Beberapa Petunjuk untuk Pembaca .
Data Ringkas Pemilik ..........::ssseesssessesereeeeeeeseeeees
DAFTAR ISI
BELAJAR DAN PRINSIP BELAJAR
A. Pengertian Belajar ....
B.Beberapa Prinsip Belajar
1. Belajar Harus Berorientasi pada Tujuan
yang Jelas :
2.Proses Belajar akan Terjadi bila
Seseorang Dihadapkan pada Situasi
Problematis
3.Belajar dengan Pengertian akan Lebih
Bermakna daripada Belajar dengan
Hafalan
4. Belajar Merupakan Proses yang Kontinu
5.Belajar Memerlukan Kemauan yang
Kuat
6.Keberhasilan Belajar Ditentukan oleh
Banyak Faktor
7.Belajar secara Keseluruhan akan
Berhasil daripada Belajar secara
Terbagi-bagi
8. Proses Belajar Memerlukan Metode yang
TEPAt sieccecgsswwesssrsimweavsinasseissesueeys
9. Belajar Memerlukan Adanya Kesesuai-
an antara Guru dan Murid 0.0...
10. Belajar Memerlukan Kemampuan dalam
Menangkap Intisari Pelajaran itu Sendiri
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASIL-
AN BELAJAR
1l
xiaa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.XI.
Xill.
5. Hindarkan Adanya Ketegangan Mental
Saat Belajar
D. Alternatif Lain
Konsentras! BELAJAR
A, Faktor-faktor Penyebab Gangguan Konsen-
trast Belajar ciccisiisscssicsssverssesssessesesnevee
B.Mencegah dan Mengatasi Gangguan
Konsentrasi Belajar ...........cccccscsesseeseeereeee
C.Pelatihan Meningkatkan Konsentrasi
Belajar ee
1. Sikap dalam Pelatihan
2. Tahap-tahap Pelatihan ..
D.Penerapan Pelatihan Konsentrasi .
Mencuapap! Tes ATAU UJIAN
A.Masalah-masalah yang Berhubungan
AengaH Wile s..ccpsca cscs cescnsepancsessenemessess
B. Mencegah dan Mengatasi Masalah-masalah
Ufiarr wosecccesesseresereeceesresseseessecseseveeeateeeseeess
MENENTUKAN JURUSAN DAN CiTa-cITA
A.Hal-hal yang Menentukan Pemilihan
Jurusan .......
1. Kepribadian ‘Siswa atau Mahasiswa
Bersangkutan ...........
2. Pengaruh Lingkungan Keluarga_
3. Peran Lingkungan Sekolah
4.
5
. Pengaruh Lingkungan Masyarakat ...........
. Informasi Studi Lanjutan dan Pekerjaan
atau Jabatan .... .
B. Kiat Memilih Jurusan .
1. Memahami Bakat .
2. Memahami Minat
C. Menentukan Cita-cita .
TENTANG PENULIS
xiv ~aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.mengoreksi kelemahan dan kelebihan bangsanya dan
juga mengoreksi kelebihan serta kelemahan bangsa
penjajah?
Pada akhirnya siswa pun akan dapat menemukan dan
menerapkan suatu pemikiran baru yang lebih bermanfaat
serta relevan dengan kehidupan siswa itu sendiri.
Misalnya, siswa dapat menemukan suatu pemikiran
bahwa persatuan bangsa merupakan hal yang mutlak
perlu untuk membentuk bangsa yang kuat. Persatuan
bangsa tersebut dapat dimulai dengan menggalang
persatuan antarpelajar yang merupakan suatu hal yang
sangat penting untuk memperkuat ketahanan sekolah
dan mencegah perkelahian antarpelajar.
4, Belajar Merupakan Proses yang Kontinu
Di dalam definisi belajar, kita telah dapat mengetahui
bahwa belajar merupakan suatu proses yang tentu saja
memerlukan waktu. Kita pun menyadari bahwa pikiran
manusia memiliki keterbatasan dalam menyerap ilmu
dalam jumlah: banyak sekaligus. Karena itu, belajar
harus dilakukan secara kontinu di dalam jadwal waktu
tertentu dengan jumlah materi yang sesuai dengan
kemampuan kita.
Hal ini hampir sama dengan kemampuan perut dalam
menyerap makanan (nasi) sebanyak sembilan piring; kita
memerlukan waktu tiga hari dengan jadwal makan tiga
kali sehari. Kita tidak akan mungkin memakan nasi
sebanyak sembilan piring dalam waktu yang sama.
Karena itu, lakukanlah belajar secara kontinu dengan
jadwal yang teratur, sesuai dengan waktu yang tersedia
bagi kita.
Sangat perlu dipahami bahwa belajar secara kontinu,
walaupun sedikit, akan jauh lebih baik dan bermanfaat
daripada belajar banyak dalam waktu satu malam
sekaligus. Prinsip ini berlaku untuk proses belajar dengan
hafalan, pengertian, ataupun keterampilan.
4aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.belajar yang tepat tersebut akan memungkinkan siswa
atau mahasiswa belajar lebih efektif dan efisien. Dengan
demikian, siswa atau mahasiswa akan terhindar dari
beban pikiran yang terlalu berat dalam mempelajari
suatu bidang studi. Perlu dipahami pula bahwa tepat
tidaknya suatu metode belajar tergantung pada cocok
tidaknya metode tersebut dengan jenis pelajaran dan
juga dengan siswa atau mahasiswa bersangkutan.
9.Belajar Memerlukan Adanya Kesesuaian antara
Guru dan Murid
Di dalam prinsip belajar ini, sengaja tidak kami
katakan bahwa belajar itu memerlukan guru yang baik,
karena kriteria guru yang baik itu relatif sifatnya. Apalagi
jika kriteria tersebut didasarkan pada pandangan siswa
atau mahasiswa yang biasanya lebih menitik-beratkan
penilaian kepada enak atau tidak enaknya cara mengajar
dan kemurahan pengajar yang bersangkutan dalam
memberi nilai tes atau ujian.
