Вы находитесь на странице: 1из 86
Beberapa Petunjuk untuk Pembaca . Data Ringkas Pemilik ..........::ssseesssessesereeeeeeeseeeees DAFTAR ISI BELAJAR DAN PRINSIP BELAJAR A. Pengertian Belajar .... B.Beberapa Prinsip Belajar 1. Belajar Harus Berorientasi pada Tujuan yang Jelas : 2.Proses Belajar akan Terjadi bila Seseorang Dihadapkan pada Situasi Problematis 3.Belajar dengan Pengertian akan Lebih Bermakna daripada Belajar dengan Hafalan 4. Belajar Merupakan Proses yang Kontinu 5.Belajar Memerlukan Kemauan yang Kuat 6.Keberhasilan Belajar Ditentukan oleh Banyak Faktor 7.Belajar secara Keseluruhan akan Berhasil daripada Belajar secara Terbagi-bagi 8. Proses Belajar Memerlukan Metode yang TEPAt sieccecgsswwesssrsimweavsinasseissesueeys 9. Belajar Memerlukan Adanya Kesesuai- an antara Guru dan Murid 0.0... 10. Belajar Memerlukan Kemampuan dalam Menangkap Intisari Pelajaran itu Sendiri FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASIL- AN BELAJAR 1l xi aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. XI. Xill. 5. Hindarkan Adanya Ketegangan Mental Saat Belajar D. Alternatif Lain Konsentras! BELAJAR A, Faktor-faktor Penyebab Gangguan Konsen- trast Belajar ciccisiisscssicsssverssesssessesesnevee B.Mencegah dan Mengatasi Gangguan Konsentrasi Belajar ...........cccccscsesseeseeereeee C.Pelatihan Meningkatkan Konsentrasi Belajar ee 1. Sikap dalam Pelatihan 2. Tahap-tahap Pelatihan .. D.Penerapan Pelatihan Konsentrasi . Mencuapap! Tes ATAU UJIAN A.Masalah-masalah yang Berhubungan AengaH Wile s..ccpsca cscs cescnsepancsessenemessess B. Mencegah dan Mengatasi Masalah-masalah Ufiarr wosecccesesseresereeceesresseseessecseseveeeateeeseeess MENENTUKAN JURUSAN DAN CiTa-cITA A.Hal-hal yang Menentukan Pemilihan Jurusan ....... 1. Kepribadian ‘Siswa atau Mahasiswa Bersangkutan ........... 2. Pengaruh Lingkungan Keluarga_ 3. Peran Lingkungan Sekolah 4. 5 . Pengaruh Lingkungan Masyarakat ........... . Informasi Studi Lanjutan dan Pekerjaan atau Jabatan .... . B. Kiat Memilih Jurusan . 1. Memahami Bakat . 2. Memahami Minat C. Menentukan Cita-cita . TENTANG PENULIS xiv ~ aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. mengoreksi kelemahan dan kelebihan bangsanya dan juga mengoreksi kelebihan serta kelemahan bangsa penjajah? Pada akhirnya siswa pun akan dapat menemukan dan menerapkan suatu pemikiran baru yang lebih bermanfaat serta relevan dengan kehidupan siswa itu sendiri. Misalnya, siswa dapat menemukan suatu pemikiran bahwa persatuan bangsa merupakan hal yang mutlak perlu untuk membentuk bangsa yang kuat. Persatuan bangsa tersebut dapat dimulai dengan menggalang persatuan antarpelajar yang merupakan suatu hal yang sangat penting untuk memperkuat ketahanan sekolah dan mencegah perkelahian antarpelajar. 4, Belajar Merupakan Proses yang Kontinu Di dalam definisi belajar, kita telah dapat mengetahui bahwa belajar merupakan suatu proses yang tentu saja memerlukan waktu. Kita pun menyadari bahwa pikiran manusia memiliki keterbatasan dalam menyerap ilmu dalam jumlah: banyak sekaligus. Karena itu, belajar harus dilakukan secara kontinu di dalam jadwal waktu tertentu dengan jumlah materi yang sesuai dengan kemampuan kita. Hal ini hampir sama dengan kemampuan perut dalam menyerap makanan (nasi) sebanyak sembilan piring; kita memerlukan waktu tiga hari dengan jadwal makan tiga kali sehari. Kita tidak akan mungkin memakan nasi sebanyak sembilan piring dalam waktu yang sama. Karena itu, lakukanlah belajar secara kontinu dengan jadwal yang teratur, sesuai dengan waktu yang tersedia bagi kita. Sangat perlu dipahami bahwa belajar secara kontinu, walaupun sedikit, akan jauh lebih baik dan bermanfaat daripada belajar banyak dalam waktu satu malam sekaligus. Prinsip ini berlaku untuk proses belajar dengan hafalan, pengertian, ataupun keterampilan. 4 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. belajar yang tepat tersebut akan memungkinkan siswa atau mahasiswa belajar lebih efektif dan efisien. Dengan demikian, siswa atau mahasiswa akan terhindar dari beban pikiran yang terlalu berat dalam mempelajari suatu bidang studi. Perlu dipahami pula bahwa tepat tidaknya suatu metode belajar tergantung pada cocok tidaknya metode tersebut dengan jenis pelajaran dan juga dengan siswa atau mahasiswa bersangkutan. 9.Belajar Memerlukan Adanya Kesesuaian antara Guru dan Murid Di dalam prinsip belajar ini, sengaja tidak kami katakan bahwa belajar itu memerlukan guru yang baik, karena kriteria guru yang baik itu relatif sifatnya. Apalagi jika kriteria tersebut didasarkan pada pandangan siswa atau mahasiswa yang biasanya lebih menitik-beratkan penilaian kepada enak atau tidak enaknya cara mengajar dan kemurahan pengajar yang bersangkutan dalam memberi nilai tes atau ujian. Kesesuaian antara guru dan murid, kenyataannya, memang sangat mempengaruhi seorang murid dalam menyenangi suatu pelajaran. