleh: =

2 () dan jika diputar melalui sumbu y diperoleh

= (())2 .
e) Mengujikan Hipotesis, untuk menguji hipotesis, guru memberikan
suatu contoh persoalan, yang cara penyelesaiannya menggunakan rumus yang
telah diperoleh dari hasil percobaan tersebut. Persoalannya yaitu sebagai berikut:

Suatu kurva yang dibatasi oleh garis = ( ) . , sumbu x dan garis x = h, diputar

mengelilingi sumbu x. Tentukan volume bangun (dengan pendekatan volume


cakram dan kulit tabung) yang terbentuk dari hasil pemutaran tersebut !
Jawab:
1) Menggunakan pendekatan volume cakram, sebagai berikut:

= ( )

( )

X
h
A

( ) = 0

Dimana : = . 2 = ( )

2
2

Jadi volume dengan pendekatan cakram adalah:


2

= 2 0 2
h

x 3
. 2 3
1
= 2 =
= . 2
2

3
3
3 0
2) Menggunakan pendekatan volume kulit tabung adalah sebagai berikut:
2

Y
=

( )

0
X
0
23

Jurusan Tadris Matematika IAIN TULUNGAGUNG 2014

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas XII dalam

= 2. ( )

= 0 2. ( )

= 2. 0 ( 2 )
r

y 2 y3
= 2.

2 3r 0

r2 r3 1
= 2. . 2 37
2 3 3
f) Merumuskan Kesimpulan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
diatas siswa bersama-sama guru membuat kesimpulan bahwa: Menentukan
volume benda putar yang menggunakan pendekatan volume cakram dan kulit
tabung diperoleh hasil yang sama (benar). Kemudian guru bersama siswa
membuat suatu daftar tabel tentang rumus menentukan volume benda putar,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.2 Rumus volume benda putar menggunakan pendekatan volume cakram
Daerah
Sumbu
Gambar
Rumus
dibatasi oleh
putar

y = f(x),
Sumbu
= (())2
sumbu x,
x
Y
y = f(x)
garis x = a

dan
x=b
X

0 a

x = g (y),
Sumbu
sumbu y,
y
garis y = c
dan garis y=d

Y
d

x
X = f(y)

= (())2

c
0

37

Umy Zahroh, KALKULUS,, hal. 119

Seminar Problematika Pembelajaran Matematika

24

Erni Wulandari
Tabel 1.3 Rumus volume benda putar menggunakan pendekatan volume
kulit tabung.
Daerah yang Sumbu Gambar
Rumus
dibatasi
putar

y = f (x),
Sumbu
= 2 ()
Y
y = f(x)
sumbu x,
y

garis x = a
dan x = b
0 a

x = g (y),
sumbu y,
garis y = c
dan garis
y=d

Sumbu
x

Y
d

X
b

x
X = f(y)

= 2 ()

c
0

PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diketakui bahwa: a) penyebab
kesulitan siswa adalah guru metode mengajar guru. Yakni dalam proses
pembelajarannya guru kurang akrab dengan siswa dan metode pengajaran yang
diterapkan hanya dengan menghafalkan rumus-rumus. Padahal menghafal rumus
itu bukan cara yang efektif akan tetapi semakin menjadikan siswa sulit untuk
memahami suatu pelajaran. Karena banyak sekali rumus-rumus yang harus
dihafalkan siswa, sedangkan memori otak siswa itu terbatas, dan ingatanpun
adakalanya yang bersifat tahan lama dan ada pula yang hanya sebentar. Sehingga,
jika lupa rumusnya maka siswa akan sulit dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. b) Metode pembelajaran inkuiri merupakan salah satu metode
pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
dalam menentukan volume benda putar. Karena metode pembelajaran ini lebih
mengarahkan siswa agar berperan aktif dalam suatu proses pembelajaran, selain
itu siswa juga dapat mengkonstruksi pengetahuannya melalui pengalaman atau
percobaan yang telah dilakukan. Adapun tahapan dalam menerapkan metode ini
25