Kesesuaian antara guru dan murid, kenyataannya,
memang sangat mempengaruhi seorang murid dalam
menyenangi suatu pelajaran. Hal ini tentu saja akan
mempengaruhi motivasi murid dalam belajar. Karena
itu, guru yang baik tentunya akan selalu berusaha untuk
menerapkan metode pengajaran yang benar-benar
sesuai dengan kemampuan murid-muridnya. Guru itu
pun akan selalu berusaha menetapkan suatu metode
pengajaran yang akan membuat murid-muridnya senang
dan bersemangat serta merasa mudah dalam mempe-
lajari suatu bidang studi. Sebaliknya, murid yang baik
pun akan selalu berusaha untuk menyesuaikan diri
dengan gurunya, yang tentu saja sebagai manusia juga
memiliki kekurangan dalam banyak hal, termasuk dalam
kemampuan mengajar. Murid yang baik tentu akan dapat
memaklumi kekurangan-kekurangan yang ada pada
gurunya, dan akan dapat melihat kelebihan-kelebihanaa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.sehubungan dengan faktor biologis ini di antaranya
sebagai berikut.
Pertama, kondisi fisik yang normal. Kondisi fisik yang
normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan
sampai sesudah lahir sudah tentu merupakan hal yang
sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang.
Kondisi fisik yang normal ini terutama harus meliputi
keadaan otak, panca-indra, anggota tubuh seperti tangan
dan kaki, dan organ-organ tubuh bagian dalam yang akan
menentukan kondisi kesehatan seseorang.
Di sekolah-sekolah umum biasanya keadaan fisik yang
tidak normal jarang sekali menjadi masalah atau
hambatan utama dalam belajar. Hal ini karena
penerimaan murid di sekolah umum itu telah diseleksi
sedemikian rupa, schingga murid yang diterima
umumnya adalah mereka yang memiliki kondisi mental
dan fisik yang normal.
Kedua, kondisi kesehatan fisik. Bagaimana kondisi
kesehatan fisik yang sehat dan segar (fit) sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang, tentu-
nya telah kita ketahui dengan mudah dan tidak perlu
lagi kita bicarakan secara panjang lebar. Namun
demikian, di dalam menjaga kesehatan fisik, ada
beberapa hal yang sangat diperlukan. Hal-hal tersebut
di antaranya adalah makan dan minum harus teratur
serta memenuhi persyaratan kesehatan, olahraga
secukupnya, dan istirahat yang cukup. Selain itu, jika
terjadi gangguan kesehatan, segeralah berobat dan
jangan membiasakan diri untuk membiarkan terjadinya
gangguan kesehatan secara berlarut-larut.
2. Faktor Psikologis (Rohaniah)
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan
belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan
kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat
menunjang keberhasilan belaiar adalah kondisi mental
12aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.il
MASALAH KESULITAN BELAJAR
A. Pengertian Kesulitan Belajar
Kesuuran belajar adalah suatu kondisi yang menimbulkan |
hambatan dalam proses belajar seseorang. Hambatan
itu menyebabkan orang tersebut mengalami kegagalan
atau setidak-tidaknya kurang berhasil dalam mencapai
tujuan belajar. Dari pengertian kesulitan belajar di atas
jelaslah bahwa salah satu hal yang bisa dijadikan
kriteria untuk menentukan apakah seseorang meng-
alami kesulitan belajar adalah sampai sejauh mana ia
terhambat dalam mencapai tujuan belajar.
Sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tujuan belajar
mempunyai tingkat-tingkat tertentu yang harus dicapai
dalam priode (waktu) tertentu pula. Karena itu, untuk
menentukan apakah seorang siswa atau mahasiswa
mengalami kesulitan belajar atau tidak, diperlukan
suatu tindakan khusus yang disebut diagnosis kesulitan
belajar.
Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usaha yang
dilakukan untuk menentukan apakah seorang siswa
mengalami kesulitan belajar atau tidak dengan cara
melihat indikasi-indikasi sebagai berikut.
1. Nilai mata pelajaran di bawah sedang. Indikasi ini
merupakan indikasi yang paling mudah dilihat dan
paling umum dipakai oleh siswa atau mahasiswa,
pengajar dan orang tua. Jika seorang siswa atau
mahasiswa sering mendapat nilai di bawah enam,
22aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.VII
BELAJAR DI SEKOLAH
ATAU DI KAMPUS °
Betasar di sekolah atau kampus sebagaimana telah
dikatakan dapat diumpamakan sebagai pembuka jalan
menuju ke suatu tujuan. Siswa atau mahasiswa dapat
menempuh jalan itu dengan belajar sendiri atau belajar
berkelompok. Dengan kata lain belajar di sekolah atau
di kampus di bawah bimbingan guru atau dosen pada
hakikatnya merupakan penentu arah bagi mereka dalam
belajar sendiri atau berkelompok.
Untuk mencapai tujuan belajar sesuai dengan
ketentuan, sudah tentu para siswa atau mahasiswa .
harus memahami benar faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar di sekolah atau di kampus.
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Belajar di Sekolah atau di Kampus
1. Tegaknya Disiplin Sekolah secara Konsisten
Tegaknya disiplin sekolah secara konsisten merupa-
kan faktor pertama dan utama yang dapat menunjang
berlangsungnya proses belajar yang baik. Baik buruknya
lingkungan sekolah sebenarnya sangat ditentukan oleh
disiplin atau tata tertib yang dilaksanakan secara*
konsisten.