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi motivasi murid dalam belajar. Karena itu, guru yang baik tentunya akan selalu berusaha untuk menerapkan metode pengajaran yang benar-benar sesuai dengan kemampuan murid-muridnya. Guru itu pun akan selalu berusaha menetapkan suatu metode pengajaran yang akan membuat murid-muridnya senang dan bersemangat serta merasa mudah dalam mempe- lajari suatu bidang studi. Sebaliknya, murid yang baik pun akan selalu berusaha untuk menyesuaikan diri dengan gurunya, yang tentu saja sebagai manusia juga memiliki kekurangan dalam banyak hal, termasuk dalam kemampuan mengajar. Murid yang baik tentu akan dapat memaklumi kekurangan-kekurangan yang ada pada gurunya, dan akan dapat melihat kelebihan-kelebihan aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. sehubungan dengan faktor biologis ini di antaranya sebagai berikut. Pertama, kondisi fisik yang normal. Kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir sudah tentu merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang. Kondisi fisik yang normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca-indra, anggota tubuh seperti tangan dan kaki, dan organ-organ tubuh bagian dalam yang akan menentukan kondisi kesehatan seseorang. Di sekolah-sekolah umum biasanya keadaan fisik yang tidak normal jarang sekali menjadi masalah atau hambatan utama dalam belajar. Hal ini karena penerimaan murid di sekolah umum itu telah diseleksi sedemikian rupa, schingga murid yang diterima umumnya adalah mereka yang memiliki kondisi mental dan fisik yang normal. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Bagaimana kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar (fit) sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang, tentu- nya telah kita ketahui dengan mudah dan tidak perlu lagi kita bicarakan secara panjang lebar. Namun demikian, di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang sangat diperlukan. Hal-hal tersebut di antaranya adalah makan dan minum harus teratur serta memenuhi persyaratan kesehatan, olahraga secukupnya, dan istirahat yang cukup. Selain itu, jika terjadi gangguan kesehatan, segeralah berobat dan jangan membiasakan diri untuk membiarkan terjadinya gangguan kesehatan secara berlarut-larut. 2. Faktor Psikologis (Rohaniah) Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belaiar adalah kondisi mental 12 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. il MASALAH KESULITAN BELAJAR A. Pengertian Kesulitan Belajar Kesuuran belajar adalah suatu kondisi yang menimbulkan | hambatan dalam proses belajar seseorang. Hambatan itu menyebabkan orang tersebut mengalami kegagalan atau setidak-tidaknya kurang berhasil dalam mencapai tujuan belajar. Dari pengertian kesulitan belajar di atas jelaslah bahwa salah satu hal yang bisa dijadikan kriteria untuk menentukan apakah seseorang meng- alami kesulitan belajar adalah sampai sejauh mana ia terhambat dalam mencapai tujuan belajar. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tujuan belajar mempunyai tingkat-tingkat tertentu yang harus dicapai dalam priode (waktu) tertentu pula. Karena itu, untuk menentukan apakah seorang siswa atau mahasiswa mengalami kesulitan belajar atau tidak, diperlukan suatu tindakan khusus yang disebut diagnosis kesulitan belajar. Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menentukan apakah seorang siswa mengalami kesulitan belajar atau tidak dengan cara melihat indikasi-indikasi sebagai berikut. 1. Nilai mata pelajaran di bawah sedang. Indikasi ini merupakan indikasi yang paling mudah dilihat dan paling umum dipakai oleh siswa atau mahasiswa, pengajar dan orang tua. Jika seorang siswa atau mahasiswa sering mendapat nilai di bawah enam, 22 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. VII BELAJAR DI SEKOLAH ATAU DI KAMPUS ° Betasar di sekolah atau kampus sebagaimana telah dikatakan dapat diumpamakan sebagai pembuka jalan menuju ke suatu tujuan. Siswa atau mahasiswa dapat menempuh jalan itu dengan belajar sendiri atau belajar berkelompok. Dengan kata lain belajar di sekolah atau di kampus di bawah bimbingan guru atau dosen pada hakikatnya merupakan penentu arah bagi mereka dalam belajar sendiri atau berkelompok. Untuk mencapai tujuan belajar sesuai dengan ketentuan, sudah tentu para siswa atau mahasiswa . harus memahami benar faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar di sekolah atau di kampus. A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar di Sekolah atau di Kampus 1. Tegaknya Disiplin Sekolah secara Konsisten Tegaknya disiplin sekolah secara konsisten merupa- kan faktor pertama dan utama yang dapat menunjang berlangsungnya proses belajar yang baik. Baik buruknya lingkungan sekolah sebenarnya sangat ditentukan oleh disiplin atau tata tertib yang dilaksanakan secara* konsisten. Hanya di