Вы находитесь на странице: 1из 51

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

C. POKOK BAHASAN II
PROSEDUR PERANCANGAN UNTUK RODAGIGI

II.1. PERANCANGAN RODAGIGI LURUS DAN MIRING


1.1. Pendahuluan
1.1.1. Deskripsi Singkat
Pada bab ini dibahas secara khusus tentang perancangan rodagigi lurus
dan miring, yang dimulai dari proses penyediaan data-data untuk perancangan
sampai pada hasil dari proses perancangan yang berupa sepasang rodagigi.
1.1.2. Relevansi
Pengetahuan umum tentang perancangan rodagigi lurus dan rodagigi
miring akan membekali mahasiswa agar mempunyai konsep perancangan
rodagigi

dan

mudah

beradaptasi

dengan

metoda

perancangan

yang

distandardkan oleh ISO.


1.1.3.1.

Standard Kompetensi

Setelah mengikuti sub bahasan ini mahasiswa diharapkan memahami


dasar-dasar perancangan rodagigi lurus dan rodagigi miring dan mampu
merancang rodagigi lurus dan rodagigi miring.
1.1.3.2.

Kompetensi Dasar

1. Mahasiswa mengerti tentang geometri dan notasi yang berkaitan dengan


rodagigi lurus dan miring
2. Mahasiswa memahami prosedur perancangan pada rodagigi lurus dan miring
3. Mahasiswa

memahami

parameter-paramater

yang

berkaitan

dengan

yang

berkaitan

dengan

perancangan rodagigi lurus dan miring


4. Mahasiswa

memahami

data-data

pengujian

perancangan rodagigi lurus dan miring


5. Mahasiswa mampu melakukan perancangan rodagigi lurus dan miring

40

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

1.2.

Penyajian

1.2.1. Uraian Materi


A. DETAIL ALUR ESTIMASI RODAGIGI
1. DATA MASUKAN
Berupa Daya yang diteruskan N1 (HP), putaran pinion n1 (rpm), rasio reduksi
i, sudut heliks o (untuk rodagigi miring), nilai viskositas pelumas dan angka
keamanan terhadap pitting SG yang didapat dari table 22/13.
2. KEKUATAN LELAH PERMUKAAN BAHAN
Menentukan harga kekuatan lelah permukaan k o dari material yang akan
dipakai sebagai rodagigi. Data ini didapat dari tabel 22/25.
3. MENGHITUNG HARGA kD
a. Nilai kD = yG yH yS yV ko ; didapat dari tabel 22/26
b. Nilai yG = 1 untuk semua bahan yang berpasangan dengan baja (tabel
22/25)
c. yH = (H/HB)2 , dimana H adalah kekerasan permukaan gigi yang masih
dalam batas 650 BHN dan HB adalah kekerasan bahan gigi (dari tabel
22/25)
d. yS adalah fungsi dari viskositas pelumas yang tergantung temperatur
operasi (didapat dari tabel 22/26)
e. y v 0,7

0,6
n1 d b1
. Untuk
2 dimana v adalah kecepatan keliling v
1 (8 / v )
60000

perancangan langkah awal, v diambil sembarang karena d b1 belum


diketahui
4. MENGHITUNG HARGA BO
a. Nilai Bo

0,35k D
cos 3 o C s S G (i 1)

didapat dari tabel 22/11

b. Nilai faktor kejut Cs didapat dari tabel 22/18


41

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

5. MENGHITUNG Bzul
a. Jika SG 1 maka Bzul = Bo (dari tabel 22/11)
b. Jika SG < 1 maka Bzul = Bo s/d 3Bo (dari tabel 22/11)
6. MEMILIH HARGA b/db1
a. Harga b/db1 dapat ditentukan sendiri secara bebas, namun dari tabel 22/17
diberi batasan harga maksimumnya
b. Untuk pinion yang ditumpu jepit (overhanging pinion) b/d b1 0,7
sedangkan untuk ditumpu kedua ujungnya b/d b1 1,2
7. MENGHITUNG DIMENSI UTAMA
Dimensi utama yang ditentukan dahulu dapat berupa jarak poros a, diameter
pinion db1 atau lebar gigi b. Dari persamaan dibawah ini (22/75, 22/76 dan
22/77) dipilih salah satu.
* Jarak poros a :
a 713 (i 1) 2

d
N1
a N1
56,4(i 1)3 b1
b n1 B zul
b n1 B zul

mm

(pers 22/75)

* Diameter lingkaran gelinding pinion db1


d b1

d
N1
2a
1133 b1
i 1
b n1 B zul

mm

(pers 22/76)

* Lebar gigi b
N1
b
b
10 6 N 1 (i 1) 2
6
b
d b1 a 1,43 x10 2

mm
d b1
a
2,8 n1 a 2 B zul
d b1 n1 B zul

(pers22/77)

8. MEMERIKSA NILAI KECEPATAN TANGENSIAL v


a. Berdasarkan harga db1 diatas dapat dihitung harga v yaitu, v

42

n1 d b1
60000

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


b. Bandingkan harga v dari point 8a dengan harga v pada point 3e. Carilah
harga selisihnya apakah sudah dibawah harga toleransi. Jika sudah
dibawah harga torelansi maka proses perancangan langsung ke point 9.
c. Jika harga v masih diatas toleransi, maka proses kembali ke point 3 dan
harga v dari point 8a dipakai untuk masukan pada persamaan 3e dan 3a.
Begitulah

proses

dilakukan

berulang-ulang

sampai

selisih

harga

kecepatan lebih kecil dari nilai toleransi dan proses diteruskan ke point 9.
d. Jika proses iterasi dari point 8c bersifat divergen yaitu nilai selisih
kecepatan membesar dibanding proses sebelumnya, maka proses
kembali menuju point 2 dengan cara mengganti material rodagigi (dengan
harga ko yang baru).
9. MENENTUKAN PARAMETER RODAGIGI
a. Memilih harga modul dengan bantuan tabel 22/15 dan 22/17
b. Dengan db1 hasil estimasi diatas, dipakai untuk mencari harga jumlah gigi
pinion z1 dan db1 yang baru, dimana db1 = m.z1
c. Mencari data atau parameter yang lain seperti diameter dan modul
rodagigi 2 (rodagigi pasangannya), diameter kepala, kualitas gigi, bahan
pelumas, sudut tekan, data bahan rodagigi, faktor korigasi dan lain-lain
B. DETAIL ALUR ANALISIS RODAGIGI
DATA MASUKAN
a. Data operasi
Daya N1 (HP), putaran rodagigi 1 n1 (rpm), rasio reduksi i, dan jenis
penggerak (untuk mencari factor kejut Cs)
b. Data dimensi pasangan rodagigi
Modul ( m dan m n dalam mm), sudut tekan ( o dan on ), lebar gigi
b(mm), jumlah gigi (z1 dan z2), kemiringan gigi (o), faktor korigasi kalau
ada (x1 dan x2), kualitas pembuatan gigi dan jarak poros terpasang ( a
dalam mm )

43

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


c. Konstruksi tumpuan rodagigi
Jenis

tumpuan

sederhana

(ditumpu

di

kedua

ujungnya)

overhanging (hanya ditumpu satu ujung)


d. Material rodagigi dan jenis minyak pelumas yang digunakan
1.

DIMENSI TAMBAHAN
Pada penampang transversal (satuan : mm dan derajat)
a. Rasio reduksi, i = z2/z1
b. Modul, m = mn/cos o
c. Diameter rodagigi 1, do1 = m z1
Diameter rodagigi 2, do2 = m z2
d. Diameter kepala rodagigi 1, dk1 = do1 + 2 mn(x1+1)
Diameter kepala rodagigi 2, dk2 = do2 + 2 mn(x2+1)
e. Jarak poros standard, ao = 0,5(do1+do2)
f. Jarak poros terpasang, a
g. Diameter gelinding rodagigi 1, db1 = 2 a z1/(z1+z2)
Diameter gelinding rodagigi 2, db2 = 2 a db1
h. Tinggi kepala gigi rodagigi 1, hk1 = 0,5(dk1 db1)
Tinggi kepala gigi rodagigi 2, hk2 = 0,5(dk2 db2)
i. Sudut tekan standard, o = tan-1(tan on/cos o)
j. Sudut tekan gelinding, b = cos-1((ao/a)cos o)
k. Sudut tekan kepala rodagigi 1, k1 = cos-1((do1/dk1)cos o)
Sudut tekan kepala rodagigi 2, k2 = cos-1((do2/dk2)cos o)
Pada penampang normal (satuan : mm dan derajat)
l. Sudut helix lingkaran dasar, g = cos-1(sin on/sin o)
m. Sudut helix lingkaran gelinding, b = tan-1((db1/do1) tan o)
n. Sudut tekan gelinding, bn = cos-1(cos on sin o/sin b)
o. Jumlah gigi rodagigi 1, z1n = z1/(cos2g cos o)
Jumlah gigi rodagigi 2, z2n = i z1n
p. Diameter gelinding rodagigi 1, db1n = db1/cos2 g
Diameter gelinding rodagigi 2, db2n = i db2
44

atau

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

2.

INTENSITAS BEBAN NOMINAL (B)


a. Daya masukan, N1 (HP) dan putaran rodagigi 1 n1 (rpm)
b. Kecepatan keliling, v (m/s) = (n1db1)/60000
c. Momen puntir, M1 (kgf m) = 716 N1/n1
d. Gaya keliling, U (kgf) = 2 M1 103/db1
e. Gaya keliling per lebar gigi, u (kgf/mm) = U/b
f. Intensitas beban nominal, B (kgf/mm 2) = U/(db1b)

3.

KESALAHAN GIGI ( f )
a. Faktor ge dan gR, didapat dari tabel 22/12 dengan memerlukan data
kecepatan keliling v dan kualitas gigi (DIN 3962)
b. Faktor gk, didapat dari tabel 22/12 pada bagian note. Tergantung jenis
tumpuan dan jenis rodagigi
c. Kesalahan pitch dasar, fe = ge (3+0,3 m + 0,2 do). Diambil harga do
yang terbesar, yaitu do2
d. Kesalahan arah gigi, fR = gR b
e. Kesalahan arah gigi effektif, fRW = 0,75 fR + gk u Cs
f. Kesalahan gigi maksimum f, adalah harga terbesar antara f e , fR dan fRW

4.