Hanya di sekolah dengan disiplin yang konsistenlah
proses belajar dapat berlangsung dengan baik sesuai
44 .aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.demikian, guru atau dosen tersebut diharapkan dapat
menguasai , materi pelajaran, dan mampu
menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan
berbagai metode yang baik kepada siswa atau
mahasiswa. Selain itu, guru atau dosen harus bisa
berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan
motivasi belajar siswa atau mahasiswa-nya. Guru atau
dosen yang tidak disenangi siswa atau mahasiswa
biasanya akan membuat motivasi belajar siswa atau
mahasiswa semakin lemah. Pada akhirnya, siswa atau
mahasiswa tidak akan menyenangi pula pelajaran yang
diajarkan guru atau dosen tersebut.
3. Kondisi Gedung Sekolah atau Kampus
Kondisi gedung sekolah atau kampus sebagai tempat
berlangsungnya proses belajar mengajar tentu saja
amat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar.
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan antara lain
adalah gedung hendaknya merupakan milik sendiri.
Letak gedung harus berada di lingkungan yang baik
dan tenang, serta tidak berdekatan dengan tempat-
tempat yang dapat mengganggu jalannya proses belajar
mengajar. Gedung harus dapat menampung seluruh
siswa atau mahasiswa dan juga seluruh peralatan yang
ada di dalamnya. Selain itu kondisi gedung harus dapat
memberikan suasana yang memungkinkan
berlangsungnya proses belajar dengan baik dan tenang.
4. Adanya Fasilitas Belajar yang Memadai
Untuk dapat mencapai prestasi belajar yang semaksi-
mal diperlukan fasilitas belajar yang juga lengkap.
Fasilitas belajar yang lengkap pada hakikatnya akan
mempermudah, mempercepat, dan memperdalam
pengertian siswa atau mahasiswa dalam proses belajar.
Fasilitas belajar yang sangat diperlukan untuk
47aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.IX
MENGHADAPI PENGAJAR
DAN PELAJARAN
YANG TIDAK DISENANGI
Siapa pun yang pernah menikmati bangku sekolah, tentu
pernah menghadapi guru atau dosen yang tidak
disenangi. Dengan sendirinya ia juga pernah mengha-
dapi pelajaran yang tidak disenangi, karena jika tidak
menyenangi guru atau dosennya, biasanya ia pun akan
merasa tidak senang terhadap pelajaran yang diajarkan.
Sebenarnya jika mau bersikap kritis dan objektif, kita
akan sampai pada suatu kesimpulan bahwa sejak duduk
di bangku sekolah dasar sampai perguruan tinggi, kita
lebih sering berhadapan dengan guru atau dosen yang
tidak sesuai dengan harapan kita. Dengan kata lain,
jarang sekali kita berhadapan dengan guru atau dosen
yang benar-benar ideal.
Siswa atau mahasiswa boleh saja mempunyai suatu
gambaran figur guru atau dosen yang benar-benar ideal.
Namun, melihat kenyataan di atas, siswa atau
mahasiswa jangan terlalu berharap setiap guru atau
dosen akan bisa mengajar sesuai dengan harapan
mereka. Harapan seperti itu hanya akan menimbulkan
masalah, yang mengakibatkan mereka hanya bisa
belajar dengan rajin dan baik jika diajar oleh guru atau
dosen yang mereka senangi saja. Sebaliknya, mereka
akan malas dan sulit sekali mempelajari pelajaran yang
diajarkan guru atau dosen yang tidak mereka senangi.
57A. Menghadapi Pengajar yang tidak Disenangi
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam meng-
hadapi pengajar yang tidak disenangi. Cara-cara tersebut
antara lain sebagai berikut.
1. Pahami.dan yakini dengan sedalam-dalamnya bahwa
setiap guru atau dosen pasti memiliki kekurangan.
Misalnya dalam hal kemampuan berkomunikasi,
metode mengajar, penampilan, atau kewibawaan.
Selanjutnya harus diusahakan untuk memahami dan
meyakini bahwa guru atau dosen yang tidak disenangi
itu pasti memiliki pula kelebihan-kelebihan. Setidak-
tidaknya guru atau dosen tersebut mempunyai
kemampuan yang lebih tinggi daripada siswa dalam
bidang pelajaran yang diajarkannya. Untuk
memahami orang lain secara objektif memang tidak
selalu mudah, karena biasanya jika merasa tidak suka
kepada orang lain, kita cenderung hanya melihat
kejelekan-kejelekannya. Setelah memahami
kelebihan dan kekurangan guru atau dosen tersebut
usahakanlah untuk dapat menyesuaikan diri
dengannya. Misalnya dengan banyak bertanya bila
cara mengajar guru atau dosen tersebut memang
kurang dapat dimengerti. Adakan dialog secara
terbuka antara siswa atau mahasiswa dan guru atau
dosen tersebut pada suatu kesempatan di luar jam
pelajaran. Biasanya guru atau dosen yang memiliki
itikad baik dalam mengajar, akan senang sekali jika
siswa atau mahasiswa mengajukan pertanyaan
kepadanya. Hal ini disebabkan ia merasa pelajaran
yang diajarkannya benar-benar mendapat perhatian
dari siswa atau mahasiswanya.
2. Jangan terlalu menuruti perasaan saja, misalnya
dengan bersikap masa bodoh terhadap pelajaran yang
diajarkan oleh guru atau dosen yang tidak disenangi.
Tetaplah berpikir dengan sehat. Jika bersikap masa
58bodoh, berarti kita telah memastikan diri gagal total
dalam meraih prestasi di dalam mata pelajaran
tersebut. Bila tetap berusaha mengikuti pelajaran
tersebut, setidak-tidaknya kita masih bisa meraih
prestasi yang cukup di dalam mata pelajaran tersebut.
Bukankah hal itu lebih berman-faat?