sekolah dengan disiplin yang konsistenlah proses belajar dapat berlangsung dengan baik sesuai 44 . aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. demikian, guru atau dosen tersebut diharapkan dapat menguasai , materi pelajaran, dan mampu menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan berbagai metode yang baik kepada siswa atau mahasiswa. Selain itu, guru atau dosen harus bisa berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa atau mahasiswa-nya. Guru atau dosen yang tidak disenangi siswa atau mahasiswa biasanya akan membuat motivasi belajar siswa atau mahasiswa semakin lemah. Pada akhirnya, siswa atau mahasiswa tidak akan menyenangi pula pelajaran yang diajarkan guru atau dosen tersebut. 3. Kondisi Gedung Sekolah atau Kampus Kondisi gedung sekolah atau kampus sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar tentu saja amat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan antara lain adalah gedung hendaknya merupakan milik sendiri. Letak gedung harus berada di lingkungan yang baik dan tenang, serta tidak berdekatan dengan tempat- tempat yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Gedung harus dapat menampung seluruh siswa atau mahasiswa dan juga seluruh peralatan yang ada di dalamnya. Selain itu kondisi gedung harus dapat memberikan suasana yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar dengan baik dan tenang. 4. Adanya Fasilitas Belajar yang Memadai Untuk dapat mencapai prestasi belajar yang semaksi- mal diperlukan fasilitas belajar yang juga lengkap. Fasilitas belajar yang lengkap pada hakikatnya akan mempermudah, mempercepat, dan memperdalam pengertian siswa atau mahasiswa dalam proses belajar. Fasilitas belajar yang sangat diperlukan untuk 47 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. IX MENGHADAPI PENGAJAR DAN PELAJARAN YANG TIDAK DISENANGI Siapa pun yang pernah menikmati bangku sekolah, tentu pernah menghadapi guru atau dosen yang tidak disenangi. Dengan sendirinya ia juga pernah mengha- dapi pelajaran yang tidak disenangi, karena jika tidak menyenangi guru atau dosennya, biasanya ia pun akan merasa tidak senang terhadap pelajaran yang diajarkan. Sebenarnya jika mau bersikap kritis dan objektif, kita akan sampai pada suatu kesimpulan bahwa sejak duduk di bangku sekolah dasar sampai perguruan tinggi, kita lebih sering berhadapan dengan guru atau dosen yang tidak sesuai dengan harapan kita. Dengan kata lain, jarang sekali kita berhadapan dengan guru atau dosen yang benar-benar ideal. Siswa atau mahasiswa boleh saja mempunyai suatu gambaran figur guru atau dosen yang benar-benar ideal. Namun, melihat kenyataan di atas, siswa atau mahasiswa jangan terlalu berharap setiap guru atau dosen akan bisa mengajar sesuai dengan harapan mereka. Harapan seperti itu hanya akan menimbulkan masalah, yang mengakibatkan mereka hanya bisa belajar dengan rajin dan baik jika diajar oleh guru atau dosen yang mereka senangi saja. Sebaliknya, mereka akan malas dan sulit sekali mempelajari pelajaran yang diajarkan guru atau dosen yang tidak mereka senangi. 57 A. Menghadapi Pengajar yang tidak Disenangi Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam meng- hadapi pengajar yang tidak disenangi. Cara-cara tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Pahami.dan yakini dengan sedalam-dalamnya bahwa setiap guru atau dosen pasti memiliki kekurangan. Misalnya dalam hal kemampuan berkomunikasi, metode mengajar, penampilan, atau kewibawaan. Selanjutnya harus diusahakan untuk memahami dan meyakini bahwa guru atau dosen yang tidak disenangi itu pasti memiliki pula kelebihan-kelebihan. Setidak- tidaknya guru atau dosen tersebut mempunyai kemampuan yang lebih tinggi daripada siswa dalam bidang pelajaran yang diajarkannya. Untuk memahami orang lain secara objektif memang tidak selalu mudah, karena biasanya jika merasa tidak suka kepada orang lain, kita cenderung hanya melihat kejelekan-kejelekannya. Setelah memahami kelebihan dan kekurangan guru atau dosen tersebut usahakanlah untuk dapat menyesuaikan diri dengannya. Misalnya dengan banyak bertanya bila cara mengajar guru atau dosen tersebut memang kurang dapat dimengerti. Adakan dialog secara terbuka antara siswa atau mahasiswa dan guru atau dosen tersebut pada suatu kesempatan di luar jam pelajaran. Biasanya guru atau dosen yang memiliki itikad baik dalam mengajar, akan senang sekali jika siswa atau mahasiswa mengajukan pertanyaan kepadanya. Hal ini disebabkan ia merasa pelajaran yang diajarkannya benar-benar mendapat perhatian dari siswa atau mahasiswanya. 