RASIO KONTAK EFFEKTIF ( W )


a. Komponen rasio kontak, 1

z1
tan k1 tan b
2

b. Komponen rasio kontak, 2

z2
tan k 2 tan b
2

c. Rasio kontak, 1 2
2
d. Komponen rasio kontak arah normal, 1n 1 / cos g
2
e. Komponen rasio kontak arah normal, 2 n 2 / cos g
2
f. Rasio kontak arah normal, n / cos g

g. Rasio kontak effektif, w 1 n 1

45

mn v / 4
2
mn f / 6

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


Jika harga w lebih besar dari 2, diambil harga w = 2.
h. Rasio overlap, sp (b sin o ) /( mn )
5.

FAKTOR TEGANGAN KAKI GIGI ( qw ) DAN FAKTOR TEKANAN


KONTAK PERMUKAAN (yw)
a. Faktor qk1 dan qk2 diperoleh dari gambar 22/40. Data yang diperlukan
adalah zn1, zn2 , x1 dan x2.
b. Faktor q1 dan q2 diperoleh dari rumus pada tabel 22/22. Data yang
diperlukan adalah status rodagigi penggerak ( rodagigi 1 atau 2 ).
c. Faktor tegangan kaki gigi effektif
Untuk rodagigi 1, qw1 = qk1 q1
Untuk rodagigi 2, qw2 = qk2 q2
d. Faktor y diperoleh dari rumus di tabel 22/22. Data yang diperlukan
adalah status rodagigi penggerak ( rodagigi 1 atau rodagigi 2 ). Jika
harga y lebih besar 1, diambil y = 1.
e. Faktor yc = 1/(sin bn cos bn ) atau tabel 22/23
f. Faktor y = cos4 g/cos o atau tabel 22/24
g. Faktor tekanan kontak permukaan gigi yw
Untuk rodagigi 1, yw1 = yc y / y
Untuk rodagigi 2, yw2 = yc y

6.

FAKTOR BEBAN CS , CD , CT DAN C


a. Faktor kejut Cs didapat dari tabel 22/18 (sudah ditentukan sebelumnya)
b. Mencari harga dari (u Cs + 0,26 f )
c. Mencari harga udyn dari tabel 22/37. Data yang diperlukan adalah harga
kecepatan v dan harga (u Cs + 0,26 f) dari point 6b.
d. Mencari harga faktor beban dinamis CD
CD 1

u dyn
uC s ( sp 1)

0,3uC s f
Jika harga CD tersebut diatas lebih dari 1
maka :
uC s ( sp 1)

46

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

0,3uC s f
CD 1

uC s ( sp 1)

f. Mencari faktor Cz dari tabel 22/19. Data yang diperlukan adalah material
dari pasangan rodagigi (St = baja dan CI = besi cor).
g. Mencari harga faktor T dari tabel 22/19 dengan rumus sbb :
T = Cz fRW b/(u Cs CD)
h. Menentukan distribusi beban untuk CT yaitu linier atau parabolik
i. Menentukan harga CT dari tabel 22/19. Data yang diperlukan adalah
harga T dan jenis distribusi beban (linier atau parabolik).
j. Menentukan harga C dari gambar 22/38. Data yang diperlukan adalah
rasio overlap sp.
7.

INTENSITAS BEBAN EFEKTIF BW


Menghitung beban effektif BW = B CS CD CT C

8.

TEGANGAN EFEKTIF KAKI GIGI W


Menghitung tegangan kaki gigi effektif :
Untuk rodagigi 1, w1 = z1 qw1 Bw
Untuk rodagigi 2, w1 = z1 qw1 Bw

9.

TEKANAN KONTAK PERMUKAAN GIGI kw


Menghitung tekanan kontak pitting permukaan gigi :
Untuk rodagigi 1, kw1 = Bw yw1 (i+1)/i
Untuk rodagigi 2, kw2 = Bw yw2 (i+1)/i

10.

TAHANAN SCORING PERMUKAAN GIGI kF


a. Mencari harga emaks , yaitu harga terbesar dari :
emaks = 1n m cos2 g cos o atau emaks = 2n m cos2 g cos o
b. Mencari harga yF yaitu :
2

4
12,7 i 1
emaks
1
y F

10
d b1 i

mn

47

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


c. Mencari harga Mtest (dalam m kgf) dari tabel 22/29. Data yang diperlukan
adalah data pelumas dan jenis pemakaian rodagigi. Sedang nilai
viskositas yang dipilih berdasar tabel 22/28.
d. Mencari harga ktest dari gambar 22/43. Data yang diperlukan adalah
kecepatan v dan Mtest
e. Mencari tahanan scoring kF = ktest cos o y/yF
11.

FAKTOR KEAMANAN TERHADAP PATAH LELAH KAKI GIGI SB


a. Mencari harga o dari tabel 22/25 (perhatikan keterangan dibawahnya).
Untuk umur rodagigi yang berhingga memerlukan gambar 22/42, harga
umur Lh diperkirakan dari tabel 22/14 dan faktor keamanan dari tabel
22/13
b. Mencari harga root strength D dari tabel 22/27 dan 22/25.
c. Mencari faktor keamanan SB yaitu :
S B1

D1
w1

dan

S B2

D2
w2

Untuk umur rodagigi yang berhingga,

rumus untuk mencari umur

rodagigi Lh (jam) adalah sbb :


Lh

33 x10 3 5
SB
n

dan jumlah siklus beban Lw = Lh n 60 siklus


12.

FAKTOR KEAMANAN TERHADAP KEGAGALAN PITTING SG


a. Menentukan faktor yG dengan mengambil data tabel 22/26 dan 22/25
b. Menentukan faktor yH = (H/HB)2, dari tabel 22/26 dan 22/25. Diperlukan
jika kekerasan material rodagigi berbeda dengan yang ditabel
c. Menentukan faktor ys dari tabel 22/26. Data yang diperlukan adalah
harga viskositas V (cSt) pada temperatur operasi
d. Menentukan yv dari tabel 22/26 dengan rumus :
y v 0,7

0,6
1 (8 / v) 2

48

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


f. Menentukan harga ko dari tabel 22/25. Untuk rodagigi umur yang
berhingga memerlukan gambar 22/41, harga umur L h diperkirakan dari
tabel 22/14 dan faktor keamanan dari tabel 22/13.
g. Menghitung kekuatan permukaan kD dari tabel 22/26 yaitu :
kD = yG yH ys yv ko
h. Menghitung faktor keamanan terhadap kegagalan pitting S G :
S G1

k D1
k w1

dan

SG2

k D2
k w2

Jika harga SG < 1 maka harga umur rodagigi L h (jam) menjadi berhingga
dengan rumus adalah sbb :
Lh

167 x10 3 k D 2
SG
n

dan jumlah siklus beban Lw = Lh n 60 siklus


13.

FAKTOR KEAMANAN TERHADAP SCORING SF


Faktor keamanan terhadap scoring dihitung dengan rumus :
SF

kF
k w2

1.2.2. Latihan
Contoh soal.
Sepasang rodagigi lurus untuk transmisi sebuah mobil meneruskan daya
sebesar 29 HP pada putaran 858 rpm. Data pasangan rodagigi tersebut
mempunyai harga modul 4,5 mm, jumlah gigi pinion 11 buah, jumlah gigi gear
31 buah, sudut tekan 20o dan lebar gigi 20 mm. Faktor korigasi x1 = 0,3136
dan x2 = -0,20. Rodagigi dibuat dengan kualitas DIN 3962. Pasangan rodagigi
dibuat dari baja paduan 20 Mn Cr 5 dengan kekerasan permukaan 650 HBN.
Pelumas yang dipakai adalah Shell Macoma 68 dengan viskositas minyak
pelumas V50 = 76 cSt dan pada temperatur operasi 80 o V = 21 cSt. Faktor kejut
beban = 1. Jika jarak antar poros rodagigi 95 mm, tentukan faktor-faktor
keamanan terhadap lelah kaki gigi, pitting dan scoring di permukaan gigi.

49

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

Jawab :
1. DIMENSI TAMBAHAN
a. Rasio reduksi, i = z2/z1 = 2,818
b. Diameter rodagigi 1, do1 = m z1 = 49,5 mm
Diameter rodagigi 2, do2 = m z2 = 139,5 mm
c. Diameter kepala rodagigi 1, dk1 = do1 + 2 mn(x1+1) = 61,322 mm
Diameter kepala rodagigi 2, dk2 = do2 + 2 mn(x2+1) = 146,7 mm
d. Jarak poros standard, ao = 0,5(do1+do2) = 94,5 mm
e. Jarak poros terpasang, a =95 mm
f. Diameter gelinding rodagigi 1, db1 = 2 a z1/(z1+z2) = 49,76 mm
Diameter gelinding rodagigi 2, db2 = 2 a db1 = 140,236 mm
g. Tinggi kepala gigi rodagigi 1, hk1 = 0,5(dk1 db1) = 5,78 mm
Tinggi kepala gigi rodagigi 2, hk2 = 0,5(dk2 db2) = 3,23 mm
h. Sudut tekan gelinding, b = cos-1((ao/a)cos o) = 20,81o
i. Sudut tekan kepala rodagigi 1, k1 = cos-1((do1/dk1)cos o) = 40,66o
Sudut tekan kepala rodagigi 2, k2 = cos-1((do2/dk2)cos o) = 26,67o
2. INTENSITAS BEBAN NOMINAL (B)
a. Daya masukan, N1 (HP) = 29 HP dan putaran rodagigi 1 n1 (rpm) = 858
b. Kecepatan keliling, v (m/s) = (n1db1)/60000 = 2,24 m/s
c. Momen puntir, M1 (kgf m) = 716 N1/n1 = 24,2 m kgf
d. Gaya keliling, U (kgf) = 2 M1 103/db1 = 972,65 kgf
e. Gaya keliling per lebar gigi, u (kgf/mm) = U/b = 48,7 kgf/mm
f. Intensitas beban nominal, B (kgf/mm 2) = U/(db1b) = 0,98 kgf/mm2
3. KESALAHAN GIGI ( f )
a. Faktor ge = 1,4 dan gR = 1 didapat dari tabel 22/12 dengan memerlukan
data kecepatan keliling v = 2,24 m/s dan kualitas gigi (DIN 3962)
b. Faktor gk = 0 didapat dari tabel 22/12 pada bagian note. Tergantung
jenis tumpuan dan jenis rodagigi
50