3. Ketidaksenangan kepada guru atau dosen tertentu
hendaknya jangan sampai membuat kita bersikap
tidak sopan yang dapat merusak hubungan baik
dengannya. Jika hal ini sampai terjadi, sama saja
dengan menciptakan masalah baru yang akan
menimbulkan ketidak-tenangan dalam belajar. Misal-
nya timbul perasaan cemas jika guru atau dosen
tersebut akan memberi nilai buruk dalam ujian.
4. Usahakan agar perhatian tidak terlalu terfokus
kepada guru atau dosen yang mengajar. Berikanlah
perhatian yang lebih besar kepada pelajaran yang
diajarkan dan berusahalah untuk menyenangi
pelajaran tersebut, dengan melikat manfaat-manfaat-
nya.
5. Usahakan untuk selalu belajar dengan inisiatif dan
kesadaran sendiri. Dengan demikian, siapa pun guru
atau dosen yang mengajar, tidak akan menimbulkan
masalah yang besar.
Demikianlah beberapa cara menghadapi guru atau
dosen yang tidak disenangi. Sebenarnya jika motivasi
belajar benar-benar kuat, keberadaan guru atau dosen
yang tidak disenangi ini tidak akan menjadi persoalan.
B. Menghadapi Pelajaran yang tidak Disenangi
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa
ketidaksenangan terhadap guru atau dosen akan
menyebabkan siswa atau mahasiswa tidak menyukai
pula pelajaran yang diajarkan. Namun, ada kalanya
seorang siswa kurang menyukai pelajaran tertentu,
59walaupun guru atau dosen yang mengajar tidak
termasuk dalam kelompok guru atau dosen yang tidak
disenangi. Jelaslah bahwa ketidaksenangan siswa atau
mahasiswa terhadap satu pelajaran dapat disebabkan
hal-hal lain. Tentu saja sebab-sebab tersebut sangat
perlu diketahui agar kita dapat mengatasinya dengan
mudah. Berikut ini adalah beberapa sebab suatu
polajeran tidak disenangi.
1, Adanya kesulitan belajar pada mata pelajaran tertentu
yang dirasakan sangat sulit untuk diatasi.
. Mata pelajaran tertentu dianggap kurang penting.
. Siswa atau mahasiswa menganggap mata pelajaran
tertentu kurang relevan dengan jurusan atau bidang
studi dan cita-citanya.
4, Ada kalanya siswa atau mahasiswa merasa tidak ber-
bakat di dalam pelajaran tertentu.
5. Kegagalan siswa atau mahasiswa untuk menemukan
metode belajar yang tepat dalam mata pelajaran
tertentu.
wn
Setelah mengetahui hal-hal yang menjadi penyebab
siswa atau mahasiswa tidak menyenangi mata pelajaran
tertentu, selanjutnya kita tinggal membahas cara-cara
menghadapi mata pelajaran yang tidak disenangi tersebut.
Sebagimana kita ketahui bahwa walaupun tidak
menyenangi suatu mata pelajaran, siswa atau maha-
siswa tetap saja dituntut untuk mengikuti pelajaran
tersebut dan mengikuti pula ujian yang diadakan. Karena
itu, jalan terbaik dalam mengatasi persoalan ini, siswa
atau mahasiswa harus berusaha untuk tetap meng-
hadapi pelajaran yang tidak disenanginya. Hal itu dapat
dilakukan dengan cara berikut.
1. Usahakan ‘untuk melihat manfaat yang ada dalam
mata pelajaran yang tidak disenangi. Semakin banyak
manfaat yang dapat dilihat, semakin besar kemung-
kinan dapat menyenangi pelajaran tersebut.
2. Hilangkan sikap meremehkan pelajaran tertentu
60dengan alasan apa pun. Ingatlah selalu bahwa
bagaimanapun kita harus mendapat nilai yang baik
dalam semua mata pelajaran.
3. Usahakan untuk mencari metode belajar yang
memungkinkan kita tetap mempelajari pelajaran yang
tidak disenangi itu dengan mudah. Setidak-tidaknya
kita harus mencari metode belajar yang memungkin-
kan kita memperoleh nilai yang cukup baik.
4. Hilangkan perasaan bahwa kita tidak berbakat atau
tidak mampu dalam mata pelajaran tertentu, karena
bakat itu justru baru dapat diketahui setelah kita
belajar dengan segala usaha yang keras.
5. Berusahalah dengan berbagai cara untuk dapat
mengatasi kesulitan belajar yang dialami dalam mata
pelajaran yang tidak disenangi. Kesulitan belajar yang
tidak segera diatasi akan menyebabkan kita semakin
tidak menyenangi pelajaran tersebut.
Ketidaksenangan terhadap guru atau dosen dan
pelajaran tertentu biasanya dapat menyebabkan motivasi
belajar siswa atau mahasiswa berkurang bahkan hilang
sama sekali. Untuk mengatasinya kita dapat mem-
pelajari kembali cara membangkitkan motivasi belajar
yang telah diuraikan dalam Bab IV.
61X
MASALAH KEJENUHAN BELAJAR
A. Pengertian Kejenuhan Belajar
Kevenuxan belajar merupakan suatu bentuk kesulitan
belajar yang tidak selalu mudah untuk diatasi. Bahkan
lebih daripada itu, seringkali faktor penyebabnya tidak
dapat diketahui dengan jelas. Gejala-gejala yang sering
dialami adalah timbulnya rasa enggan, malas, lesu, dan
tidak bergairah untuk belajar. Padahal sebetulnya
individu yang bersangkutan masih mempunyai kemauan
untuk belajar.
Sebagai langkah awal untuk mengatasi kejenuhan
belajar:ini, akan kita bahas dulu pengertian kejenuhan
belajar tersebut.
Kejenuhan belajar adalah suatu kondisi mental
seseorang saat mengalami rasa bosan dan lelah yang
amat sangat sehingga mengakibatkan timbulnya rasa
enggan, lesu, tidak bersemangat, atau tidak bergairah
untuk melakukan aktivitas belajar.