2. Jangan terlalu menuruti perasaan saja, misalnya dengan bersikap masa bodoh terhadap pelajaran yang diajarkan oleh guru atau dosen yang tidak disenangi. Tetaplah berpikir dengan sehat. Jika bersikap masa 58 bodoh, berarti kita telah memastikan diri gagal total dalam meraih prestasi di dalam mata pelajaran tersebut. Bila tetap berusaha mengikuti pelajaran tersebut, setidak-tidaknya kita masih bisa meraih prestasi yang cukup di dalam mata pelajaran tersebut. Bukankah hal itu lebih berman-faat? 3. Ketidaksenangan kepada guru atau dosen tertentu hendaknya jangan sampai membuat kita bersikap tidak sopan yang dapat merusak hubungan baik dengannya. Jika hal ini sampai terjadi, sama saja dengan menciptakan masalah baru yang akan menimbulkan ketidak-tenangan dalam belajar. Misal- nya timbul perasaan cemas jika guru atau dosen tersebut akan memberi nilai buruk dalam ujian. 4. Usahakan agar perhatian tidak terlalu terfokus kepada guru atau dosen yang mengajar. Berikanlah perhatian yang lebih besar kepada pelajaran yang diajarkan dan berusahalah untuk menyenangi pelajaran tersebut, dengan melikat manfaat-manfaat- nya. 5. Usahakan untuk selalu belajar dengan inisiatif dan kesadaran sendiri. Dengan demikian, siapa pun guru atau dosen yang mengajar, tidak akan menimbulkan masalah yang besar. Demikianlah beberapa cara menghadapi guru atau dosen yang tidak disenangi. Sebenarnya jika motivasi belajar benar-benar kuat, keberadaan guru atau dosen yang tidak disenangi ini tidak akan menjadi persoalan. B. Menghadapi Pelajaran yang tidak Disenangi Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa ketidaksenangan terhadap guru atau dosen akan menyebabkan siswa atau mahasiswa tidak menyukai pula pelajaran yang diajarkan. Namun, ada kalanya seorang siswa kurang menyukai pelajaran tertentu, 59 walaupun guru atau dosen yang mengajar tidak termasuk dalam kelompok guru atau dosen yang tidak disenangi. Jelaslah bahwa ketidaksenangan siswa atau mahasiswa terhadap satu pelajaran dapat disebabkan hal-hal lain. Tentu saja sebab-sebab tersebut sangat perlu diketahui agar kita dapat mengatasinya dengan mudah. Berikut ini adalah beberapa sebab suatu polajeran tidak disenangi. 1, Adanya kesulitan belajar pada mata pelajaran tertentu yang dirasakan sangat sulit untuk diatasi. . Mata pelajaran tertentu dianggap kurang penting. . Siswa atau mahasiswa menganggap mata pelajaran tertentu kurang relevan dengan jurusan atau bidang studi dan cita-citanya. 4, Ada kalanya siswa atau mahasiswa merasa tidak ber- bakat di dalam pelajaran tertentu. 5. Kegagalan siswa atau mahasiswa untuk menemukan metode belajar yang tepat dalam mata pelajaran tertentu. wn Setelah mengetahui hal-hal yang menjadi penyebab siswa atau mahasiswa tidak menyenangi mata pelajaran tertentu, selanjutnya kita tinggal membahas cara-cara menghadapi mata pelajaran yang tidak disenangi tersebut. Sebagimana kita ketahui bahwa walaupun tidak menyenangi suatu mata pelajaran, siswa atau maha- siswa tetap saja dituntut untuk mengikuti pelajaran tersebut dan mengikuti pula ujian yang diadakan. Karena itu, jalan terbaik dalam mengatasi persoalan ini, siswa atau mahasiswa harus berusaha untuk tetap meng- hadapi pelajaran yang tidak disenanginya. Hal itu dapat dilakukan dengan cara berikut. 1. Usahakan ‘untuk melihat manfaat yang ada dalam mata pelajaran yang tidak disenangi. Semakin banyak manfaat yang dapat dilihat, semakin besar kemung- kinan dapat menyenangi pelajaran tersebut. 2. Hilangkan sikap meremehkan pelajaran tertentu 60 dengan alasan apa pun. Ingatlah selalu bahwa bagaimanapun kita harus mendapat nilai yang baik dalam semua mata pelajaran. 3. Usahakan untuk mencari metode belajar yang memungkinkan kita tetap mempelajari pelajaran yang tidak disenangi itu dengan mudah. Setidak-tidaknya kita harus mencari metode belajar yang memungkin- kan kita memperoleh nilai yang cukup baik. 4. Hilangkan perasaan bahwa kita tidak berbakat atau tidak mampu dalam mata pelajaran tertentu, karena bakat itu justru baru dapat diketahui setelah kita belajar dengan segala usaha yang keras. 5. Berusahalah dengan berbagai cara untuk dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialami dalam mata pelajaran yang tidak disenangi. Kesulitan belajar yang tidak segera diatasi akan menyebabkan kita semakin tidak menyenangi pelajaran tersebut. Ketidaksenangan terhadap guru atau dosen dan pelajaran tertentu biasanya dapat menyebabkan motivasi belajar siswa atau mahasiswa berkurang bahkan hilang sama sekali. Untuk mengatasinya kita dapat mem- pelajari kembali cara membangkitkan motivasi belajar yang telah diuraikan dalam Bab IV. 61 X MASALAH KEJENUHAN BELAJAR A. Pengertian Kejenuhan Belajar Kevenuxan belajar merupakan suatu bentuk kesulitan belajar yang tidak selalu mudah untuk diatasi. Bahkan lebih daripada itu, seringkali faktor penyebabnya tidak dapat diketahui dengan jelas. Gejala-gejala yang sering dialami adalah timbulnya rasa enggan, malas, lesu, dan tidak bergairah untuk belajar. Padahal sebetulnya individu yang bersangkutan masih mempunyai kemauan untuk belajar. Sebagai langkah awal untuk mengatasi kejenuhan belajar:ini, akan