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


c. Kesalahan pitch dasar, f e = ge (3+0,3 m + 0,2 do) = 9,4. Diambil harga
do yang terbesar, yaitu do2
d. Kesalahan arah gigi, fR = gR b = 4,5
e. Kesalahan arah gigi effektif, fRW = 0,75 fR + gk u Cs = 3,4
f. Kesalahan gigi maksimum f, adalah harga terbesar antara f e , fR dan fRW =
9,4
4. RASIO KONTAK EFFEKTIF ( W )
a. Komponen rasio kontak, 1

z1
tan k1 tan b = 0,838
2

b. Komponen rasio kontak, 2

z2
tan k 2 tan b = 0,603
2

c. Rasio kontak, 1 2 =1,441


d. Komponen rasio kontak arah normal, 1n 1 = 0,838
e. Komponen rasio kontak arah normal, 2 n 2 = 0,603
f. Rasio kontak arah normal, n = 1,441
g. Rasio kontak effektif, w 1 n 1

mn v / 4
2 atau 1,367<2
mn f / 6

h. Rasio overlap, sp 0
5. FAKTOR TEGANGAN KAKI GIGI ( qw ) DAN FAKTOR TEKANAN
KONTAK PERMUKAAN (yw)
a. Faktor qk1 = 2,60 dan qk2 = 2,82 diperoleh dari gambar 22/40. Data yang
diperlukan adalah zn1, zn2 , x1 dan x2.
b. Faktor q1 = 0,76 dan q2 = 0,792 diperoleh dari rumus pada tabel 22/22.
Data yang diperlukan adalah status rodagigi penggerak ( rodagigi 1 atau
rodagigi 2 ).
c. Faktor tegangan kaki gigi effektif
Untuk rodagigi 1, qw1 = qk1 q1 = 1,976
Untuk rodagigi 2, qw2 = qk2 q2 = 2,233

51

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


d. Faktor y = 0,691 diperoleh dari rumus di tabel 22/22. Data yang
diperlukan adalah status rodagigi penggerak ( rodagigi 1 atau 2 ). Jika
harga y lebih besar 1, diambil y = 1.
e. Faktor yc = 1/(sin bn cos bn ) = 3,011 atau dari tabel 22/23
f. Faktor y = cos4 g/cos o = 1 atau tabel 22/24
g. Faktor tekanan kontak permukaan gigi yw
Untuk rodagigi 1, yw1 = yc y / y = 4,35
Untuk rodagigi 2, yw2 = yc y = 3,011
6. FAKTOR BEBAN CS , CD , CT DAN C
a. Faktor kejut Cs =1 didapat dari tabel 22/18 (sudah ditentukan
sebelumnya)
b. Mencari harga dari (u Cs + 0,26 f ) = 51,14 kgf/mm
c. Mencari harga udyn = 2,6 kgf/mm dari tabel 22/37. Data yang diperlukan
adalah harga kecepatan v dan harga (u C s + 0,26 f) dari point 6b.
d. Mencari harga faktor beban dinamis CD
CD 1

0,3uC s f
= 1,054 1
= 1,5
uC s ( sp 1)
uC s ( sp 1)

u dyn

h. Mencari faktor Cz = 1 dari tabel 22/19. Data yang diperlukan adalah


material dari pasangan rodagigi (St = baja dan CI = besi cor).
i. Mencari harga faktor T dari tabel 22/19 dengan rumus sbb :
T = Cz fRW b/(u Cs CD) = 0,066
h. Menentukan distribusi beban untuk CT yaitu linier atau parabolik
i. Menentukan harga CT = 1,017 dari tabel 22/19. Data yang diperlukan
adalah harga T dan jenis distribusi beban (linier atau parabolik).
j. Menentukan harga C = 1 dari gambar 22/38. Data yang diperlukan
adalah rasio overlap sp.
7. INTENSITAS BEBAN EFEKTIF BW
Menghitung beban effektif BW = B CS CD CT C = 1,05 kgf/mm2.

52

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


8. TEGANGAN EFEKTIF KAKI GIGI W
Menghitung tegangan kaki gigi effektif :
Untuk rodagigi 1, w1 = z1 qw1 Bw = 22,82 kgf/mm2
Untuk rodagigi 2, w1 = z1 qw1 Bw = 25,8 kgf/mm2
9. TEKANAN KONTAK PERMUKAAN GIGI kw
Menghitung tekanan kontak pitting permukaan gigi :
Untuk rodagigi 1, kw1 = Bw yw1 (i+1)/i = 6,2 kgf/mm2
Untuk rodagigi 2, kw2 = Bw yw2 (i+1)/i = 4,3 kgf/mm2
10. TAHANAN SCORING PERMUKAAN GIGI kF
a. Mencari harga emaks , yaitu harga terbesar dari :
emaks = 1n m cos2 g cos o atau emaks = 2n m cos2 g cos o = 11,13
b. Mencari harga yF yaitu :
2
4
12,7 i 1
emaks

yF
1 10


d b1 i

mn = 0,65

c. Mencari harga Mtest (dalam m kgf) dari tabel 22/29. Data yang diperlukan
adalah data pelumas dan jenis pemakaian rodagigi. Sedang nilai
viskositas yang dipilih berdasar tabel 22/28.
d. Mencari harga ktest dari gambar 22/43. Data yang diperlukan adalah
kecepatan v = 2,24 m/s dan Mtest. Tetapi karena harga v jauh dibawah 4
m/s, maka perhitungan SF tidak relevan, karena harga ktest sangat besar
11. FAKTOR KEAMANAN TERHADAP PATAH LELAH KAKI GIGI SB
a. Mencari harga o dari tabel 22/25 (perhatikan keterangan dibawahnya).
Untuk umur rodagigi yang berhingga memerlukan gambar 22/42, harga
umur Lh diperkirakan dari tabel 22/14 dan faktor keamanan dari tabel
22/13
b. Mencari harga root strength D dari tabel 22/27 dan 22/25.
c. Mencari faktor keamanan SB yaitu :

53

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

S B1

D1
= 2,06 dan
w1

S B2

D2
= 1,82
w2

12. FAKTOR KEAMANAN TERHADAP KEGAGALAN PITTING SG


a. Menentukan faktor yG = 1 dengan mengambil data dari tabel 22/26 dan
22/25
b. Menentukan faktor yH = (H/HB)2 = 1 dari tabel 22/26 dan 22/25.
Diperlukan jika kekerasan material rodagigi berbeda dengan yang
ditabel
c. Menentukan faktor ys = 0,75 dari tabel 22/26. Data yang diperlukan
adalah harga viskositas V (cSt) pada temperatur operasi
d. Menentukan yv dari tabel 22/26 dengan rumus :
y v 0,7

0,6
= 0,74
1 (8 / v) 2

e. Menentukan harga ko = 5 kgf/mm2 untuk material 20 Mn Cr 5 dari tabel


22/25. Untuk rodagigi umur yang berhingga memerlukan gambar 22/41,
harga umur Lh diperkirakan dari tabel 22/14 dan faktor keamanan dari
tabel 22/13.
f. Menghitung kekuatan permukaan kD dari tabel 22/26 yaitu :
kD = kD1 = yG yH ys yv ko = 2,775 kgf/mm2
g. Menghitung faktor keamanan terhadap kegagalan pitting S G :
S G1

k D1
= 0,447
k w1

dan

SG2

k D2
= 0,645
k w2

Jika harga SG < 1 maka harga umur rodagigi L h (jam) menjadi berhingga
dengan rumus adalah sbb :

1.3.

Lh1

167 x10 3 k D 2
S G = 107 jam
n

Lh 2

167 x10 3 k D 2
S G = 634 jam
n

Penutup

54

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


1.3.1. Test Formatif
1. Sepasang rodagigi lurus untuk peasawat angkat meneruskan daya sebesar
8,35 HP pada putaran 386 rpm. Data pasangan rodagigi tersebut
mempunyai harga modul 3 mm, jumlah gigi pinion 17 buah, jumlah gigi gear
72 buah, sudut tekan 20o dan lebar gigi 58 mm. Rodagigi dibuat dengan
kualitas 9 menurut DIN 3962. Pasangan rodagigi dibuat dari baja St 70.11
dengan kekerasan permukaan 220 HBN. Pelumas yang dipakai adalah
Shell Gear Oil dengan viskositas minyak pelumas V 50 = 125 cSt dan pada
temperatur operasi 40o V = 240 cSt. Tentukan faktor-faktor keamanan
terhadap lelah kaki gigi, pitting dan scoring di permukaan gigi.
2. Sepasang rodagigi miring untuk transmisi mobil meneruskan daya sebesar
29 HP pada putaran 858 rpm. Data pasangan rodagigi tersebut mempunyai
harga modul normal 2,75 mm, jumlah gigi pinion 30 buah, jumlah gigi gear
33 buah, sudut heliks 23 0 , sudut tekan normal 20 o dan lebar gigi 17,5 mm.
Rodagigi dibuat dengan material 16 Mn Cr 5 dengan kekerasan permukaan
650 HBN. Pelumas yang dipakai adalah Shell Macoma 68 dengan
viskositas minyak pelumas pada temperatur 50 0 V50 = 76 cSt dan pada
temperatur operasi 80o V80 = 21 cSt. Tentukan faktor-faktor keamanan
terhadap lelah kaki gigi, pitting dan scoring di permukaan gigi.
1.3.2. Umpan Balik
Mahasiswa

diminta

untuk

membandingkan

hasil

pekerjaan

saat

mengerjakan test dengan panduan perancangan seperti yang diberikan diatas.


Jika jawaban yang diberikan konsistensi dengan panduan perancangan diatas
akan, maka kemungkinan besar jawaban yang diberikan adalah benar.
1.3.3. Tindak Lanjut
Mahasiswa diminta untuk lebih familiar dengan prosedur perancangan
yang diberikan di bagian penyajian diatas. Demikian juga mahasiswa juga
diminta untuk familiar dengan parameter-parameter dan data-data pengujian
yang digunakan untuk proses perancangan.

55

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


1.3.4. Rangkuman
Perancangan rodagigi lurus dan miring diawali dengan tersedianya datadata untuk perancangan seperti daya yang ada, putaran rodagigi dan rasio
reduksi. Perancangan diakhiri dengan memeriksa hasil analisis, apakah angka
keamanan rodagigi sesuai dengan diharapkan oleh si perancang. Jika angka
keamanan yang dihasilkan sesuai keinginan per.ncang maka rodagigi hasil
perancangan merupakan hasil final. Dalam perancangan ini banyak sekali
menggunakan rumus-rumus empiris dan penggunaan tabel atau grafik dari datadata eksperimen di lapangan. Pengambilan data dari table dan grafik yang
banyak adalah untuk menghitung kesalahan gigi, menghitung faKtor beban dan
analisis pelumas.
1.3.5. Kunci Jawaban Test Formatif
1. Jawaban : SB1 = 2,62 ; SB2 = 2,77 ; SG1 = 0,44 ; SG2 = 0,67 ; Lh1 = 59 jam
dan Lh2 = 581 jam )
2. Jawaban : SB1 = 1,94 ; SB2 = 1,84 ; SG1 = 1,353 ; SG2 = 1,455 dan SF =
17,65 )
DAFTAR PUSTAKA
1.