Kejenuhan belajar ini dapat dialami siapa saja,
terutama orang-orang yang sejak masa sekolah dasarnya
merupakan orang-orang yang sangat rajin belajar.
Berdasarkan pengamatan dan informasi dari berbagai
sumber; ternyata masalah kejenuhan belajar ini banyak
dijumpai pada tingkatan SLTP, SLTA, sampai mahasiswa.
Masalah. ini jarang sekali dialami anak-anak SD.
62B. Penyebab Kejenuhan Belajar
Kejenuhan belajar, sebagaimana kejenuhan pada
aktivitas-aktivitas lainnya, pada umumnya disebabkan
suatu proses yang berlangsung secara monoton (tidak
bervariasi) dan telah berlangsung sejak lama. Adapun
faktor-faktor yang umumnya dapat menjadi penyebab
kejenuhan belajar sebagai berikut.
1. Cara atau Metode Belajar yang tidak Bervariasi
Seringkali siswa atau mahasiswa tidak menyadari
bahwa cara belajar mereka sejak sekolah dasar sampai
perguruan tinggi tidak berubah-ubah. Misalnya, cara
mempelajari pelajaran hafalan. Tidak sedikit siswa atau
mahasiswa mempelajari pelajaran hafalan ini dengan
cara membaca langsung dari buku, dan hal ini mereka
lakukan sejak duduk di sekolah dasar. Contoh lainnya
dalam belajar ilmu pasti yang dilakukan dengan cara
menghafal rumus-rumus di buku dan menghafal cara
menyelesaikan soal dari contoh-contoh soal yang tertulis
di buku. Cara belajar seperti ini pun banyak dilakukan
siswa atau mahasiswa sejak di sekolah dasar.
Ada lagi kebiasaan belajar yang sering dilakukan siswa
atau mahasiswa sejak di sekolah dasar yaitu melakukan
aktivitas belajar hanya jika akan menghadapi tes atau
ujian. Cara-cara belajar yang tidak berubah-ubah seperti
itulah yang merupakan salah satu sebab terjadinya
kejenuhan belajar.
2. Belajar hanya di Tempat Tertentu
Belajar hanya di tempat tertentu dengan kondisi
ruang, seperti letak meja, kursi, benda-benda lain,
keadaan dinding, dan lain-lain kondisi ruang yang tidak
berubah-ubah, dapat pula menimbulkan kejenuhan
belajar. Selain itu, jika kita tidak pernah mencoba belajar
63di tempat lain kadang-kadang sebagian kecil atau
sebagian besar pelajaran yang telah kita serap, hilang
begitu saja dari pikiran pada saat menghadapi tes atau
ujian, di tempat yang kondisinya jauh berbeda dengan
tempat belajar.
3. Suasana Belajar yang tidak Berubah-ubah
Di dalam bab-bab sebelumnya kita telah menyimpul-
kan cara belajar yang baik itu bersifat individual. Setiap
siswa atau mahasiswa mempunyai cara belajar
tersendiri yang cocok bagi dirinya. Yang penting cara
belajar yang dilakukan itu harus sesuai dengan prinsip-
prinsip belajar.
Demikian pula halnya dengan suasana belajar. Setiap
siswa atau mahasiswa membutuhkan suasana yang
berbeda satu sama lain. Walaupun demikian, suasana
yang dibutuhkan setiap siswa atau mahasiswa tentu saja
suasana lingkungan yang dapat menimbulkan
ketenangan berpikir. Sangat perlu diketahui bahwa
setenang apa pun lingkungan tempat belajar, bila
suasananya tidak berubah-ubah sejak lama, mungkin
saja dapat menimbulkan kejenuhan belajar. Jadi,
jelaslah bahwa setenang apa pun ruang belajar kita,
belum tentu dapat selalu menunjang keberhasilan
belajar.
4. Kurang Aktivitas Rekreasi atau Hiburan
Sebagaimana halnya dengan aktivitas fisik, proses
berpikir yang merupakan aktivitas mental saat kita
belajar dapat pula menimbulkan kelelahan, dan
kelelahan tersebut membutuhkan juga istirahat dan
penyegaran (refreshing). Sesungguhnya aktivitas belajar
itu sangat banyak menyita energi mental. Kelelahan
yang ditimbulkannya tidak terasa pada mental atau
pikiran saja, tetapi juga pada seluruh bagian fisik. Jika
64kehidupan schari-hari seorang siswa atau mahasiswa
hanya diisi dengan aktivitas belajar tanpa diimbangi
dengan aktivitas lain yang bersifat rekreatif (hiburan)
dan refreshing (penyegaran), mungkin saja ia akan
mengalami gejala kelelahan mental yang berat dan
berlarut-larut. Kelelahan seperti itulah yang sering
disebut dengan kejenuhan. Kejenuhan tersebut
dirasakan dalam bentuk gejala timbulnya rasa enggan,
malas, lesu, tidak bersemangat atau tidak bergairah
untuk belajar, walaupun sebenarnya siswa atau maha-
siswa yang bersangkutan masih mempunyai kemauan
cukup kuat untuk belajar.
5. Adanya Ketegangan Mental yang Kuat dan Berlarut-
larut pada Saat Belajar
Adanya ketegangan mental yang kuat dan berlarut-
larut pada saat belajar dapat menimbulkan kelelahan
mental berlebihan. Selanjutnya kelelahan tersebut dapat
menimbulkan kejenuhan belajar dengan intensitas yang
sangat kuat. Ketegangan mental tersebut dapat disebab-
kan banyak faktor yang di antaranya sebagai berikut:
pelajaran-pelajaran tertentu dirasakan sangat sulit,
pelajaran-pelajaran tertentu diajarkan oleh pengajar
yang ditakuti dan tidak disenangi, jumlah materi
pelajaran dirasakan terlalu banyak karena siswa atau
mahasiswa yang bersangkutan sering menunda-nunda
waktu belajar, takut gagal dalam ujian atau tes, belajar
secara mendadak karena biasanya belajar hanya
dilakukan bila akan menghadapi ujian atau tes pada
esok hari.