Jurusan Tadris Matematika IAIN TULUNGAGUNG 2014

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas XII dalam


adalah pertama, orientasi (kegiatan yang dilakukan adalah guru memberitahu
kepada siswa tentang tujuan dari pembelajaran ini). Kedua, merumuskan masalah
(kegiatan yang dilakukan adalah guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengajukan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dalam
pembuatannya dengan diputar dan mengelompokkan siswa menjadi beberapa
kelompok). Ketiga, mengajukan hipotesis (kegiatan yang dilakukan adalah guru
membimbing siswa untuk menentukan hipotesis yang sesuai dengan permasalahan
yang telah ditentukan). Keempat, mengumpulkan data (kegiatan yang dilakukan
adalah sebelum melakukan percobaan guru membimbing dan mengarahkan siswa
dalam menentukan langkah-langkah percobaan kemudian membimbing siswa
dalam mendapatkan informasi yang telah dilakukan dari percobaannya yaitu
menentukan volume benda putar dengan pendekatan cakram dan kulit tabung,
setelah data terkumpul guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil percobaannya dan menganalisisnya). Kelima, menguji
hipotesis (kegiatan yang dilakukan adalah guru memberikan suatu persoalan yang
dapat menjawab hipotesis yang telah diajukan). Keenam, kesimpulan (kegiatan
yang dilakukan adalah guru membimbing siswa menyimpulkan hasil pengujian
hipotesis yang dilakukan, serta membuat tabel perumusan volume benda putar
yang menggunakan pendekatan volume cakram dan kulit tabung).
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat disampaikan
adalah: a) Bagi Guru, bagi guru yang masih menggunakan metode hafalan dalam
melakukan proses pembelajarannya sebaiknya diubah dengan metode lain yang
lebih memudahkan siswa untuk memahami materi tentang volume benda putar.
Dan bagi guru yang ingin menerapkan metode pembelajaran ini (metode
pembelajaran inkuiri), maka harus mengetahui tahap-tahap yang harus dilakukan
dan harus mempunyai inisiatif untuk menarik perhatian siswa dan menumbuhkan
motivasi siswa untuk belajar menentukan volume benda putar. b) Bagi Siswa,
dalam mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri, siswa harus
bersungguh-sungguh dalam mengikutinya, agar proses pembelajarannya dapat
berjalan dengan lancar dan siswa lebih mudah memperoleh pemahaman materi
yang diajarkan.
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, Anwar. 2003. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta:
Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag.
Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Matematika SMP dan
MTs. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik,Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hamdani, A. Saepul, et.al.. 2008. Matematika 1. Surabaya: LAPIS-PGMI.
Seminar Problematika Pembelajaran Matematika

26

Erni Wulandari
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Insan madani.
Hamzah, M. Ali dan Muhlisraini. 2012. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika, Jakarta: PT Raja grafindo perseda.
Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Depdikbud.
Lestari, Nia Cholus. 2011. Pengaruh metode inkuiri dalam menggunakan konsep
matematika diferensial terhadap penyelesaian soal kinematika pada siswa
kelas XI MAN Tulungagung 1. Skripsi tidak diterbitkan: Program Studi
tadris Matematika jurusan tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Tulungagung.
Masykur, M. dan Fathani, Abdul Halim. 2007. Mathematical Intellegence: Cerdas
Melatih Otak dan Menaggulan gi Kesulitan Belajar. Jogjakarta: Ar- Ruzz
Media.
Nur Fadila, Anugrah 2013, Kemampuan Pemahaman Matematis dalam
ttps://anugrahnurfadila.wordpress.com/kemampuan-pemahamanmatematisi/ diakses tanggal 24 November 2014.
PERMENDIKNAS no. 70 tahun 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Revyareza, 2013, Hakikat Matematika dalam http:// revyareza. wordpress. com
/ 2013 /10/31/ hakikat-matematika/, diakses tanggal 24 November 2014
Sagala, Syaifull. 2005. Konsep dan Makna pembelajaran: Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada group.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sembiring, Suwah et. al.. 2008. Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA kelas XII
IPA Semester 1 dan 2. Bandung: Yrama Widya.
Setyono, Ariesandi. 2007. Mathemagic: Cara Jenius Belajar Matematika. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Sobel, Max A. dan Maletsky, Evan M. 2002. Mengajar Matematika. Jakarta:
Erlangga.
Subini, Nini. 2011. Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak. Jogjakarta:
JavaliteriSuherman, Erman, et. al.. 2003. Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.
Usman, et. al.. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press.
Zahroh, Umy. KALKULUS. Jogjakarta: Teras.

27

Jurusan Tadris Matematika IAIN TULUNGAGUNG 2014

Вам также может понравиться