Niemann, G., Machine Elements Design and Calculation in Mechanical


Engineering, Volume II, Springer-Verlag, 1978.

2.

Shigley, E.J, and Mischke, C. R., Mechanical Engineering Design, 5th., Ed.,
Mc Graw-Hill International , 1989

SENARAI
Subskrip

Satuan

Keterangan

Besaran untuk pinion

Besaran untuk gear

Besaran untuk lingkaran pitch

Besaran untuk lingkaran gelinding

Besaran untuk lingkaran dasar

56

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


n

Besaran untuk arah normal

tanpa n

Besaran untuk arah transversal

Notasi

Satuan

Keterangan

mm

Jarak poros terpasang

ao

mm

Jark poros standard

mm

Lebar gigi

kgf/mm2

Beban nominal

Bw

kgf/mm2

Beban effektif

Cs, CD, CT, C

Faktor beban

do1, do2

mm

Diameter pitch dari pinion dan gear

db1, db2

mm

Diameter gelinding dari pinion dan gear

do1n, do2n

mm

Diameter pitch dari pinion dan gear (arah normal)

db1n, db2n

mm

Diameter gelinding dari pinion dan gear (arah normal)

f, fw

Nilai tertinggi dari kesalahan gigi

fe

Kesalahan pitch dasar

fR, fRw

Kesalahan arah gigi

hk1, hk2

mm

Addendum pinion dan gear

HB

kgf/mm2

Nilai Kekerasan Brinel

Reduksi kecepatan / putaran

kw

kgf/mm2

Tekanan permukaan effektif

ko, kD

kgf/mm2

Kekuatan lelah permukaan

kTest

kgf/mm2

Tekanan permukaan untuk beban scoring dari test FZG

Lh

Jam

Umur (dalam jam)

Lw

Umum (dalam siklus)

m, mn

mm

Modul pada lingkaran pitch

M1

kgf.m

Torsi nominal pinion

MTest

kgf.m

Torsi scoring dari test FZG

N1

HP / metric

Daya nominal pinion

n1

rpm

Putaran nominal pinion

q, qk, q, qw

Faktor tegangan untuk kakai gigi


57

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


SB, SG, SF

Faktor keamanan

kgf

Gaya tangensial nominal

kgf/mm

Gaya tangensial per mm lebar gigi

udyn

kgf/mm

Gaya tangensial dinamis per mm lebar

m/s

Kecepatan keliling dari lingkaran gelinding

V, V50

cSt

Viskosotas, pada 50oC

x1, x2

Faktor korigasi (berdasar nilai modul)

y, y, yC, y, yw

Faktor tekanan permukaan

yG, yH, yS, yv Faktor untuk kD


yF

Faktor untuk beban scoring

z1, z2

Jumlah gigi arah transversal

z1n, z2n

Jumlah gigi ekivalen arah normal

on, bn

Sudut tekan pitch dan gelinding arah normal

o, b

Sudut tekan pitch dan gelinding arah transversal

o, g

Sudut heliks pada lingkaran pitch dan lingkaran dasar

1, 2

Komponen rasio kontak arah transversal

1n, 2n

Komponen rasio kontak arah normal

, n

Rasio kontak arah transversal, arah normal

Rasio kontak effektif

sp

Rasio overlap

, w

kgf/mm2

Tegangan kaki gigi, tegangan kaki gigi effektif

o, D

kgf/mm2

Kekuatan lelah kagi gigi

58

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

II.2.

PERANCANGAN RODAGIGI KERUCUT DAN RODAGIGI HIPOID

2.1. Pendahuluan
2.1.1. Deskripsi Singkat
Pada bab ini dibahas secara khusus tentang perancangan rodagigi
kerucut dan hipoid, yang dimulai dari proses penyediaan data-data untuk
perancangan sampai pada hasil dari proses perancangan yang berupa sepasang
rodagigi.
2.1.2. Relevansi
Pengetahuan umum tentang perancangan rodagigi kerucut dan rodagigi
hipoid akan membekali mahasiswa agar mempunyai konsep perancangan
rodagigi

dan

mudah

beradaptaasi

dengan

metoda

perancangan

yang

distandardkan oleh ISO


2.1.3.1.

Standard Kompetensi

Setelah mengikuti sub bahasan ini mahasiswa diharapkan memahami


dasar-dasar perancangan rodagigi kerucut dan rodagigi hipoid, dan mampu
merancang rodagigi kerucut dan rodagigi hipoid.
2.1.3.2.

Kompetensi Dasar

1. Mahasiswa mengerti tentang geometri dan notasi yang berkaitan dengan


rodagigi kerucut dan rodagigi hipoid
2. Mahasiswa memahami prosedur perancangan pada rodagigi kerucut dan
rodagigi hipoid
3. Mahasiswa

memahami

parameter-paramater

yang

berkaitan

dengan

yang

berkaitan

dengan

perancangan rodagigi kerucut dan rodagigi hipoid


4. Mahasiswa

memahami

data-data

pengujian

perancangan rodagigi kerucut dan rodagigi hipoid


5. Mahasiswa mampu melakukan perancangan rodagigi kerucut dan hipoid
2.2.

Penyajian
59

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


2.2.1. Uraian Materi
A. ALUR ESTIMASI RODAGIGI KERUCUT
1. DATA MASUKAN
Berupa Daya yang diteruskan N1 (HP), putaran pinion n1 (rpm), rasio reduksi
i, sudut heliks o (untuk gigi miring), nilai viskositas pelumas dan angka
keamanan terhadap pitting SG yang didapat dari table 22/13.
2. KEKUATAN LELAH PERMUKAAN BAHAN
Menentukan harga kekuatan lelah permukaan k o dari material yang akan
dipakai sebagai rodagigi. Data ini didapat dari tabel 22/25.
3. MENGHITUNG HARGA kD
a. Nilai kD = yG yH yS yV ko ; didapat dari tabel 22/26
b. Nilai yG = 1 untuk semua bahan yang berpasangan dengan baja (tabel
22/25)
c. yH = (H/HB)2 , dimana H adalah kekerasan permukaan gigi yang masih
dalam batas 650 BHN dan HB adalah kekerasan bahan gigi (dari tabel
22/25)
d. yS adalah fungsi dari viskositas pelumas yang tergantung temperatur
operasi (didapat dari tabel 22/26)
e. y v 0,7

0,6
1 (8 / v ) 2

dimana v adalah kecepatan keliling

n1 d m1
.
60000

Untuk
perancangan langkah awal, v diambil sembarang karena d m1 belum
diketahui
4. MENGHITUNG HARGA BO
a. Nilai Bo

0,35k D
cos o C s S G (i 1)
3

didapat dari tabel 22/11

b. Nilai faktor kejut Cs didapat dari tabel 22/18


60

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

5. MENGHITUNG Bzul
a. Jika SG 1 maka Bzul = Bo (dari tabel 22/11)
b. Jika SG < 1 maka Bzul = Bo s/d 3Bo (dari tabel 22/11)
6. MEMILIH HARGA PARAMETER RODAGIGI (z1, b/db1, fb dan fd)
Harus dipilih jumlah gigi pinion z 1, perbandingan b/db1, faktor fb dan fd yang
ditentukan pada tabel 23/1. Nilai tersebut tergantung pada rasio reduksi i dan
hanya berlaku jika sudut antar sumbu A = 90o.
7. MENGHITUNG DIMENSI UTAMA
Dimensi utama yang ditentukan dahulu adalah diameter rata-rata pinion d m1
dengan rumus pada persamaan 23/3 sbb :
d m1 1133

N1 f d
n1 B zul

8. MEMERIKSA NILAI KECEPATAN TANGENSIAL v


a. Berdasarkan harga dm1 diatas dapat dihitung harga v yaitu, v

n1 d m1
60000

b. Bandingkan harga v dari point 8a dengan harga v pada point 3e. Carilah
harga selisihnya apakah sudah dibawah harga toleransi. Jika sudah
dibawah harga torelansi maka proses perancangan langsung ke point 9.
c. Jika harga v masih diatas toleransi, maka proses kembali ke point 3 dan
harga v dari point 8a dipakai untuk masukan pada persamaan 3e dan 3a.
Begitulah

proses

dilakukan

berulang-ulang

sampai

selisih

harga

kecepatan lebih kecil dari nilai toleransi dan proses diteruskan ke point 9.
d. Jika proses iterasi dari point 8c bersifat divergen yaitu nilai selisih
kecepatan membesar dibanding proses sebelumnya, maka proses
kembali menuju point 2 dengan cara mengganti material rodagigi (dengan
harga ko yang baru).

61

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


9. MENENTUKAN PARAMETER RODAGIGI
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk perancangan dimensi bevel
gear diberikan pada tabel 23/1 yaitu :
a. Memilih harga modul dengan bantuan tabel 22/15 dan 22/17
b. Diameter lingkaran gelinding pinion, db1 = dm1/(1-fb)
Diameter lingkaran gelinding gear, db2 = i db1
c. Menghitung sudut kerucut gelinding 1 dan 2
Dimana 1 =

sin A
dan 2 = A- 1
i cos A

Jika A = 900, maka tg 1 = 1/i


d. Panjang kerucut gelinding, Rb
Rb = 0,5 db1/sin 1 = 0,5 db2/sin 2
e. Lebar gigi b dari tabel 23/1, dengan ketentuan b/R b 0,3 dan b/db1 0,75
f. Menentukan sudut tekan on
Sebaiknya on = 20o
g. Menentukan addendum hk1 = hk2
Jika tanpa faktor korigasi sebaiknya hk1 = hk2 = mn
h. Menentukan dedendum hf1 = hf2
Jika tanpa faktor korigasi sebaiknya hf1 = hf2 = 1,1 mn s/d 1,3 mn
i. Backlash arah keliling Sd
Sebaiknya Sd = 0,025 mn s/d 0,04 mn
Selain parameter diatas, perlu ditentukan jenis minyak pelumas yang dipakai
dan faktor korigasi x1 dan x2 (jika ada).
B. ALUR ANALISIS RODAGIGI KERUCUT
1. Keterangan untuk subskrip adalah sbb :
1 = pinion
2 = gear
n = arah normal