Perlu juga diketahui bahwa faktor-faktor yang menjadi
penyebab kejenuhan belajar itu seringkali tidak atau
sukar diketahui siswa atau mahasiswa yang bersang-
kutan. Pada umumnya mereka menjadi bingung karena
merasa masih mempunyai kesadaran dan kemauan
untuk belajar, tetapi seringkali dihambat oleh adanya
65rasa enggan, lesu, malas, tidak bergairah atau tidak
bersemangat pada waktu melakukan aktivitas belajar.
Karena itu, pelajarilah dengan saksama faktor-faktor
yang menjadi penyebab terjadinya kejenuhan belajar
tersebut sebagaimana telah diuraikan di atas. Dengan
memahami faktor-faktor penyebab masalah kejenuhan
belajar tersebut, siswa atau mahasiswa tidak akan
terlalu sulit untuk melakukan tindakan-tindakan guna
mencegah dan mengatasi masalah tersebut.
C. Mencegah dan Mengatasi Kejenuhan Belajar
Setelah memahami faktor-faktor penyebab terjadinya
kejenuhan belajar, kita dapat melakukan usaha-usaha
untuk mencegah dan mengatasi masalah tersebut
dengan cara-cara sebagai berikut.
1. Belajar dengan Cara atau Metode yang Bervariasi
Sebagaimana kita ketahui bahwa aktivitas apa saja,
* walaupun merupakan aktivitas yang menyenangkan, jika
dilakukan terus-menerus tanpa perubahan dalam waktu
yang lama, aktivitas tersebut akan membuat kita merasa
bosan atau jenuh. Selanjutnya kita akan merasa enggan,
malas, lesu, dan tidak bersemangat untuk melakukan-
nya. Demikian pula halnya dengan aktivitas belajar. Jika
dilakukan dengan metode yang tidak berubah-ubah, kita
akan dihinggapi rasa bosan jenuh. Karena itu, lakukan
aktivitas belajar dengan metode yang bervariasi.
Misalnya jika dulu terbiasa mempelajari pelajaran
hafalan dengan cara membaca langsung dari buku,
sekarang cobalah mempelajarinya dengan membuat
ringkasan pelajaran sejak awal semester atau catur
wulan. Dengan rajin membuat ringkasan pelajaran, kita
akan terlatih untuk menangkap intisari atau bagian
terpenting dari setiap pelajaran. Saat meringkas
66pelajaran sebenarnya telah terjadi proses menghafal
atau mengingat. Hasil ringkasan akan membuat
pelajaran menjadi lebih sedikit dan lebih mudah untuk
dipelajari.
Demikian pula halnya dengan pelajaran ilmu pasti.
Jika dulu terbiasa untuk mempelajari atau menghafal
rumus-rumus dengan cara membaca langsung dari buku,
cobalah sekarang mempelajari atau menghafal rumus-
rumus tersebut dengan cara menulisnya di kartu yang
lalu ditempelkan pada dinding kamar atau ruang belajar.
Cara ini akan membuat kita mempunyai lebih banyak
kesempatan dan kemudahan dalam menghafal dan
mempelajari rumus-rumus tersebut. Selain itu, jika dulu
terbiasa belajar pada waktu akan menghadapi tes atau
ujian saja, cobalah sekarang membiasakan diri untuk
belajar sejak awal semester atau catur wulan. Sebagai-
mana telah dikatakan dalam bab sebelumnya bahwa
belajar itu tidak perlu dilakukan dalam waktu yang
terlalu lama. Belajarlah dalam waktu yang secukupnya
saja, tetapi lakukan secara kontinu. Ini sesuai dengan
salah satu prinsip belajar bahwa belajar itu merupakan
proses yang kontinu.
Dengan belajar secara kontinu kita akan selalu siap
menghadapi tes atau ujian kapan saja, walaupun guru
atau dosen yang bersangkutan tidak memberi tahu jadwal
tes atau ujian tersebut sebelum-nya. Selain itu, kita
tidak akan terlalu dihinggapi ketegangan mental yang
disebabkan rasa takut gagal dalam menempuh tes atau
ujian.
Untuk belajar dengan metode yang bervariasi atau
bermacam-macam, cobalah pelajari kembali uraian
tentang metode belajar yang berhasil sebagaimana telah
diuraikan dalam Bab VIII. Selanjutnya cobalah
kembangkan sendiri berbagai macam metode belajar
yang paling cocok dan efektif bagi diri sendiri.
672. Mengadakan Perubahan Fisik di Ruang Belajar
Untuk mencegah dan mengatasi kejenuhan belajar
dan juga untuk menambah motivasi belajar, perlu juga
diadakan perubahan-perubahan dalam ruang belajar.
Mungkin sudah sejak lama letak meja belajar, kursi,
dan alat-alat lain di ruang belajar diletakkan di satu
sudut tertentu saja. Selain itu, mungkin sudah sejak
lama dinding ruang belajar tidak dihiasi dengan gambar-
gambar yang ada hubungannya dengan kegiatan belajar.
Karena itu, sekarang cobalah ubah letak meja belajar,
kursi, dan alat-alat lain di ruang belajar. Jika perlu
tambahkan dengan benda-benda lain yang kira-kira
dapat menciptakan suasana baru di ruang belajar. Ada
baiknya jika dinding ruang belajar dihiasi dengan
gambar-gambar ahli pikir atau cendekiawan yang
dikagumi. Sedikit banyak, gambar-gambar tersebut dapat
juga menambah terciptanya suasana belajar di ruang
belajar.