kita bahas dulu pengertian kejenuhan belajar tersebut. Kejenuhan belajar adalah suatu kondisi mental seseorang saat mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sangat sehingga mengakibatkan timbulnya rasa enggan, lesu, tidak bersemangat, atau tidak bergairah untuk melakukan aktivitas belajar. Kejenuhan belajar ini dapat dialami siapa saja, terutama orang-orang yang sejak masa sekolah dasarnya merupakan orang-orang yang sangat rajin belajar. Berdasarkan pengamatan dan informasi dari berbagai sumber; ternyata masalah kejenuhan belajar ini banyak dijumpai pada tingkatan SLTP, SLTA, sampai mahasiswa. Masalah. ini jarang sekali dialami anak-anak SD. 62 B. Penyebab Kejenuhan Belajar Kejenuhan belajar, sebagaimana kejenuhan pada aktivitas-aktivitas lainnya, pada umumnya disebabkan suatu proses yang berlangsung secara monoton (tidak bervariasi) dan telah berlangsung sejak lama. Adapun faktor-faktor yang umumnya dapat menjadi penyebab kejenuhan belajar sebagai berikut. 1. Cara atau Metode Belajar yang tidak Bervariasi Seringkali siswa atau mahasiswa tidak menyadari bahwa cara belajar mereka sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi tidak berubah-ubah. Misalnya, cara mempelajari pelajaran hafalan. Tidak sedikit siswa atau mahasiswa mempelajari pelajaran hafalan ini dengan cara membaca langsung dari buku, dan hal ini mereka lakukan sejak duduk di sekolah dasar. Contoh lainnya dalam belajar ilmu pasti yang dilakukan dengan cara menghafal rumus-rumus di buku dan menghafal cara menyelesaikan soal dari contoh-contoh soal yang tertulis di buku. Cara belajar seperti ini pun banyak dilakukan siswa atau mahasiswa sejak di sekolah dasar. Ada lagi kebiasaan belajar yang sering dilakukan siswa atau mahasiswa sejak di sekolah dasar yaitu melakukan aktivitas belajar hanya jika akan menghadapi tes atau ujian. Cara-cara belajar yang tidak berubah-ubah seperti itulah yang merupakan salah satu sebab terjadinya kejenuhan belajar. 2. Belajar hanya di Tempat Tertentu Belajar hanya di tempat tertentu dengan kondisi ruang, seperti letak meja, kursi, benda-benda lain, keadaan dinding, dan lain-lain kondisi ruang yang tidak berubah-ubah, dapat pula menimbulkan kejenuhan belajar. Selain itu, jika kita tidak pernah mencoba belajar 63 di tempat lain kadang-kadang sebagian kecil atau sebagian besar pelajaran yang telah kita serap, hilang begitu saja dari pikiran pada saat menghadapi tes atau ujian, di tempat yang kondisinya jauh berbeda dengan tempat belajar. 3. Suasana Belajar yang tidak Berubah-ubah Di dalam bab-bab sebelumnya kita telah menyimpul- kan cara belajar yang baik itu bersifat individual. Setiap siswa atau mahasiswa mempunyai cara belajar tersendiri yang cocok bagi dirinya. Yang penting cara belajar yang dilakukan itu harus sesuai dengan prinsip- prinsip belajar. Demikian pula halnya dengan suasana belajar. Setiap siswa atau mahasiswa membutuhkan suasana yang berbeda satu sama lain. Walaupun demikian, suasana yang dibutuhkan setiap siswa atau mahasiswa tentu saja suasana lingkungan yang dapat menimbulkan ketenangan berpikir. Sangat perlu diketahui bahwa setenang apa pun lingkungan tempat belajar, bila suasananya tidak berubah-ubah sejak lama, mungkin saja dapat menimbulkan kejenuhan belajar. Jadi, jelaslah bahwa setenang apa pun ruang belajar kita, belum tentu dapat selalu menunjang keberhasilan belajar. 4. Kurang Aktivitas Rekreasi atau Hiburan Sebagaimana halnya dengan aktivitas fisik, proses berpikir yang merupakan aktivitas mental saat kita belajar dapat pula menimbulkan kelelahan, dan kelelahan tersebut membutuhkan juga istirahat dan penyegaran (refreshing). Sesungguhnya aktivitas belajar itu sangat banyak menyita energi mental. Kelelahan yang ditimbulkannya tidak terasa pada mental atau pikiran saja, tetapi juga pada seluruh bagian fisik. Jika 64 kehidupan schari-hari seorang siswa atau mahasiswa hanya diisi dengan aktivitas belajar tanpa diimbangi dengan aktivitas lain yang bersifat rekreatif (hiburan) dan refreshing (penyegaran), mungkin saja ia akan mengalami gejala kelelahan mental yang berat dan berlarut-larut. Kelelahan seperti itulah yang sering disebut dengan kejenuhan. Kejenuhan tersebut dirasakan dalam bentuk gejala timbulnya rasa enggan, malas, lesu, tidak bersemangat atau tidak bergairah untuk belajar, walaupun sebenarnya siswa atau maha- siswa yang bersangkutan masih mempunyai kemauan cukup kuat untuk belajar. 