62

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


m = posisi tengah pada lebar gigi
e = ekivalensi dengan spur/helical gear
o = untuk lingkaran pitch
b = untuk lingkaran gelinding
Biasanya lingkaran gelinding dibuat sama dengan lingkaran pitch
2. Data yang diperlukan untuk rodagigi kerucut :
Data-data geometri rodagigi kerucut diberikan di tabel 23/2. Untuk melakukan
analisis diperlukan data-data sbb :
1. Daya N1, putaran pinion n1, rasio reduksi i dan pelumas
2. a. Sudut kerucut gelinding, 1 dan 1
b. Lebar gigi b dan modul m (atau modul normal m n = m cos o )
c. Jumlah gigi z1 dan z2
d. Sudut tekan normal on
e. Diameter gelinding db1 dan db2
f. Sudut heliks pada dimensi rata-rata, m (dianggap sama dengan o )
g. Faktor korigasi, x1 = -x2 ( biasanya x1 = xm1 dan x2 = xm2 = -xm1 )
3. Panjang kerucut gelinding, Rb
Rb = 0,5 db1/sin 1 = 0,5 db2/sin 2
b

4. Rasio lebar fb = 2 R d sin 1 d sin 2


b
b1
b2
5. Diameter rata-rata pinion dm1 = db1b(1-fb)
Diameter rata-rata gear dm2 = i dm1
6. Addendum, hk1 dan hk2
hk1 = mn (1+x1) dan hk2 = mn (1+x2 )
3. Ekivalensi dari rodagigi kerucut ke rodagigi lurus / miring adalah sbb :
1. Diameter lingkaran gelinding pinion, de1= dm1/cos 1
2 Diameter lingkaran gelinding gear, de2 = dm2/cos 2
3. Jumlah gigi ekivalen pinion ze1, nilainya tidak harus bulat
ze1 = z1/cos 1

63

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


4. Jumlah gigi ekivalen gear ze2, nilainya tidak harus bulat
ze2 = z2/cos 2
5. Rasio reduksi ekivalen ie = ze2/ze1
6. Modul transversal, me = dm1/z1
7. Modul normal, men = me cos m
8. Lebar gigi, be = b
9. Jumlah gigi pinion arah normal, zen1 = ze1.zn/z
Harga zn/z didapat dari table 22/21.
10. Jumlah gigi gear arah normal, zen2 = ze2.zn/z
11. Sudut heliks, e = m
12. Addendum, hke1 dan hke2
hke1 = hk1 dan hke2 = hk2
13. Diameter kepala pinion, dke1 = de1 + 2hke1
Diameter kepala gear, dke2 = de2 + 2hke2
4. Data untuk analisis spur/helical gear hasil ekivalensi dari bevel gear

No

Ekivalensi notasi
Rodagigi
Rodagigi

Parameter

Diameter

lingkaran

gelinding

lurus/miring
db1

pinion
Diameter

lingkaran

gelinding

db2

de2

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

gear
Jumlah gigi ekivalen pinion
Jumlah gigi ekivalen gear
Rasio reduksi ekivalen
Modul transversal
Modul normal
Lebar gigi
Jumlah gigi pinion arah normal
Jumlah gigi pinion arah normal
Addendum pinion
Addendum gear
Diameter kepala pinion
Diameter kepala gear

z1
z2
i
m
mn
b
zn1
zn2
hk1
hk2
dk1
dk2

ze1
ze1
ie
me
men
be
zen1
zen1
hke1
hke2
dke1
dke2

64

kerucut
de1

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


15

Sudut heliks

5. Analisis rodagigi lurus / miring


Metoda selanjutnya adalah melengkapi data dari rodagigi lurus/miring dari
point D, untuk kemudian dilakukan analisis seperti yang dilakukan pada
rodagigi lurus/miring.
C.

ALUR ESTIMASI UNTUK RODAGIGI HIPOID

Rodagigi hipoid dapat ditinjau dalam 3 kasus :


1. Helix angle m1 = 0 (pinion dengan gigi lurus)
2. Helix angle m2 = 0 (wheel dengan gigi lurus )
3. Pinion silindris dan crown wheel/gear ( m1 0 dan m2 0 )
1. DATA MASUKAN
Berupa Daya yang diteruskan N1 (HP), putaran pinion n1 (rpm), rasio reduksi
i, nilai viskositas pelumas dan angka keamanan terhadap pitting S G yang
didapat dari table 22/13.
2. KEKUATAN LELAH PERMUKAAN BAHAN
Menentukan harga kekuatan lelah permukaan k o dari material yang akan
dipakai sebagai rodagigi. Data ini didapat dari tabel 22/25.
3. MENGHITUNG HARGA kD
a. Nilai kD = yG yH yS yV ko ; didapat dari tabel 22/26
b. Nilai yG = 1 untuk semua bahan yang berpasangan dengan baja (tabel
22/25)
c. yH = (H/HB)2 , dimana H adalah kekerasan permukaan gigi yang masih
dalam batas 650 BHN dan HB adalah kekerasan bahan gigi (dari tabel
22/25)
d. yS adalah fungsi dari viskositas pelumas yang tergantung temperatur
operasi (didapat dari tabel 22/26)

65

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

e. y v 0,7

0,6
1 (8 / v ) 2

dimana v adalah kecepatan keliling

n1 d m1
.
60000

Untuk
perancangan langkah awal, v diambil sembarang karena d m1 belum
diketahui
4. MENGHITUNG HARGA BO
a. Nilai Bo

0,35k D
cos o C s S G (i 1)
3

didapat dari tabel 22/11

b. Nilai faktor kejut Cs didapat dari tabel 22/18


5. MENGHITUNG Bzul
a. Jika SG 1 maka Bzul = Bo (dari tabel 22/11)
b. Jika SG < 1 maka Bzul = Bo s/d 3Bo (dari tabel 22/11)
6. MEMILIH HARGA PARAMETER RODAGIGI ( fd )
Harus dipilih faktor fd yang ditentukan pada tabel 23/1. Nilai tersebut
tergantung pada rasio reduksi i dan hanya berlaku jika sudut antar sumbu A
= 90o.
7. ESTIMASI DIMENSI UTAMA
Dimensi utama yang ditentukan dahulu adalah diameter rata-rata pinion d m1
dengan rumus pada persamaan 23/3 sbb :
d m1 1133

N1 f d
n1 B zul

8. MEMERIKSA NILAI KECEPATAN TANGENSIAL v


a. Berdasarkan harga dm1 diatas dapat dihitung harga v yaitu, v

66

n1 d m1
60000

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


b. Bandingkan harga v dari point 8a dengan harga v pada point 3e. Carilah
harga selisihnya apakah sudah dibawah harga toleransi. Jika sudah
dibawah harga torelansi maka proses perancangan langsung ke point 9.
c. Jika harga v masih diatas toleransi, maka proses kembali ke point 3 dan
harga v dari point 8a dipakai untuk masukan pada persamaan 3e dan 3a.
Begitulah

proses

dilakukan

berulang-ulang

sampai

selisih

harga

kecepatan lebih kecil dari nilai toleransi dan proses diteruskan ke point 9.
d. Jika proses iterasi dari point 8c bersifat divergen yaitu nilai selisih
kecepatan membesar dibanding proses sebelumnya, maka proses
kembali menuju point 2 dengan cara mengganti material rodagigi (dengan
harga ko yang baru).
9. MENENTUKAN PARAMETER RODAGIGI
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk perancangan dimensi bevel
gear diberikan pada tabel 23/4. Pemahaman data pada tabel 23/4 didukung
dengan pemahaman geometri pada table 23/3. Rekomendasi yang diberikan
untuk rodagigi hipoid diberikan pada uraian dibawah ini :
a. Memilih harga modul dengan bantuan tabel 22/15 dan 22/17
b. Memilih jumlah gigi, dengan minimum untuk z1 dan z2 sbb :
i
z1 min
z2 min

2,4
15
36

3,0
12
36

4
9
36

5
7
36

6
6
36

10
5
50

c. Perpindahan profil (faktor korigasi), xm1 dan xm2


Nilainya tergantung harga jumlah gigi pinion z 1, berdasar tabel 23/4
z1
xm1 = - xm2

58
0,70

9
0,66

10
0,59

11
0,52

12
0,44

13
0,38

14
0,30

d. Rata-rata sudut heliks


Untuk m2 35o dan untuk m1 nilainya berdasar table 23/4 berikut :
m1
z1

0o
6 13

45o
14 15
67

40o
16

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

e. Estimasi jarak offset, a


( Dengan i = z2/z1=

d m 2 cos m 2
d m1 cos m1

; maka d m 2 id m1

cos m1
)
cos m 2

2a

Dirancang dengan harga d 0,23.....0,45 , yaitu :


m2
*. Untuk penggerak berupa motor bakar dan industri ringan
2a
0,9i
0,45
d m2
i4

Untuk penggerak berupa motor bakar dengan kerja berat (truck)


2a
0,9i
0,23
d m2
i4

*. Nilai sudut kerucut gelinding untuk gear / wheel


tg 2 i ; dengan A = 90o
f. Lebar gigi b1 dan b2
( Dengan sudut kontak, p = = m1 - m2 dan Rm 2 0,5d m 2 / sin 2 )
Untuk lebar gigi wheel, b2 0,34 Rm2 atau b2 0,18 dm2
Lebar gigi pinion, b1 b2/cos p + 3 mn tg p
g. Sudut tekan arah normal, n
Nilainya tergantung pada profil pasangan antar pinion dan wheel. Ada dua
kasus :
*

Untuk profil wheel cekung dan profil pinion cembung


n = m +

Untuk profil wheel cembung dan profil pinion cekung


n = m -
Dimana tg

2( Rm1 sin m1 Rm 2 sin m 2 )


d s1 d s 2

dan

m 20o

Sedang ds1 dan ds2 adalah diameter lingkaran pitch jika diekivalenkan
dengan rodagigi spiral, dengan ds1 = dm1/cos 1 dan ds2 = dm2/cos 2

68

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


10. VERIFIKASI PARAMETER RODAGIGI
Penentuan parameter pada point 9 diatas saling berkaitan satu sama lain,
sehingga harus dilakukan pemilihan harga yang tepat (mungkin perlu trial dan
error), sehingga semua parameter yang dihasilkan memenuhi persyaratan
yang diberikan pada point 9.
D. URUTAN ANALISIS UNTUK RODAGIGI HIPOID
Rodagigi hipoid dapat ditinjau dalam 3 kasus :
1. Helix angle m1 = 0 (pinion dengan gigi lurus)
2. Helix angle m2 = 0 (wheel dengan gigi lurus )
3. Pinion silindris dan crown wheel/gear ( m1 0 dan m2 0 )
D.1.

Keterangan notasi dari subskrip sbb :

1 = pinion
2 = gear / wheel
n = arah normal
m = posisi tengah pada lebar gigi
p = untuk crown wheel
s

= ekivalen dengan spiral gear

e = ekivalensi dengan spur/helical gear


Biasanya lingkaran gelinding dibuat sama dengan lingkaran pitch
D.2.