Selain itu, ada baiknya juga jika sekali-sekali mencoba
belajar di tempat lain, misalnya di ruang tengah atau di
rumah teman. Hal ini bermanfaat agar selain tidak
merasa bosan, kita pun menjadi terbiasa dalam
menghadapi perubahan kondisi dan situasi tempat dalam
proses belajar. Dengan begitu, pelajaran yang telah
dihafalkan dan dimengerti tidak akan mudah hilang dari
pikiran, walaupun kita menghadapi ujian di tempat yang
kondisinya jauh berbeda dengan ruang belajar kita.
3. Menciptakan Suasana Baru di Ruang Belajar
Pada umumnya ruang belajar yang tenang dan jauh
dari kebisingan merupakan tempat yang ideal untuk
belajar. Namun, jika hal ini dilakukan dalam jangka
waktu yang lama tanpa perubahan, mungkin. saja kita
akan dihinggapi kejenuhan belajar. Karena itu,
sebaiknya coba ciptakan suasana baru di ruang belajar,
68umpamanya dengan belajar sambil mendengarkan musik
instrumental yang berirama tenang dan merupakan
musik kesenangan kita. Atau dengarkanlah musik
tersebut setiap kali kita berhenti belajar untuk
beristirahat sejenak. Dengan cara ini, setidak-tidaknya
kelelahan dan kejenuhan belajar dapat dinetralisir.
4. Melakukan Aktivitas Rekreasi atau Hiburan
Sebagaimana telah diuraikan di muka bahwa aktivitas
berpikir saat kita belajar merupakan aktivitas mental
yang dapat pula menimbulkan kelelahan mental. Perlu
diketahui bahwa kelelahan mental yang berlarut-larut
dapat menimbulkan kejenuhan belajar bila kita tidak
mengimbanginya dengan aktivitas lain yang bersifat
rekreatif (hiburan) dan refreshing (penyegaran).
Salah satu cara untuk mencegah dan mengatasi
kejenuhan belajar adalah dengan jalan membuat
rencana atau program aktivitas rekreasi dan refreshing
yang dapat dilakukan setelah belajar secara kontinu.
Usahakan agar aktivitas-aktivitas tersebut merupakan
pengembangan hobby yang berbentuk keterampilan
tertentu dan bermanfaat pula untuk menunjang masa
depan. Perlu diusahakan agar aktivitas-aktivitas tersebut
dilakukan secara bervariasi, karena suatu kegiatan
hiburan apa pun akan berkurang intensitas hiburannya
bila terasa telah membosankan.
5. Hindarkan Adanya Ketegangan Mental Saat Belajar
Ketegangan mental akan membuat aktivitas belajar
terasa jauh lebih berat dan melelahkan. Ketegangan
mental tersebut bila telah dialami dalam waktu lama
dapat menimbulkan kejenuhan belajar yang sangat kuat.
Berbagai macam sumber penyebab ketegangan men-
tal saat kita belajar sebagaimana telah diuraikan di
muka dapat dihindari dengan jalan belajar santai, dalam
69arti belajar dengan sikap rileks dan bebas dari
ketegangan. Adapun cara belajar santai untuk
menghindari atau mengurangi ketegangan dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a, Memperkecil seminimal mungkin kesulitan-kesulitan
dalam ‘pelajaran tertentu. Hal ini dapat dilakukan
dengan jalan banyak bertanya kepada guru, belajar
dengan teman yang lebih pandai, atau mengikuti les
pelajaran tambahan.
b. Usahakan untuk lebih memfokuskan perhatian kepada
pelajaran yang diajarkan, bukan kepada pengajarnya.
Dengan demikian, bila diajar guru atau dosen yang
tidak disenangi, kita tidak akan dihinggapi ketegangan
mental yang berat. Perlu diingat lagi uraian pada bab
sebelumnya bahwa sejak di sekolah dasar sampai
perguruan tinggi, kita jarang sekali mendapatkan
guru atau dosen yang benar-benar ideal dan sesuai
dengan harapan kita. Karena itu, lebih baik selalu
mempersiapkan mental untuk menyesuaikan diri
dengan setiap guru atau dosen yang mengajar.
c. Hindarkan kebiasaan selalu menunda-nunda waktu
belajar yang hanya akan menyebabkan materi
pelajaran yang belum dipelajari menjadi semakin
banyak dan semakin berat. Belajarlah secukupnya
saja sejak awal semester atau catur wulan dan
lakukanlah secara kontinu serta bertahap.
D. Alternatif Lain
Dari berbagai pengalaman yang penulis alami
dapatlah ditarik kesimpulan bahwa kejenuhan bersifat
menghilangkan suatu kecenderungan. Misalnya, seorang
siswa atau mahasiswa yang pada mulanya rajin belajar,
dapat menjadi malas belajar karena dihinggapi
kejenuhan. Juga perlu disadari bahwa kejenuhan itu
dapat pula menghilangkan suatu kecenderungan yang
70ruang belajar, suasana belajar, tingkah laku teman saat
belajar di kelas, atau sikap guru atau dosen saat
mengajar. Biasanya pengalaman yang bersifat monoton,
apalagi jika tidak menyenangkan, akan cepat sekali
menyebabkan kejenuhan.
Hal penting lainnya yang juga sangat perlu kita
lakukan adalah mengidentifikasi isi pikiran atau hal-
hal yang sering menjadi pemikiran sehari-hari.