5. Adanya Ketegangan Mental yang Kuat dan Berlarut- larut pada Saat Belajar Adanya ketegangan mental yang kuat dan berlarut- larut pada saat belajar dapat menimbulkan kelelahan mental berlebihan. Selanjutnya kelelahan tersebut dapat menimbulkan kejenuhan belajar dengan intensitas yang sangat kuat. Ketegangan mental tersebut dapat disebab- kan banyak faktor yang di antaranya sebagai berikut: pelajaran-pelajaran tertentu dirasakan sangat sulit, pelajaran-pelajaran tertentu diajarkan oleh pengajar yang ditakuti dan tidak disenangi, jumlah materi pelajaran dirasakan terlalu banyak karena siswa atau mahasiswa yang bersangkutan sering menunda-nunda waktu belajar, takut gagal dalam ujian atau tes, belajar secara mendadak karena biasanya belajar hanya dilakukan bila akan menghadapi ujian atau tes pada esok hari. Perlu juga diketahui bahwa faktor-faktor yang menjadi penyebab kejenuhan belajar itu seringkali tidak atau sukar diketahui siswa atau mahasiswa yang bersang- kutan. Pada umumnya mereka menjadi bingung karena merasa masih mempunyai kesadaran dan kemauan untuk belajar, tetapi seringkali dihambat oleh adanya 65 rasa enggan, lesu, malas, tidak bergairah atau tidak bersemangat pada waktu melakukan aktivitas belajar. Karena itu, pelajarilah dengan saksama faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kejenuhan belajar tersebut sebagaimana telah diuraikan di atas. Dengan memahami faktor-faktor penyebab masalah kejenuhan belajar tersebut, siswa atau mahasiswa tidak akan terlalu sulit untuk melakukan tindakan-tindakan guna mencegah dan mengatasi masalah tersebut. C. Mencegah dan Mengatasi Kejenuhan Belajar Setelah memahami faktor-faktor penyebab terjadinya kejenuhan belajar, kita dapat melakukan usaha-usaha untuk mencegah dan mengatasi masalah tersebut dengan cara-cara sebagai berikut. 1. Belajar dengan Cara atau Metode yang Bervariasi Sebagaimana kita ketahui bahwa aktivitas apa saja, * walaupun merupakan aktivitas yang menyenangkan, jika dilakukan terus-menerus tanpa perubahan dalam waktu yang lama, aktivitas tersebut akan membuat kita merasa bosan atau jenuh. Selanjutnya kita akan merasa enggan, malas, lesu, dan tidak bersemangat untuk melakukan- nya. Demikian pula halnya dengan aktivitas belajar. Jika dilakukan dengan metode yang tidak berubah-ubah, kita akan dihinggapi rasa bosan jenuh. Karena itu, lakukan aktivitas belajar dengan metode yang bervariasi. Misalnya jika dulu terbiasa mempelajari pelajaran hafalan dengan cara membaca langsung dari buku, sekarang cobalah mempelajarinya dengan membuat ringkasan pelajaran sejak awal semester atau catur wulan. Dengan rajin membuat ringkasan pelajaran, kita akan terlatih untuk menangkap intisari atau bagian terpenting dari setiap pelajaran. Saat meringkas 66 pelajaran sebenarnya telah terjadi proses menghafal atau mengingat. Hasil ringkasan akan membuat pelajaran menjadi lebih sedikit dan lebih mudah untuk dipelajari. Demikian pula halnya dengan pelajaran ilmu pasti. Jika dulu terbiasa untuk mempelajari atau menghafal rumus-rumus dengan cara membaca langsung dari buku, cobalah sekarang mempelajari atau menghafal rumus- rumus tersebut dengan cara menulisnya di kartu yang lalu ditempelkan pada dinding kamar atau ruang belajar. Cara ini akan membuat kita mempunyai lebih banyak kesempatan dan kemudahan dalam menghafal dan mempelajari rumus-rumus tersebut. Selain itu, jika dulu terbiasa belajar pada waktu akan menghadapi tes atau ujian saja, cobalah sekarang membiasakan diri untuk belajar sejak awal semester atau catur wulan. Sebagai- mana telah dikatakan dalam bab sebelumnya bahwa belajar itu tidak perlu dilakukan dalam waktu yang terlalu lama. Belajarlah dalam waktu yang secukupnya saja, tetapi lakukan secara kontinu. Ini sesuai dengan salah satu prinsip belajar bahwa belajar itu merupakan proses yang kontinu. Dengan belajar secara kontinu kita akan selalu siap menghadapi tes atau ujian kapan saja, walaupun guru atau dosen yang bersangkutan tidak memberi tahu jadwal tes atau ujian tersebut sebelum-nya. Selain itu, kita tidak akan terlalu dihinggapi ketegangan mental yang disebabkan rasa takut gagal dalam menempuh tes atau ujian. Untuk belajar dengan metode yang bervariasi atau bermacam-macam, cobalah pelajari kembali uraian tentang metode belajar yang berhasil sebagaimana telah diuraikan dalam Bab VIII. Selanjutnya cobalah kembangkan sendiri berbagai macam metode belajar yang paling cocok dan efektif bagi diri sendiri. 67 2. Mengadakan Perubahan Fisik di Ruang Belajar Untuk mencegah dan mengatasi kejenuhan belajar dan juga untuk menambah motivasi belajar, perlu juga diadakan perubahan-perubahan dalam ruang belajar. Mungkin sudah sejak lama letak meja belajar, kursi, dan alat-alat lain di ruang belajar diletakkan di satu sudut tertentu saja. Selain itu, mungkin sudah sejak lama dinding ruang belajar tidak dihiasi dengan gambar- gambar yang ada hubungannya dengan kegiatan belajar. Karena itu, sekarang cobalah ubah letak meja belajar, kursi, dan alat-alat lain di ruang belajar. Jika perlu tambahkan dengan benda-benda lain yang kira-kira dapat menciptakan suasana baru di ruang belajar. Ada baiknya jika dinding ruang belajar dihiasi dengan gambar-gambar ahli pikir atau cendekiawan yang dikagumi. Sedikit banyak, gambar-gambar