Data yang diperlukan untuk rodagigi hipoid :

Data-data geometri rodagigi hipoid diberikan di tabel 23/3. Untuk melakukan


analisis diperlukan data-data sbb :
1. Daya N1, putaran pinion n1, rasio reduksi i, sudut antar sumbu A = 900 dan
data pelumas yang dipakai
2. a. Sudut heliks pinion m1 dan gear m2
b. Sudut kerucut gelinding gear 2 dengan tg 2 i
c. Diameter rata-rata pinion dm1 dan gear dm2
d. Sudut tekan normal n
e. Jumlah gigi z1 dan z2
69

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


f. Lebar gigi pinion b1
g. Faktor korigasi, xm1 = -xm2
3. Sudut kontak, p = = m1 - m2
Hubungan dengan jarak offset (perpindahan) a, adalah sin 2a/d m2
4. Sudut offset, A , dengan tg A = tg p sin 2
5. Sudut kerucut gelinding gear 1 , dengan sin 1 = cos 2 cos A
6. Modul rata-rata normal mmn = cos m1 (dm1/z1) = cos m2 (dm2/z2)
7. Addendum, hk1 dan hk2
hk1 = mmn (1+x1m) dan hk2 = mmn (1+x2m )
D.3.

Ekivalensi dari rodagigi hipoid ke rodagigi lurus / miring adalah sbb :

1. Diameter lingkaran gelinding pinion, de1= dm1/cos 1


2 Diameter lingkaran gelinding gear, de2 = dm2/cos 2
3. Jumlah gigi ekivalen pinion ze1, nilainya tidak harus bulat
ze1 = z1/cos 1
4. Jumlah gigi ekivalen gear ze2, nilainya tidak harus bulat
ze2 = z2/cos 2
5. Rasio reduksi ekivalen, ie = ze2/ze1
6. Modul transversal, me = dm1/z1
7. Modul normal, men = mmn
8. Lebar gigi (untuk pinion), be = b1
9. Jumlah gigi pinion arah normal, zen1 = ze1.zn/z
Harga zn/z didapat dari table 22/21.
10. Jumlah gigi gear arah normal, zen2 = ze2.zn/z
11. Sudut heliks pinion, e = m1
12 Faktor korigasi, xe1 = xm1dan xe2 = xm2
13. Addendum, hke1 dan hke2
hke1 = hk1 dan hke2 = hk2
14. Diameter kepala pinion, dke1 = de1 + 2hke1
Diameter kepala gear, dke2 = de2 + 2hke2
D.4. Data untuk analisis spur/helical gear hasil ekivalensi dari hypoid gear

70

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

No

Parameter

Diameter

lingkaran

gelinding

pinion
Diameter

lingkaran

gelinding

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

gear
Jumlah gigi ekivalen pinion
Jumlah gigi ekivalen gear
Rasio reduksi ekivalen
Modul transversal
Modul normal
Lebar gigi
Jumlah gigi pinion arah normal
Jumlah gigi pinion arah normal
Sudut heliks
Addendum pinion
Addendum gear
Diameter kepala pinion
Diameter kepala gear

Ekivalensi notasi
Rodagigi
Rodagigi hipoid
lurus/miring
do1
de1
do2

de2

z1
z2
i
m
mn
b1
zn1
zn2

hk1
hk2
dk1
dk2

ze1
ze1
ie
me
men
be
zen1
zen1
e
hke1
hke2
dke1
dke2

Catatan :
Untuk mencari beban scoring pada rodagigi hipoid, nilai e max diberikan rumus
sbb :
emax

eF

ee2 e F2

d e 2 sin p
2(ie 1) cos m 2

Sedang nilai viskositas pelumas yang dipilih adalah dari tabel 22/28 dengan
nilai kecepatan berupa kecepatan luncur vF,
v F v1

sin p
cos m 2

v2

sin p
cos m1

D.5. Analisis rodagigi lurus / miring


Metoda selanjutnya adalah melengkapi data dari rodagigi lurus/miring dari
point D.4, untuk kemudian dilakukan analisis seperti yang dilakukan pada
rodagigi lurus/miring.
71

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

2.2.2. Latihan
Contoh Soal
Diberikan data operasional sbb : Torsi M 1 = 27 m kgf (torsi maksimum), n 1 =
1600, sudut sumbu A = 900. Material berupa baja 20 Mn Cr 5, sudut tekan
gigi 200 dengan nilai x1 = -x2 = 0,4. Dimensi rodagigi kerucut adalah z 1 = 6, z2
= 41, i = 6,833, b = 50 mm. Lingkaran gelinding di tengah gigi dengan d m1 =
44,5 mm, dm2 = 304, men= 6,0, m = 360, hk1 = 8,36, hk2 = 3,64, 1 = 8,3270 dan
2 = 81,6730. Carilah faktor kemanannya.
Jawab :
Perhitungan dengan ekivalensi ke rodagigi lurus menghasilkan data sbb : z e1
= 6,06, ze2 = 283, ie = 46,6, de1 = 45,0, de2 = 2100, me = 7,42, men = 6,0, hk1 =
8,36, hk2 = 3,64, z1n = 10,78, z2n = 503, be = 50. Harga beban, Be = 0,537
kgf/mm2 dengan U = 2.27000/44,5 = 1210 kgf. B w = BeCsCDCTC = 1,38,
dengan fe 14, fR = 4,9, fRW = 25,5, gk = 0,6, u = 24,2, udyn = 3,5, sp = 1,40,
= 1,05, n = 1,51, 1n = 0,92, w = 1,43, v = 3,7 m/s.
Dapat dihitung faktor keamanan terhadap patah gigi,
S B1

D1
0,7.47

2,24 dengan 0,7 adalah faktor beban balik


Bw z e1 q w1 1,38.6,06.1,76

dengan qk1 = 2,40 dan q1 = 0,733.


S B2

D2
0,7.47

2,29 dengan qk2 = 2,240 dan q2 = 0,765.


Bw z e1 q w 2 1,38.6,06.1,72

Dapat dihitung faktor keamanan terhadap pitting permukaan gigi,


S G1

ie
k D1
0,726.5,0 46,6

1,10 dengan ys = 0,9, yv = 0,806, yC =


Bw y w1 ie 1 1,38.2,33 47,6

3,11,
y = 0,597 dan y = 0,795.
SG2

ie
k D2
8,0.0,809

1,39
Bw y w 2 ie 1 1,38.1,86.47,6

Faktor keamanan terhadap scoring :


72

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

SF

k test cos 0 ie
8,0.0,809 46,6

1,66
B w y c y F ie 1 1,38.3,11.0,89 47,6

2.3. Penutup
2.3.1. Test Formatif
Diberikan data operasional, N1 = 8 HP, n1 = 300, i = 6, sudut antar sumbu A =
900. Sistem gigi dengan sudut tekan 20 0, kualitas 8, umur saat beban puncak
= 80 jam. Material untuk pinion C 60 yang ditemper dan untuk gear adalah
besi cor 26. Perkirakan dimensi rodagigi, besar beban yang bekerja dan
faktor keamanannya.
2.3.2. Umpan balik
Mahasiswa

diminta

untuk

membandingkan

hasil

pekerjaan

saat

mengerjakan test dengan panduan perancangan seperti yang diberikan diatas.


Jika jawaban yang diberikan konsistensi dengan panduan perancangan diatas
akan, maka kemungkinan besar jawaban yang diberikan adalah benar.
2.3.3. Tindak Lanjut
Mahasiswa diminta untuk lebih familiar dengan prosedur perancangan
yang diberikan di bagian penyajian diatas. Demikian juga mahasiswa juga
diminta untuk familiar dengan parameter-parameter dan data-data pengujian
yang digunakan untuk proses perancangan.
2.3.4. Rangkuman
Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid diawali dengan tersedianya
data-data untuk perancangan seperti daya yang ada, putaran rodagigi dan rasio
reduksi. Perancangan diakhiri dengan memeriksa hasil analisis, apakah angka
keamanan rodagigi sesuai dengan diharapkan oleh si perancang. Jika angka
keamanan yang dihasilkan sesuai keinginan perancang maka rodagigi hasil
perancangan merupakan hasil final. Dalam perancangan ini banyak sekali
menggunakan rumus-rumus empiris dan penggunaan tabel atau grafik dari datadata eksperimen di lapangan. Adapun dalam proses perancangan / analisis

73

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


dilakukan dengan ekivalensi dengan proses perancangan untuk rodagigi lurus
dan miring.
2.3.5. Jawaban Test Formatif
Jawaban : SB1 = 4,0 ; SB2 = 0,94 ; SG1 = 0,51 ; SG2 = 0,32
DAFTAR PUSTAKA
1.

Niemann, G., Machine Elements Design and Calculation in Mechanical


Engineering, Volume II, Springer-Verlag, 1978.

2.

Shigley, E.J, and Mischke, C. R., Mechanical Engineering Design, 5th., Ed.,
Mc Graw-Hill International , 1989

SENARAI
Subskrip

Satuan

Keterangan

Besaran untuk pinion

Besaran untuk gear

Besaran untuk lingkaran pitch

Besaran untuk lingkaran gelinding

Besaran untuk lingkaran dasar

Besaran untuk ekivalensi dengan spur/helical gear

Besaran untuk harga rata-rata

Besaran untuk arah normal

tanpa n

Besaran untuk arah transversal

Notasi

Satuan

Keterangan

mm

Jarak offset

mm

Lebar gigi

be

mm

Lebar gigi ekivalen

de1, de2

mm

Diameter ekivalen dari pinion dan gear

dm1, dm2

mm

Diameter rata-rata dari pinion dan gear

do1, do2

mm

Diameter pitch dari pinion dan gear


74

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


db1, db2

mm

Diameter gelinding dari pinion dan gear

hkm1, hkm2

mm

Addendum rata-rata dari pinion dan gear

hke1, hke2

mm

Addendum ekivalen dari pinion dan gear

fb, fd

Rasio lebar

Reduksi kecepatan / putaran

ie

Reduksi kecepatan / putaran ekivalen

m, mn

mm

Modul transversal dan modul normal

me, men

mm

Modul ekivalen transversal dan modul ekivalen normal

mmn

mm

Modul rata-rata arah normal

N1

HP / metric

Daya nominal pinion

n1

rpm

Putaran nominal pinion

Ra

mm

Panjang kerucut pitch

Rb

mm

Panjang kerucut gelinding

Rm1, Rm2

mm

Panjang kerucut rata-rata untuk pinion dan gear

SB, SG, SF

Faktor keamanan

kgf

Gaya tangensial nominal

kgf/mm

Gaya tangensial per mm lebar gigi

m/s

Kecepatan keliling dari lingkaran gelinding

vF

m/s

Kecepatan luncur antar gigi

V, V50

cSt

Viskosotas, pada 50oC

x1, x2

Faktor korigasi (berdasar nilai modul)

xm1, xm2

Faktor korigasi rata-rata (berdasar nilai modul)

z1, z2

Jumlah gigi arah transversal

z1n, z2n

Jumlah gigi arah normal

ze1, ze2

Jumlah gigi ekivalen arah transversal

zen1, zen2

Jumlah gigi ekivalen arah normal

on, bn

Sudut tekan pitch dan gelinding arah normal

o, b

Sudut tekan pitch dan gelinding arah transversal

en

Sudut tekan ekivalen

o, g

Sudut heliks pada lingkaran pitch dan lingkaran dasar

Sudut heliks ekivalen

75

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


m

Sudut heliks rata-rata

m1, m2

Sudut heliks rata-rata untuk pinion dan gear

Sudut antar sumbu

1, 2

Sudut kerucut gelinding pinion dan gear

o1, o2

Sudut kerucut pitch pinion dan gear

Sudut perpindahan

Sudut kontak

II.3.