Seringkali kita tidak menyadari bahwa yang menjadi
pemikiran kita pada umumnya adalah hal-hal yang
tertangkap oleh panca-indra, terutama yang kita lihat
dan kita dengar. Hal ini tentu saja akan membatasi isi
pikiran kita pada hal-hal yang monoton (rutin) yang pada
akhirnya akan membuat kita merasa jenuh, apalagi jika
hal-hal rutin yang tertangkap panca-indra kita itu berupa
hal-hal yang tidak disukai. Jelaslah bahwa untuk
mencegah timbulnya kejenuhan, kita perlu menyeleksi
hal-hal yang sebaiknya kita pikirkan dan hal-hal yang
sebaiknya kita abaikan. Selain itu, kita pun perlu
memperluas wawasan agar isi pikiran kita tidak terbatas
pada hal yang tertangkap panca-indra kita saja.
Seorang siswa atau mahasiswa yang berpandangan
sempit mungkin dalam belajar hanya mengutamakan
cara untuk lulus dalam suatu ujian. Mungkin lulus ujian
itu ia tafsirkan sebagai keberhasilan memperoleh nilai
tinggi. Pandangan seperti ini akan mengakibatkan
seorang siswa atau mahasiswa hanya bisa menikmati
hasil belajar dalam bentuk lulus ujian dengan nilai yang
tinggi, sedangkan proses belajar dirasakannya sebagai
beban. Perasaan dibebani inilah salah satu penyebab
utama timbulnya kejenuhan belajar.
Hal-hal di atas sebenarnya tidak akan terjadi jika
siswa atau mahasiswa memperluas wawasannya,
sehingga cara berpikirnya tidak terbatas pada yang
tertangkap panca-indra saja. Misalnya, dengan melihat
manfaat yang terdapat dalam suatu mata pelajaran
tertentu dan dengan memperkirakan penerapan serta
72kenikmatan manfaat-manfaat tersebut pada masa kini
dan masa yang akan datang. Kita ambil contoh pelajaran
bahasa Inggris yang manfaatnya sudah diketahui banyak
orang, namun kenyataannya tidak banyak siswa atau
mahasiswa yang dapat menerapkan atau menikmati
manfaat pelajaran tersebut secara maksimal dalam
kehidupannya. Akibatnya, seringkali kita lihat lulusan
SLTA yang sebenarnya paling sedikit pernah belajar
bahasa Inggris selama enam tahun, masih memiliki
kemampuan yang terlalu rendah dalam pelajaran
tersebut. Padahal banyak sekali manfaat dalam
pelajaran bahasa Inggris yang dapat diterapkan siswa
atau mahasiswa dalam kehidupannya pada masa kini
dan masa yang akan datang, misalnya membaca buku-
buku ilmiah dan hiburan, memperluas pergaulan,
menaikkan gengsi, menikmati film dan lagu-lagu
berbahasa Inggris, mempermudah mendapat pekerjaan
di suatu kantor, ataupun berwiraswasta.
Kemampuan untuk menikmati proses belajar dengan
sendirinya akan menimbulkan motivasi belajar. Hal ini
pun akan mencegah timbulnya kejenuhan belajar
karena proses belajar ini tidak lagi dianggapnya sebagai
beban. Pada akhirnya bukan tidak mungkin seorang siswa
atau mahasiswa dapat memperoleh hiburan atau refresh-
ing, justru dengan menikmati proses belajar itu sendiri.
737. Terlalu banyak menghadapi masalah hidup yang berat.
8. Lemahnya kondisi mental dalam menanggung beban
hidup.
9. Pikiran sering melayang kepada gangguan-gangguan
di sekitar lingkungan belajar, seperti suara manusia
atau bunyi kendaraan.
Pada prinsipnya gangguan konsentrasi merupakan
suatu proses dengan kondisi sebagai berikut.
1. Pikiran terfokus kepada hal-hal lain yang tidak berhu-
bungan dengan pelajaran.
2. Pikiran terfokus kepada hal-hal yang tidak jelas.
3. Kelemahan individu dalam mengendalikan pikirannya.
B. Mencegah dan Mengatasi Gangguan Konsentrasi
Belajar
Berdasarkan uraian di atas, gangguan konsentrasi
belajar dapat dicegah dengan cara berikut.
1, Mencegah terjadinya masalah-masalah hidup yang
dapat menimbulkan beban mental yang berat. Dalam
hal ini terutama kita harus mencegah agar hal-hal
rutin yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari
tidak menimbulkan masalah besar. Jika tidak
demikian, tentu saja kita akan dihinggapi beban pikiran
atau mental secara rutin pula.
2. Bersikap positif dalam masalah apa pun. Sikap positif
ini antara lain dengan bersikap pasrah kepada Tuhan,
tetapi tidak menyerah dan terus berusaha mencari
jalan terbaik dalam menghadapi masalah yang dialami.
Sikap positif ini bukan saja dapat mengatasi gangguan
konsentrasi belajar, melainkan juga dapat
meningkatkan penguasaan pikiran seorang siswa atau
mahasiswa. Akhirnya, siswa atau mahasiswa akan
tetap mampu mengonsentrasikan pikirannya kepada
pelajaran walaupun ia mengalami berbagai macam
masalah.
75aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.Setiap siswa atau mahasiswa sudah tentu ingin mencapai
¥
prestasi belajar semaksimal mungkin. Prestasi maksimal akan
memudahkan proses studi lanjutannya. Akan tetapi, usaha untuk
itu tidak selalu mudah. Tidak hanya siswa atau mahasiswanya yang
kesulitan, para orang tua pun turut merasakannya. Buku ini hadir
untuk memberikan cara terbaik memilih dan menentukan :
metode belajar, jurusan, dan cita-cita. Penyajian yang sederhana
ISBN 97993862
;
|! I
21
386
1-7
a
memudahkan Anda memahani isinya. Karenanya, milikilah buku
789799 inidan pastikan Anda mencapai prestasi belajar yang maksimal.
PUSTAKA PEMBANGUNAN SWADAYA NUSANTARA
JI. Gunung Sahari 111 6
Telp. 4204402,
tax Meranghai Kata Berbagi Pengetahuan
&,