tersebut dapat juga menambah terciptanya suasana belajar di ruang belajar. Selain itu, ada baiknya juga jika sekali-sekali mencoba belajar di tempat lain, misalnya di ruang tengah atau di rumah teman. Hal ini bermanfaat agar selain tidak merasa bosan, kita pun menjadi terbiasa dalam menghadapi perubahan kondisi dan situasi tempat dalam proses belajar. Dengan begitu, pelajaran yang telah dihafalkan dan dimengerti tidak akan mudah hilang dari pikiran, walaupun kita menghadapi ujian di tempat yang kondisinya jauh berbeda dengan ruang belajar kita. 3. Menciptakan Suasana Baru di Ruang Belajar Pada umumnya ruang belajar yang tenang dan jauh dari kebisingan merupakan tempat yang ideal untuk belajar. Namun, jika hal ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama tanpa perubahan, mungkin. saja kita akan dihinggapi kejenuhan belajar. Karena itu, sebaiknya coba ciptakan suasana baru di ruang belajar, 68 umpamanya dengan belajar sambil mendengarkan musik instrumental yang berirama tenang dan merupakan musik kesenangan kita. Atau dengarkanlah musik tersebut setiap kali kita berhenti belajar untuk beristirahat sejenak. Dengan cara ini, setidak-tidaknya kelelahan dan kejenuhan belajar dapat dinetralisir. 4. Melakukan Aktivitas Rekreasi atau Hiburan Sebagaimana telah diuraikan di muka bahwa aktivitas berpikir saat kita belajar merupakan aktivitas mental yang dapat pula menimbulkan kelelahan mental. Perlu diketahui bahwa kelelahan mental yang berlarut-larut dapat menimbulkan kejenuhan belajar bila kita tidak mengimbanginya dengan aktivitas lain yang bersifat rekreatif (hiburan) dan refreshing (penyegaran). Salah satu cara untuk mencegah dan mengatasi kejenuhan belajar adalah dengan jalan membuat rencana atau program aktivitas rekreasi dan refreshing yang dapat dilakukan setelah belajar secara kontinu. Usahakan agar aktivitas-aktivitas tersebut merupakan pengembangan hobby yang berbentuk keterampilan tertentu dan bermanfaat pula untuk menunjang masa depan. Perlu diusahakan agar aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan secara bervariasi, karena suatu kegiatan hiburan apa pun akan berkurang intensitas hiburannya bila terasa telah membosankan. 5. Hindarkan Adanya Ketegangan Mental Saat Belajar Ketegangan mental akan membuat aktivitas belajar terasa jauh lebih berat dan melelahkan. Ketegangan mental tersebut bila telah dialami dalam waktu lama dapat menimbulkan kejenuhan belajar yang sangat kuat. Berbagai macam sumber penyebab ketegangan men- tal saat kita belajar sebagaimana telah diuraikan di muka dapat dihindari dengan jalan belajar santai, dalam 69 arti belajar dengan sikap rileks dan bebas dari ketegangan. Adapun cara belajar santai untuk menghindari atau mengurangi ketegangan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. a, Memperkecil seminimal mungkin kesulitan-kesulitan dalam ‘pelajaran tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan banyak bertanya kepada guru, belajar dengan teman yang lebih pandai, atau mengikuti les pelajaran tambahan. b. Usahakan untuk lebih memfokuskan perhatian kepada pelajaran yang diajarkan, bukan kepada pengajarnya. Dengan demikian, bila diajar guru atau dosen yang tidak disenangi, kita tidak akan dihinggapi ketegangan mental yang berat. Perlu diingat lagi uraian pada bab sebelumnya bahwa sejak di sekolah dasar sampai perguruan tinggi, kita jarang sekali mendapatkan guru atau dosen yang benar-benar ideal dan sesuai dengan harapan kita. Karena itu, lebih baik selalu mempersiapkan mental untuk menyesuaikan diri dengan setiap guru atau dosen yang mengajar. c. Hindarkan kebiasaan selalu menunda-nunda waktu belajar yang hanya akan menyebabkan materi pelajaran yang belum dipelajari menjadi semakin banyak dan semakin berat. Belajarlah secukupnya saja sejak awal semester atau catur wulan dan lakukanlah secara kontinu serta bertahap. D. Alternatif Lain Dari berbagai pengalaman yang penulis alami dapatlah ditarik kesimpulan bahwa kejenuhan bersifat menghilangkan suatu kecenderungan. Misalnya, seorang siswa atau mahasiswa yang pada mulanya rajin belajar, dapat menjadi malas belajar karena dihinggapi kejenuhan. Juga perlu disadari bahwa kejenuhan itu dapat pula menghilangkan suatu kecenderungan yang 70 ruang belajar, suasana belajar, tingkah laku teman saat belajar di kelas, atau sikap guru atau dosen saat mengajar. Biasanya pengalaman yang bersifat monoton, apalagi jika tidak menyenangkan, akan cepat sekali menyebabkan kejenuhan. Hal penting lainnya yang juga sangat perlu kita lakukan adalah mengidentifikasi isi pikiran atau hal- hal yang sering menjadi pemikiran sehari-hari. Seringkali kita tidak menyadari bahwa yang menjadi pemikiran kita pada umumnya adalah hal-hal yang tertangkap oleh panca-indra, terutama yang kita lihat dan kita dengar. Hal ini tentu saja akan membatasi isi pikiran kita pada hal-hal