PERANCANGAN UNTUK RODAGIGI CACING

3.1. Pendahuluan
3.1.1. Deskripsi Singkat
Pada bab ini dibahas secara khusus tentang perancangan rodagigi
cacing, yang dimulai dari proses penyediaan data-data untuk perancangan
sampai pada hasil dari proses perancangan yang berupa sepasang rodagigi.
3.1.2. Relevansi
Pengetahuan

umum

tentang

perancangan

rodagigi

cacing

akan

membekali mahasiswa agar mempunyai konsep perancangan rodagigi dan


mudah beradaptaasi dengan metoda perancangan yang distandardkan oleh ISO.
3.1.3.1.

Standard Kompetensi

Setelah mengikuti sub bahasan ini mahasiswa diharapkan memahami


dasar-dasar perancangan rodagigi cacing, dan mampu melakukan perancangan
rodagigi cacing
3.1.3.2.

Kompetensi Dasar

1. Mahasiswa mengerti tentang geometri dan notasi yang berkaitan dengan


rodagigi cacing
2. Mahasiswa memahami prosedur perancangan pada rodagigi cacing
3. Mahasiswa

memahami

parameter-paramater

perancangan rodagigi cacing

76

yang

berkaitan

dengan

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


4. Mahasiswa

memahami

data-data

pengujian

yang

berkaitan

dengan

perancangan rodagigi cacing


5. Mahasiswa mampu melakukan perancangan rodagigi cacing
3.2.

Penyajian

3.2.1. Uraian Materi


ALUR PERANCANGAN RODAGIGI CACING
Keterangan untuk subskrip adalah sbb :
1 = pinion
2 = gear
n = arah normal
A. ESTIMASI DIMENSI UTAMA
1. Jika jarak antar poros (a) dan rasio reduksi (i) diketahui
a. Menentukan jumlah gigi z1 dan z2 dari tabel 24/2
b. Menghitung zm2 = z2 + 2x2. Nilai 2x2 dari tabel 24/2 (tergantung jenis
roda gigi cacing, E-worm atau H-worm)
c. Menghitung diameter minor worm, df1 = 0,6a0,85
d. Menghitung modul m, yaitu :
m

2a d f 1
d m2

zm2
z m 2 2,4

e. Menghitung diameter rata-rata dm1 dan diameter kepala dk1 dari worm
dan d k1 d m1 2m

d m1 d f 1 2,4m

f. Memeriksa harga faktor gigi zF dan nilai tangen sudut kisar tan m
Syarat yang harus dipenuhi adalah zF = dm1/m 6 ; tan m = z1/zF 1
g. Menghitung data dan dimensi gear/wheel
d m 2 2a d m1

d f 2 d m1 2,4m

d k 2 d m 2 2m

d a 2 d m 2 3m

Dimana da2 adalah diameter luar wheel.


do2 = z2m

do1 = 2a do2

h. Lebar gigi worm, b1 2,5m z m 2 2

77

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


i. Lebar gigi wheel, b2
Dengan bm 2 0,45(d m1 6m) 0,45m( z F 6) , maka :
Untuk material perunggu, b2 = bm2
Untuk material paduan aluminium, b2 = bm2 + 1,8 m
j.

Menentukan parameter lain dari pasangan rodagigi cacing, yaitu :


*

Pitch, H = m z1

Sudut kisar rata-rata, m = arc tan (z1/zF) = arc tan (mz1/dm1)

Sudut kisar, o = arc tan (mz1/do1)

Modul normal, mn = m cos o

Sudut heliks wheel, 1 = 90o -

2. Jika data worm diketahui, yaitu dm1, z1, m dan rasio reduksi i
a. Menentukan jumlah gigi z2 , 2x2 dan zm2 dari tabel 24/2
b. Menghitung diameter wheel dm2 dan jarak antar poros a
dm2 = zm2 m

d m1 d m 2
2

c. Memeriksa harga faktor gigi zF dan nilai tangen sudut kisar tan m
Syarat yang harus dipenuhi adalah zF = dm1/m 6 ; tan m = z1/zF 1
d. Menentukan parameter lain dari pasangan rodagigi cacing, yaitu :
*

Pitch, H = m z1

Sudut kisar rata-rata, m = arc tan (mz1/dm1)

Sudut kisar, o = arc tan (mz1/do1)

Modul normal, mn = m cos o

Sudut heliks wheel, 1 = 90o

Menghitung diameter kepala dk1 dari worm


d k1 d m1 2m

Menghitung diameter kepala dk2 dari wheel


d k 2 d m 2 2m

d a 2 d m 2 3m

Dimana da2 adalah diameter luar wheel.


do2 = z2m
*

do1 = 2a do2

Lebar gigi worm, b1 2,5m z m 2 2

78

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


*

Lebar gigi wheel, b2


Dengan bm 2 0,45(d m1 6m) 0,45m( z F 6) , maka :
Untuk material perunggu, b2 = bm2
Untuk material paduan aluminium, b2 = bm2 + 1,8 m

3. Jika data operasional yang diketahui ( N 2, n1 dan n2 )


a. Membaca data dari gambar 24/21 s/d 24/24
b. Dengan data berupa jenis rodagigi cacing (H-worm atau E-worm),
putaran pinion n1, dan rasio reduksi i = n2/n1, maka dapat ditentukan
jarak antar poros (a) dan kapasitas worm terhadap ketahanan
temperatur NIT dan ketahanan permukaan gigi NIF .
c. Menentukan diameter worm dm1 dan wheel dm2 dari kedua persamaan
berikut :
a

d m1 d m 2
2

dan

i = dm2/dm1

d. Menentukan jumlah gigi z1, z2 dan zm2 dari tabel 24/2


e. Mencari nilai modul, m = dm1/z1 = dm2/z2
f. Menentukan parameter lain dari pasangan rodagigi cacing, yaitu :
*

Pitch, H = m z1

Sudut kisar rata-rata, m = arc tan (mz1/dm1)

Sudut kisar, o = arc tan (mz1/do1)

Modul normal, mn = m cos o

Sudut heliks wheel, 1 = 90o

Menghitung diameter kepala dk1 dari worm


d k 1 d m1 2m

Menghitung diameter kepala dk2 dari wheel


d k 2 d m 2 2m

d a 2 d m 2 3m

Dimana da2 adalah diameter luar wheel.


do2 = z2m

do1 = 2a do2

Lebar gigi worm, b1 2,5m z m 2 2

Lebar gigi wheel, b2

79

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


Dengan bm 2 0,45(d m1 6m) 0,45m( z F 6) , maka :
Untuk material perunggu, b2 = bm2
Untuk material paduan aluminium, b2 = bm2 + 1,8 m
B. PEMILIHAN SERI RODAGIGI CACING
Secara umum ada involute worm (E-worm), globoid worm (G-worm) dan
follow flank worm (H-worm). Data pemilihan untuk worm gear diberikan oleh
tabel 24/12, 24/13 dan gambar 24/21 s/d gambar 24/24. Dari beban
operasional yang ada dari tabel dan gambar tersebut, sebaiknya dipilih jenis
worm yang punya kapasitas ketahanan temperatur N T dan ketahanan
permukaan NF yang baik.
C. EFISIENSI DAN KERUGIAN DAYA
Dengan N1 adalah daya di worm, N2 adalah daya di wheel dan Nv adalah daya
yang hilang, maka efisiensi ditentukan dengan rumus berikut :
1. Jika worm sebagai penggerak,

N2
N2

N1 N 2 N v

2. Jika wheel sebagai penggerak,


'

N1 N 2 N v
1

2
N2
N2

3. Mencari harga daya yang hilang Nv diberikan dengan rumus berikut :


Nv
1
tan m
N 2
tan m
Nv
1

N 2 tan m

0 , 96

100

y 2 y 3

untuk E-worm

100

y 2 y 3
a

untuk H-worm

Dimana harga y2 dan y3 didapat dari tabel 24/11.


4. Kehilangan daya Nv ini disebabkan oleh gesekan pada kontak gigi N vz,
gesekan bantalan dan pelumas N o dan beban gesek bantalan Np,
sehingga :
N v N vz N o N p

80

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

dimana

1
tan m
tan m

N vz N 2 z

100

2,5

V 90 n1

1,8.1000 1000

No

100

0 , 44

N p 0,228 N 2

Catatan

: z o

A o

1 v F

4/3

i
d m2

dengan o y z

yw
a

; A 0,1 ; e

7,2
100 o

Dimana yz dari tabel 24/4 dan yw dari tabel 24/5.


D. MEMERIKSA KAPASITAS KEKUATAN PERMUKAAN GIGI (N1F DAN N2F)
Langkah-langkah yang ditempuh untuk memeriksa kekuatan permukaan gigi
(Safety Flank) adalah sbb :
1. Menghitung gaya tangensial wheel U2
U 2 1,43.10 6.

N2
d m 2 n2

2. Menentukan koefisien fm, yaitu :


fm

10
zF

3. Menentukan koefisien sistem gigi gear fz berdasar tabel 24/4


4. Menghitung faktor k, yaitu :
k

U2
f m f z bm 2 d m 2

5. Memilih data kekuatan material ko dari tabel 24/5


6. Menghitung kecepatan luncur rata-rata vF yaitu :
vF

v1
n1
dengan v1 d m1
cos m
19100

7. Mencari koefisien kecepatan fn dari tabel 24/8 dengan rumus, f n

2
2 v F0,85

8. Koefisien umur fh yang harganya dari tabel 24/3. Nilai f h tergantung pada
umur worm gear yang diinginkan / dirancang.

81

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


9. Koefisien beban bolak balik f w, untuk beban konstan f w = 1 dan untuk
beban dinamis nilai fw > 1 (tergantung karakteristik beban dinamisnya),
yaitu :

h h1 h2 ..

f w
h f 1 h1 f 2 h2 ...

1/ 3

fn

dan

f n' h' f n'' h '' ...


h ' h '' ...

Dimana untuk perubahan beban :


h adalah lama perioda saat gaya U2 muncul
h1 adalah lama perioda saat gaya f1U2 muncul
h2 adalah lama perioda saat gaya f2U2 muncul, dst
dan untuk perubahan putaran n 2 akan menghasilkan perubahan nilai v F
(point f) :
h adalah lama perioda saat n2 muncul, sehingga dapat dicari vF
h adalah lama perioda saat n2 muncul, sehingga dapat dicari vF
h adalah lama perioda saat n2 muncul, dan dapat dicari vF, dst.
Harga untuk fn ; fn ; fn dapat dicari dengan rumus dari point g diatas.
10. Menghitung faktor kgrenz yaitu :
k grenz k o f n f h f w k o

11. Menghitung nilai keamanan permukaan worm / wheel S F :


SF

k grenz
k

12. Batas kapasitas kekuatan permukaan gigi dari wheel N 2F adalah :


N 2 F 0,7

k grenz
SF

b d
f m f z m 2 m 2 n2
100 100

13. Efisiensi rodagigi cacing berdasar kekuatan permukaan

N 2F
N 2F

N 1F
N 2F N v

dimana harga Nv dicari dari persamaan point C.3. dengan N2 = N2F.


14. Jika kapasitas yang dihasilkan belum sesuai yang direncanakan, maka
dilakukan perancangan ulang mulai dari estimasi awal dimensi (point A).

82

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

E. MEMERIKSA KAPASITAS KETAHANAN TEMPERATUR ( NT1 DAN NT2 )


1. Menghitung beda temperatur antara casing dengan udara luar t u, yaitu :
tu = tw -tL,

dimana tw adalah temperatur luar casing dari pasangan

worm/wheel dan tL adalah temperatur udara luar


2. Menentukan nilai yB yaitu :
y B 0,355

untuk gear dengan air vanes

y B 0,14

untuk gear tanpa air vanes

3. Menghitung nilai yK yaitu :


yK

n1
1 yB

1000

1, 55

4. Menghitung nilai FK dan K yaitu :


a
FK K 5,52

100

1,8

yK

Jika pendinginan dilakukan dengan angin seperti halnya pada kendaran


yang sedang berjalan, maka nilai FK dan K :
K 17,7(1 0,1v L ) dan

a
FK 0,20

100

1, 85

5. Kapasitas pendinginan Nk adalah sama dengan daya yang hilang N v (point


C.3). Nilai Nk untuk pendinginan di udara adalah (N KL) :
*

Untuk beban konstan (untuk beban dinamis nilainya dirata-ratakan)


N v N K N KL t u FK

K
632

Untuk beban dengan durasi yang pendek (short time) selama h E :


N v y1 N KL

Dimana y1 didapat dari tabel 24/9 dengan referensi waktu h a dengan


yko adalah harga yk saat n1 = 1000 rpm (point c).
6. Kapasitas ketahanan temperatur untuk wheel N 2T dan worm N1T dicari
dengan membuat Nv = NK dan mengambil persamaan di point C.3., yaitu :

83

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


NK

N 2T N 2

tan m

1
tan m

100

y 2 y 3

untuk E-worm

NK

N 2T N 2

1
tan m

0 , 96

100

y 2 y 3
a

untuk H-worm

N 1T N 2T N K

dan

7. Efisiensi worm gear berdasar ketahanan temperatur :

N 2T
N 2T

N1T
N 2T N K

8. Jika kapasitas yang dihasilkan belum sesuai yang direncanakan, maka


dilakukan perancangan ulang mulai dari estimasi awal dimensi (point A).
F. MEMERIKSA KEAMANAN TERHADAP PATAH GIGI SB
Angka kemanan terhadap patah gigi adalah :
SB

C grenz
C max

dengan Cgrenz didapat dari tabel 24/6 dan C max

U 2 max
mn b2

Dimana b 1,1b2 (untuk wheel dari perunggu)

b 1,1b2 1,8m

(untuk wheel dari paduan aluminium)

3.2.2. Latihan
Contoh soal
Perkirakan dimensi rodagigi cacing tipe E dengan jarak antar poros a = 200
mm, rasio reduksi i = 10 dengan mengambil nilai z 1 = 3 dan zm2 = 30.
Jawab :
Dipilih df1 0,6.a0,85 54 mm. Nilai modul m

2a d f 1
z m 2 2,4

346
10,7 mm
32,4

Dipilih m = 11 mm, dm1 df1 + 2,4m = 80,4 mm, dipilih dm1 = 80 mm


Maka dk1 = dm1 + 2 m = 102 mm.
84

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

Diperiksa : z F

d m1
7,28 6
m

tg m

Didapat :

z1
0,412 1 , berarti bisa dipakai.
zF

dm2 = 2a dm1 = 320 mm


df2 dm2 2,4m = 293,6 mm
dk2 = dm2 + 2m = 342 mm
da2 dm2 + 3 m = 353 mm
z m2

d m2
29,1 dan dipilih z2 zm2 ; z2 = 29.
m

Didalam proses manufaktur untuk gear perlu ada pergeseran sebesar x 2 m


untuk mencapai jarak aksial sebesar a = 200 mm.
x2

z m2 z 2
0,05 (menurut tabel 24/2 diperbolehkan).
2

d01 = dm1 + 2x2 m = 81,1 mm


d02 = dm2 - 2x2 m = 318,9 mm
3.3.

Penutup

3.3.1. Test Formatif


Soal latihan
Data worm gear seperti contoh soal diatas dengan konstruksi pinion (worm)
dalam posisi berbaring dibawah (mendatar). Kecepatan penggerak n 1 = 700 rpm,
jumlah siklus kerja per hari sekitar 20 kali, untuk satu menit beban penuh, satu
menit beban sedang dan satu menit kondisi berhenti. Umurnya diharapkan
selama 10 tahun untuk 300 hari kerja per tahun dan 8 jam kerja per hari.
Perkirakan kapasitas N1F dan N1T untuk E-worm. Untuk perbandingan hitunglah
untuk H-worm.
3.3.2. Umpan balik
Mahasiswa

diminta

untuk

membandingkan

hasil

pekerjaan

saat

mengerjakan test dengan panduan perancangan seperti yang diberikan diatas.

85

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


Jika jawaban yang diberikan konsistensi dengan panduan perancangan diatas
akan, maka kemungkinan besar jawaban yang diberikan adalah benar.
3.3.3. Tindak lanjut
Mahasiswa

diminta

untuk

membandingkan

hasil

pekerjaan

saat

mengerjakan test dengan panduan perancangan seperti yang diberikan diatas.


Jika jawaban yang diberikan konsistensi dengan panduan perancangan diatas
akan, maka kemungkinan besar jawaban yang diberikan adalah benar.
3.3.4. Rangkuman
Perancangan rodagigi cacing diawali dengan tersedianya data-data untuk
perancangan seperti daya yang ada, putaran rodagigi dan rasio reduksi.
Perancangan diakhiri dengan memeriksa hasil analisis, apakah angka keamanan
dan keandalan rodagigi sesuai dengan diharapkan oleh si perancang. Jika angka
keamanan dan keandalan yang dihasilkan sesuai keinginan perancang maka
rodagigi hasil perancangan merupakan hasil final. Dalam perancangan ini ada
perhitungan efisiensi daya, karena untuk bekerjanya rodagigi cacing ini ada
gesekan antar pasangan gigi.
Jawaban Test Formatif
Jawaban :
Untuk E-worm, kira-kira N1F = 47,7 HP ; N1T = 42,6 HP. Untuk H-worm, kira-kira
N1F = 73,3 HP ; N1T = 75,2 HP
DAFTAR PUSTAKA
1.

Niemann, G., Machine Elements Design and Calculation in Mechanical


Engineering, Volume II, Springer-Verlag, 1978.

2.

Shigley, E.J, and Mischke, C. R., Mechanical Engineering Design, 5th., Ed.,
Mc Graw-Hill International , 1989

SENARAI
Subskrip

Satuan

Keterangan

86

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


1

Besaran untuk pinion

Besaran untuk gear

Besaran untuk lingkaran akar

Besaran untuk harga rata-rata

Besaran untuk arah normal

Besaran uuntuk lingkaran pitch

Besaran untuk arah transversal

Batas beban untuk permukaan gigi

Batas beban untuk temperatur

Notasi

Satuan

Keterangan

mm

Jarak poros terpasang

mm

Lebar gigi

mm

Panjang busur gigi

mm

Diameter

dm1, dm2

mm

Diameter rata-rata dari pinion dan gear

do1, do2

mm

Diameter pitch dari pinion dan gear

f1, f2, f3,

Koefisien

fh

Koefisien umur rodagigi

fw, fz, fm,

Koefisien

hE

jam

Waktu pemakaian

mm

Pich, kisar

Reduksi kecepatan / putaran

kgrenz, ko

kgf/mm2

Kekuatan permukaan

kgf/mm2

Tegangan permukaan

Lh

Jam

Umur (dalam jam)

m, mn

mm

Modul pada lingkaran pitch

M1

kgf.m

Torsi nominal pinion

N1

HP

Daya nominal pinion

NF1, NF2

HP

Kapasitas ketahanan permukaan pinion dan gear

NK, NKL

HP

Kapasitas pendinginan
87

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid


NT1, NT2

HP

Kapasitas ketahanan temperatur pinion dan gear

Nv, Nvz

HP

Kerugian daya

No

HP

Daya gesek tanpa ada pembebanan

Np

HP

Kerugian daya di bantalan

n1

rpm

Putaran nominal pinion

SB, SG, SF

Faktor keamanan

tL

Temperatur udara luar

tw

Temperatur luar casing/rumah

tu

Perbedaan temperatur

m/s

Kecepatan tangensial

vF

m/s

Kecepatan luncur antar gigi

V, V50

cSt

Viskosotas, pada 50oC

C
C

x1, x2

Faktor korigasi (berdasar nilai modul)

yz, yw,

Koefisien

z1, z2

Jumlah gigi arah transversal

zF, zm2

Faktor profil gigi

Sudut tekan

Sudut heliks

1, 2

Sudut heliks worm dan gear

, o, m

Lead angle

Sudut interseksi

Efisiensi total

Efisiensi kontak gigi

Koefisien gesek gigi

Koefisien gesek gigi minimum

Sudut gesek gigi

88

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

89

Perancangan rodagigi kerucut dan hipoid

90

Вам также может понравиться