yang monoton (rutin) yang pada akhirnya akan membuat kita merasa jenuh, apalagi jika hal-hal rutin yang tertangkap panca-indra kita itu berupa hal-hal yang tidak disukai. Jelaslah bahwa untuk mencegah timbulnya kejenuhan, kita perlu menyeleksi hal-hal yang sebaiknya kita pikirkan dan hal-hal yang sebaiknya kita abaikan. Selain itu, kita pun perlu memperluas wawasan agar isi pikiran kita tidak terbatas pada hal yang tertangkap panca-indra kita saja. Seorang siswa atau mahasiswa yang berpandangan sempit mungkin dalam belajar hanya mengutamakan cara untuk lulus dalam suatu ujian. Mungkin lulus ujian itu ia tafsirkan sebagai keberhasilan memperoleh nilai tinggi. Pandangan seperti ini akan mengakibatkan seorang siswa atau mahasiswa hanya bisa menikmati hasil belajar dalam bentuk lulus ujian dengan nilai yang tinggi, sedangkan proses belajar dirasakannya sebagai beban. Perasaan dibebani inilah salah satu penyebab utama timbulnya kejenuhan belajar. Hal-hal di atas sebenarnya tidak akan terjadi jika siswa atau mahasiswa memperluas wawasannya, sehingga cara berpikirnya tidak terbatas pada yang tertangkap panca-indra saja. Misalnya, dengan melihat manfaat yang terdapat dalam suatu mata pelajaran tertentu dan dengan memperkirakan penerapan serta 72 kenikmatan manfaat-manfaat tersebut pada masa kini dan masa yang akan datang. Kita ambil contoh pelajaran bahasa Inggris yang manfaatnya sudah diketahui banyak orang, namun kenyataannya tidak banyak siswa atau mahasiswa yang dapat menerapkan atau menikmati manfaat pelajaran tersebut secara maksimal dalam kehidupannya. Akibatnya, seringkali kita lihat lulusan SLTA yang sebenarnya paling sedikit pernah belajar bahasa Inggris selama enam tahun, masih memiliki kemampuan yang terlalu rendah dalam pelajaran tersebut. Padahal banyak sekali manfaat dalam pelajaran bahasa Inggris yang dapat diterapkan siswa atau mahasiswa dalam kehidupannya pada masa kini dan masa yang akan datang, misalnya membaca buku- buku ilmiah dan hiburan, memperluas pergaulan, menaikkan gengsi, menikmati film dan lagu-lagu berbahasa Inggris, mempermudah mendapat pekerjaan di suatu kantor, ataupun berwiraswasta. Kemampuan untuk menikmati proses belajar dengan sendirinya akan menimbulkan motivasi belajar. Hal ini pun akan mencegah timbulnya kejenuhan belajar karena proses belajar ini tidak lagi dianggapnya sebagai beban. Pada akhirnya bukan tidak mungkin seorang siswa atau mahasiswa dapat memperoleh hiburan atau refresh- ing, justru dengan menikmati proses belajar itu sendiri. 73 7. Terlalu banyak menghadapi masalah hidup yang berat. 8. Lemahnya kondisi mental dalam menanggung beban hidup. 9. Pikiran sering melayang kepada gangguan-gangguan di sekitar lingkungan belajar, seperti suara manusia atau bunyi kendaraan. Pada prinsipnya gangguan konsentrasi merupakan suatu proses dengan kondisi sebagai berikut. 1. Pikiran terfokus kepada hal-hal lain yang tidak berhu- bungan dengan pelajaran. 2. Pikiran terfokus kepada hal-hal yang tidak jelas. 3. Kelemahan individu dalam mengendalikan pikirannya. B. Mencegah dan Mengatasi Gangguan Konsentrasi Belajar Berdasarkan uraian di atas, gangguan konsentrasi belajar dapat dicegah dengan cara berikut. 1, Mencegah terjadinya masalah-masalah hidup yang dapat menimbulkan beban mental yang berat. Dalam hal ini terutama kita harus mencegah agar hal-hal rutin yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari tidak menimbulkan masalah besar. Jika tidak demikian, tentu saja kita akan dihinggapi beban pikiran atau mental secara rutin pula. 2. Bersikap positif dalam masalah apa pun. Sikap positif ini antara lain dengan bersikap pasrah kepada Tuhan, tetapi tidak menyerah dan terus berusaha mencari jalan terbaik dalam menghadapi masalah yang dialami. Sikap positif ini bukan saja dapat mengatasi gangguan konsentrasi belajar, melainkan juga dapat meningkatkan penguasaan pikiran seorang siswa atau mahasiswa. Akhirnya, siswa atau mahasiswa akan tetap mampu mengonsentrasikan pikirannya kepada pelajaran walaupun ia mengalami berbagai macam masalah. 75 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Setiap siswa atau mahasiswa sudah tentu ingin mencapai ¥ prestasi belajar semaksimal mungkin. Prestasi maksimal akan memudahkan proses studi lanjutannya. Akan tetapi, usaha untuk itu tidak selalu mudah. Tidak hanya siswa atau mahasiswanya yang kesulitan, para orang tua pun turut merasakannya. Buku ini hadir untuk memberikan cara terbaik memilih dan menentukan : metode belajar, jurusan, dan cita-cita. Penyajian yang sederhana ISBN 97993862 ; |! I 21 386 1-7 a memudahkan Anda memahani isinya. Karenanya, milikilah buku 789799 inidan pastikan Anda mencapai prestasi belajar yang maksimal. PUSTAKA PEMBANGUNAN SWADAYA NUSANTARA JI. Gunung Sahari 111 6 Telp. 4204402, tax Meranghai Kata Berbagi Pengetahuan &,

Вам также может понравиться